Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENGEMBANGAN FASILITAS
BALAI REHABILITASI TANAH MERAH
(GEDUNG SERBAGUNA)
1. PENDAHULUAN
DATA PROYEK
LINGKUP PEKERJAAN
2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN LANDSCAPE DAN SALURAN
PEKERJAAN MEP
PEKERJAAN PERBAIKAN GEDUNG REHABILITASI PRIA
METODE PELAKSANAAN
LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN STRUKTUR
Lantai I
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Beton Bertulang
- Pekerjaan Atap Sayap Samping
Lantai II
- Pekerjaan Beton Bertulang
- Pekerjaan Penutup Atap
2. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Lantai I
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Keramik
- Pekerjaan Sanitair
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Railing
Lantai II
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Keramik
- Pekerjaan Pengecatan
Fasade
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Pembersihan Akhir
METODE PELAKSANAAN
- Pekerjaan Penangkal Petir
- Pekerjaan APAR
- Pekerjaan Air Bersih
- Pekerjaan Air Kotor/Air Bekas dan Venting
METODE PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Fasilitas Sementara Proyek
Penempatan bangunan penunjang aktifitas proyek, yang di tata sedemikian sehingga
dapat mendukung aktifitas proyek agar berjalan lancar sesuai progress yang
direncanakan.
Fasilitas ini berupa :
Direksi Keet
Kantor dan Gudang
3. Mobilisasi
Alat berat maupun alat ringan yang akan digunakan akan dipersiapkan di lapangan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Agar lebih efisien, terlebih dahulu akan
dibuat daftar kebutuhan alat yang diperlukan selama pelaksanaan proyek serta
jadwal pemakaiannya.
Pengadaan alat didasarkan atas tingkat kebutuhan alat dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Peralatan tersebut dapat berupa barang investasi kontraktor
maupun peralatan yang diperoleh dari sewa.
Personil Inti dan Pendukung, untuk mempersiapkan kebutuhan dan administrasi
pelaksanaan pekerjaan.
Tenaga kerja, bila telah terdapat sebagian material dilokasi kerja.
5. Gambar Kerja
Gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan
adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja. Gambar kerja
harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan
dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana sebelum dilaksanakan dilapangan.
Gambar kerja (Shop Drawing) disiapkan oleh bagian engineering berpedoman pada
desain bangunan dari Konsultan Perencana
METODE PELAKSANAAN
6. Pengukuran/Uitzet
Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak owner
melakukan pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan shop drawing
dan perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh :
1. Situasi lokasi pekerjaan
2. Elevasi eksisting
3. Lokasi/koordinat rencana bangunan.
Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi
bangunan yang dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus
mendapat persetujuan Direksi.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN TANAH
1. Pembersihan Lapangan
Tanah tempat akan ditempati bangunan, harus dibersihkan dulu dan kalau bekas
pohon dan ada akarnya maka harus digali sedalam 1,5 m untuk mengeluarkan akar-
akarnya dan tanah galiannya harus disingkirkan ketempat yang tidak dibangun dan
lubangnya harus ditimbun kembali dan dipadatkan.
2. Penggalian tanah.
Tanah tempat akan dibangun pondasi, yang telah dibersihkan diadakan penggalian
dengan tenaga manusia.
Penggalian tanah harus sesuai dengan kontrak mencapai tanah keras. Jika penggalian
tanah sudah selesai maka harus diperiksa dan disetujui dahulu oleh direksi. Sisa-sisa
galian/penggusuran dari tempat yang tinggi harus dibuang /diangkut ketempat yang
rendah sesuai gambar atau menurut petunjuk direksi.
METODE PELAKSANAAN
4. Sarana Sementara
Harus dibuatkan drainase sementara agar tidak terjadi genangan air demikian juga
penyediaan air untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak kekurangan air selama
bekerja.
B. PONDASI
1. Pondasi Strauss
• Lingkup Pekerjaan :
- Penentuan as titik pondasi Strauss.
- Galian pada titik as pondasi yang telah ditetapkan.
- Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi Strauss dari besi beton dengan
mutu sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek).
- Pengecoran beton pondasi dengan mutu beton K250.
• Bahan yang digunakan :
Batu pecah dan pasir
Mutu beton K250
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia
Pembesian menggunakan besi polos dan ulir
• Pelaksanaan :
- Pekerjaan Strauss dikerjakan dalam kondisi lobang galian kering dengan
kedalaman yang sesuai dengan gambar rencana.
- Buangan galian ditempatkan di tempat yang telah ditentukan agar tidak masuk
kembali ke galian Strauss.
- Besaran yang perlu diperiksa dan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
adalah ;
Besaran Strauss
Letak Strauss
Kedalaman Strauss
Kondisi dasar dan dinding Strauss
- Tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran (lumpur, lemak ataupun
karat).
- Kawat pengikat tulangan menggunakan baja lunak dengan diameter minimum
1mm.
- Saat pengecoran Strauss, keadaan lubang harus diperiksa terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi terhadap betul tidaknya penempatan,
kedalaman, dimensi, kebersihan, dan lain-lain.
- Pelaksanaan pengecoran untuk satu buah lubang harus dikerjakan terus
menerus tanpa terputus sampai mencapai level yang ditentukan.
- Pengecoran lubang bored harus ditambah untuk pembesian setinggi 1.0 (satu)
meter dari level permukaan atas pondasi strauss yang sudah ditentukan sesuai
gambar kerja untuk kemudian dibuang kembali pada waktu pekerjaan poer. Hal
ini dimaksudkan agar lumpur yang terbawa naik keatas pada waktu pengecoran
dapat dibuang sehingga permukaan pondasi strauss pada level yang sudah
ditentukan betul-betul bebas dari lumpur.
- Pengangkatan casing pada waktu pengecoran, tidak boleh terlalu cepat, akan
tetapi juga tidak boleh terlalu lambat. Pengangkatan casing harus dilakukan
pada saat adukan beton diperkirakan sudah mencapai
METODE PELAKSANAAN
kepadatan yang maksimal dan tidak boleh menunggu sampai adukan beton
mulai mengeras. Kecepatan dan ketinggian pengangkatan casing harus betul-
betul diperhitungkan dan disesuaikan dengan volume pemasukan adukan betan
kedalam lubang bored. Overlap antara casing dengan adukan beton pada setiap
kali pemasukan adukan, tidak boleh kurang dari 50 cm.
2. Pekerjaan Poer
• Lingkup Pekerjaan :
- Penentuan as titik pondasi poer.
- Galian pada titik as pondasi yang telah ditetapkan.
- Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi poer dari besi beton dengan mutu
sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek).
- Pengecoran beton pondasi dengan mutu beton K250.
• Bahan yang digunakan :
Batu pecah dan pasir
Mutu beton K250
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia
Pembesian menggunakan besi polos dan ulir.
• Pelaksanaan :
- Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran harus
dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan,
kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan.
- Pemadatan beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan dituangkan dan dilanjutkan
METODE PELAKSANAAN
dengan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus
dekat dengan cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN BETON BERTULANG
Beton K-250 dan K-175 untuk pekerjaan beton bertulang.
Bahan / material.
• Semen PC.
Semen yang digunakan harus dalam keadaan yang baik, tidak boleh kehujanan serta
dalam penyimpanan harus ditempatkan dalam gudang yang bebas bocor,
mempunyai fentilasi yang cukup. Tempat meletakkan semen harus ditinggikan
minimal 30 cm dari lantai.
• Agregat halus / kasar
Agregat harus yang baik, keras dan bersih dari kotoran atau bahan –bahan yang
merusak, dan tahan terhadap karat. Besi baja tulangan harus disimpan ditempat
yang bersih dan keras permukaannya, dicegah jangan sampai terjadi percampuran
satu sama lain.
Pasir untuk beton harus dari jenis yang ditetapkan dalam PBI 1971 dan disetujui
direksi. Pasirnya harus kasar (bukan pasir halus), homogen yang bersih dari kotoran
/ Lumpur dan sebagainya.
METODE PELAKSANAAN
Batu pecah / cipping 2-3 harus dari jenis yang memenuhi persyaratan dalam PBI
1971 dan disetujui direksi.
• Air
Air untuk adukan beton dan untuk merawat beton harus bersih dari kotoran dan
bahan-bahan kimia yang merusak dan mempengaruhi daya lekat adukan
• Cetakan (bekisting)
Bahan untuk cetakan adalah papan yang bermutu baik dan rata, agar dapat
menahan gesekan cor beton.
Penyangga (peguat ) cetakan-cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
cetakan-cetakan tersebut harus benar-benar kuat menahan desakan-desakan
adona beton, jarak pemasangan penyagga (penguat) +40 cm atau kira-kira papan
cetakan itu dapat diyakinkan tidak akan melengkung oleh desakan adonan beton,
bila adonan itu dipadatkan dengan alat vibrator.
Untuk memudahkan melepaskan cetakan-cetakan dari betonnya maka cetakan-
cetakan ini harus dilapisi dengan lapisan yang telah disetujui oleh pemberi tugas /
direksi, tidak boleh memakai pelumas untuk melapisi cetakan.
Adukan beton.
• Adukan beton K-250 digunakan untuk item konstruksi beton; sloef 20/25, kolom
30/30, balok 25/40, pelat lantai, pelat tangga dan bordes.
• Adukan beton K-175 digunakan untuk pelat wiremesh, sloef 15/20, kolom 15/15,
balok 15/20, balok latai dan balok gewel.
• Semua jenis adukan tersebut dalam pelaksanaan harus mendapat persetujuan
direksi secara tertulis.
• Semua bahan: pasir, batu pecah, semen dan air harus diukur secara teliti volume
atau beratnya.
Pengadukan beton.
Semua pengadukan beton untuk struktur, sub struktur, harus dilakukan dengan mesin
(molen) dengan kapsitas 350 liter, bila diperlukan diminta oleh pemberi tugas/ direksi.
Untuk konstruksi beton praktis pengadukannya dapat dilakukan tanpa dengan mesin
pengaduk.
Pelaksanaan :
1. Pemasangan bekesting harus dikerjakan dengan teliti, terutama ukuran-ukuran
bagian dalam cetakan, toleransinya tidak boleh menyimpang dari 1 cm. disampingt
ketelitian diharuskan pula cara pemasangan yang cukup kuat supaya dinding
cetakan tidak melengkung. Bahan cetakan (bekesting) harus yang bermutu baik yang
disetujui oleh pemberi tugas/direksi, terutama untuk konstruksi yang terlihat.
2. Pemasangan pembesian harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan ketentuan
dalam gambar kerja. Batang-batang besi harus lurus, tidak boleh mencuat keluar
dari betonan sehingga akan menjadi karatan. Beton decking harus dipasang
METODE PELAKSANAAN
sedemikian rupa sehingga kuat menahan pembesian agar tidak melengkung. Tebal
beton decking minimal 2,5 cm angker-angker untuk pemasangan pembesian kolom
dan kolom praktis harus dipasang juga. Ditempat-tempat yang telah ditentukan
untuk kolom praktis maka besi-besi kolom tersebut harus dipasang waktu
pengerjaan sloef.
3. Pengakhiran pasangan bata ditempat kolom praktis harus dibuat bergigi dengan
maksud agar ada ikatan yang kuat antara pasangan bata dengan kolom praktis
disamping penguatan dengan gigi juga dengan pemasangan angker. Setelah
penutup (bekesting) lebarnya minimum 20 cm. Pemasangan bekesting kolom praktis
ialah dengan memakai pengikat kawat beton paku dan penguat-penguat lain
sedemikian rupa supaya kuat dan lurus/tegak .
4. Pengecoran kolom beton praktis dilakukan sedikit-sedikit (sekitar 30 cm) sambil
diaduk-aduk dengan tongkat sedemikian rupa sehingga adukan betul-betul merata
dan tidak ada rongga yang kosongyang tidak terisi adukan beton.
5. Pekerjaan ringbalk jika tidak diberikan syarat-syarat atau petunjuk-petunjuk khusus
maka dapat dilakukan menurut kebiasaan dalam praktek sehari-hari harus disetujui
oleh pemberi tugas / direksi. Ukuran dan pembesian disesuaikan dengan yang
tercantum dalam gambar kontrak.
METODE PELAKSANAAN
D. PEMBESIAN
• Baja tulangan.
Baja tulang yang dipakai adalah produksi dalam negeri yang memenuhi PBI 1971.
Kekuatan tulang harus dari baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
tegangan maksimum 3600 kg/cm2.
Penyimpanan baja tulangan tidak boleh terlalu lama, sehingga menimbulkan
kerusakan dan karat yang akan menurunkan kekuatan dan mutunya. Jika terpaksa
harus disimpan lama maka cara penyimpanannya harus ditutup (dibungkus) tidak
boleh terkena udara terbuka dan tidak boleh menyentuh tanah.
PEKERJAAN ATAP
Bahan/Material :
1. Pekerjaan kolom dan kuda-kuda menggunakan bahan Baja Siku dan WF.
2. Pekerjaan gording menggunakan C 150.6,5.20.2,3
3. Pekerjaan reng menggunakan galvalum
4. Penutup atap metal sheet motif genteng berpasir t = 0,3 mm lapis insulasi.
5. Wuwungan atap metal sheet motif genteng berpasir t = 0,3 mm
6. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) sesuai spesifikasi.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
- Instalasi dan ereksi dilakukan oleh installer yang bersertifikat dari pabrikan.
- Pemotongan material menggunakan alat potong listrik dan mengikuti gambar kerja
sesuai dengan dokumen kontrak.
- Sambungan-sambungan dengan baut dan diperkuat dengan flat buhul yang dilas.
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Peralatan
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
Leveling
Proses Kerja
METODE PELAKSANAAN
2. Pekerjaan Plesteran.
1. Bahan : Thin Bed Mortar PM 110.
2. Pelaksanaan :
- Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
- Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan Thin Bed Mortar PM
110 harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan.
- Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci
atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar
dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan
Thin Bed Mortar PM 110 atau pemasangan keramik dinding
Bahan/ Material :
1. Bahan pembuat kusen yang dipakai adalah Alluminium 4".
2. Slimar Alluminium 3/10.
3. Daun Pintu pelat alluminium.
4. Kaca menggunakan kaca bening 5mm.
5. Kasa anti nyamuk (untuk pintu yang di syaratkan pada gambar kerja)
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
Kusen
1. Chek dan seleksi bahan yang akan dipasang dikoordinasikan bersama Konsultan
Pengawas.
2. Ketahanan air dan angin setiap type minimum 1000 kg/m2, dengan ketahanan
udara 15 m3/hr.
3. Toleransi untuk tinggi serta Iebar maksimal 1 mm, sedangkan untuk diagonal 2 mm.
4. Sekrup dari stainlees steel galvanized dengan kepala tertanam.
5. Angkur dari steel plate tebal 2-3 mm dengan jarak 30 cm.
6. Permukaan kusen yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan
atau plesteran diberi lapisan laguer yang jernih atau anti corrosive treatment.
7. Pengelasan menggunakan bahan non actived gas (argon) dengan hasil rapih.
8. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti memakai skrup, rivet, dengan hasil
sambungan tidak tampak oleh mata.
9. Toleransi pemasangan kusen disatu sisi dinding sebesar 10-15 mm kemudian diisi
beton ringan grout.
10. Sebelum dilakukan penyekrupan dilakukan pengukuran dengan waterpass.
METODE PELAKSANAAN
3. Apakah detail sambungan telah sesuai dengan gambar rencana.
4. Bagaimana bentuk daun pintu/jendela sebelum diterima.
- Apakah dalam keadaan Plat (Baik)
- Apakah dalam keadaan melincang (TIDAK BAlK)
- Apakah dalam keadaan melengkung (TIDAK BAlK)
5. Check Ketinggian & kusen yang akan dipasangi Pintu
- Apakah sudah lot I tegak lurus
- Apakah sejajar satu sama lain
- Sponing siku
6. Check Ketinggian & perbedaan elevasi
7. Malkan daun pintu terhadap lubang kusen
8. Buat Peletakan Engsel & Kunci sesuai rencana
Pemasangan Kaca
1. Bahan yang digunakan kaca polos 5 mm.
2. Pemasangan kaca 5 mm harus dipasang menurut ukuran kusen dengan
kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah.
3. Kaca 8 mm yang sudah terpasang harus merupakan bagian yang rapi dan kuat. Sisi
kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan.
4. Kaca harus merupakan kaca bening, bebas dari gelombang maupun komposisi
bahan kimia. Bebas dari bintik-bintik, goresan, maupun garis timbul.
5. Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kaca khusus.
6. Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang bersih. Untuk
itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih khusus.
7. Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan list kaca yang terbuat dari bahan karet
C. PEKERJAAN PLAFOND
1. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah Alumunium (hollow 40 x 40
mm dan 20 x 40 mm) dan gypsum board 9 mm.
2. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
3. Pasang rangka hollow pada sipatan.
4. Tentukan jarak penempatan penggantung.
METODE PELAKSANAAN
5. Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk
menjamin kelurusan.
6. Pasang rangka pembagi.
7. Rasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm.
8. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond.
D. PEKERJAAN KERAMIK
1. Pekerjaan lantai
Permukaan yang akan dipasangi lantai harus dipadatkan dahulu sampai mendekati
kepadatan maksimum dan permukaan harus rata, kemudian diratakan lagi dengan
pasir urug setebal 15-20 cm disesuaikan dengan gambar kontrak. Pemadatan
dilakukan dengan menambahkan air bila hal ini diminta oleh pemberi tugas /
direksi.
Bahan :
a. Keramik Lantai 60x60 cm untuk lantai ruang utama dan anak tangga sesuai
gambar dalam kontrak.
b. Keramik 30x30 cm untuk lantai KM/WC, toilet dan teras/selasar sesuai
gambar dalam kontrak.
c. Tegel keramik 30x60 cm untuk dinding sesuai gambar dalam kontrak.
d. Andesit pada fasad sesuai gambar dalam kontrak.
Pelaksanaan :
a. Untuk pemasangan tegel keramik lantai, pertama-tama harus dilakukan
pengecoran lapisan dasar 1 pc : 3 psr setebal 5 cm yang diyakini rata
berdasarkan pengujian teknis, baru kemudian tegel keramik diletakkan /
METODE PELAKSANAAN
dipasang dengan terlebih dahulu pada bagian bawahnya diolesi dengan
adonan semen PC dengan merata. Demikian pula untuk pemasangan tegel
dinding.
b. Pemasangan tegel harus rata air dan lurus satu sama lain, jarak satu sama
lain 3 mm. pemasangan tegel ini tidak boleh diinjak atau dibebani sebelum
pasangannya mengeras dan kuat.
c. Sebelum dilakukan pemasangan tegel, harus dilakukan pemeriksaan
dahulu, pemasangan tegel dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
pemberi tugas / direksi.
d. Pemotongan tegel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rapi dan rata.
e. Setelah tegel dalam satu ruangan terpasang semua, maka sambungan
boleh ditutup adonan semen tegel. Pemasangan tegel ini harus dikerjakan
oleh orang-orang yang ahli dalam pekerjaan ini.
METODE PELAKSANAAN
3. Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail lainnya
sesuai dengan yang tereantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
4. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan nishing/pemasangan batu alam,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis
dalam spesikasi ini.
E. PEKERJAAN SANITAIR
METODE PELAKSANAAN
Gambar – gambar perencanaan meskipun tidak menunjukkan semua pipa,
fitting – fitting dan segal perlengkapan lainnya secara terperinci, namun agar
instalsi ini lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, maka pemborong wajib
menyediakan dan memesangnya apabila diperlukan sesuai pelaksanaan yang
wajar berlaku untuk itu.
C. Persyaratan Pemasangan
- Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
- Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, dibersihkan semua kotoran, benda - benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
METODE PELAKSANAAN
F. PEKERJAAN PENGECATAN
Syarat-syaratnya :
- Persiapan sebelum pekerjaan pengecatan, semua permukaan yang akan dicat
harus sudah bersih, dengan menggunakan lap bersih.
- Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi. Harus diusahakan bahan cat dari satu pabrik. Pengerjaan
pengecatan harus lebih dahulu diplamour dan mengikuti petunjuk pabrik yang
bersangkutan. Sebelum pengecetan, maka cat dalam kaleng harus diaduk
secara baik sebelum dituangkan kedalam tempat cat yang disediakan. Tanpa
petunjuk dari pabrik, maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak
dibenarkan.
Bahan :
Bahan yang digunakan untuk pengecatan dinding interior, partisi dan plafond
menggunakan setara Mowilex. Untuk dinding eksterior menggunakan cat setara
Dulux.
Sebelum dimulainya pekerjaan pengecatan, terlebih dahulu mengajukan
jenis/merk cat yang akan dipergunakan.
Pelaksanaan :
1. Ratakan permukaan dinding dengan plamur tembok.
2. Haluskan permukaan dinding tersebut dengan ampelas sampai halus.
3. Pengecatan dasar dinding dengan roll cat/kuas.
4. Cek permukaan dinding tersebut jika masih terdapat permukaan yang tidak
rata diratakan dengan plamur.
5. Pengecatan kedua dilakukan dan seterusnya hingga tiga kali pengecatan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
6. Rapihkan/Tusir bagian pinggir dinding atau plafond yang tidak rapih dengan
menggunakan kuas.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN LANDSCAPE DAN SALURAN
A. PEKERJAAN LANDSCAPE
Didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat dikatakan pekerjaan landscape ini meliputi :
1. Pembongkaran pagar eksisting
2. Perbaikan saluran eksisting
3. Pekerjaan urugan tanah
4. Pemasangan paving stone dan rumput hias
Maka penentuan elevasi dan ukurannya perlu dikontrol ulang dan sebagai patokan harus
diambil dari patok referensi yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN DRAINASE
C. PEKERJAAN JEMBATAN
Bahan :
1. Material bowplank
2. Besi beton polos
3. Mutu beton K250
Pelaksanaan :
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank sesuai gambar rencana.
2. Galian tanah sesuai ukuran dan dimensi sesuai gambar rencana.
3. Pembuatan pondasi plat setempat, kolom pedestal dan balok dengan bentuk
dan ukuran sesuai gambar rencana.
4. Pembuatan pembesian dan bekisting plat jembatan sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan railing jembatan.
LOKASI JEMBATAN
METODE PELAKSANAAN
D. PEKERJAAN PAGAR KELILING
Pagar dilokasi ini memadukan dua jenis pagar yang menggunakan material BRC dan
Bata Ringan.
Tahap pelaksanaan pembuatan pagar keliling ini dimulai dengan :
1. Pengukuran kembali lahan yang akan dipagar dengan pagar BRC, dari hasil
pengukuran tersebut maka akan diketahui berapa lembar pagar BRC dan tiang
yang dibutuhkan, dimana panjang yang dibutuhkan untuk 1 lembar + tiang adalah
2,4 m.
2. Pembuatan bowplank serta penggalian pondasi batu kali, strauss dan pondasi plat
(metode telah dijelaskan bab sebelumnya).
3. Setelah pengerjaan pondasi batu kali dan pengecoran strauss dan pondasi plat.
Maka tiang pagar BRC dan pembesian kolom beton pilar pintu pagar dapat
dipasang pada titik pondasi plat yang telah dibuat.
4. Langkah selanjutnya adalah pembesian sloef.
5. Pengecoran sloef dan kolom pilar tiang pagar dapat dilakukan bersamaan.
6. Setelah sloef telah benar-benar kering dan tiang BRC telah terpasang dengan kuat,
maka pemasangan lembar BRC dapat dipasang dengan mengaitkan uclip dan mur
bautnya.
7. Pekerjaan bata ringan juga dapat dilakukan diposisi yang telah ditentukan pada
gambar rencana.
8. Pemasangan pintu pagar dapat dilakukan saat kolom pilar beton telah benar-benar
kering dan kuat. Pemasangan pintu dilakukan dengan presisi dengan penempatan
engsel yang tepat agar pintu dapat berfungsi dengan baik.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN MEP
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Untuk elektrikal menggunakan acuan Peraturan Umum lnstalasi Listrik (PUIL 1987),
lnternasional Elektrotechnical Comisson dan Standar lndustri Indonesia (SII)/Standar
Nasional Indonesia (SNI). Seluruh bahan yang akan dipasang sebelumnya contoh bahan
diajukan terlebih dahulu ke konsultan Pengawas/Direksi.
Pekerjaan Panel
Material :
Panel Listrik terdiri dari ; Sub Distribution Panel (SDP) Utama, SDP Penerangan dan
Power (SDP-PP). (ex. Smart)
MCCB 3 phase 18 kA (SDP Utama). (ex. Schneider)
MCB 1 phase 6 kA untuk distribusi ke penerangan dan power. (ex. Schneider)
Kabel feeder dari MDP ke SDP Utama; Kabel NYFGBY 4 x 25 mm2. (ex. Supreme)
Kabel dari SDP Utama ke SDP-PP menggunakan Kabel NYY. (ex. Supreme)
Alat :
Bor tangan
Waterpass
Obeng, tang dan kunci pas
Tahapan pelaksanaan :
1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
2. Pemasangan Panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2
harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk
daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila
ada perbaikan instalasi.
Pemasangan MCCB dan MCB dilakukan dengan tepat dan kuat lalu diberi label.
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Power
Material :
Kabel dalam gedung menggunakan NYA/NYM (ex. Supreme)
Pipa conduit
Klemp pipa
Inbow dos (ex. Panasonic)
Saklar (ex. Panasonic)
Stopkontak (ex. Panasonic)
Lampu RMI 2 x 18 watt
Lampu Downlight 13 watt
Lampu SL LED 9 watt
Lampu Baret 18 watt
lampu Spot HPIT 150 watt
Lampu PJU Son-T 250 watt
Alat :
Bor tangan
Waterpass
Obeng, tang dan kunci pas
Tahapan Pelaksanaan :
Pemasangan sparing kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan instalasi kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
METODE PELAKSANAAN
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan fitting dan armateur
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
Marking plafond dengan kapur atau spidol
Lubangi plafond sesuai marking
Pasang kawat gantungan
Pasang fitting lampu dan kencangkan kawat gantungan
Sambung ke instalasi
Pasang lampu setelah plafond telah difinishing
Pemasangan saklar dan stop kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata
METODE PELAKSANAAN
Testing dan Commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature
selama ± 1 x 24 jam
Lampu PJU
Marking posisi lampu PJU
Pasang angker-angker sebelum pengecoran dan pastikan posisi telah benar
Pasang lampu pada tiangnya
Dirikan tiang lampu, keraskan mur-mur pengerasnya dan luruskan posisinya
Sambung ke instalasi lalu test fungsi.
Pekerjaan Instalasi AC
A. Pemasangan Pipa Refrigerant
Marking jalur pipa dan rak pipa
Pasang penggantung rak pipa dengan ketinggian
Pasang rak pipa (bila 1 jalur lebih dari 2 pipa)
Pasang isolasi pipa tembaga persatuan panjangnya
Pasang pada rak/penggantungnya
Sambung pipa dengan las tembaga
Tes pipa dengan compressor
Rapikan isolasi pipa
B. Pemasangan Unit Indoor
Marking lokasi penempatan unit indoor
Pasang penggantung
Pasang unit indoor
Pasang karet mounting dan kencangkan dengan baut
Sambung pipa tembaga dan ducting ke unit indoor
Pasang instalasi listriknya
C. Pemasangan Unit Outdoor
Marking fondasi unit outdoor
Buat fondasi
Pasang dynabolt pada fondasi
Pasang unit lengkap dengan mountingnya
Sambung piap ke unit
Pasang instalasi listriknya
METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
Bahan/Material
Kabel sound system
Kabel conduit
Speaker
Power Amplifier
Mixer
Mic
Tahapan Pelaksanaan :
Marking posisi speaker dan posisi ruang kontrol sound system
Pasang kabel sound system pada jalurnya.
Pasang speaker pada posisinya, pastikan speaker terpasang kokoh.
Install perangkat sound system
D. PEKERJAAN APAR
Bahan/Material
APAR Dry Powder
Gantungan
Dynabolt
Tahapan Pelaksanaan :
Marking posisi gantungan APAR
Pasang gantungan (ketinggian 120cm)
Letakkan APAR pada gantungan
METODE PELAKSANAAN
E. PEKERJAAN AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi instalasi pompa transfer, instalasi pipa hingga pemasangan
roof tank. Berikut penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
Persyaratan Bahan
Pompa transfer JP lengkap beserta asesoriesnya
Instalasi power untuk pompa
Pipa air bersih menggunakan pipa PPR ex. Wavin
Sambungan ex. Rucika
Roof tank berbahan stainless steel anti lumut ex. Induro lengkap dengan radar
dan pelampung.
Gate Valve ex. Toyo
Tahapan Pelaksanaan
Marking jalur pipa air bersih
Pemasangan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya.
Pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pada jalur vertikal maupun
horisontal
Install pipa pada pompa transfer dan roof tank
Testing dan Commissioning
Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu
dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam,
dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan
pipa dapat melalui lubang clean out.
Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang
METODE PELAKSANAAN
F. PEKERJAAN AIR KOTOR/AIR BEKAS DAN VENTING
Bahan/Material
Pipa menggunakan pipa PVC jenis AW ex. Wavin
Sambungan menggunakan PVC ex. Rucika
Clean out stainless
Bio Septictank kapasitas 6 m3
Tahapan Pelaksanaan
Marking jalur pipa instalasi dan titik outletnya
Pasang pipa sesuai gambar rencana beserta gate valve, fitting dan asesories
lainnya sesuai dengan tanda yang telah dibuat.
Pipa air kotor horisontal dipasang dengan kemiringan 1%
Pipa air bekas horisontal dipasang dengan kemiringan 1,5%.
Pasang clean out
METODE PELAKSANAAN
Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima
beban air.
Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
Marking posisi septictank
Dalam pekerjaan ini pemborong harus menggali tanah untuk penempatan
septic tank, kemudian pada keliling tanah yang digali dipasang dinding bata,
sedangkan volume dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
Pemasangan pipa penghubung antara septic tank dengan closet minimal
dengan kemiringan 3% (tiga persen).
Pemasangannya harus rapi, lurus dan tepat pada asnya.
Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
Buat sumur resapan dan bak kontrol
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERBAIKAN GEDUNG REHABILITASI PRIA
A. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
B. PEKERJAAN PERBAIKAN
METODE PELAKSANAAN
C. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
• Setelah semua pekerjaan telah dilakukan maka dapat dilakukan pembersihan pada
lokasi.
• Hasil bongkaran dan sampah di relokasi ke area yang telah ditentukan.
• Bersama Konsultan Pengawas/Direksi melakukan pengecakan kembali terhadap
pekerjaan perbaikan gedung rehabilitasi pria ini.
D. KETENTUAN TAMBAHAN
1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya, dan apabila ternyata ada
bahan - bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerja selambat -
lambatnya 2 x 24 jam.
METODE PELAKSANAAN
PROJECT QUALITY PLAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN