Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Musyarofah
NIM 1804140062
Eka Fitiani
NIM 1804140123
Ghina Rohadatul Aisy
NIM 1804140050
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyajikan makalah sederhana ini yang
berjudul “Puasa Ramadhan dan I’tikaf”. Tak lupa, selawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. beserta keluarga,
diambil pelajaran yang positif dari makalah ini. Semoga pembaca bisa
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Naskah Surah Al-Baqarah Ayat 183 sampai 187 dan Terjemahnya ............ 3
C. Asbabun Nuzul dan Munasabah Surah Al-Baqarah Ayat 183 sampai 187 .. 6
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 13
B. SARAN ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bahasa Arab disebut shiyam atau shaum, yang berarti menahan. Di dalam
segala sesuatu yang membatalkannya mulai dari waktu terbit fajar sampai
syarat-syarat tertentu.
Puasa adalah ibadah yang istimewa, karena Allah Swt. sendiri yang
setidaknya telah tertulis secara jelas pada surah al-Baqarah ayat 183 sampai
dengan ayat 187. Pada surah al-Baqarah ayat 183 terdapat perintah akan
khusus terkait puasa. Makalah yang kami susun ini akan membahas mengenai
ayat-ayat yang berkaitan dengan ibadah puasa dan hal-hal ynag berhubungan
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana naskah surah Al-Baqarah ayat 183 sampai 187 dan terjemahnya?
sampai 187?
C. TUJUAN PENULISAN
berikut:
1. Untuk mengetahui naskah surah Al-Baqarah ayat 183 sampai 187 dan
terjemahnya.
D. METODE PENULISAN
bentuk makalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Naskah Surah Al-Baqarah Ayat 183 Sampai 187 dan Terjemahnya
ش ِهدَان فَ َم ْن َ ت ِمنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْرقَ ِ اس َوبَ ِيِّنَا ٍ آن ُهدًى ِللنَّ ِ ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل ِفي ِه ْالقُ ْر ُ ش ْه ُر َر َم َ َ
سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر ي ُِريدُ َّ
َّللاُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر علَى َ ضا أ َ ْو َص ْمهُ َو َم ْن َكانَ َم ِري ً ش ْه َر فَ ْليَ ُِم ْن ُك ُم ال َّ
علَى َما َهدَا ُك ْم َولَعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرونَ ()185 َوال ي ُِريدُ بِ ُك ُم ْالعُس َْر َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َكبِ ُِّروا َّ
َّللاَ َ
bertakwa,” (184): “(yaitu beberapa hari tertentu. Maka barang siapa diantara
kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib
mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang
lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah,
3
yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerendahan
hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (185): “Bulan Ramadhan adalah
(antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa diantara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam
yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (186): “Dan apabila hamba-
puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu
adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat
menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu.
Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan
Allah bagimu. Makan dan minulah sehingga jelas bagimu (perbedaan) antara
benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa
sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka ketika kamu
4
beritikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu
َ ُك ِت
ب Diwajibkan َالَّذِين Orang-orang
5
Kosa kata Terjemah Kosa kata Terjemah
ٌ فَ ِعدَّة Maka hitunglah ش ْه ُر
َ Bulan
(berpuasalah)
ُ ي ُِريد Menghendaki َضانَ َر َم Ramadhan
ْاليُس َْر Kemudahan أ ُ ْن ِز َل Diturunkan
َوال Dan tidak فِي ِه Didalamnya
ُ ي ُِريد Dan tidak dia ْالقُ ْرآ ُن Al Qur’an
menghendaki
بِ ُك ُم Bagimu ُهدًى Petunjuk
ْالعُس َْر Kesukaran ِ َِّللن
اس Bagi manusia
َو ِلت ُ ْك ِملُوا Dan agar kamu ٍ َو َب ِِّينَا
ت Dan penjelasan-
mencukupkan penjelasan
َ ْال ِعدَّة Bilangan ِ ََو ْالفُ ْرق
ان Dan furqan (pembeda)
َو ِلت ُ َك ِب ُِّروا Dan hendaklah kamu َش ِهد
َ Menyaksikan
menganggukan
َهدَا ُك ْم Dia memberi ُ َفَ ْلي
ُ ص ْمه Maka hendaklah ia
petunjuk padamu berpuasa
َولَ َعلَّ ُك ْم Supaya kamu َم ِريضًا Sakit
َت َ ْش ُك ُرون Kamu bersyukur سفَ ٍر
َ Perjalanan
َو ْليُؤْ ِمنُوا Dan hendaklah mereka َع ِِّني Tetang Aku
beriman
لَ َعلَّ ُه ْم Agar mereka فَإِنِِّي Maka sesungguhnya
Aku
ُ يَ ْر
َشدُون Mereka mendapat ٌقَ ِريب Dekat
6
petunjuk/kebenaran
ُأ ُ ِجيب Aku mengabulkan
C. Asbabun Nuzul dan Munasabah Surah Al-Baqarah Ayat 183 sampai 187
7
1. Asbabun Nuzul
katanya: ayat ini diturunkan mengenai majikan dari Qis bin Saib (yang
sudah sangat tua) “dan bagi orang yang berat menjalankannya wajib
184). Lalu ia berbuka dan memberi makan seorang miskin untuk setiap
kepada Nabi Saw. lalu berkata, “apakah Tuhan kita dekat sehingga kita
cukup berbisik saat memohon kepada-Nya, atau Dia jauh sehingga kita
orang Arab Badui tersebut dan juga untuk memberi penjelasan kepada
Ayat ini turun berkenaan dengan ada seorang sahabat Nabi Saw.
tidak makan dan minum pada malam bulan ramadhan, karena tertidur
setelah tibanya waktu berbuka puasa. Pada malam itu ia tidak makan
1 Qamarudin Shaleh, Asbabun Nuzul, Bandung: CV. Diponegoro, 1989, hlm. 53.
2
Jalaluddin Suyuthi, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Al-Qur’an.
Bandung: Diponegoro, 2000, hlm. 50.
3
Ibid., hlm. 51.
8
sama sekali, dan keesokan harinya ia berpuasa lagi. Seorang sahabat
lainya bernama Qais bin Shirmah (dari golongan Anshar), ketika tibanya
pada siang harinya, Qais bin Shirmah tertidur. Setelah makanan tersedia,
kau”. Pada tengah hari keesokan harinya, Qais bin Shirmah pingsan.
2. Munasabah Ayat
Dalam ayat 178 hingga 179, Allah mewajibkan hukum qisas dalam
suatu pembunuhan. Hukuman ini adalah rahmat dan ihsan Allah kepada
kewajiban yang perlu di kerjakan oleh setiap orang mukmin yaitu ibadah
ketiga kelompok ayat ini adalah syariat Allah yang diwajibkan kepada
4
Qamarudin Shaleh,...hlm. 56.
5
Zulkifli Mohd Yusoff, Tafsir ayat-Ahkam, Selangor: PTS Darul Furqon, 2011, hlm. 21.
9
Dengan menyebutkan uraian-uraian tersebut, sesungguhnya Allah
Sesudahnya
memakan harta orang lain secara haram. Laranngan ini bertujuan untuk
Kewajiban ini juga telah diwajibkan kepada umat-umat yang terdahulu guna
memiliki iman walau seberat apapun. Ia dimulai dengan satu pengantar yang
6
Ibid., hlm. 32.
10
mengundang setiap mukmin untuk sadar akan perlunya melaksanakan
beriman”.
ash-shiyam, yakni menahan diri. Menahan diri oleh setiap orang, kaya atau
miskin, muda atau tua, lelaki atau perempuan, sehat atau sakit. Selanjutnya,
kamu”. Ini berarti puasa bukan hanya khusus untuk generasi mereka yang
diajak berdialaog pada masa turunnya ayat ini, tetapi juga terhadap umat
dalam keadaan sakit atau musafir, mereka boleh untuk tidak berpuasa, tapi
hakikat safar itu sendiri itu bukan perbuatan maksiat. Akan tetapi maksiat
itu terjadi setelah bepergian atau ketika dalam perjalanannya. Maka tidak
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati. 2012, hlm. 486.
11
menimbulkan efek apapun jika mendapat rukhsah qashar. Sebab orang
mereka tidak segera mengganti puasa tersebut dihari lain hingga Ramadhan
Dalam ayat 185, Allah memuji bulan Ramadhan yang terpilih untuk
rukhsah yaitu orang yang sedang sakit atau bepergian ini bersifat mutlak.
mereka untuk berbuka. Hanya orang yang sakit mengqadhanya setelah dia
kampung halamannya. Inilah yang lebih penting dalam memahami nash Al-
Qur’an yang mutlak ini, dan lebih dekat dengan pemahaman Islami di dalam
Allah dan tidak diketahui manusia dalam masalah sakit dan bepergian ini.
8
Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir, Beirut: Dar al-Fikr, 2005, jilid 1, hlm. 504.
12
Boleh jadi terdapat kesulitan (masyaqat) lain yang tidak tampak waktu itu,
atau tidak jelas menurut ukuran manusia. Dan selama Allah tidak
mengungkapkan alasan (ilat) hukum tentang sesuatu, maka kita tidak usah
menuju ketaatan. Tetapi hanya menuntun mereka menuju kepada takwa, dan
yang menjadi tujuan ibadah (puasa) ini secara khusus adalah takwa. Dan
dibawah kelambu rukhsah tidak ada kebaikannya sejak awal, karena tujuan
Dalam penjelasan Allah Swt, ayat yang memotivasi untuk berdoa ini
bahkan pada setiap kali berbuka. Ayat yang memotivasi berdoa ini Allah
kali berbuka.9
malam hari bulan Ramadan; karena betapa pun mereka (istri-istri kalian) itu
9
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani, 1999, hlm. 297.
13
adalah selimut dan ketenangan bagi kalian. Karena peran seorang istri
Ramadan adalah karena Allah mengetahui bahwa ketika hal itu masih
malam hari bulan Ramadan ini telah disepakati oleh para ulama.
tidak memberi hukuman atas kesalahan yang telah Dia ampuni. Maka dari
menunaikan haknya.
kenikmatan yang dinikmati dengan niat yang baik akan menjadi perbuatan
14
taat, dan suatu kebiasaan bila disertai dengan niat yang baik akan menjadi
janganlah ia menggauli istrinya pada malam hari maupun siang hari selama
pada ayat ini adalah agar kita pun mencegah diri dari hal-hal yang bisa
Raja Yang Maha Mengetahui, berhati-hati dari Azab-Nya, takut dari siksa-
10
‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press, 2007, hlm. 146.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Namun di dalam ayat ini belum dijelaskan apakah puasa itu dilakukan
selamanya atau pada hari-hari tertentu saja, dan apakah puasa itu sama persis
Kemudian pada ayat 184 dan 185 ini menerangkan hukum puasa
permulaannya, dan keringanan atau rukhsah bagi siapa yang dalam keadaan
sakit atau musafir, mereka boleh untuk tidak berpuasa, tapi harus qadha
Pada ayat 186 dan 187 berisi tentang amalan-amalan dibulan ramadhan,
B. SARAN
Semoga apa yang dijelaskan di dalam makalah kami dapat dipahami dan
dipelajari oleh para pembaca. Selain itu, dengan makalah ini semoga kita dapat
mengetahui lebih jauh lagi tentang tafsir ayat yang berkaitan dengan puasa
16
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Muhammad Nasib. 1999. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani.
Yusoff, Zulkifli Mohd. 2011. Tafsir ayat-Ahkam, Selangor: PTS Darul Furqon.
17