Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengantar Antropologi
Tentang:
“KEBUDAYAAN KERINCI”
Disusun oleh:
Elga Nokia
I1A118029
Dosen Pembimbing:
Denny Defrianti, S.Sos.,M.Pd
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JAMBI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah, karena berkat dan rahmat
dan kurnia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “KEBUDAYAAN
KERINCI”. Adapun penyusunan makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas
ibu Denny Defrianti kami menyadari bahwa banyak kekurangan nya karena itu
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.
Dalam kesempatan ini, saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
dan teman teman yang telah memberikan saya bimbingan dan semangat sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah ini bermanfaat.
penulis
DAFTAR ISI
d. Harta Pernikahan
Yang dimaksud dengan harta perkawinan di sini adalah keseluruhan harta
yang diperoleh ataau terhimpun selama perkawinan, meliputi harta bawaan, harta
tepatan dan harta pencaharian bersama suami istri.
5. Bahasa
Bahasa Kerinci, Kerinci merupakan salah satu dari 11 daerah yang ada di
indonesia yang memiliki aksara daerah, aksara daerah kerinci dikenal dengan
Encong Kerinci (incung). Sayang tulisan yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci
tidak dikenal luas oleh masyarakat ditambah lagi dengan tidak adanya usaha dari
pemerintah daerah untuk melestarikan tulisan tersebut.
6. Pemerintahan
Satu kelompok masyarakat di dalam satu kesatuan dusun dipimpin oleh
kepala dusun, yang juga berfungsi sebagai Kepala Adat atau Tetua Adat. Adat
istiadat masyarakat dusun dibina oleh para pemimpin yang jabatannya yaitu
Depati dan Ninik Mamak. Dibawah Depati ada Permenti (Rio, Datuk dan
Pemangku) merupakan gelar adat yang mempunyai kekuatan dalam segala
masalah kehidupan masyarakat adat.Wilayah Depati Ninik Mamak disebut ‘ajun
arah’.
Kekuatan Depati menurut adat dikisahkan memenggal putus, memakan
habis, membunuh mati. Depati mempunyai hak yang tertinggi untuk memutuskan
suatu perkara. Dalam dusun ada 4 pilar yang disebut golongan 4 jenis, yaitu
golongan adat, ulama, cendekiawan dan pemuda. Keempat pilar ini merupakan
pemimpin formal sebelum belanda masuk Kerinci 1903. Sesudah tahun 1903,
golongan 4 jenis berubah menjadi informal leader. Pemerintahan
dusun(pemerintahan Depati) tidak bersifat otokrasi. Segala maslah dusun, anak
kemenakan selalu diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
Ninik Mamak mempunyai kekuatan menyelesaikan masalah di dalam
kalbunya masing-masing. Dusun terdiri dari beberapa luhah. Luhah terdiri dari
beberapa perut dan perut terdiri dari beberapa pintu, didalam pintu ada lagi sikat-
sikat. Bentuk pemerintahan Kerinci sebelum kedatangan Belanda dengan system
demokrasi asli, merupakan system otonomi murni. Eksekutif adalah Depati dan
Ninik Mamak. Legislatif adalah Orang tuo Cerdik Pandai sebagai penasihat
pemerintahan. Depati juga mempunyai kekuasaan menghukum dan mendenda
diatur dengan adat yang berlaku dengan demikian dwi fungsi Depati ini adalah
sebagai Yudikatif dusun. Ini pun berlaku sampai sekarang untuk pemerintah desa,
juga pada Zaman penjajahan Belanda dan Jepang dipergunakan untuk
kepentingan memperkuat penjajahannya di Kerinci.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kerinci adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian barat di Provinsi
Jambi dan telah di mekarkan dengan kota Sungai Penuh dengan berbagai pesona
wisata alamnya yang indah. Salah satu objek wisata yang terkenal di kabupaten
kerinci adalah Objek wisata Aroma Peco, danau Kerinci, Gunung Kerinci dan
Gunung Tujuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://aslikerinci.blogspot.com/2012/10/budaya-adat-dan-sejarah-kerinci-
jambi.html
https://www.konselingindonesia.com/read/367/mengenal-budaya-daerah-
kerinci.html
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/5969