Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Asma merupakan inflamasi kronik pada jalan nafas yang disebabkan oleh
hiperresponsivitas jalan nafas, edema mukosa dan produksi mucus berlebih. Inflamasi ini
biasanya kambuh dengan tanda pada episode asthma seperti batuk, dada sesak, wheezing dan
dyspnea (Smeltzer, Suzanne C. O’Connell., Bare, 2008).
Kasus asma di seluruh dunia pada tahun 2004 berdasarkan survey Global Initiative For
Asthma (GINA) mencapai 300 juta orang. Di Jawa Timur, prevalensi kejadian asma didapatkan
4.264 jiwa.
Serangan asma dapat memberi dampak yang luas terhadap aktivitas, produktivitas, dan
berbagai kondisi sosial masyarakat khususnya di kalangan pasien asma, yang tentunya dapat
meningkatkan beban pembiayaan kesehatan dan beban ekonomi masyarakat. Oleh karena itu,
perlu diupayakan agar setiap penderita asma mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat
serta mampu mengelola asmanya.
Pengobatan untuk asma dibedakan atas dua macam yaitu pengobatan secara
farmakologis dan non farmakologis. Terdapat dua golongan medikasi secara farmakologis yakni
pengobatan jangka panjang dan pengobatan cepat atau quick relief sebagai pereda gejala yang
dikombinasikan sesuai kebutuhan (Smeltzer, Suzanne C. O’Connell., Bare, 2008). Bentuk
pengobatan nonfarmakologis adalah pengobatan komplementer yang meliputi breathing
technique (teknik pernafasan), acupunture, exercise theraphy, psychological therapies, manual
therapies (Council, 2006).
Salah satu metode olah napas yang dikembangkan di Rusia oleh Konstantin Buteyko
adalah latihan pernapasan dengan metode Buteyko (Asthma, 2014). Pada penderita asma akan
mengalami hiperventilasi yang menyebabkan rendahnya kadar CO2 dan akibatnya oksigenasi
akan semakin berkurang. Frekuensi napas yang optimal dengan penurunan frekuensi pernapasan
membawa kadar CO2 pada kadar normal, sehingga oksigenasi akan optimal.
Teknik pernapasan Buteyko adalah serangkaian latihan pernapasan yang bertujuan
untuk mengurangi hiperventilasi melalui penurunan frekuensi napas, yang dikenal dengan
slow breathing dan reduced breathing, dikombinasikan dengan waktu menahan napas, yang
dikenal dengan control pauses dan extended pauses (Bruton & Lewith, 2005). Teknik
pernapasan Buteyko merupakan suatu metode penatalaksanaan asma yang bertujuan mengurangi
penyempitan saluran pernapasan dengan melakukan latihan pernapasan dangkal. Terapi ini
dirancang untuk memperlambat atau mengurangi intake udara yang masuk ke dalam paru-paru
sehingga dapat mengurangi gangguan di saluran pernapasan. Prinsip teknik ini adalah
melakukan serangkaian latihan pernapasan secara teratur untuk memperbaiki cara bernapas
dan dilakukan secara kontinu (Dupler, 2005).
Tujuan dari studi ini adalah melakukan literature review untuk mengetahui efektifitas
metode Buteyko sebagai salah satu bentuk terapi breathing exercises yang termasuk
penatalaksanaan non farmakologis pada pasien asma bronkial. Studi ini diharapkan dapat
memberi ide penelitian selanjutnya dalam pemberian intervensi terhadap peningkatan kontrol
serangan pada pasien asma bronchial sehingga quality of life pasien asma meningkat.

1
BAB 2
METODE

Metode yang di gunakan dalam Literature review ini diawali dengan pemilihan topik,
kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, Pro Quest, Pubmed,
Science Direct, Journal Of Nursing Science, Jurnal Nasional Dan Jurnal Ners Universitas
Airlangga. Pencarian ini dibatasi mulai Januari 2006 sampai dengan Oktober 2016. Keyword
bahasa inggris yang digunakan adalah “buteyko therapy”, “buteyko for asthma”, “buteyko
method”, “breathing exercises buteyko. Dalam bahasa Indonesia menggunakan kata kunci
“terapi buteyko asma”, “metode buteyko asma”.
Jurnal dipilih untuk dilakuakn review berdasarkan studi yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Kriteria inklusi dalam Literature Reviewini adalah efektifitas terapi buteyko pada pasien asma
bronchial. Pencarian menggunakan keyword Bahasa Inggris ditemukan 17 Jurnal dan dengan
keyword Bahasa Indonesia diperoleh 6 Jurnal. Dari seluruh jurnal yang sesuai dengan tema dan
kriteria inklusi adalah 7 jurnal, yaitu 4 jurnal bahasa inggris dan 3 jurnal bahasa Indonesia. Tujuh
jurnal tersebut kemudian dicermati dan dilakukan Critical appraisal. Kemudian dilakukan
Literature Review sesuai dengan hasil Critical Appraisal yang telah dilakukan sebelumnya.

2
BAB 3
HASIL REVIEW

Penelitian yang ditelaah dalam artikel ini sejumlah 7 jurnal yang menggunakan kelompok
kontrol dan perlakuan terhadap responden untuk mengetahui efektifitas terapy buteyko pada
pasien asma. Penelitian yang ditelaah dalam artikel ini mengemukakan bahwa terapi buteyko
dapat mengontrol terjadinya asma. Metode penelitian yang digunakan oleh beberapa jurnal
beragam mulai dari A Randomized Controlled Trial, Quasy Eksperimen Jenis Purposive
Sampling Dengan Perlakuan, Quasy Eksperimen Pre-Post Test Design Tanpa Kelompok
Kontrol, Quasy Eksperimen Pre-Post Test Design Dengan Kelompok Control, Dan Pra
Eksperimen.
Pada Penelitian Efektivitas Teknik Pernafasan Buteyko Terhadap Pengontrolan Asma Di
Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang oleh Melastuti, E (2015) dengan jumlah responden
sebanyak 34 dengan control test Asma. Peneliti mengemukakan bahwa terjadi Peningkatan Rata-
rata pengontrolan asma dari Sebelum Terapi 20,35 dan sesudah terapi : 21,29.
Fawas Murtadho Santoso dkk (2014) dengan judul Perbandingan Latihan Nafas Buteyco
dan Upper Body Exercise Arus Puncak Ekspirasi Pada Pasien Dengan Asma Bronkiale
menggunakan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan buteyko dan upper body
exercises. Setelah dilakukan perlakuan pada 18 orang terbagi atas 9 orang pada masing-masing
kelompok didapatkan hasil yaitu nilai APE ukur, kurang dari nilai normal pada sebelum latihan
Buteyko, rerata nilai 161 L/min dan nilai APE ukur sebelum upper body exercisererata nilai 183
L/min. Nilai prediksi APE sebelum latihan Buteyko termasuk dalam kriteria asma berat dan
sebelum upper body exercise termasuk dalam kriteria asma berat. sesudah latihan Buteyko rerata
nilai 278 L/min dan sesudah upper body exercisererata nilai 313 L/min. Nilai prediksi APE
sesudah latihan Buteyko nilai prediksi APE termasuk dalam kriteria asma berat dan sesudah
upperbody exercise nilai prediksi APE termasuk dalam kriteria asma sedang.
Penelitian lain yang mendukung yaitu Cowie dkk (2007) dengan judul Buteyco
Technique as an Adjunct to conventional management of asthma. Pembagian kelompok
ditentukan secara random dengan membuka 200 amplop secara acak. Pengambilan nomor
tersebut menentukan subjek termasuk kelompok perlakuan buteyko atau kelompok control
(chest physiotherapy). Jumlah sampel adalah 129 subjek denagn (65 kelompok perlakuan
buteyko dan 64 kelompok physioterapi). Pengambilan sampel dalam penelitian tersebut diambil
dengan tepat dan dijelaskan secara jelas. Subjek untuk penelitian ini berusia antara 18-50 tahun
dan memiliki asma. Kriteria subjek penelitian adalah menggunakan pengobatan asma long acting
β2 agonis minimal 12% dan tidak kurang dari 200ml, dosis kortikosteroid stabil selama minimal
6 minggu sebelum studi awal, tidak pernah masuk emergency room selama 2 bulan, bukan
perokok dan bukan mantan perokok, dan bukan penderita COPD atau penyakit pernafasan
lainnya. Dalam jurnal juga dijelaskan secara jelas proses dan waktu perlakuan yaitu 6 minggu.
Hasil penelitian mengemukakan efek perbaikan besar dan proporsi yang tinggi dengan
kontrol asma selama 6 bulan setelah intervensi dilakukan. Pada kelompok Buteyko proporsi
dengan kontrol asma meningkat dari 40% menjadi 79% sedangkan pada kelompok control dari
44% menjadi 72%. Kunjungan IGD kelompok buteyko 1x sedangkan kelompok control 4x
Terjadi penurunan penggunaan kortikosteroid pada kelompok buteyko. Pada beberapa artikel
jurnal disebutkan bahwa terapi buteyko ini dapat meningkatkan Control Pause, memperbaiki
APE selain itu dapat menurunkan penggunaan kortikosteroid.

3
Menurut Patrick McHugh, Fergus Aitcheson, Bruce Duncan and Frank Houghton ( 2003
), kelompok dibagi menjadi kelompok perlakuan buteyko dam kelompok control relaksasi
umum. Sampel yang digunakan sejumlah 34 responden. Pada kelompok BBT ( Buteyco
Breathing Tehnique ) , terjadi penurunan penggunaa steroid inhalasi sekitar 50% , dan
penggunaan beta2-agonist berkurang 85 % dari base line. Sedangkan pada kelompol control
tidak ada perubahan atas penggunaan steroid, dan penggunaan beta2-agonist berkurang 37% dari
base line.
Hasil yang sama dikemukakan pada peneltian Zahra Mohamed Hassan a, Nermine
Mounir Riad b, Fatma Hassan Ahmed bahwa Ada peningkatan laju aliran ekspirasi puncak
dengan 51% pada kelompok buteyko dan terapi dokter (A) dan peningkatan sebesar 3,6% dalam
kelompok hanya menerima obat dari dokter (B). Jumlah sampel adalah Empat puluh pasien
dengan asma bronkial, usia berkisar antara 30 dan 50 tahun. Peningkatan tes jeda Control dengan
69% dalam kelompok A dan 8% di kelompok B. Dalam penelitian ini persentase perubahan di
Inhalasi steroids adalah penurunan dosis dalam 33% dari kelompok A dan 15% dalam kelompok
B dimana kelompok A yakni kelompok yang menerima perlakuan Therapi Buteyko.
Beberapa istilah dan intervensi yang digunakan dalam artikel ini cukup jelas dan tidak
menimbulkan makna yang ambigu dikarenakan jurnal internasional ini hanya membahas tentang
efektivitas terapi buteyko pada pasien asma bronchial jika dibandingan dengan terapi asma
lainnya. Penelitian yang telah ditelaah dalam artikel ini menunjukkan Tehnik Terapi Buteyko
memberikan efek yang baik dalam pengontrolan asma, yaitu mampu meningkatkan control
pause, setelah latihan terapi Buteyko prediksi arus puncak ekspirasi pada kelompok teknik
buteyko sebagian besar dalam kategori asma persiten berat dan upper body exercise sebagian
besar mengalami penurunan menjadi asma persiten sedang, menurunkan kunjungan emergency
room selama 6 bulan, serta menurunkan konsumsi kortikosteorid pada pasien asma.

4
BAB 4
IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK KEPERAWATAN

Literatur review ini berimplikasi terhadap praktik keperawatan, dan hasilnya bisa
diterapkan karena mudah, cepat dan tidak membutuhkan biaya. Penelitian yang telah ditelaah
dalam artikel ini menunjukkan Tehnik Terapi Buteyko baik dalam pengontrolan asma, mampu
meningkatkan control pause, setelah latihan terapi Buteyko prediksi arus puncak ekspirasi pada
kelompok teknik buteyko sebagian besar dalam kategori asma persiten berat dan upper body
exercise sebagian besar mengalami penurunan menjadi asma persiten sedang serta menurunkan
konsumsi kortikosteorid pada pasien asma.
Dalam praktik keperawatan terapi buteyko yang merupakan salah satu terapi
komplementer yang dapat digunakan dalam salah satu intervensi keperawatan, karena dari hasil
riset dari tujuh jurnal menunjukkan adanya perbaikan pengontrolan asma serta dapat
meningkatkan control pause. Penggunaan terapi buteyko juga tidak memiliki efek samping.
Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat pada tatanan kesehatan
komunitas di masyarakat, khususnya bagi perawat komunitas. Perawat komunitas dapat
mempraktekkan pada pasien asma persisten sedang yang telah menderita asma cukup lama dan
pada pasien kooperatif.
Perawat juga dapat memodifikasi atau mengembangkan metode dalam artikel ini sesuai
dengan asuhan keperawatan dalam peningkatan quality of life pasien asma bronchial. Penting
juga bagi perawat dalam pelaksanaan metode buteyko dalam artikel ini untuk memperhatikan
koping atau management stress pada pasien. Selain itu, membutuhkan evaluasi dan monitoring
efektifitas terapi buteyko oleh dokter dan tenaga medis lainnya

5
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Jurnal yang telah ditelaah menunjukkan bahwa manajemen asma dengan terapi
konvensional seperti latihan nafas salah satunya terapi buteyko membuktikan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan. Pengaruh tersebut terjadi pada pengontrolan asma
meningkat, peningkatan Arus puncak ekspirasi, penurunan penggunaan inhaler
kortikosteroid, peningkatan control pause, quality of life meningkat dan penurunan
jumlah kunjungan penderita asma ke emergency room selama 6 bulan terakhir.
Hal tersebut membuktikan bahwa terapi buteyko dapat diterapkan pada penderita asma
sebagai terapi komplementer (non farmakologis) karena efektif dari segi biaya, prosedur
sederhana dan tidak terdapat efek samping yang ditemukan. Namun untuk mencegah
terjadi komplikasi yang tidak diharapkan, maka dianjurkan melakukan terapi buteyko
tersebut pada penderita asma persisten sedang dengan gejala tiap hari dan serangan
mengganggu aktivitas dan tidur serta membutuhkan bronkodilator tiap hari dan gejala
malam lebih dari satu kali seminggu.
5.2 SARAN
1. Responden yang memiliki penyakit asma persisten sedang dan dapat mengontrol
asmanya diharapkan dapat menggunakan teknik pernafasan Buteyko yang terbukti
dapat meningkatkan control pause, dapat meningkatkan arus puncak ekspirasi,
menurunan penggunaan inhaler kortikosteroid, , meningkatkan quality of life dan
menurunan jumlah kunjungan penderita asma ke emergency room selama 6 bulan
terakhir.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan tema sejenis namun untuk responden di tambah
dengan usia anak-anak yang kooperatif dalam pelaksanaan terapy buteyko.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan tema sejenis namun untuk responden pasien asma
bronchial persisten agar mengetahui efek pelaksanaan terapy buteyko.

6
DAFTAR PUSTAKA

Agustiningsih, Denny. Kafi, Abdul. Djunaidi, A. (2007). Pernapasan dengan metode buteyko
meningkatkan nilai force expiratory volume in 1 second (%fev1) penderita asma dewasa
derajat persisten sedang. Berita kedokteran masyarakat.
Ambrason,M.B.(2004).A Randomised Controlled Trial of the Buteyko Method International
Journal of Immunorehabilitation.
Almqvist,C.,Worm,M.,& Leynaert,B.(2008).Impact of Gender on Asthma in Childhood and
Adolescence:a GA2LEN review.Allergy.
Bruton,A.,&Thomas,M.(2006).Breathing Therapies and Bronchodilator Thorax,643-644.
Chaitow,L.,Bradley,D.,& Gilbert,C.(2014).Recognizing and Treating Breathing Disorders 2nd
Edition.China:Elseiver.
Dalimunthe,S.D.(2010).Efektifitas Teknik Pernafasan Buteykko Terhadap Penurunan Gejala
Asma pada Penderita Asma di Kota Medan.Universitas Sumatera
Utara,http://repository.usus.ac.id/handle/123456789/20596 diakses pada tanggal 15
oktober 2016
Erna Melastuti & Lailya Husna.(2015). Efektif Teknik Pernafasan Buteyko Terhadap
pengontrolan asma dib alai kesehatan paru Masyarakat Semarang. Nurscope. Jurnal
Keperawatan dan pemikiran Ilmiah.1(4).1-7.
Fawas Murtadho Santoso, Harmayetty, Abu Bakar.(2014). Perbandingan Latihan Napas Buteyko
Dan Upper Body Exercise Terhadap Arus Puncak Ekspirasi Pada Pasien Dengan Asma
Bronkial.Critical & Medical Surgical Nursing Journal.Vol 2 No 2.
F. S. F.ram, E.A.Holloway and P.W. jones.(2003).Breathing retraining for asthma vol 97:
London. Departments of Physiological Medicine and wPsychology, St.George’s
Hospital Medical School,University of London.
Mohamed, Z., Riad, N. M., & Ahmed, F. H. (2013). Effect of Buteyko breathing technique on
patients with bronchial asthma. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis,
61(4), 235–241. http://doi.org/10.1016/j.ejcdt.2012.08.006
Robert L. et al.(2008). A randomised controlled trial of the Buteyko technique as an adjunct to
conventional management of asthma.Canada: Elsevier.
S Cooper.et al. (2003).Effect of two breathing exercises (Buteyko and pranayama) in asthma: a
randomised controlled trial. Clinical Sciences Building,City Hospital,674.
Zheng, G., Huang, L., Tong, H., Shu, Q., Hu, Y., Ge, M., … Xu, J. (2014). Treatment of acute
respiratory distress syndrome with allogeneic adipose-derived mesenchymal stem cells : a
randomized , placebo-controlled pilot study. Respiratory Research, 15(1), 1–10.
http://doi.org/10.1186/1465-9921-15-39

7
Hasil
No Penulis, Tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Random
Yang diukur Temuan
1. Fawas Murtadho 1. Kelompok - Nonprobability Quasy tidak 1. Buteyko Nilai APE ukur,
Santoso, perlakuan Sampling jenis eksperimen Exercise kurang dari nilai
Harmayetty, Abu latihan Purposive pre-post test normal pada
Bakar, 2014 Sampling design 2.Upper sebelum latihan
pernapasan
Body Buteyko, rerata
buteyko Exercise
Perbandingan Populasi nilai 161 L/min
Latihan Nafas 2. Kelompok terdiri dari dan nilai APE
BUTEYCO dan perlakuan 18 orang ukur sebelum
Upper Body latihan terbagi atas 9 upper body
Exercise Arus pernapasan orang masing- exercisererata
Puncak Ekspirasi denga upper masing nilai 183 L/min.
Pada Pasien body exercise. perlakuan Nilai prediksi
Dengan Asma latihan APE sebelum
Bronkiale pernapasan latihan Buteyko
buteyko dan termasuk dalam
upper body kriteria asma
exercise berat dan sebelum
upper body
exercise termasuk
dalam kriteria
asma berat.
2. Nilai APE ukur
kurang dari
normal
sesudah latihan
Buteykorerata
nilai 278 L/min
dan sesudah

8
upper body
exercisererata
nilai 313 L/min.
Nilai prediksi
APE sesudah
latihan Buteyko
nilai prediksi
APE termasuk
dalam kriteria
asma berat dan
sesudah upper
body exercise
nilai prediksi
APE termasuk
dalam kriteria
asma sedang.

2. Denny 1. Kelompok I Ya Penderita asma Quasy Ya 1. Buteyko Latihan dengan


Agustiningsih, sejumlah 6 bronkial eksperimen Exercise Buteyko dan Senam
dkk, 2007 orang dengan pre-post test 2. Senam Asma Indonesia
Latihan diberikan diagnosis asma design Asma pernapasan baik bisa
Pernafasan latihan persisten dengan Exercise mengurangi
dengan Metode dengan derajat kelompok 3. Tanpa hambatan airway
buteyco sedang, usia kontrol perlakuan pasien asma, tetapi
metode
Meningkatkan dewasa (20-50 tidak bisa
Buteyko
Nilai Force tahun) meningkatkan
1x60 menit kapasitas paru-paru
Expiration per minggu, vital.
Volume In 1% ( 2. Kelompok II
FEV) Penderita sejumlah 6
Asma Dewasa orang
Derajat persisten mengikuti

9
Sedang latihan senam
Asma 1x60
menit per
minggu
3. Kelompok III
sejumlah 6
orang tanpa
perlakuan
dan berlaku
sebagai
kontrol.
3. Patrick McHugh, 1. Kelompok 1 Ya 34 responden Randomized Ya Buteyko 1. TIdak ada
Fergus perlakuan yang control trial Exercise perubahan
Aitcheson, Bruce dengan dibagmenjadi dengan significant dalam
Duncan and Buteyco 2 group: group menurunkan FEV pada kedua
Frank Houghton, exercise. Intervensi (6), ketergantung kelompok
( 2003 ). Pembelajaran dan Grup an 2. Pada kelompok
Buteyko control (6) penggunaan
dalam 7 hari, BBT ( Buteyco
Breathing steroid dan
satu sesi 60-90 Breathing Thnique
Technique for penggunaan
asthma: an menit Beta2- ) , terjadi
effective 2. Kelompok 2 agonist penurunan
interventionoJour perlakuan penggunaa steroid
nal of the New dengan tehnik inhalasi sekitar
Zealand Medical relaksasi umum 50% , dan
Association, 12- lainnya . penggunaan beta2-
December-2003, Pembelajaran agonist berkurang
Vol 116 dalam 7 hari, 85 % dari base
satu sesi 60-90 line.
menit 3. Tidak ada

10
perubahan pada
kelompok kontrol
atas penggunaan
steroid, dan
penggunaan beta2-
agonist berkurang
37% dari base line.

4. Melastuti, E Asthma Control Ya Jumlah Quasy Ya asthma Pengontrolan asma


(2015) Nurscope. Test and responden eksperimen control test sebelum dilakukan
Jurnal Spirometrys sebanyak 34 jenis sebelum dan tehnik pernafasan
Keperawatan dan Pre – Post test dengan control purposive sesudah Buteyko adalah
Pemikiran BUTEYCO test Asma sampling dilakukan 20,35 kemudian
Ilmiah. 1(4). 1-7 dengan tehnik menjadi 21,29
Efektivitas perlakuan pernafasan setelah dilakukan
Tehnik Buteyko tehnik pernafasan
Pernafasan Buteyko.
BUTEYCO
terhadap
Pengontrolan
Asma Di Balai
Kesehatan Paru
Masyarakat
Semarang

5. (Cowie, Conley, Buteyko Ya 129 subjek Randomized Ya a. Pengontro a. Pengontrolan


Underwood & Technique as an (65 kelompok Controlled lan asma asma pada
reader, 2007) Adjunct to perlakuan Trial b. Rerata kelompok
conventional buteyko dan pengggun buteyko
management of 64 kelompok an inhalasi meningkat dari
ashtma physioterapi) kortikoste 40% menjadi 79
roid %, sedangkan

11
c. Jumlah pada kelompok
Kunjunga control
n IGD meningkat dari
selama 6 44% menjadi 72
bulan %
Perubahan b. Kunjungan IGD
QOL kelompok
buteyko 1x
sedangkan
kelompok
control 4x
c. Terjadi
penurunan
penggunaan
kortikosteroid
pada kelompok
buteyko
6. S Cooper, J 1. Kelompo Ya 90 pasien a Ya Penggunaan Teknik Buteyko
Oborne, S k dengan dengan randomised Bronkodilato telah mengurangi
Newton, V Terapy ketergantunga controlled r gejala asma dan
Harrison, J buteyko n trial Penggunaan
Thompson Coon, 2. Kelompo kortikosteroid bronkodilator
S Lewis, A k dengan dibandingkan
Tattersfield, yoga dengan kelompok
Effect of two pranayam lain
breathing a
exercises
(Buteyko and
pranayama) in
asthma: a
randomised
controlled trial

12
7. Zahra Mohamed Kelompok A: - Empat puluh Pra tidak 1. Arus 1. Ada peningkatan
Hassan a, Kelompok pasien dengan Eksperimen puncak laju aliran
Nermine Mounir buteyko dan asma bronkial, Ekspirasi ekspirasi puncak
Riad b, Fatma terapi dokter usia berkisar 2. Gejala dengan 51% pada
Hassan Ahmed Kelompok B: antara 30 dan asma kelompok (A) dan
,Effect of Hanya menerima 50 tahun. harian peningkatan
Buteyko obat dari dokter 3. Pengendal sebesar 3,6%
breathing ian jeda dalam kelompok
technique on asma (B).
patients 4. Konsumsi 2. peningkatan tes
with bronchial Kortikoste jeda Control
asthma roid dengan 69% dalam
kelompok A dan
8% di kelompok
B.
3. Dalam penelitian
ini persentase
perubahan di
Inhalasi steroids
adalah penurunan
dosis dalam 33%
dari kelompok A
dan 15% dalam
kelompok B

13

Вам также может понравиться