Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL DAN ANALISIS PROFITABILITAS
Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan,
dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak tangguhan,
asset tetap, dan investasi jangka panjang yang terkait dengan akuisisi strategis.Kewajiban
operasi bersih adalah utang usaha dan beban yang masih harus dibayar serta kewajiban operasi
jangka panjang dan kewajiban pajak tangguhan.Aset non operasi meliputi investasi dalam efek
yang dapat diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum di jual.
NFO = Kewajiban non operasi – asset non operasi
B. Pengembalian atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden saham preferen
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
ROCE terdiri dari dua komponen, yaitu pengembalian operasi dan pengembalian non operasi.
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)
Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara relative
terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih adalah :
Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan menuntut
analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
Figure 8.3 Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Tingkat analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT dengan
perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor penting lain yang
menentukan margin laba dan asset.
Dampak Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative persamaan RNOA berikut ini :
RNOA = NOPAT X PENJUALAN X (1+OLLEV)
PENJUAN RATA-RATA OA
Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata NOA)
adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan
OLLEV akan meningkatkan RNOA.
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau jasa
dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa
tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan
analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen :
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban
penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) – (litbang÷penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
1. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, dan sering
dilaporkan dalam bentuk persentase yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan
penjualan. Laba kotor harus cukup besar untuk mendanai pengeuaran bersifat diskresi
penting yang berorientasi pada masa depan seperti penelitian dan pengembangan,
pemasaran, serta iklan.
Analisa terhadap perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna dalam
mengidentifikasi pendorong utama laba kotor. Perubahan laba kotor sendiri sering kali
terjadi akibat salah satu atau kombinasi dari perubahan berikut :
a. Kenaikan (penurunan) volume penjualan
b. Kenaikan (penurunan) harga jual unit
c. Kenaikan (penurunan) biaya per unit
2. Beban Penjualan (Selling expenses)
Pentingnya hubungan antara beban penjualana dan pendapatan bervariasi untuk tiap
industry dan perusahaan. Di beberapa perusahaan tertentu, beban penjualan terutama
komisi yang sangat bersifat variable, sementara di perusahaan lain sebagian besar
bersifat tetap.
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari pendapatan menunjukkan adanya
kenaikan, yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan beban penjualan yang
menghasilkan kenaikan pendapatan. Beberapa beban promosi penjualan tertentu
khususnya periklanan, menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan. Mengukur
manfaat masa depan yang diberikan oleh beban ini memang cukup sulit. Selain
memengaruih penjualan masa depan, pengeluaran ini juga memberikan pandangan
tentang kecenderungan manajemen untuk mengelolah laba yang dilaporkan.
3. Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena beban
ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.
Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain itu piutang memiliki
resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam bentuk bagian kredit dan
penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat piutang akan mengurangi biaya
tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi terlalu banyak melalui kebijakan kredit yang terlalu
ketat dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena itu piutang harus bisa dikelolah
secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-rata
yang dihitung dari :
Periode penagihan piutang = Piutang usaha
Rata- rata penjualan harian
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.
Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
Rasio ini menggunakan BPP sebagai ukuran volume penjualan karena penyebutnya,
persediaan dilaporkan berdasarkan biaya perolehan bukan ritel/eceran.Penurunan rasio
perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak kompetitif,
mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi.Perusahaan menginginkan persediaan
dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan
tidak lebih pula. Seperti periode penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat perputaran
persediaan adalah :
Jumlah hari rata-rata = Persediaan
persediaan Rata - rata beban pokok
penjualan harian
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang rentang waktu
persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah hari rata-rata dalam persediaan
sesedikit mungkin, kita dapat meminimalkan bahan baku melalui teknik manajemen produksi,
seperti pengiriman just-in-time, atau pengurangan persediaan dalam proses melalui
penggunaan proses produksi secara efisien yang menghilangkan bottleneck. Selain itu,
perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang jadi dengan sebisa mungkin melakukan
produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan permintaan. Alat manajemen ini akan
meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi jumlah rata-rata dalam persediaan.
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi bersih yang lebih
tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi yang lebih tinggi
mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap penjualan.
Kita dapat mmemisahkan imbal hasi atas ekuitas pemegang saham biasa untuk memperoleh :
ROCE = RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih) : RNOA - ekuitas
Spread : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian investasi untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang lebih
tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya akan
memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread)
penting karena:
Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan
secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual
yang harus dipenuhi.
Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat
dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan. Kebanyakan
perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun
bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.