Вы находитесь на странице: 1из 1

Sua­ra Pem­ba­ru­an Selasa, 8 Juli 2014 Opi­ni & Edi­to­ri­al A 11

Demokrasi, Agama, dan Moral


an bagi semua penduduk, di Negeri baik sampai sekarang. Guna memperoleh pembayar pajak yang patuh dan bersedia
Belanda diadakan sistem subsidi-silang dana perawatan gedung, pengurus gereja mengeluarkan sumbangan bagi orang-
atau bantuan-silang. Yang kaya membantu menyewakannya untuk berbagai kegiatan, orang yang lemah/menderita atau terkena
yang miskin (makin kaya, makin tinggi seperti seminar, ujian mahasiswa, bazar, musibah di mana saja. Contoh: setelah
persentase pajaknya); yang muda memban- pameran, pertunjukan kesenian dan konser. tsunami 2004 masyarakat Belanda secara
tu yang tua (kawula muda bekerja secara Cukup banyak orang Belanda yang me- spontan mengumpulkan uang 80 juta euro
optimal, supaya ekonomi negara dapat nyatakan tidak punya agama. Mereka lebih untuk disumbangkan ke korban tsunami di
menopang kebutuhan para pensiunan) dan percaya kepada hubungan antar manusia Indonesia. Cukup banyak dokter dan pera-
yang sehat membantu yang sakit (iuran/ dan kepada realitas saat ini, bukan kehi- wat Belanda bergabung dalam organisasi
premi asuransi kesehatan warga yang sehat dupan di alam baka. Di sekolah (selain se- Dokter Lintas-Batas (Artsen Zonder
dipakai untuk pengobatan/perawatan yang kolah Katolik) tidak diberikan pelajaran Grensen) ke negara-negara yang dilanda
sakit). Bantuan silang itu terjadi antar go- agama. Warga Belanda menghormati hak perang atau wabah penyakit dan kelaparan
longan (status ekonomi, kesehatan dan orang lain dan tidak ingin mengganggu/ (famine), padahal gajinya tidak besar.
usia), bukan hanya antar pribadi/keluarga. merusak hubungan dengan orang lain bu- Sifat sosial dan rasa peduli terhadap yang
Demokrasi yang baik haruslah disertai kan karena takut dosa tetapi untuk menjaga lemah mendorong banyak warga Belanda
dengan disiplin dan kesediaan menahan keharmonisan sosial. untuk bekerja sebagai relawan di bidang ke-
diri/mengalah. Aneh, memang, dua hal Meski tidak agamis, mayoritas pendu- sehatan dan perawatan, terutama membantu
yang bertolak-belakang: kebebasan dan ke- duk (pribumi) Belanda memiliki toleransi lansia dan keluarga dengan anak atau pa-
patuhan/menahan diri. Demokrasi tanpa yang sangat besar terhadap etnis dan aga- sangan yang cacat. Saat ini ada 3 juta pendu-
Solita Sarwono kendali/disiplin justru akan menimbulkan ma lain. Bahkan ada hukum yang melarang duk (17% dari total penduduk Belanda) ber-
anarki. diskriminasi berdasarkan etnis, agama dan usia 65 tahun ke atas, hampir 2000 di antara-

P
Kita simak perilaku bangsa Belanda. usia, selaras dengan asas demokrasi. Kaum nya berusia di atas 100 tahun. Dengan bantu-
ilpres kali ini berjalan seru, melebihi Kebebasan bicara dan hak untuk mempero- Muslim yang berkerudung/hijab diterima an relawan, para lansia dan penyandang ca-
pilpres yang dulu-dulu. Masyarakat leh privacy sangat diinginkan tetapi orang bekerja di kantor-kantor pemerintah, peru- cat dapat hidup nyaman, ke luar rumah dan
membuat perbandingan kedua pa- Belanda (termasuk politisi) berdebat de- sahaan, toko-toko, rumah sakit dan panti tidak terisolasi dari masyarakat.
sangan calon yang bertanding, menilai ngan memberi kesempatan/giliran kepada perawatan. Hanya yang mengenakan pa- Sebanyak 6 juta orang Belanda (terma-
visi-misi, penampilan, rekam jejak, sampai yang lain dan menahan emosi masing- kaian yang menutup seluruh tubuh dan suk para pensiunan) menjadi relawan un-
kehidupan pribadi calon. Melihat proses masing. Orang berdisiplin dan sabar me- wajah (burka) tidak diterima karena alasan tuk kesejahteraan masyarakat. Relawan
kampanye dan tanggapan masyarakat, ter- nunggu dalam antrian serta disiplin mene- keamanan/security. sosial terdiri dari 60% perempuan dan 40%
lihat ada tiga aspek yang sering dibahas, pati waktu. Pendidikan disiplin diajarkan Sejak peristiwa peledakan Twin Tower laki-laki. Bantuan mereka bukan diberikan
yaitu demokrasi, agama dan moral. Penulis sejak usia dini, dengan mengajar anak ten- 11 September 2001, berkembanglah di sekali-sekali saja melainkan selama bebe-
ingin membandingkan kondisi di Indonesia tang apa akibatnya jika orang tidak mentaati Belanda sikap negatif terhadap orang rapa bulan sampai bertahun-tahun. Para
dengan di Negeri Belanda, tempat tinggal aturan. Membuang sampah di tempatnya, asing/migran dan kelompok Muslim, teru- relawan menyumbangkan tenaganya 2-18
penulis. Bangsa Belanda sudah menjalan- membereskan kamar dan permainan sehabis tama yang ‘berwajah/bergaya’ Muslim. jam per minggu. Jika dinilai dengan uang,
kan demokrasi seabad lamanya, memiliki dipakai, serta mendidik anak untuk makan Bahkan ada anggota parlemen yang terang- sumbangan para relawan itu bernilai 7,7
pemerintahan bersih dan rakyatnya berjiwa secukupnya. Kalau kurang boleh tambah, terangan menghujat Islam dan mendirikan miliar euro di tahun 2003.
sosial, sekalipun bukan bangsa yang meng- tetapi dilarang menyisakan/membuang ma- partai yang anti imigrasi dan anti Islam. Contoh situasi di Belanda menunjuk-
utamakan agama. kanan. Pendidikan semacam ini merupakan Juga ada yang membuat film yang membu- kan bahwa penghayatan agama bukanlah
Istilah demokrasi mengandung makna pembinaan rasa tanggung jawab. Pendidikan rukkan nama Islam. Namun pemerintah faktor yang paling utama bagi terciptanya
keadilan, kesetaraan, persamaan hak serta itu dimulai di rumah, dilanjutkan dengan Belanda tidak menghukum mereka selama keadilan masyarakat, kesejahteraan, rasa
kebebasan untuk mengutarakan pendapat pendidikan di sekolah dan masyarakat. mereka tidak melakukan kekerasan. aman dan kenyamanan hidup sampai tua.
dan memperoleh hak individu. Agar semua Tentu tidak semua orang Belanda demokra- Sebagai reaksi dari sikap negatif ini ada Yang paling penting adalah niat baik dan
orang dapat memperoleh hak mereka, ma- tis dan berdisiplin, tetapi upaya pembinaan angota kelompok Muslim radikal yang rasa peduli para penyelenggara negara un-
ka setiap orang harus bersedia mengalah, karakter terus diterapkan. Pelanggar disip- membunuh sutradara film anti Islam terse- tuk bersungguh-sungguh (committed) ber-
memberikan kesempatan kepada orang la- lin lalulintas sampai kepada koruptor (ada but serta ada yang menteror para politisi upaya membela dan mensejahterakan rak-
in, tidak serakah dan tidak mementingkan juga orang yang korupsi) dihukum. yang menghina Islam. Pembunuhnya di- yat, terutama golongan yang lemah. Sikap
diri sendiri, sehingga semua orang puas Penduduk Negeri Belanda 16,5 juta, tangkap dan dihukum penjara. moral yang baik harus diajarkan di rumah,
(situasi win-win). Contohnya, situasi lalu- menempati kawasan kira-kira seluas Jawa sekolah dan di lingkungan masyarakat.
lintas di simpang empat saat lampu lalu- Barat. Sebagian besar warga Belanda (pri- Moral Ajaran dogmatis atau ancaman hukuman
lintasnya mati. Kalau semua orang merasa buminya) tidak melaksanakan ritual aga- Sekalipun tidak agamis, pada umum- tanpa kesamaan kata dan perbuatan, akan
berhak untuk maju, cepat melewati sim- ma, sekalipun mereka menganggap diri nya warga Belanda memiliki sifat jujur, menghasilkan apatisme bahkan penolakan/
pang empat itu, maka majulah semua ken- beragama Katolik atau Kristen. Jarang se- terbuka/transparan, tidak suka korupsi, pemberontakan dari generasi muda, se-
daraan dari keempat penjuru. Tidak ada kali orang pergi ke gereja pada hari bertanggung jawab, solidaritas tinggi, sosi- dangkan perilaku yang buruk justru akan
yang mau mengalah. Akibatnya macet to- Minggu, kecuali lansia 70+. Yang lain ha- al, rela membantu orang yang lemah (yang ditiru. Melalui keteladanan karakter dan
tal, semua rugi (lose-lose). Padahal jika nya ke gereja pada malam Natal. Acara tua, sakit, cacat, renta, miskin atau tertin- perilaku yang baik dari orangtua dan tokoh
setiap pengendara menahan diri, memberi pernikahan dilaksanakan di kantor Pemda das). Banyak perhatian ditujukan untuk masayarakatlah anak muda dapat memben-
kesempatan kepada yang lain untuk bergi- (pencatatan sipil), acara pemakaman dise- membantu anak-anak dan kaum perempu- tuk bangsa yang bermoral baik dan ber-
liran maju, dan tidak ada menyerobot, lenggarakan di ruang duka tempat pema- an. Orang Belanda terkenal pelit, sehingga tanggung jawab.
maka arus lalu lintas akan dapat terus kaman atau perabuan/kremasi. Gereja- timbul ungkapan ‘going Dutch’, yaitu Penulis adalah psikolog, sosiolog,
berjalan. gereja yang sudah beberapa abad umurnya mengajak makan bersama tetapi membayar ahli kesehatan masyarakat,
Guna mencapai keadilan dan kesetara- itu kosong, tetapi tetap dipelihara dengan sendiri-sendiri. Tetapi mereka merupakan bermukim di Negeri Belanda

Ha­ri­an Umum So­re


Sua­ra Pem­ba­ru­an
Mu­lai ter­bit 4 Feb­rua­ri 1987 se­ba­gai ke­lan­jut­an da­ri ha­ri­an umum so­re Si­nar Ha­rap­an yang ter­bit per­ta­ma 27 Ap­ril 1961.

Pe­ner­bit: PT Me­dia In­ter­ak­si Uta­ma


SK Men­pen RI No­mor 224/SK/MEN­PEN/SIUPP/A.7/1987
Pre­si­den Di­rek­tur: Theo L Sam­bua­ga, Di­rek­tur: Ran­dolph La­tu­mah­ina, Drs Luk­man Dja­ja MBA
Ala­mat Re­dak­si: Be­ri­ta­Sa­tu Pla­za, lan­tai 11
Jl Jend Ga­tot Su­bro­to Kav 35-36 Ja­kar­ta-12950, Te­le­pon (021) 2995 7500, Fax (021) 5277 981
Be­ri­ta Sa­tu Me­dia Hol­dings: Pre­si­dent Di­rec­tor: Theo L Sam­bua­ga, Chief Exe­cu­ti­ve Of­fi­cer: Sa­chin Go­pal­an, Di­rec­tor of Di­gi­tal Me­dia: John Ri­a­dy,
Ge­ne­ral Af­fairs &  Fi­nan­ce Di­rec­tor: Luk­man Dja­ja, Mar­ke­ting & Com­mu­ni­ca­tions Di­rec­tor:  Sa­ri Ku­su­ma­ning­rum,

De­wan Re­dak­si: Sa­bam Si­a­gi­an (Ke­tua), Tan­ri Abeng, Mar­kus Par­ma­di, Soe­tik­no Soe­dar­jo, Bak­tin­en­dra Pra­wi­ro MSc, Dr Anu­ge­rah Pe­ker­ti, Ir Jo­na­than L Pa­ra­pak MSc, Bon­dan Wi­nar­no, Di­dik J Rach­bi­ni Pe­na­si­hat Se­ni­or: Sa­muel Ta­hir Re­dak­tur Pe­lak­sa­na: Adit­ya L Djo­no, Dwi Ar­go San­to­sa,
Asis­ten Re­dak­tur Pe­lak­sa­na: An­sel­mus Ba­ta, As­ni Ovier De­ngen Pa­luin, Re­dak­tur: Alexan­der Mad­ji, Ber­na­dus Wi­ja­ya­ka, Ga­tot Eko Ca­hyo­no, Ira­wa­ti Di­ah As­tu­ti, Mar­se­li­us Rom­be Ba­an, Mar­thin Brah­man­to, M Za­i­nu­ri, No­in­sen Ru­ma­pea, Sya­frul Mar­dhy Pa­sa­ri­bu, Sur­ya Les­ma­na, Yu­li­an­ti­
no Si­tu­mo­rang, Ung­gul Wi­ra­wan, Asis­ten Re­dak­tur: Agus­ti­nus Le­sek, El­vi­ra An­na Si­a­ha­an, He­ri S So­ba, Je­is Mon­te­so­ri, Je­a­ny A Ai­pas­sa, Kur­ni­a­di, Su­me­di Tjah­ja Pur­na­ma, Ste­ven Se­tia­bu­di Mu­sa, Wil­ly Ma­sa­ha­ru Staf Re­dak­si: Ari Su­pri­yan­ti Ri­kin, Anas­ta­sia Wi­nan­ti, Car­los KY Pa­ath,
Di­na Ma­na­fe, De­ti Me­ga Pur­na­ma­sa­ri, Er­win C Si­hom­bing, Fa­na FS Put­ra, Gar­di Ga­za­rin, Hai­kal Pa­sya, Hen­dro D Si­tu­mo­rang, Hot­man Si­re­gar, Jo­a­ni­to De Sao­jo­ao, Lo­na Ola­via, Mi­ko Na­pi­tu­pu­lu, Na­ta­sia Chris­ty Wa­hyu­ni, No­vian­ti Se­tu­ning­sih, Ro­ber­tus War­di, Ruht Se­mio­no, Sip­ri­a­nus Edi
Har­dum, Ye­re­mia Su­ko­yo, Yoh­an­nes Har­ry D Si­rait, De­wi Gus­ti­a­na (Ta­nge­rang), Lau­ren­sius Dami (Se­rang), Ste­fy The­nu (Se­ma­rang), Mu­ham­mad Ham­zah (Ban­da Aceh), Hen­ry Si­tin­jak, Ar­nold H Si­an­tu­ri (Me­dan), Ba­ngun Pa­ru­hu­man Lu­bis (Pa­lem­bang), Ra­des­man Sa­ra­gih (Jam­bi), Us­min (Beng­
ku­lu),Mar­ga­re­tha Fe­y­be Lu­man­auw (Ba­tam), I Nyom­an Mar­dika (Den­pa­sar), Sa­hat Olo­an Sa­ra­gih (Pon­tia­nak), Bart­hel B Usin (Pa­lang­ka­ra­ya), M. Ki­blat Sa­id (Ma­kas­sar), Fan­ny Wa­wo­run­deng (Ma­na­do), Adi Mar­si­ela (Ban­dung), Fus­ka Sa­ni Eva­ni (Yog­ya­kar­ta), Ro­bert Isi­do­rus Van­wi (Pa­pua), Von­ny
Li­ta­ma­hu­put­ty (Am­bon), Ke­pa­la Sek­re­ta­riat Re­dak­si: Rul­ly Sat­ri­a­di, Ko­or­di­na­tor Ta­ta Le­tak: Ro­bert Pri­ha­tin, Ko­or­di­na­tor Grafis: An­to­nius Bu­di Nur­ca­hyo.

GM Ik­lan: Sri Re­je­ki Lis­tyo­ri­ni, GM Sir­ku­la­si: Dah­lan Hu­ta­ba­rat, GM Mar­ke­ting&Com­mu­ni­ca­tions: Enot In­dar­no­to, Ala­mat Ik­lan: Be­ri­ta­Sa­tu Pla­za, lan­tai 9, Jl Jend Ga­tot Su­bro­to Kav 35-36 Ja­kar­ta-12950, Re­ke­ning: Bank Man­di­ri Ca­bang Ja­kar­ta Ko­ta, Rek Gi­ro:
A/C.115.008600.2559, BCA Ca­bang Pla­za Sen­tral Rek. Gi­ro No. 441.30.40.755 (ik­lan), BCA Ca­bang Pla­za Sen­tral Rek. Gi­ro No. 441.30.40.747 (Sir­ku­la­si), Har­ga Lang­ga­nan: Rp 75.000/ bu­lan, Ter­bit 6 ka­li se­ming­gu. Lu­ar Ko­ta Per Pos mi­ni­mum lang­ga­nan 3 bu­lan ba­yar di mu­ka di­tam­bah
ong­kos ki­rim.
Ala­mat Sir­ku­la­si: Ho­tel Arya­du­ta Se­mang­gi, To­wer A First Flo­or, Jl Gar­ni­sun Da­lam No. 8 Ka­ret Se­mang­gi, Ja­kar­ta 12930, Telp: 29957555 - 29957500 ext 3206 Per­ce­tak­an: PT Gra­me­dia

http://www.sua­ra­pem­ba­ru­an.com e-mail: ko­ransp@sua­ra­pem­ba­ru­an.com

War­ta­wan Sua­ra Pem­ba­ru­an di­leng­ka­pi de­ngan iden­ti­tas di­ri.


War­ta­wan Sua­ra Pem­ba­ru­an ti­dak di­per­ke­nan­kan me­ne­ri­ma pem­be­ri­an da­lam ben­tuk apa pun da­lam hu­bung­an pem­be­ri­ta­an.

Вам также может понравиться