Вы находитесь на странице: 1из 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan

kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi staf atau bawahannya

untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi setuju dengan keinginan

pemimpin. Kekuatan dan keunggulan sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya

merupakan perangsang psikososial yang bisa memunculkan reaksi-reaksi bawahan

secara kolektif. Selanjutnya akan dimunculkan kepatuhan, loyalitas, kerjasama,

dan respek dari para anggota kelompok kepada pemimpinnya.

Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama

yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang

mencoba untuk mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni

mempengaruhi dan mengarahkan orang denan cara kepatuhan, kepercayaan,

hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama

yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai kepemimpinan ini

diyakini memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas kelompok.

Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur

bagaimana memberdayakan bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan

atau melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya

kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada

karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya

sebagai atasan.
2

Kepemimpinan dengan pendekatan entreprenuership adalah memimpin

yang didasari atas kepercayaan dan kreatifitas. Kreatifitas yang tinggi membuat

anda inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat

oleh kejadian-kejadian dari luar. Kepemimpinan menggabungkan kreatifitas dan

kepercayaan akan menghasilkan suatu organisasi yang produktif, yang

berpengaruh luas dan hidup.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah “bagaimanakah

entrepreneur leadership dapat meningkatkan kinerja dan kreatifitas kerja staf

rumah sakit?”.
3

BAB II
KERANGKA BERPIKIR

2.1 Pengertian

Menurut Ordway (2006), kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan

yang mereka inginkan. Sedangkan menurut George (2008), kepemimpinan

merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu

mencapai tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan adalah proses mengarahkan

perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam

hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau

mengikuti arah tertentu. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada

pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan

yang berkesinambungan dari perusahaan.

Entrepreneurship adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan

membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,

peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses

tersebut adalah penciptaan ide-ide baru, inovasi pelayanan dan kepuasan

masyarakat.

2.2 Tipe Kepemimpinan

Dalam memimpin, seorang pemimpin memiliki tipe dan cirri khas yang

berbeda-beda. Dibawah ini merupakan tipe-tipe kepemimpinan adalah sebagai

berikut:
4

a. Tipe Kharismatik

Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik luar biasa

yang diikuti oleh para pengikutnya.

b. Tipe peternalistis dan maternalistis

Tipe pemimpin ini bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak

atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang.

c. Tipe militeris

Tipe pemimpin ini banyak menggunakan system pemerintah, system

komando, dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriterm,

menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.

d. Tipe otokratis

Tipe pemimpin ini berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang

mutlak dan harus dipatuhi. Pemimpin ini selalu berperan sebagai pemain

tunggal, dan kekuasaan yang bersifat absolut.

e. Tipe Laissez faire

Tipe pemimpin ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri,

semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpin

hanya merupakan symbol yang tidak memiliki ketrampilan.

f. Tipe populistis

Tipe pemimpin ini mampu menjadi pemimpin rakyat, dia berpegang pada

nilai-nilai masyarakat tradisional.

g. Tipe Administratif

Pemimpin tipe ini merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan

tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul

perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.


5

h. Tipe Demokratis

Tipe pemimpin ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan

pada pengikutnya. Tipe pemimpin ini juga menekankan pada rasa

tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan.

i. Entrepreneur leadership

Merupakan gaya kepemimpinan dengan memberikan kepercayaan dan

tanggung jawab kepada staf untuk berhasil. Pemimpin selalu memotivasi

staf untuk semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan tujuan

organisasi demi masa depan yang lebih baik. Sistem reward dan

punishment menjadi salah satu alat guna mendorong kemajuan organisasi.

2.3 Karakteristik Entrepreneur Leadership

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) mengemukakan

delapan karakteristik yang meliputi :

a. Memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang dilakukannya.

b. Lebih memilih risiko yang moderat.

c. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

d. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.

e. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

f. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya

demi masa depan yang lebih baik.

g. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah.

h. Selalu mencari prestasi.


6

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Entreprenuer Leadership

Entrepreneur leadersphip dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja dan

kreatifitas staf dengan pendekatan kewirausahaan. Ini dilakukan agar pelaksanaan

tugas oleh didasari atas tanggung jawab atas keberhasilan atau tugas tersebut

berjalan dengan baik. Hal ini jarang dilakukan pada gaya-gaya kepemimpinan

yang lain. Pada Entrepreneur leadersphip selalu mengedepankan outcome dan

output dengan input yang seefisien mungkin. Prinsip-prinsip efisiensi menjadi

dasar penggunaan sumber daya pada organisasi. Selama ini PNS tidak pernah

memperhitungkan berapa biaya yang dikeluarkan oleh organisasinya, sehingga

output dan outcome bukan menjadi suatu tanggung jawab atas kesadaran

peribadinya.

3.2 Prinsip Entreprenuer Leadership

Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan Entreprenuer Leadership

adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga

komponen,yaitu pengembangan pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan

perubahaan organisasi. Keseluruhan butir Entreprenuer Leadership adalah bahwa

dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi.

Entreprenuer Leadership adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir,

berprilaku dan bertindak dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang

sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi

semua stakeholders yang terlibat.


7

3.3 Kegiatan Entreprenuer Leadership

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan

entreprenuer leadership sebagai berikut:

a. Pengelolaan SDM, dana, sarana dan waktu harus dilakukan dengan

prinsip-prinsip ekonomi dan efesien.

b. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi

dari semua bagian.

c. Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.

d. Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan

perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial

politik dan ekonomis).

e. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab, dan moral yang

tinggi dalam organisasi.

f. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja

yang tinggi.

g. Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.

h. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.

i. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.

j. Ada sistem reward dan punishment.


8

3.4 Strategi

Adapun prinsip atau strategi yang harus ditanamkan kepada staf oleh

pimpinan adalah:

a. Purposefull (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)

Harus punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan

keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan.

b. Responsible

Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain

membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan

semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan

pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita

harapkan dari orang lain.

c. Integrity (nilai yang sejati)

Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar

berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain.

d. Nonconformity (ketidakcocokan)

Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-

menerus memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat

diizinkan untuk mendaki dari tangga penerimaan untuk sukses, datang dari

semua sisi.

e. Coureqeous (keberanian)

Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi

diri sendiri dan mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik

merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara alami.


9

f. Intuitive (keputusan yang sebenarnya)

Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa

depan dan keberhasilan.

g. Patience (kesabaran)

Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam

kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan

kunci dasar dalam membangun maupun mempertahankan hubungan.

h. Listening (mendengarkan)

Mendengarkan merupakan suatu hal vital, khususnya berkaitan dengan

pelayanan ke masayarakat. Kita harus lebih peka terkait dengan tuntutan

masyarakat terhadap pelayanan yang lebih bermutu.

i. Enthusiasm (antusiasme)

Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin

ada seseorang yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang

akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita akan mengenali ketika orang

lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan dan

keyakinan mereka menular kepada yang lain.


10

Integrity
Purposefull
Nonconformity

Listening
Entreprenuer
Coureqeous
Leadership
Enthusiasm

Patience
Responsible
Intuitive

Kepercayaan

kreatifitas

Produktif

Gambar 3.1 Model Entreprenuer Leadership


11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar

orang-orang itu mencapai tujuan kelompok.

2. Entrepreneurship leadership merupakan gaya kepemimpinan dengan

memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada staf untuk berhasil.

Pemimpin selalu memotivasi staf untuk semangat kerja dan kerja keras untuk

mewujudkan tujuan organisasi demi masa depan yang lebih baik. Sistem

reward dan punishment menjadi salah satu alat guna mendorong kemajuan

organisasi.

3. Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan

efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila

produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif.

B. Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat penulis berikan yaitu:

1. Pemimpin untuk lebih banyak membangun potensi yang dimiliki bawahannya

sehingga visi dan misi yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

2. Pemimpin diharapkan mampu menjadi tauladan bagi stafnya, hal ini penting

mengingat cara yang paling mudah untuk merubah perilaku orang lain adalah

dengan menjadi role model.

Вам также может понравиться