Вы находитесь на странице: 1из 48

METODE PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN FASILITAS
BALAI REHABILITASI TANAH MERAH
(GEDUNG SERBAGUNA)

PT. RAYA SINERGIS


Kompleks BTN Paccerakkang Permai Blok B1/12, Makassar
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
 DATA PROYEK
 LINGKUP PEKERJAAN

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 PEKERJAAN PERSIAPAN
 PEKERJAAN STRUKTUR
 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 PEKERJAAN LANDSCAPE DAN SALURAN
 PEKERJAAN MEP
 PEKERJAAN PERBAIKAN GEDUNG REHABILITASI PRIA

3. PROJECT QUALITY PLAN


PENDAHULUAN
DATA PROYEK

Nama Proyek : Pengembangan Fasilitas Balai Rehabilitasi Tanah Merah


(Gedung Serbaguna)
Waktu Pelaksanaan : 100 (seratus) hari kalender
Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2017
Lokasi Proyek : Tanah Merah, Samarinda

METODE PELAKSANAAN
LINGKUP PEKERJAAN

1. PEKERJAAN STRUKTUR
Lantai I
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Beton Bertulang
- Pekerjaan Atap Sayap Samping
Lantai II
- Pekerjaan Beton Bertulang
- Pekerjaan Penutup Atap

2. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Lantai I
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Keramik
- Pekerjaan Sanitair
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Railing
Lantai II
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Keramik
- Pekerjaan Pengecatan
Fasade
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Pembersihan Akhir

3. PEKERJAAN LANSCAPE DAN SALURAN


- Pekerjaan Lanscape
- Pekerjaan Drainase
- Pekerjaan Jembatan
- Pekerjaan Pagar Keliling

4. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


- Pekerjaan Panel
- Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Power
- Pekerjaan Instalasi AC dan Kipas Angin
- Pekerjaan Sound System

METODE PELAKSANAAN
- Pekerjaan Penangkal Petir
- Pekerjaan APAR
- Pekerjaan Air Bersih
- Pekerjaan Air Kotor/Air Bekas dan Venting

5. PEKERJAAN PERBAIKAN GEDUNG REHABILITASI PRIA


- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Keramik
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Bongkaran dan Pembersihan

METODE PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Fasilitas Sementara Proyek
Penempatan bangunan penunjang aktifitas proyek, yang di tata sedemikian sehingga
dapat mendukung aktifitas proyek agar berjalan lancar sesuai progress yang
direncanakan.
Fasilitas ini berupa :
 Direksi Keet
 Kantor dan Gudang

2. Perizinan dan Papan Nama


Berkoordinasi dengan pihak user dan perencana untuk mengurus Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) di dinas setempat, lalu membuat dan memasang papan nama proyek
sesuai ukuran dan spesifikasi seperti yang dicontohkan dalam RKS.

3. Mobilisasi
 Alat berat maupun alat ringan yang akan digunakan akan dipersiapkan di lapangan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Agar lebih efisien, terlebih dahulu akan
dibuat daftar kebutuhan alat yang diperlukan selama pelaksanaan proyek serta
jadwal pemakaiannya.
Pengadaan alat didasarkan atas tingkat kebutuhan alat dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Peralatan tersebut dapat berupa barang investasi kontraktor
maupun peralatan yang diperoleh dari sewa.
 Personil Inti dan Pendukung, untuk mempersiapkan kebutuhan dan administrasi
pelaksanaan pekerjaan.
 Tenaga kerja, bila telah terdapat sebagian material dilokasi kerja.

4. Penyediaan Listrik dan Air Kerja


 Menyiapkan listrik kerja dengan mempersiapkan genset sebagai sumber listrik.
 Menyediakan air kerja dengan menyambung pompa air dengan PDAM atau sumur
yang telah ada dengan berkoordinasi dengan pihak user.

5. Gambar Kerja
Gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan
adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja. Gambar kerja
harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan
dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana sebelum dilaksanakan dilapangan.
Gambar kerja (Shop Drawing) disiapkan oleh bagian engineering berpedoman pada
desain bangunan dari Konsultan Perencana

METODE PELAKSANAAN
6. Pengukuran/Uitzet
 Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak owner
melakukan pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan shop drawing
dan perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh :
1. Situasi lokasi pekerjaan
2. Elevasi eksisting
3. Lokasi/koordinat rencana bangunan.
 Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi
bangunan yang dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus
mendapat persetujuan Direksi.

7. Pembuatan Pagar Sementara


Sebagai pengaman dan pembatas area proyek digunakan pagar sementara yang
mengililingi lokasi proyek dengan menggunakan material seng dan kayu 5/7 untuk
rangka pagar.

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN STRUKTUR

A. PEKERJAAN TANAH
1. Pembersihan Lapangan
Tanah tempat akan ditempati bangunan, harus dibersihkan dulu dan kalau bekas
pohon dan ada akarnya maka harus digali sedalam 1,5 m untuk mengeluarkan akar-
akarnya dan tanah galiannya harus disingkirkan ketempat yang tidak dibangun dan
lubangnya harus ditimbun kembali dan dipadatkan.
2. Penggalian tanah.
Tanah tempat akan dibangun pondasi, yang telah dibersihkan diadakan penggalian
dengan tenaga manusia.
Penggalian tanah harus sesuai dengan kontrak mencapai tanah keras. Jika penggalian
tanah sudah selesai maka harus diperiksa dan disetujui dahulu oleh direksi. Sisa-sisa
galian/penggusuran dari tempat yang tinggi harus dibuang /diangkut ketempat yang
rendah sesuai gambar atau menurut petunjuk direksi.

3. Timbunan tanah hasil galian.


Timbunan tanah hasil galian yang memenuhi syarat dijadikan bahan timbunan dengan
terlebih dahulu dibiarkan sampai kadar airnya menurun sampai 20-30%.
Pekerjaan pemadatan biasa dimulai setelah mendapat persetujuan dari direksi.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya 15-20 cm dan setiap lapis disiram
air serta dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

METODE PELAKSANAAN
4. Sarana Sementara
Harus dibuatkan drainase sementara agar tidak terjadi genangan air demikian juga
penyediaan air untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak kekurangan air selama
bekerja.

B. PONDASI
1. Pondasi Strauss
• Lingkup Pekerjaan :
- Penentuan as titik pondasi Strauss.
- Galian pada titik as pondasi yang telah ditetapkan.
- Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi Strauss dari besi beton dengan
mutu sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek).
- Pengecoran beton pondasi dengan mutu beton K250.
• Bahan yang digunakan :
Batu pecah dan pasir
Mutu beton K250
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia
Pembesian menggunakan besi polos dan ulir
• Pelaksanaan :
- Pekerjaan Strauss dikerjakan dalam kondisi lobang galian kering dengan
kedalaman yang sesuai dengan gambar rencana.
- Buangan galian ditempatkan di tempat yang telah ditentukan agar tidak masuk
kembali ke galian Strauss.
- Besaran yang perlu diperiksa dan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
adalah ;
 Besaran Strauss
 Letak Strauss
 Kedalaman Strauss
 Kondisi dasar dan dinding Strauss
- Tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran (lumpur, lemak ataupun
karat).
- Kawat pengikat tulangan menggunakan baja lunak dengan diameter minimum
1mm.
- Saat pengecoran Strauss, keadaan lubang harus diperiksa terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi terhadap betul tidaknya penempatan,
kedalaman, dimensi, kebersihan, dan lain-lain.
- Pelaksanaan pengecoran untuk satu buah lubang harus dikerjakan terus
menerus tanpa terputus sampai mencapai level yang ditentukan.
- Pengecoran lubang bored harus ditambah untuk pembesian setinggi 1.0 (satu)
meter dari level permukaan atas pondasi strauss yang sudah ditentukan sesuai
gambar kerja untuk kemudian dibuang kembali pada waktu pekerjaan poer. Hal
ini dimaksudkan agar lumpur yang terbawa naik keatas pada waktu pengecoran
dapat dibuang sehingga permukaan pondasi strauss pada level yang sudah
ditentukan betul-betul bebas dari lumpur.
- Pengangkatan casing pada waktu pengecoran, tidak boleh terlalu cepat, akan
tetapi juga tidak boleh terlalu lambat. Pengangkatan casing harus dilakukan
pada saat adukan beton diperkirakan sudah mencapai
METODE PELAKSANAAN
kepadatan yang maksimal dan tidak boleh menunggu sampai adukan beton
mulai mengeras. Kecepatan dan ketinggian pengangkatan casing harus betul-
betul diperhitungkan dan disesuaikan dengan volume pemasukan adukan betan
kedalam lubang bored. Overlap antara casing dengan adukan beton pada setiap
kali pemasukan adukan, tidak boleh kurang dari 50 cm.

2. Pekerjaan Poer
• Lingkup Pekerjaan :
- Penentuan as titik pondasi poer.
- Galian pada titik as pondasi yang telah ditetapkan.
- Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi poer dari besi beton dengan mutu
sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek).
- Pengecoran beton pondasi dengan mutu beton K250.
• Bahan yang digunakan :
Batu pecah dan pasir
Mutu beton K250
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia
Pembesian menggunakan besi polos dan ulir.
• Pelaksanaan :
- Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran harus
dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan,
kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan.
- Pemadatan beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan dituangkan dan dilanjutkan

METODE PELAKSANAAN
dengan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus
dekat dengan cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

3. Pondasi Batu Kali


• Bahan yang digunakan :
Batu kali / batu belah dan pasir
Semen sesuai dengan ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia.
• Adukan / spesi : 1PC : 4PS
• Pelaksanaan :
- Pekerjaan pondasi dikerjakan dalam kondisi lobang galian pondasi kering
- Pemasangan harus baik, tidak ada rongga-rongga
- Bentuk potongan melintang serta ukurannya harus sesuai dengan gambar
dalam dokumen kontrak.
- Ditempat-tempat yang sudah ditentukan untuk kolom-kolom utama, maka
besi/stek kolom tersebut harus dipasang tertanam kepondasi.

METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN BETON BERTULANG
Beton K-250 dan K-175 untuk pekerjaan beton bertulang.

Bahan / material.
• Semen PC.
Semen yang digunakan harus dalam keadaan yang baik, tidak boleh kehujanan serta
dalam penyimpanan harus ditempatkan dalam gudang yang bebas bocor,
mempunyai fentilasi yang cukup. Tempat meletakkan semen harus ditinggikan
minimal 30 cm dari lantai.
• Agregat halus / kasar
Agregat harus yang baik, keras dan bersih dari kotoran atau bahan –bahan yang
merusak, dan tahan terhadap karat. Besi baja tulangan harus disimpan ditempat
yang bersih dan keras permukaannya, dicegah jangan sampai terjadi percampuran
satu sama lain.
Pasir untuk beton harus dari jenis yang ditetapkan dalam PBI 1971 dan disetujui
direksi. Pasirnya harus kasar (bukan pasir halus), homogen yang bersih dari kotoran
/ Lumpur dan sebagainya.

METODE PELAKSANAAN
Batu pecah / cipping 2-3 harus dari jenis yang memenuhi persyaratan dalam PBI
1971 dan disetujui direksi.
• Air
Air untuk adukan beton dan untuk merawat beton harus bersih dari kotoran dan
bahan-bahan kimia yang merusak dan mempengaruhi daya lekat adukan
• Cetakan (bekisting)
Bahan untuk cetakan adalah papan yang bermutu baik dan rata, agar dapat
menahan gesekan cor beton.
Penyangga (peguat ) cetakan-cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
cetakan-cetakan tersebut harus benar-benar kuat menahan desakan-desakan
adona beton, jarak pemasangan penyagga (penguat) +40 cm atau kira-kira papan
cetakan itu dapat diyakinkan tidak akan melengkung oleh desakan adonan beton,
bila adonan itu dipadatkan dengan alat vibrator.
Untuk memudahkan melepaskan cetakan-cetakan dari betonnya maka cetakan-
cetakan ini harus dilapisi dengan lapisan yang telah disetujui oleh pemberi tugas /
direksi, tidak boleh memakai pelumas untuk melapisi cetakan.

Adukan beton.
• Adukan beton K-250 digunakan untuk item konstruksi beton; sloef 20/25, kolom
30/30, balok 25/40, pelat lantai, pelat tangga dan bordes.
• Adukan beton K-175 digunakan untuk pelat wiremesh, sloef 15/20, kolom 15/15,
balok 15/20, balok latai dan balok gewel.
• Semua jenis adukan tersebut dalam pelaksanaan harus mendapat persetujuan
direksi secara tertulis.
• Semua bahan: pasir, batu pecah, semen dan air harus diukur secara teliti volume
atau beratnya.

Pengadukan beton.
Semua pengadukan beton untuk struktur, sub struktur, harus dilakukan dengan mesin
(molen) dengan kapsitas 350 liter, bila diperlukan diminta oleh pemberi tugas/ direksi.
Untuk konstruksi beton praktis pengadukannya dapat dilakukan tanpa dengan mesin
pengaduk.

Pemasangan angker dinding.


Jika dinding bata menempel pada kolom beton bertulang, maka pada beton kolom ini
ditempatkan angker-angker pada jarak berturut-turut 50 cm. 150 cm, 250 cm dst diukur
dari sloef beton bertulang.

Pelaksanaan :
1. Pemasangan bekesting harus dikerjakan dengan teliti, terutama ukuran-ukuran
bagian dalam cetakan, toleransinya tidak boleh menyimpang dari 1 cm. disampingt
ketelitian diharuskan pula cara pemasangan yang cukup kuat supaya dinding
cetakan tidak melengkung. Bahan cetakan (bekesting) harus yang bermutu baik yang
disetujui oleh pemberi tugas/direksi, terutama untuk konstruksi yang terlihat.
2. Pemasangan pembesian harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan ketentuan
dalam gambar kerja. Batang-batang besi harus lurus, tidak boleh mencuat keluar
dari betonan sehingga akan menjadi karatan. Beton decking harus dipasang

METODE PELAKSANAAN
sedemikian rupa sehingga kuat menahan pembesian agar tidak melengkung. Tebal
beton decking minimal 2,5 cm angker-angker untuk pemasangan pembesian kolom
dan kolom praktis harus dipasang juga. Ditempat-tempat yang telah ditentukan
untuk kolom praktis maka besi-besi kolom tersebut harus dipasang waktu
pengerjaan sloef.
3. Pengakhiran pasangan bata ditempat kolom praktis harus dibuat bergigi dengan
maksud agar ada ikatan yang kuat antara pasangan bata dengan kolom praktis
disamping penguatan dengan gigi juga dengan pemasangan angker. Setelah
penutup (bekesting) lebarnya minimum 20 cm. Pemasangan bekesting kolom praktis
ialah dengan memakai pengikat kawat beton paku dan penguat-penguat lain
sedemikian rupa supaya kuat dan lurus/tegak .
4. Pengecoran kolom beton praktis dilakukan sedikit-sedikit (sekitar 30 cm) sambil
diaduk-aduk dengan tongkat sedemikian rupa sehingga adukan betul-betul merata
dan tidak ada rongga yang kosongyang tidak terisi adukan beton.
5. Pekerjaan ringbalk jika tidak diberikan syarat-syarat atau petunjuk-petunjuk khusus
maka dapat dilakukan menurut kebiasaan dalam praktek sehari-hari harus disetujui
oleh pemberi tugas / direksi. Ukuran dan pembesian disesuaikan dengan yang
tercantum dalam gambar kontrak.

METODE PELAKSANAAN
D. PEMBESIAN
• Baja tulangan.
Baja tulang yang dipakai adalah produksi dalam negeri yang memenuhi PBI 1971.
Kekuatan tulang harus dari baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
tegangan maksimum 3600 kg/cm2.
Penyimpanan baja tulangan tidak boleh terlalu lama, sehingga menimbulkan
kerusakan dan karat yang akan menurunkan kekuatan dan mutunya. Jika terpaksa
harus disimpan lama maka cara penyimpanannya harus ditutup (dibungkus) tidak
boleh terkena udara terbuka dan tidak boleh menyentuh tanah.

PEKERJAAN ATAP
Bahan/Material :
1. Pekerjaan kolom dan kuda-kuda menggunakan bahan Baja Siku dan WF.
2. Pekerjaan gording menggunakan C 150.6,5.20.2,3
3. Pekerjaan reng menggunakan galvalum
4. Penutup atap metal sheet motif genteng berpasir t = 0,3 mm lapis insulasi.
5. Wuwungan atap metal sheet motif genteng berpasir t = 0,3 mm
6. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) sesuai spesifikasi.

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
- Instalasi dan ereksi dilakukan oleh installer yang bersertifikat dari pabrikan.
- Pemotongan material menggunakan alat potong listrik dan mengikuti gambar kerja
sesuai dengan dokumen kontrak.
- Sambungan-sambungan dengan baut dan diperkuat dengan flat buhul yang dilas.

METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

1. Pekerjaan Pasangan Batu Ringan


Pekerjaan dinding.
1. Bahan : Batu Ringan.
2. Adukan : Thin Bed Mortar PM 110
3. Pelaksanaan :
- Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
- Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
- Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
- Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi
beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
- Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
- Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

 Peralatan

METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
 Leveling

 Proses Kerja

METODE PELAKSANAAN
2. Pekerjaan Plesteran.
1. Bahan : Thin Bed Mortar PM 110.
2. Pelaksanaan :
- Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
- Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan Thin Bed Mortar PM
110 harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan.
- Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci
atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar
dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan
Thin Bed Mortar PM 110 atau pemasangan keramik dinding

B. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Bahan/ Material :
1. Bahan pembuat kusen yang dipakai adalah Alluminium 4".
2. Slimar Alluminium 3/10.
3. Daun Pintu pelat alluminium.
4. Kaca menggunakan kaca bening 5mm.
5. Kasa anti nyamuk (untuk pintu yang di syaratkan pada gambar kerja)

METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
 Kusen
1. Chek dan seleksi bahan yang akan dipasang dikoordinasikan bersama Konsultan
Pengawas.
2. Ketahanan air dan angin setiap type minimum 1000 kg/m2, dengan ketahanan
udara 15 m3/hr.
3. Toleransi untuk tinggi serta Iebar maksimal 1 mm, sedangkan untuk diagonal 2 mm.
4. Sekrup dari stainlees steel galvanized dengan kepala tertanam.
5. Angkur dari steel plate tebal 2-3 mm dengan jarak 30 cm.
6. Permukaan kusen yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan
atau plesteran diberi lapisan laguer yang jernih atau anti corrosive treatment.
7. Pengelasan menggunakan bahan non actived gas (argon) dengan hasil rapih.
8. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti memakai skrup, rivet, dengan hasil
sambungan tidak tampak oleh mata.
9. Toleransi pemasangan kusen disatu sisi dinding sebesar 10-15 mm kemudian diisi
beton ringan grout.
10. Sebelum dilakukan penyekrupan dilakukan pengukuran dengan waterpass.

 Daun Pintu dan Jendela


1. Check sudah betulkah ukuran tinggi & Iebar (Dimensi) daun pintu dan dimensi
bahannya.
2. Apakah terdapat cacat bahan atau cacat pengerjaan.

METODE PELAKSANAAN
3. Apakah detail sambungan telah sesuai dengan gambar rencana.
4. Bagaimana bentuk daun pintu/jendela sebelum diterima.
- Apakah dalam keadaan Plat (Baik)
- Apakah dalam keadaan melincang (TIDAK BAlK)
- Apakah dalam keadaan melengkung (TIDAK BAlK)
5. Check Ketinggian & kusen yang akan dipasangi Pintu
- Apakah sudah lot I tegak lurus
- Apakah sejajar satu sama lain
- Sponing siku
6. Check Ketinggian & perbedaan elevasi
7. Malkan daun pintu terhadap lubang kusen
8. Buat Peletakan Engsel & Kunci sesuai rencana

 Pemasangan Kunci dan Alat Penggantung


1. Bahan yang digunakan sekwalitas SES dan untuk KMIWC menggunakan ALPHA.
2. Pemasangan kunci untuk pintu dipasang ± 1,05 dari permukaan lantai.
3. Pemasangan kunci maupun engsel harus dipasang dengan baik dan benar.
4. Seluruhnya pemasangan kunci alat penggantung harus terpasang kuat pada
rangkanya.
5. Bentuk atau type kunci dan alat penggantung yang akan dipasang terlebih dahulu
harus memberikan contoh kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

 Pemasangan Kaca
1. Bahan yang digunakan kaca polos 5 mm.
2. Pemasangan kaca 5 mm harus dipasang menurut ukuran kusen dengan
kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah.
3. Kaca 8 mm yang sudah terpasang harus merupakan bagian yang rapi dan kuat. Sisi
kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan.
4. Kaca harus merupakan kaca bening, bebas dari gelombang maupun komposisi
bahan kimia. Bebas dari bintik-bintik, goresan, maupun garis timbul.
5. Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kaca khusus.
6. Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang bersih. Untuk
itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih khusus.
7. Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan list kaca yang terbuat dari bahan karet

C. PEKERJAAN PLAFOND
1. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah Alumunium (hollow 40 x 40
mm dan 20 x 40 mm) dan gypsum board 9 mm.
2. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
3. Pasang rangka hollow pada sipatan.
4. Tentukan jarak penempatan penggantung.

METODE PELAKSANAAN
5. Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk
menjamin kelurusan.
6. Pasang rangka pembagi.
7. Rasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm.
8. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond.

D. PEKERJAAN KERAMIK

1. Pekerjaan lantai
Permukaan yang akan dipasangi lantai harus dipadatkan dahulu sampai mendekati
kepadatan maksimum dan permukaan harus rata, kemudian diratakan lagi dengan
pasir urug setebal 15-20 cm disesuaikan dengan gambar kontrak. Pemadatan
dilakukan dengan menambahkan air bila hal ini diminta oleh pemberi tugas /
direksi.

 Bahan :
a. Keramik Lantai 60x60 cm untuk lantai ruang utama dan anak tangga sesuai
gambar dalam kontrak.
b. Keramik 30x30 cm untuk lantai KM/WC, toilet dan teras/selasar sesuai
gambar dalam kontrak.
c. Tegel keramik 30x60 cm untuk dinding sesuai gambar dalam kontrak.
d. Andesit pada fasad sesuai gambar dalam kontrak.

 Pelaksanaan :
a. Untuk pemasangan tegel keramik lantai, pertama-tama harus dilakukan
pengecoran lapisan dasar 1 pc : 3 psr setebal 5 cm yang diyakini rata
berdasarkan pengujian teknis, baru kemudian tegel keramik diletakkan /

METODE PELAKSANAAN
dipasang dengan terlebih dahulu pada bagian bawahnya diolesi dengan
adonan semen PC dengan merata. Demikian pula untuk pemasangan tegel
dinding.
b. Pemasangan tegel harus rata air dan lurus satu sama lain, jarak satu sama
lain 3 mm. pemasangan tegel ini tidak boleh diinjak atau dibebani sebelum
pasangannya mengeras dan kuat.
c. Sebelum dilakukan pemasangan tegel, harus dilakukan pemeriksaan
dahulu, pemasangan tegel dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
pemberi tugas / direksi.
d. Pemotongan tegel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rapi dan rata.
e. Setelah tegel dalam satu ruangan terpasang semua, maka sambungan
boleh ditutup adonan semen tegel. Pemasangan tegel ini harus dikerjakan
oleh orang-orang yang ahli dalam pekerjaan ini.

2. Pekerjaan Pemasangan Andesit


1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyiapan
peralatan kerja, bahan-bahan/material serta alat-alat bantu lainnya yang
nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, agar pekerjaan
dinding batu alam ini dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan.
2. Pekerjaan lapisan batu alam ini dipasang sebagai lapisan finishing pada
daerah/bagian yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dokumen atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawasan.

METODE PELAKSANAAN
3. Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail lainnya
sesuai dengan yang tereantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
4. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan nishing/pemasangan batu alam,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis
dalam spesikasi ini.

 Pelaksanaan Pemasangan Andesit :


1. Lapisan dinding batu alam dipasang pada dinding batu-bata yang telah
diratakan.
2. Jarak pemasangan dinding batu alam warna yang satu terhadap yang
lainnya dibuat sesuai dengan yang disyaratkan dalam gambar kerja.
3. Tidak diperkenankan memasang bahan dinding batu alam yang patah,
retak atau yang ada cacat-cacat lainnya.
4. Hasil pemasangan harus cermat dan teratur.
5. Pemasangan lapisan dinding batu alam menurut jenisnya, disesuaikan
dengan detail detail gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis
warnanya.
6. Bahan terbuat dari mutu yang terbaik. Hasil pemasangan harus rapih sesuai
yang ditentukan dalam detail gambar.

Pola Pemasangan Andesit

E. PEKERJAAN SANITAIR

 Instalasi air bersih / air kotor


A. Pekerjaan ini meliputi :
“Sistem air bersih dan air kotor yang lengkap agar instalasi tersebut dapat
bekerja dengan sempurna “.

METODE PELAKSANAAN
Gambar – gambar perencanaan meskipun tidak menunjukkan semua pipa,
fitting – fitting dan segal perlengkapan lainnya secara terperinci, namun agar
instalsi ini lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, maka pemborong wajib
menyediakan dan memesangnya apabila diperlukan sesuai pelaksanaan yang
wajar berlaku untuk itu.

B. Alat - alat saniter dan perlengkapannya :


1. Alat - alat Saniter yang digunakan semuanya menggunakan produk ex.
Toto, dengan warna standard, sedangkan closet yang digunakan adalah
closet duduk dan colset jongkok dan kran yang dipakai adalah kran
standard.
2. Dipasang harus sesuai jenis, type dan kegunaannya serta sesuai dengan
penempatannya seperti yang dinyatakan dalam gambar – gambar
bersangkutan.
3. Setiap alat saniter harus dipasang rapi, sempurna dan lengkap dalam arti di
sambung dengan alat bantu sambungan (Fitting) terhadap system jaringan
pipa - pipa yaitu, pipa pelayanan (Suplay) pipa pembuangan air bekas
(Waste) dan pipa pembuangan kotoran (sewage) dan lain sebagainya
hingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Seluruh jenis alat - alat saniter dan perlengkapannya, alat - alat bantu
sambungan, kran - kran yang digunakan sesuai yang disyaratkan, harus
baru dan bukan barang bekas dipakai.

C. Persyaratan Pemasangan
- Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
- Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, dibersihkan semua kotoran, benda - benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.

METODE PELAKSANAAN
F. PEKERJAAN PENGECATAN

 Syarat-syaratnya :
- Persiapan sebelum pekerjaan pengecatan, semua permukaan yang akan dicat
harus sudah bersih, dengan menggunakan lap bersih.
- Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi. Harus diusahakan bahan cat dari satu pabrik. Pengerjaan
pengecatan harus lebih dahulu diplamour dan mengikuti petunjuk pabrik yang
bersangkutan. Sebelum pengecetan, maka cat dalam kaleng harus diaduk
secara baik sebelum dituangkan kedalam tempat cat yang disediakan. Tanpa
petunjuk dari pabrik, maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak
dibenarkan.

 Bahan :
Bahan yang digunakan untuk pengecatan dinding interior, partisi dan plafond
menggunakan setara Mowilex. Untuk dinding eksterior menggunakan cat setara
Dulux.
Sebelum dimulainya pekerjaan pengecatan, terlebih dahulu mengajukan
jenis/merk cat yang akan dipergunakan.

 Pelaksanaan :
1. Ratakan permukaan dinding dengan plamur tembok.
2. Haluskan permukaan dinding tersebut dengan ampelas sampai halus.
3. Pengecatan dasar dinding dengan roll cat/kuas.
4. Cek permukaan dinding tersebut jika masih terdapat permukaan yang tidak
rata diratakan dengan plamur.
5. Pengecatan kedua dilakukan dan seterusnya hingga tiga kali pengecatan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
6. Rapihkan/Tusir bagian pinggir dinding atau plafond yang tidak rapih dengan
menggunakan kuas.

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN LANDSCAPE DAN SALURAN

A. PEKERJAAN LANDSCAPE

Didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat dikatakan pekerjaan landscape ini meliputi :
1. Pembongkaran pagar eksisting
2. Perbaikan saluran eksisting
3. Pekerjaan urugan tanah
4. Pemasangan paving stone dan rumput hias

Maka penentuan elevasi dan ukurannya perlu dikontrol ulang dan sebagai patokan harus
diambil dari patok referensi yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

Pekerjaan Paving Stone


• Tanah dasar terlebih dahulu dipadatkan.
• Kemiringan lantai ditentukan sesuai gambar kerja.
• Penutup lantai dari Paving Block t = 8 cm, K300
• Pemasangan Kansten ukuran 10x20 cm
• Pemasangan stopper 30 cm

METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN DRAINASE

 Bahan dan Pelaksanaan :


• Pekerjaan drainase menggunakan Buis Beton Dia. 30 cm.
• Penggalian lubang drainase lokasi dan dimensi sesuai Gambar Rencana.
• Tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang telah ditentukan.
• Sebelum pemasangan Buis Beton, lubang drainase terlebih dahulu diperiksa
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
• Pemasangan Buis Beton dilakukan dengan cermat dengan memperhatikan
elevasinya.
• Pengurugan kembali bekas galian harus menggunakan tanah yang bersih.
• Pengurugan dibuat perlapis dan distemper untuk mencapai kepadatan yang
sesuai dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.
• Pertemuan-pertemuan Buis Beton dirapihkan dengan plesteran dan acian
mortar.
• Pemasangan grill penutup drainase sesuai gambar rencana.

C. PEKERJAAN JEMBATAN

 Bahan :
1. Material bowplank
2. Besi beton polos
3. Mutu beton K250

 Pelaksanaan :
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank sesuai gambar rencana.
2. Galian tanah sesuai ukuran dan dimensi sesuai gambar rencana.
3. Pembuatan pondasi plat setempat, kolom pedestal dan balok dengan bentuk
dan ukuran sesuai gambar rencana.
4. Pembuatan pembesian dan bekisting plat jembatan sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan railing jembatan.

LOKASI JEMBATAN

METODE PELAKSANAAN
D. PEKERJAAN PAGAR KELILING

Pagar dilokasi ini memadukan dua jenis pagar yang menggunakan material BRC dan
Bata Ringan.
Tahap pelaksanaan pembuatan pagar keliling ini dimulai dengan :
1. Pengukuran kembali lahan yang akan dipagar dengan pagar BRC, dari hasil
pengukuran tersebut maka akan diketahui berapa lembar pagar BRC dan tiang
yang dibutuhkan, dimana panjang yang dibutuhkan untuk 1 lembar + tiang adalah
2,4 m.
2. Pembuatan bowplank serta penggalian pondasi batu kali, strauss dan pondasi plat
(metode telah dijelaskan bab sebelumnya).
3. Setelah pengerjaan pondasi batu kali dan pengecoran strauss dan pondasi plat.
Maka tiang pagar BRC dan pembesian kolom beton pilar pintu pagar dapat
dipasang pada titik pondasi plat yang telah dibuat.
4. Langkah selanjutnya adalah pembesian sloef.
5. Pengecoran sloef dan kolom pilar tiang pagar dapat dilakukan bersamaan.
6. Setelah sloef telah benar-benar kering dan tiang BRC telah terpasang dengan kuat,
maka pemasangan lembar BRC dapat dipasang dengan mengaitkan uclip dan mur
bautnya.
7. Pekerjaan bata ringan juga dapat dilakukan diposisi yang telah ditentukan pada
gambar rencana.
8. Pemasangan pintu pagar dapat dilakukan saat kolom pilar beton telah benar-benar
kering dan kuat. Pemasangan pintu dilakukan dengan presisi dengan penempatan
engsel yang tepat agar pintu dapat berfungsi dengan baik.

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN MEP

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Untuk elektrikal menggunakan acuan Peraturan Umum lnstalasi Listrik (PUIL 1987),
lnternasional Elektrotechnical Comisson dan Standar lndustri Indonesia (SII)/Standar
Nasional Indonesia (SNI). Seluruh bahan yang akan dipasang sebelumnya contoh bahan
diajukan terlebih dahulu ke konsultan Pengawas/Direksi.

 Pekerjaan Panel
Material :
 Panel Listrik terdiri dari ; Sub Distribution Panel (SDP) Utama, SDP Penerangan dan
Power (SDP-PP). (ex. Smart)
 MCCB 3 phase 18 kA (SDP Utama). (ex. Schneider)
 MCB 1 phase 6 kA untuk distribusi ke penerangan dan power. (ex. Schneider)
 Kabel feeder dari MDP ke SDP Utama; Kabel NYFGBY 4 x 25 mm2. (ex. Supreme)
 Kabel dari SDP Utama ke SDP-PP menggunakan Kabel NYY. (ex. Supreme)

Alat :
 Bor tangan
 Waterpass
 Obeng, tang dan kunci pas

Tahapan pelaksanaan :
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
2. Pemasangan Panel
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2
harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk
daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila
ada perbaikan instalasi.
 Pemasangan MCCB dan MCB dilakukan dengan tepat dan kuat lalu diberi label.

METODE PELAKSANAAN
 Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Power
Material :
 Kabel dalam gedung menggunakan NYA/NYM (ex. Supreme)
 Pipa conduit
 Klemp pipa
 Inbow dos (ex. Panasonic)
 Saklar (ex. Panasonic)
 Stopkontak (ex. Panasonic)
 Lampu RMI 2 x 18 watt
 Lampu Downlight 13 watt
 Lampu SL LED 9 watt
 Lampu Baret 18 watt
 lampu Spot HPIT 150 watt
 Lampu PJU Son-T 250 watt

Alat :
 Bor tangan
 Waterpass
 Obeng, tang dan kunci pas

Tahapan Pelaksanaan :
 Pemasangan sparing kabel
 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
 Pemasangan instalasi kabel
 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.

METODE PELAKSANAAN
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
 Pemasangan fitting dan armateur
 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
 Marking plafond dengan kapur atau spidol
 Lubangi plafond sesuai marking
 Pasang kawat gantungan
 Pasang fitting lampu dan kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pasang lampu setelah plafond telah difinishing
 Pemasangan saklar dan stop kontak
 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata

METODE PELAKSANAAN
 Testing dan Commissioning
 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature
selama ± 1 x 24 jam
 Lampu PJU
 Marking posisi lampu PJU
 Pasang angker-angker sebelum pengecoran dan pastikan posisi telah benar
 Pasang lampu pada tiangnya
 Dirikan tiang lampu, keraskan mur-mur pengerasnya dan luruskan posisinya
 Sambung ke instalasi lalu test fungsi.

B. PEKERJAAN INSTALASI AC DAN KIPAS ANGIN

 Pekerjaan Instalasi AC
A. Pemasangan Pipa Refrigerant
 Marking jalur pipa dan rak pipa
 Pasang penggantung rak pipa dengan ketinggian
 Pasang rak pipa (bila 1 jalur lebih dari 2 pipa)
 Pasang isolasi pipa tembaga persatuan panjangnya
 Pasang pada rak/penggantungnya
 Sambung pipa dengan las tembaga
 Tes pipa dengan compressor
 Rapikan isolasi pipa
B. Pemasangan Unit Indoor
 Marking lokasi penempatan unit indoor
 Pasang penggantung
 Pasang unit indoor
 Pasang karet mounting dan kencangkan dengan baut
 Sambung pipa tembaga dan ducting ke unit indoor
 Pasang instalasi listriknya
C. Pemasangan Unit Outdoor
 Marking fondasi unit outdoor
 Buat fondasi
 Pasang dynabolt pada fondasi
 Pasang unit lengkap dengan mountingnya
 Sambung piap ke unit
 Pasang instalasi listriknya

 Pekerjaan Instalasi Kipas Angin


 Marking lokasi posisi unit kipas angin
 Pasang penggantung pada posisinya
 Pasang unit kipas angin dan pastikan unit terpasang dengan baik
 Pasang instalasi listriknya

METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN SOUND SYSTEM

 Bahan/Material
 Kabel sound system
 Kabel conduit
 Speaker
 Power Amplifier
 Mixer
 Mic

 Tahapan Pelaksanaan :
 Marking posisi speaker dan posisi ruang kontrol sound system
 Pasang kabel sound system pada jalurnya.
 Pasang speaker pada posisinya, pastikan speaker terpasang kokoh.
 Install perangkat sound system

D. PEKERJAAN APAR

 Bahan/Material
 APAR Dry Powder
 Gantungan
 Dynabolt

 Tahapan Pelaksanaan :
 Marking posisi gantungan APAR
 Pasang gantungan (ketinggian 120cm)
 Letakkan APAR pada gantungan

METODE PELAKSANAAN
E. PEKERJAAN AIR BERSIH

Pekerjaan ini meliputi instalasi pompa transfer, instalasi pipa hingga pemasangan
roof tank. Berikut penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.

 Persyaratan Bahan
 Pompa transfer JP lengkap beserta asesoriesnya
 Instalasi power untuk pompa
 Pipa air bersih menggunakan pipa PPR ex. Wavin
 Sambungan ex. Rucika
 Roof tank berbahan stainless steel anti lumut ex. Induro lengkap dengan radar
dan pelampung.
 Gate Valve ex. Toyo
 Tahapan Pelaksanaan
 Marking jalur pipa air bersih
 Pemasangan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya.
 Pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pada jalur vertikal maupun
horisontal
 Install pipa pada pompa transfer dan roof tank
 Testing dan Commissioning
 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu
dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam,
dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan
pipa dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang

METODE PELAKSANAAN
F. PEKERJAAN AIR KOTOR/AIR BEKAS DAN VENTING

 Bahan/Material
 Pipa menggunakan pipa PVC jenis AW ex. Wavin
 Sambungan menggunakan PVC ex. Rucika
 Clean out stainless
 Bio Septictank kapasitas 6 m3

 Tahapan Pelaksanaan
 Marking jalur pipa instalasi dan titik outletnya
 Pasang pipa sesuai gambar rencana beserta gate valve, fitting dan asesories
lainnya sesuai dengan tanda yang telah dibuat.
 Pipa air kotor horisontal dipasang dengan kemiringan 1%
 Pipa air bekas horisontal dipasang dengan kemiringan 1,5%.
 Pasang clean out

METODE PELAKSANAAN
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima
beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Marking posisi septictank
 Dalam pekerjaan ini pemborong harus menggali tanah untuk penempatan
septic tank, kemudian pada keliling tanah yang digali dipasang dinding bata,
sedangkan volume dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pemasangan pipa penghubung antara septic tank dengan closet minimal
dengan kemiringan 3% (tiga persen).
 Pemasangannya harus rapi, lurus dan tepat pada asnya.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol

 Testing dan Commissioning


 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu
dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam,
dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang
mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang
clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERBAIKAN GEDUNG REHABILITASI PRIA

A. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

 Yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah bersama Konsultan Pengawas/Direksi


melakukan pengecekan marking area gedung yang perlu direhab.
 Melakukan pembongkaran terhadap area yang telah ditunjuk dan bagian-bagian
yang rusak lainnya.
 Relokasi hasil bongkaran ke area yang telah ditentukan.

B. PEKERJAAN PERBAIKAN

Pekerjaan perbaikan gedung rehabilitasi pria ini meliputi :


1. Pekerjaan perbaikan plafond lantai 1, 2 dan 3
• Pemasangan plafond gypsum board rangka metal furing.
• Pemasangan list gypsum.
• Compound dan haluskan area-area pertemuan gypsum dan list gypsum.
• Setelah semua area telah halus dan rata, maka dapat dilakukan pengecatan
kembali.
2. Pekerjaan Keramik lantai 2 dan 3
• Pekerjaan keramik ini dilakukan diarea KM/WC
• Keramik yang digunakan keramik 30 x 30 cm untuk lantai KM/WC dan keramik
30m x 60 cm untuk dinding KM/WC.
3. Pekerjaan Pengecatan
• Terlebih dahulu dilakukan pengupasan pada dinding yang perlu dilakukan
perbaikan.
• Diplamur lalu digosok hingga rata dinding yang telah dikupas.
• Setelah dinding benar-benar halus dan rata, maka dapat dilakukan pengecatan
kembali.
4. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
• Deteksi pipa yang mengalami kebocoran dan penyumbatan.
• Lalu bongkar dan diganti dengan pipa baru.
• Bongkar asesories yang telah rusak dan diganti dengan yang baru.
• Setelah semua terpasang, dapat dilakukan instalasi ke sanitary.
• Melakukan testing dan commissioning
5. Pekerjaan Elektrikal
• Marking titik penerangan dan power
• Melakukan perbaikan instalasi penerangan dan power baik kabel maupun
fittingnya.
• Melakukan pengetesan setelah semua terpasang kembali.

METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

• Setelah semua pekerjaan telah dilakukan maka dapat dilakukan pembersihan pada
lokasi.
• Hasil bongkaran dan sampah di relokasi ke area yang telah ditentukan.
• Bersama Konsultan Pengawas/Direksi melakukan pengecakan kembali terhadap
pekerjaan perbaikan gedung rehabilitasi pria ini.

D. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya, dan apabila ternyata ada
bahan - bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerja selambat -
lambatnya 2 x 24 jam.

Samarinda , 8 Agustus 2017


Penawar,
PT. RAYA SINERGIS

MUH. YAMIN AHMAD


Direktur Utama

METODE PELAKSANAAN
PROJECT QUALITY PLAN

METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN

Вам также может понравиться