Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Fasilitator:
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1. MANAJEMEN DIET
1.1 Diet Lambung
Dapat dapat diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran cerna
seperti radang pada lambung (gastritis) radang pada esopagus, radang
pada usus besar, thypus abdominalis, diare dan setelah operasi
saluran cerna.
1.1.1 Tujuan diet
1) Meringankan beban kerja saluran pencernaan
2) Membantu netralisir kelebihan asam lambung
3) Memberikan makanan dengan zat gizi adekuat dan tidak
merangsang
1.1.2 Syarat diet
1) Makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna
Hindari makanan yang merangsang lambung seperti asam,
pedas,keras, terlalu panas/dingin. Contoh : lemak (lemak
hewan, santan kental), sayuran (sayuran mentah, sayuran
berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun
singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan
asparagus).
2) Porsi kecil dan diberikan sering
3) Cara pengolahan makanan direbus, kukus, panggang dan
tumis.
1.1.3 Contoh makanan pada diet lambung
Tabel 1.1. Bahan Makanan Pada Diet Lambung
BAHAN
DIANJURKAN DIBATASI DIHINDARI
MAKANAN
Sumber Sumber hidrat arang : mie, roti putih,
Karbohidrat nasi, nasi tim, bubur ketan, kue- kue,
roti gandum, cake, biskuit,
macaroni, jagung, pastries
kentang, ubi dan talas,
havermout, sereal
(hidrat arang komplek
yang banyak
mengandung serat).
1.3 Diare
Pada penderita diare, hal yang menjadi fokus utama adalah
menjaga pasien agar tidak mengalami dehidrasi. Penggantian cairan
hilang harus segera dilakukan, oral ataupun enteral (jika oral tidak
memungkinkan). Untuk penanganan di rumah, pasien dapat diberi
larutan oralit terlebih dahulu.
2.4 Kunyit
Bagian kunyit yang ampuh untuk menyembuhkan luka saluran
cerna adalah rimpangnya yang berwarna oranye. Rimpang kunyit
mengandung minyak atsiri berwarna kuning jingga dan merupakan
campuran kurkumin. Dalam proses penyembuhan rimpang kunyit
bekerja dengan menghambat pembentukan tukak lambung.
3. MANAJEMEN NYERI
Beberapa penyakit pada sistem pencernaan, seperti gastritis,
dispepsia, cholelithiasis disertai dengan gejala nyeri pada area perut.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan tidak hanya terbatas pada
manajemen farmakologi, tetapi juga non farmakologi (nyeri sedang dan
ringan). Berbagai teknik non farmakologi yang dapat dilakukan seperti
kompres hangat, relaksasi napas dalam, distraksi, maupun hipnosis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rogayah (2017) teknik
relaksasi otogenik dan distraksi efektif untuk mengurangi nyeri. Pun
demikian dengan Waluyo, Sunaryo dan Saka Suminar (2017),
menyatakan bahwa penggunaan relaksasi napas dalam memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan nyeri, yang ditunjukkan dengan nilai
R2 sebesar 0.37 dengan signifikansi 0.004 atau <0.05, pada taraf
signifikan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa tiap pasien yang melakukan
teknik relaksasi napas dalam dapat mengurangi nyeri sebesar 39.7%.
c) Distraksi
Distraksi, yang mencakup memfokuskan perhatian
pasien pada sesuatu selai pada nyeri, dapat menjadi stategi
yang sangat berhasil dan mungkin merupakan mekanisme
yang bertanggung jawab pada teknik kognitif efektif lainnya (
Arntz dkk., 1991; Devine dkk., 1990). Seseorang, yang
kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit
perhatian pada nyeri, akan sedikit terganggu oleh nyeri dan
lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem
control desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli
nyeri yang ditransmisikan ke otak.
Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan
pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori
selain nyeri. Peredaan nyeri secara umum meningkat dalam
hubungan langsung engan parsitipasi aktif individu,
banyaknya modalitas sensori yang dipakai dan minat individu
dalam stimuli. Karenanya, stimuli penglihatan, pendengaran,
dan sentuhan mungkin akan efektif dalam menurunkan nyeri
disbanding stimuli satu indera saja.
Jenis-jenis distraksi:
i. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca
koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk
distraksi visual.
ii. Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau
suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan
untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang
seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi
pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan
untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
iii. Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang
fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan
melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan
hitungan satu sampai empat dan kemudian
menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan
dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi
pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola
pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksi
kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada
saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian
tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan
atau gerakan memutar di area nyeri.
iv. Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur)
seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
d) Hipnosis
Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau
menurunkan jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri
akut dan kronis. Teknik ini mungkin membantu dalam
memberikan peredaan pada nyeri terutama dalam situasi sulit.
Mekanisme bagaimana kerjanya hipnosis tidak jelas tetapi
tidak tampak diperantari oleh sistem endorfin. Keefektifan
hipnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu.
3.2 Teori Pengontrolan Nyeri (Gate Control Theory)
3.2.1 Definisi
Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba
menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori
gerbang kendali nyeri .dianggap paling relevan, (Tamsuri,
2007)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965)
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat
oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut
merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan
serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses
pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C
melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui
mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor,
neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan
yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup
mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini
dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien
dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi
mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari
serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka
pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.
Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat
kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur
saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan
dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan
menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi,
konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk
melepaskan endorfin (Potter, 2005).
Dewi Nurhanifah, Annisa Resa Nur Afni, Rahmawati. 2018. Pengaruh Guided
Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Di Banjarmasin. (online) Healthy - Mu Journal, vo.2,
no.1, Agustus 2018, ISSN: 2497-3851.
http://journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy/article/view/264, diakases
tanggal 27 Februari 2019.
Rahmasari, Vani dan Keri Lestari. 2018. Review: Manajemen Terapi Demam
Tifoid: Kajian Terapi Farmakologis Dan Non-Farmakologis. (online)
Artikel Review Farmaka Suplemen, vol. 16, no. 1.
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17445, diakses tanggal 25
Februari 2019.
http://currentnursing.com/nursing_theory/Gate_control_theory.html, diakses
tanggal 25 Februari 2019
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-diet-lambung-revisi-4250.html, diakses
tanggal 25 Februari 2019.