Вы находитесь на странице: 1из 9

Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.

) Terhadap
Staphylococcus aureus

Number 3

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus


Kunth.) TERHADAP Staphylococcus aureus

Leka Lutpiatina, Nur Rizqi Amaliah, Ratih Dewi Dwiyanti

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin


Jl Mistar Cokrokusumo 4a Banjarbaru
e-mail: leka.zns@gmail.com

Abstract

Bacground.Leaf kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Has long exploited the community for
consumption and traditional medicine. Leaf thinkers contain phenols, flavonoids, saponins
and tannins that act as antibacterials.
Objective.This study aims to determine the minimal inhibitory concentration and minimal
concentration of kink leaf extract to Staphylococcus aureus bacteria in vitro.
Methods.This research is true experiment with postest only control group design. Free
variable in this research is concentration of leaf extract of kenikir (Cosmos caudatus
Kunth.). The dependent variable in this study was Staphylococcus aureus bacteria.
The results of the Minimal Inhibitory Concentrations (MICs) showed turbidity at
concentrations of 80 mg / ml, 160 mg / ml and presence of clarity at concentrations of 180
mg / ml, 190 mg / ml and 200 mg / ml. The results of the Minimum Bactericidal
Concentrations (MBCs) obtained the amount of colony at 80 mg / ml concentration of 60
CFU / ml, 160 mg / ml of 12 CFU / ml, 170 mg / ml of 3 CFU / ml, 190 mg / ml of 0 CFU /
ml and 200 mg / ml of 0 CFU / ml.
ConclusionBased on the results of this study it can be concluded that MICs of kenikir leaf
extract is 170 mg / ml and MBCs of kenikir leaf extract is 190 mg / ml. It is suggested to do
further research about the effect of leaves extract of aphrodisiac to Staphylococcus aureus
bacteria is by using other solvent.

Keywords: Cosmos caudatus Kunth, Staphylococcus aureus

Pendahuluan Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia


coli sebesar 32%,Candida albicans
Infeksi nosokomial dapat sebesar 10% dan Acinetobacter baumannii
disebabkan oleh mikroorganisme sebesar 7%1.
diantaranya adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus aureus merupakan
Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter penyebab infeksi nosokomial terbesar
baumannii, Escherichia coli dan Candida yaitu 34%.Staphylococcus aureus dapat
albicans (INICC, 2010). Persentase ditemukan pada usap hidung perawat 2,
mikroorganisme yang menyebabkan stetoskop3 dan kemungkinan menulari
terjadinya infeksi nosokomial yakni pasien.Selain menimbulkan infeksi,
83
Staphylococcus aureus sebesar 34%, Staphylococcus aureus juga menimbulkan
Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus

keracunan makanan yaitu melalui pangan Hasil penelitian menunjukkan


yang tercemar seperti pada saos pentol ekstrak metanol daun kenikir pada
jajanan4.Staphylococcus aureus telah konsentrasi 10 mg/ml mampu
menunjukkan hasil resisten terhadap menghambat bakteri Stapyhlococcus
beberapa antibiotik, tetapi bakteri ini aureus sebesar 11,32 mm, Bacillus cereus
sensitif terhadap bahan-bahan alam seperti sebesar 6,43 mm selain itu juga mampu
propolis lebah5. menghambat bakteri gram negatif
Tumbuhan obat diketahui potensial Escherichia coli sebesar13,4 mm,
untuk dapat dikembangkan lebih lanjut Klebsiella pneumonia sebesar 8,3 mm, dan
pada penyakit infeksi, namun masih Pseudomonas sebesar 8,2 mm serta dapat
banyak yang belum dibuktikan menghambat pertumbuhan jamur Mucor
aktivitasnya secara ilmiah.Sehingga sebesar 3,53 mm dan Candida albicans
perkembangan ilmu pengetahuan dalam sebesar 4,16 mm10. Penelitian ini bertujuan
pengembangan obat alam perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi hambat
secara berkelanjutan6.Penggunaan obat minimal dan konsentrasi bunuh minimal
dari bahan alam secara umum dinilai lebih ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus
aman dan memiliki efek samping yang Kunth.) terhadap Staphylococcus aureus.
relatif kecil dari pada penggunaan obat
modern7. Metode
Salah satu tumbuhan yang dapat Jenis penelitian yang digunakan
digunakan sebagai obat tradisional adalah dalam penelitian ini adalah eksperimen
kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)8. sebenarnya (true eksperiment). Rancangan
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) penelitian yang digunakan dalam
merupakan tumbuhan tropis anggota penelitian ini adalah Postest Only Control
Asteraceae yang berasal dari Amerika Group Design yaitu dengan melakukan
Tengah dan sebagian daerah beriklim pemeriksaan daya hambat dan daya bunuh
tropis lainnya. Bagian muda kenikir ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus
biasanya digunakan masyarakat sebagai Kunth.) pada konsentrasi 160 mg/ml, 320
lalapan atau dijadikan makanan pembuka mg/ml, 340 mg/ml, 380 mg/ml dan 400
karena memiliki rasa dan aroma yang mg/ml. Kemudian dibandingkan dengan
khas9.Daun kenikir mengandung senyawa kelompok kontrol negatif, kontrol positif
aktif yaitu fenol, flavonoid, tanin dan dan kontrol ekstrak dengan jumlah
saponin yang berfungsi sebagai pengulangan sebanyak 3 kali.
antibakteri. 84

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus

Bahan yang digunakan dalam x 24 jam, setiap 8 jam dilakukan


penelitian ini adalah daun kenikir yang ada pengadukan, kemudian filtrat diambil dan
di daerah Banjarbaru. Bagian daun yang ditampung. Ampas daun kenikir
digunakan adalah daun muda (daun yang dimaserasi kembali dan diulang sebanyak
dekat pucuk) dan bebas hama. Variabel 3 kali dengan pelarut etanol 70% agar
bebas dalam penelitian ini adalah dapat dipastikan zat aktif daun kenikir
konsentrasi ekstrak daun kenikir (Cosmos terekstraksi secara sempurna.Hasil yang
caudatus Kunth.).Variabel terikat dalam diperoleh disaring dengan kertas saring.
penelitian ini adalah bakteri Filtrat dipekatkan dengan menguapkan
Staphylococcus aureus. etanol menggunakan waterbath suhu 50°C
Uji determinasi tanaman kenikir hingga terbentuk ekstrak kental atau 1/3
dilakukan di Laboratorium FMIPA bagian. Ekstrak kental daun kenikir
Universitas Lambung Mangkurat. ditimbang seberat 5 g dan dilarutkan
Pembuatan ekstrak daun kenikir dengan dengan 5 ml pelarut gliserin (konsentrasi
cara daun kenikir sebanyak 1 kg dicuci 1000 mg/ml).Dihomogenkan sampai
bersih dan ditiriskan. Keringkan hingga ekstrak daun kenikir kental terlarut
benar-benar kering dengan menggunakan sempurna. Di dalam tabung steril
oven pada suhu 60oC dan kemudian dimasukkan 5 ml ekstrak daun kenikir
dihaluskan dengan menggunakan blender konsentrasi 1000 mg/ml ditambah 5 ml
selama 2 menit. Serbuk daun dimasukkan aquades steril sehingga diperoleh
ke dalam bejana maserasi dan direndam konsentrasi 500 mg/ml. Membuat deret
dengan menggunakan pelarut etanol 70%, konsentrasi ekstrak daun kenikir pada
perbandingan serbuk dengan ekstrak yaitu masing masing tabung reaksi steril seperti
1 : 5. Proses maserasi dilakukan selama 3 pada tabel berikut:
Tabel 1 Pengenceran konsentrasi
Tabung Larutan Aquades Konsentrasi Konsentrasi setelah ditambah
steril 500 mg/ml Steril awal (mg/ml) suspensi bakteri 1:1(mg/ml)
1 3,2 ml 0,8 ml 400 200
2 3,04 ml 0,96 ml 380 190
3 2,72 ml 1,28 ml 340 170
4 2,56 ml 1,44 ml 320 160
5 1,28 ml 2,72 ml 160 80

Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal konsentrasi 400 mg/ml ekstrak daun


(KHM) dengan caraKonsentrasi 200 kenikir dan ditambah 1 ml suspensi
mg/ml = diambil 1 ml dari tabung bakteri di dalam TSB. Lakukan

85
Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
pengulangan sebanyak 3 kali. di dalam inkubator. Dibaca hasilnya
Konsentrasi 190 mg/ml = diambil 1 ml dengan mencari tabung yang
dari tabung konsentrasi 380 mg/ml mengandung kadar ekstrak terendah
ekstrak daun kenikir dan ditambah 1 ml tetapi masih mampu menghambat bakteri
suspensi bakteri di dalam TSB. Lakukan (larutan jernih) yang dinyatakan sebagai
pengulangan sebanyak 3 kali.Konsentrasi Konsentrasi Hambat Minimal (KHM).
170 mg/ml = diambil 1 ml dari tabung Hasil divisualisasikan dalam bentuk
konsentrasi 340 mg/ml ekstrak daun tabel. Setelah diperoleh hasil konsentrasi
kenikir dan ditambah 1 ml suspensi hambat minimal, pemeriksaan
bakteri di dalam TSB. Lakukan dilanjutkan dengan penentuan
pengulangan sebanyak 3 kali. Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM)11.
Konsentrasi 160 mg/ml = diambil 1 ml Penentuan Konsentrasi Bunuh
dari tabung konsentrasi 320 mg/ml Minimal (KBM) dengan cara tabung
ekstrak daun kenikir dan ditambah 1 ml yang telah diinkubasi selama 24 jam pada
suspensi bakteri di dalam TSB. Lakukan suhu 37oC dan diamati tingkat
pengulangan sebanyak 3 kali. kekeruhannya untuk melihat KHM yaitu
Konsentrasi 80 mg/ml = diambil 1 ml sampai didapatkan tabung yang
dari tabung konsentrasi 160 mg/ml mengandung kadar ekstrak terendah
ekstrak daun kenikir dan ditambah 1 ml tetapi masih mampu menghambat bakteri
suspensi bakteri di dalam TSB. Lakukan (larutan jernih) kemudian dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali.Tabung penanaman pada media nutrient agar
kontrol positif diisi dengan suspensi (NA) untuk melihat Konsentrasi Bunuh
antibakteri kloramfenikol dan TSB steril Minimal (KBM). Sebanyak 5 ul larutan
sebanyak 1 ml kemudian ditambah diambil dari masing-masing konsentrasi
dengan 1 ml suspensi bakteri di dalam kemudian diratakan pada permukaan
TSB.Lakukan pengulangan sebanyak 3 media Nutrient Agar (NA) dengan
kali.Tabung kontrol negatif diisi dengan menggunakan batang penyebar.
1 ml TSB steril ditambah 1 ml suspensi Diinkubasi selama 24 jam pada suhu
bakteri di dalam TSB.Lakukan 37oC di dalam inkubator. Dibaca hasil
pengulangan sebanyak 3 kali.Tabung dengan menghitung jumlah koloni yang
kontrol ekstrak daun kenikir diisi dengan tumbuh pada permukaan media dengan
1 ml ekstrak daun kenikir ditambah 1 ml menggunakan colony counter kemudian
TSB steril.Lakukan pengulangan dicari konsentrasi yang sama sekali tidak
sebanyak 3 kali. Dicampur baik-baik dan menunjukkan pertumbuhan
86
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC bakteri.Lakukan penentuan tersebut

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
dengan 3 kali pengulangan. Data yang Pengujian antimikroba ekstrak
diperoleh dari hasil penentuan daun kenikir terhadap pertumbuhan
konsentrasi hambat minimal (KHM) dan Staphylococcus aureus memperlihatkan
penentuan konsentrasi bunuh minimal adanya tingkat kejernihan pada
(KBM) dianalisis secara deskriptif11. penentuan Konsentrasi Hambat Minimal
(KHM) yang dapat dilihat pada tabel
Hasil sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)


Kesimpulan
Konsentrasi ekstrak daun Kejernihan
kenikir
I II III
80 mg/ml Keruh Keruh Keruh Keruh
160 mg/ml Keruh Keruh Keruh Keruh
170 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
190 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
200 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
K (+) Jernih Jernih Jernih Jernih
K (-) Keruh Keruh Keruh Keruh
Berdasarkan penentuan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) diperoleh adanya
pertumbuhan jumlah koloni yang dapat dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM)
Jumlah koloni (CFU/ml) pada
Konsentrasi ekstrak daun Ulangan Rata-rata
Kenikir
I II III
80 mg/ml 35 20 5 20
160 mg/ml 10 1 2 4
170 mg/ml 1 0 2 1
190 mg/ml 0 0 0 0
200 mg/ml 0 0 0 0
K (+) 0 0 0 0
K (-) 1440 1120 1400 1320

Hasil rata-rata jumlah koloni tiap bunuh minimal disajikan seperti pada
konsentrasi pada penentuan konsentrasi gambar 1.

87

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
Gambar 1 Grafik Rata-rata Jumlah Koloni Staphylococcus aureus Berbagai Konsentrasi
pada Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimal
(KBM)
25
Ju
)lat
ml
e 20
P
ah
kol 15
oni
(C
10
FU
/
5

0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225
Konsentrasi ekstrak daun kenikir (mg/ml)

Berdasarkan hasil konsentrasi Pembahasan


hambat minimal dengan pengamatan Daun kenikir merupakan salah
secara visual menunjukkan kekeruhan satu sayuran yang sering dikonsumsi
dimulai dari konsentrasi 80 mg/ml masyarakat Indonesia, selain itu daun
sampai konsentrasi 160 mg/ml dan kenikir memiliki manfaat sebagai bahan
menunjukkan kejernihan dimulai dari obat.Kandungan senyawa aktif pada daun
konsentrasi 170 mg/ml sampai kenikir berupa flavonoid, saponin,
konsentrasi 200 mg/ml. Hasil konsentrasi terpenoid, alkaloid, tanin dan minyak
bunuh minimal diperoleh adanya atsiri yang berpotensi sebagai
penurunan jumlah koloni pada pemberian antibakteri12.
berbagai konsentrasi ekstrak daun Konsentrasi hambat minimal
kenikir. Pertumbuhan jumlah koloni digunakan untuk menentukan konsentrasi
terbesar terjadi pada konsentrasi 80 terkecil yang masih dapat menghambat
mg/ml dengan jumlah koloni sebanyak pertumbuhan bakeri.Penentuan KHM
60 koloni dan pertumbuhan koloni perlu dilakukan untuk melihat kekuatan
terkecil terjadi pada konsentrasi 190 dan sensitivitas suatu zat antibiotic.
mg/ml dengan jumlah koloni sebanyak 0 Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)
koloni. terjadi pada konsentrasi 170
mg/ml.Selain memiliki kemampuan
dalam menghambat pertumbuhan

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 88
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus, daun kenikir juga berikatan dengan protein. Hal ini
memiliki kemampuan dalam membunuh menyebabkan rusaknya membran sel
Staphylococcus aureus. Konsentrasi bakteri yang selanjutnya diikuti dengan
Bunuh Minimal (KBM) terjadi pada keluarnya senyawa intraselular14.Selain
konsentrasi 190 mg/ml dimana pada flavonoid yang terdapat dalam kenikir
konsentrasi tersebut tidak ditemukan yang juga bisa berfungsi sebagai
adanya pertumbuhan koloni antibakteri yaitu tanin.Senyawa tanin
Staphylococcus aureus.Penelitian ini mampu mengganggu membran plasma
memperoleh hasil KHM dan KBM diatas dan menghambat kerja enzim15.
konsentrasi 100%, tanaman obat lain Penghambatan kerja enzim berkaitan
seperti Binahong juga menghasilkan zone dengan metabolisme bakteri yang akan
resisten (11mm) terhadap Salmonella berpengaruh terhadap pertumbuhan
typhi13. bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan Penelitian tentang Uji Aktivitas
bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi Antibakteri Daun Kenikir (Cosmos
ekstrak daun kenikir yang ditambahkan, caudatus Kunth.) dan Daun Sintrong
semakin besar pula kemampuan daya (Crassocephalum crepidioides (Benth.)
hambat dan daya bunuh ekstrak daun S. Moore) terhadap bakteri
kenikir terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
Staphylococcus aureus.Hal ini ditandai aeruginosa diperolehKonsentrasi Hambat
dengan terjadinya kejernihan pada media Minimal (KHM) terhadap bakteri
TSB uji dilusi tabung dan penurunan Staphylococcus aureus dari ekstrak etil
jumlah koloni Staphylococcus aureus asetat daun kenikir (Cosmos caudatus
yang tumbuh pada permukaan media Kunth.) adalah pada konsentrasi 7.000
nutrient agar. ppm atau sama dengan 7 mg/ml16.
Daya antibakteri daun kenikir Adanya perbedaan hasil penelitian antara
dikarenakan adanya senyawa aktif yaitu peneliti dengan peneliti lain ini dapat
fenol, flavonoid, saponin dan tanin10, disebabkan oleh pelarut yang digunakan.
Daun kenikir mengandung senyawa Hal ini dimungkinkan karena golongan
saponin, flavonoid, polifenol, dan senyawa yang berpotensi sebagai
minyak atsiri.Flavonoid yang terdapat antibakteri pada daun kenikir lebih
dalam kenikir merupakan zat yang banyak tersari dalam etil asetat
berfungsi sebagai antibakteri. Flavonoid dibandingkan dengan etanol 70%. Dilihat
menghambat fungsi membran sel dengan dari sifatnya etil asetat merupakan
cara membentuk senyawa kompleks yang pelarut yang volatil dan mudah terbakar,

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 89
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
sehingga dalam penguapannya tanpa terhadap Staphylococcus aureus dengan
pemanasan, sedangkan etanol proses menggunakan pelarut n-heksana
penguapannya dengan pemanasan. Proses
pemanasan inilah yang memungkinkan
menjadi salah satu faktor perbedaan Daftar Pustaka
jumlah kandungan golongan senyawa 1) Tortora et al, 2001. Device-Associated
Infection Rate and Mortality in Intensive
yang memiliki aktivitas antibakteri dalam Care Units of World: Findings of the
ekstrak tersebut, sehingga konsentrasi Internasional Nosokomial Infektions Control
Consortium. Infect Control Hosp Epidemiol;
hambat minimal yang diperoleh juga 27(4). Hal: 349 – 56
2) R. D. Dwiyanti, A. Muhlisin, and A.
berbeda. Pada penguapan ekstrak etanol Muntaha, 2015. MRSA dan VRSA pada
Paramedis RSUD Ratu Zalecha Martapura,
terdapat pemanasan yang dimungkinkan Med. Lab. Technol. J., vol. 1, no. 1, pp. 27–
33.
menyebabkan rusaknya senyawa- 3) L. Lutpiatina, 2017. Cemaran
senyawa yang sebenarnya memiliki Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aerogenosa Pada Stetoskop dirumah sakit.
aktivitas antibakteri, sedangkan pada Jurnal Teknologi Laboratorium, vol. 6, no.2,
pp.
penguapan ekstrak etil asetat dilakukan 4) R. D. Dwiyanti and L. Lutpiatina, 2016.
Mutu Bakteriologis Saus Tomat Pentol Di
tanpa pemanasan dan rusaknya senyawa Banjarbaru, Med. Lab. Tecnol. J., vol. 2, no.
1, pp. 1–5,
karena pemanasan dapat dihindari16. 5) L. Lutpiatina, 2015. Efektivitas Ektrak
Propolis Lebah Kelulut (Trigona spp) Dalam
Menghambat Pertumbuhan Salmonella typhi,
Kesimpulan Staphylococcus aureus dan Candida albicans,
J. Skala Kesahatan, vol. 6, no. 1
Konsentrasi hambat minimal ekstrak 6) Hertiani T., Palupi, I.S.,Sanliferianti,
Nurwindasari, H.D. 2003. Uji Potensial
daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Antimikroba terhadap S. aureus, E. coli,
Shigella dysentriae, dan Candida albicans
terhadap Staphylococcus aureus terjadi dari Beberapa Tanaman Obat Tadisional
pada konsentrasi 170 mg/ml. Konsentrasi untuk Penyakit Infeksi. Pharmacon.
7) Yanti Y. Warbung, 2013, Daya Hambat
bunuh minimal ekstrak ekstrak daun Ekstrak Spons Laut Callyspongia sp terhadap
Pertubuhan Bakteri Staphylococcus aureus,
kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) jurnal e-GiGi, vol. 1, no.2
8) Saranraj, P. And S.Sivasakthi, 2014.
terhadap Staphylococcus aureus terjadi Medicinal Plants and its Antimicrobial
Properties: a Review. Global Journal Of
pada konsentrasi 190 mg/ml. Pharmacology
9) Shui, G., Leong, L.P., Shih, P.W. 2005.Rapid
screening and characterization 90
of
antioxidants of Cosmos Caudatus using
liquid chromatography coupled with mass
Saran spectrometry. J.Chromatogr. B Anal.Tech.
Biomed. Life Sci . 827, 127 - 138.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai 10) Daulat, Patil G. dan Nikam Shashikant V.
2013. In Vitro Antimicrobial, Antioxidant
konsentrasi hambat minimal dan Activity, and Phytochemical Analysis of
konsentrasi bunuh minimal ekstrak daun Cosmos caudatus (Wild Cosmos). 83
11) Annisa Rahmi, Erfan Roebiakto, Leka
kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Lutpiatina, 2016, Potensi Ekstrak Rimpang
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Menghambat PertumbuhanCandida albicans,

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Leka Lutpiatina, dkk., Daya Hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap
Staphylococcus aureus
Med. Lab. Technol. J., vol.2, no.2, pp.70-76 Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar
12) Ratih Dewi Dwiyanti, Nurlailah, Indah (Jantrophacurcas L.) Terhadap Bakteri
Kurnia Widiningsih, 2015. Efektivitas air Staphylococcus aureus ATCC 25923,
rebusan daun binahong(Anredera cordifolia) Escherichia coli ATCC 25922 dan
terhadap pertumbuhanSalmonella typhi, Med. Salmonella typhi ATCC 1408. Jurnal ilmu-
Lab. Tecnol. J., vol. 1, no. 1, pp.1-6 ilmu Pertanian.
13) Dwiyanti, Wariska., Muslimin Ibrahim, 16) Gaty Safita, Endah Rismawati Eka Sakti,
Guntur Trimulyono. 2014. Pengaruh Ekstrak Livia Syafnir, 2015, Uji Aktivitas Antibakteri
Daun Kenikir (Cosmos caudatus) terhadap Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) dan
pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus secara Daun Sintrong (Crassocephalum crepidioides
In Vitro. Ejournal unesa (Benth.) S. Moore.) terhadap Bakteri
14) Rijayanti, Rika Pratiwi. 2014. Uji Aktivitas Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga aeruginosa,Prosiding Penelitian SPeSIA
Bacang (mangifera foetida L.) terhadap Unisba, pp.421–428
Staphylococcus aurus Secara In Vitro. Jurnal
untan
15) Nuria, Maulita Cut., Arvin Faizatun,
Sumantri. 2009. Uji Aktivitas Antibakeri

91

83

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 83 – 91, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id

Вам также может понравиться