Вы находитесь на странице: 1из 11

Kesuksesan Seorang Perantau

Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Jaka (Roy Naldi)
yang memiliki mimpi dan cita-cita yang tinggi, namun segala mimpinya harus
tertunda karena realita sosial yang menghalanginya. Tapi Jaka tidak putus asa
dan terus berusaha dan berdo’a. Jaka yang seorang yatim sangat ingin
membahagiakan ibunya, Buk Mala (Rizka Yunita) dengan bekerja sebagai kuli
angkut di tempat milik rentenir Batak, Kak Butet (Tabita Elsaday).
Buk Mala yang menyadari kegigihan anaknya berusaha untuk membantu
semampunya, Buk Mala pun meminjam uang kepada Kak Butet dengan
berbagai kesepakatan. Buk Mala lalu meminta anaknya untuk merantau dan
mewujudkan mimpinya. Jaka yang tak rela maninggalkan ibunya pun dengan
berat hati meninggalkan desa dan ibunya, Jaka pun pergi dengan janjinya.
Bahwa Jaka akan sukses dan membanggakan Ibunya.
Bagaimanakan kisah Jaka dalam perantauannya ?

Tokoh
v Jaka : Roy Naldi
v Buk Mala : Rizka Yunita
v Kak Butet : Tabita Elsaday
v Wati : Vida Sari
v Mita :Terapulina
v Direktur Feronica : Annisa Muqti
v Farah : Farah Diba Syahira
v Melati : Winny Putri
v Ucokk : Fachriza Djuanda
v Buk Sum : Annisa Dwi Cahyani
v Buk Nur : Nabila Indah Putri
v Laila : Muti Alfira
( Setting panggung : Jaka, Melati dan Ucok dengan kardus di tangannya
masing-masing sedang memindahkan dan meletakkan kardusnya di atas meja.
Kak Butet duduk memerhatikan kinerja para buruhnya di dampingi anak-
anaknya Wati dan Mita )
Melati : (selesai meletakkan kardus bawaannya)
Jaka : ( tersandung batu dan menjatuhkan kardusnya ) eh, eh, eeeh !!!
Ucok : Awas Jak.
( Kak Butet dan anaknya terkejut, lalu menghampiri dan marah-marah )
Kak Butet : Heh, apa yang jatuh itu ? Adoooh, rusaklah daganganku ? kau
mau buat aku rugi hah ?
Wati. : He he heeh, ngapain kelen hah ?
Mita : Weeeh, kerjaan ndak bener ni ma
Melati : Jaka kan ndak sengaja Kak.
Ucok : Betul , lagian salah lahannya sih bayak batu-batu besarnya.
Wati : Laah, melawan pulak kau.
Kak Butet : Leeeh, macam mana pulak ko salahkan lahannya ? salah dia lah,
masak jalan tak tengok-tengok !
Melati : Tapi Kak, kita kan..
Jaka : ( Jaka memotong kalimat Melati ) Udah Mel, emang aku yang
salah kok. Saya minta maaf yah Kak, memang saya yang salah, tapi saya
beneran ndak sengaja Kak
Kak Butet : Bagus, masih tau diri kau rupanya. Besok-besok jangan lagi kau
ulangi yah. Untunglah aku orang kaya kan, jadi nggak kupotong gajimu.
Wati : Kau dengar itu ?
Jaka : Iya Kak.
Kak Butet : Yaudahlah, udah sore ini. Bereskan sikit lagi baru pulang kelen
yah.
Jaka, Melati dan Ucok : Iya Kak.
Para pemain keluar

( Para pemain keluar, setting berikutnya Buk Mala yang sedang menyapu di
teras rumahnya. Buk Sum dan anaknya Laila yang baru pulang belanja lewat
dan mampir )
Buk Sum : Assalamu’alaikum Buk Mala, sore-sore gini rajin banget.
Buk Mala : ( senyum ) Wa’alaikumsalam, iya Buk.
Buk Sum : ( mengangkat-ngangkat kantong belanjaannya dengan gaya yang
di buat-buat )
Laila : Mah, jangan gitu. Malu ah.
Buk Mala : Buk Sum abis dari mana ?
Buk Sum : ( pura-pura kaget ) Eh ? abis belanja dong. Biasa suami saya baru
gajian. Buk Mala nggak belanja Buuk ?
Buk Mala : .....
( Jaka, Melati dan Ucok masuk )
Jaka : Assalamu’alaikum, Buk.
Buk Mala : Wa’alaikumsalam, udah pulang nak.
Jaka : Iya Buk (Jaka Ujang dan Dadang menyalami Buk Mala )
Ucok : Jaka, kita pulang dulu ya.
Jaka : Iya cok
Melati : Kami pulang dulu, Buk. Permisi, Assalamu’alaikum.
Buk Mala : Iya nak, Wa’alaikumsalam.
Buk Sum : Eh, Buk Mala. Kita permisi dulu yah, mau nyobain belanjaan kita.
Assalamu’alaikum.
Buk Mala : Wa’alaikumsalam.
( Buk Sum dan Laila keluar )
Jaka : Ibuk kenapa, Buk ?
Buk Mala : Ndak kok, Ibuk ndak apa-apa ( tersenyum ). Yaudah, kamu pasti
capek kan ? Kamu mandi dulu, terus kita makan malam yah.
Jaka : Iya, Buk.
( Setting berikutnya Jaka dan Buk Mala duduk dengan makanan seadanya di
meja makan )
Buk Mala : Gimana kerjaan kamu hari ini ?
Jaka : Tadi, Jaka kesandung Buk, terus barang dagangannya Kak Butet
jatuh.
Buk Mala : Kamu ndak apa-apa ? Kak Butetnya gimana ?
Jaka : Barang dagangannya rusak buk, tapi untung ndak di potong gaji.
Bisa apes kalau gajinya Jaka sampai di potong, bisa gagal nanti ngumpulin duit
buat merantau ke kota.
Buk Mala : Yaudah, kamu abisin dulu makanan mu. Terus tidur biar besok
ndak kesiangan.

( Pemain keluar, setting berikutnya Buk Mala dengan rantang di tangannya


baru memakai sandalnya dan keluar rumah, Buk Sum dengan kipas
ditangannya dan Laila dengan kantung belanjaan di tangannya lewat )
Buk Sum : Buk Mala, pagi-pagi mau kemana ?
Buk Mala : Mau ngantarin makan siang buat Jaka, sekalian mau kerumah
Kak Butet.
Buk Sum : Ke rumah Kak Butet ? Ngapain ? Pasti mau minjem uang yah ? Si
Jaka masih kepengen ke kota ? Yaelah, Ibuk... anaknya di ajarin dong. Nanti
Ibuk bayarnya gimana ? saya nggak mau bantu loh.
Laila : Masya Allah, Mama ndak boleh ngomong gitu Mah
Buk Sum : Akh !!! diam kamu ! kamu lagi, taunya cuma ngekor Mama terus.
Kamu juga usaha dong kayak Jaka, dia yang miskin aja mau berusaha ! Nggak
kayak kamu yang maunya enak nikmatin usaha orang tua.
Laila : Tapi Mah..
Buk Sum : Halah, nggak usah ngebantah. Ayok pulang, bikin malu aja. ( Buk
Sum menarik tangan Laila ) Saya permisi, Assalamu’alaikum !
Buk Mala : Wa’.. Wa’alaikumsalam.
( Pemain keluar. Setting berikutnya di tempat Kak Butet. Jaka, Melati dan
Rahma sedang istirahat )
Melati : Capek betul aku, mana belum makan lagi.
( Buk Mala masuk )
Buk Mala : Assalamu’alaikum.
Jaka : Eh, Ibuk. Dari mana ?
Buk Mala : Ibuk dari rumah. Ini makan siang buat kamu sama kawan mu. Eh,
Kak Butet di mana ?
Jaka : Ada Buk di rumahnya.
Melati. : Waduh, pas banget ini. Pucuk di cinta, ulang pun tiba.
Buk Mala : Yudah, Ibuk kesana dulu. Monggo, di abisin yah.
( Buk Mala keluar, Jaka dkk sedang makan siang )
Ucok : Jaka ? kamu jadinya gimana ?
Jaka : Apanya ?
Ucok : Kamu masih pengen ?
Jaka : Pengen apa ?
Melati : Ke kota loh Jak.
Jaka : Ya masih lah. Kita itu kalau udah cita-cita yah mesti di usahainlah
Melati : Iyaiya, yang penting kamu ndak lupa sama kampung kita. Sama
kawan mu ini jugak.
Jaka : Yo pasti lah.
( Pemain keluar, setting berikutnya Buk Mala di rumah Kak Butet )
Buk Mala : Selamat sianh
Kak Butet : Siang. Eh, Mala. Apa kabar ? udah lama kau nggak kerumah ku.
Buk Mala : Iya kak. Gini, ada yang mau saya bicarakan.
Kak Butet : Boleh-boleh-boleh, ngomonglah.
Buk Mala : Begini, saya mau .....
( Adegan di skip. Adegan selanjutnya di kantor milik Perusahaan milik keluarga
Nugroho. Direktur Feronica sedang berbincang dengan anaknya, Farah )
D. Feronica : Farah, kamu pikir berapa uang yang sudah kamu hamburkan
dalam bulan ini ? apa kamu nggak mikir ?
Farah : Apa lagi ma ? Memang selama ini mama peduli apa sama aku ?
D. Feronica : Kamu ini melawan terus sama orang tua !
Farah : Ini semua salah mama ! Mama yang nggak pernah ada
dirumah. Mama terlalu sibuk sama dunia mama sendiri !
D. Feronica : Jaga omongan kamu !!!!
Adit : Cukup ma ! Mama pikir mama bisa seenaknya sama
aku ? Mama nggak pantes marahin aku kek gini.
D. Firman : Farah ! Kamu ini anak mama, kamu seharusnya dengar kata
mama !
Farah : ( Farah bertepuk tangan ) Ohh, jadi baru sekarang mama bilang
kalau aku anak mama ? Kemana aja mama selama ini ?
( Farah pun membanting pintu dan pergi meninggalkan ruangan Direktur
Feronica. Direktur Feronica hanya bisa menghela melihat anaknya)
( Adegan di skip. Pemain keluar, setting berikutnya Buk Mala dan Jaka masuk,
di rumah duduk di meja makan saat makan malam )
Buk Mala : ( sedang memerhatikan Jaka ) Jaka, kamu sudah dewasa Ibuk
yakin kamu bisa menjaga diri mu.
Jaka : Maksud Ibuk ?
Buk Mala : Merantaulah nak.
Jaka : Tapi Buk...
Buk Mala : Ibuk akan memberikanmu ongkos. Sisanya kamu harus bisa
mandiri !
Jaka : Beneran Buk, tapi ibuk dapat uang dari mana ?
Buk Mala : Ada sedikit pinjaman dan uang tabungan kita.
Jaka : Nanti kita bayarnya gimana ?
Buk Mala : Makanya kamu harus gigih dan sukses di kota nanti. Untuk
sementara kamu tinggal di rumah Bibik mu yang di kota dulu yah.
Jaka : Baiklah Buk.
( Pemain keluar. Adegan selanjutnya Jaka berpamitan kepada Ibunya untuk
berangkat ke kota )
( Beberapa bulan berlalu, Buk Mala belum juga membayar hutangnya. Adegan
selanjutnya Buk Mala sedang shalat, Kak Butet, Wati dan Mita pun datang
menggedor-gedor rumah Buk Mala )
Kak Butet : Malaaaaa !!! Malaa ! Dimana kau Mala !
( Menunggu beberapa saat Buk Mala Belum juga keluar )
Kak Butet : Iya, mana pulak si Mala ini ? Wati! Mita ! kelen bantu dulu aku
gedor pintu. Sakit pulak tangan ku gedor pintu ini.
Wati : Beres ma. Mala, mana kau Mala ?
Mita : Mala ! keluar ?
( Buk Nur yang merupakan tetangga dari lorong sebelah rumah Buk Mala yang
tak sengaja lewat pun menghampiri Kak Butet dan anak buahnya )
Buk Nur : Siang kak
Kak Butet : SIANG ( membentak )
Buk Nur : Ada apa in ? Kenapa rumahnya Buk Mala di gedor-gedor begini.
Kak Butet : Si Mala ini ! Dia ngutang sama aku tapi belum jugak di bayar.
Siapa yang nggak marah ?
Buk Nur : Tapi kan ndak baik kalau ribut-ribut begini ? Masalah ini bisa di
selesaikan baik-baik.
Kak Butet : Lah, macam mana mau diselesaikan baik-baik ? Bukan barunya
dia ngutang sama aku.
Mita : Bener itu bu.
Wati : Heh, Buk Nur !! Kau kalau nggak ngerti masalahnya tak usah kau ikut
campur !
( Buk Sum tidak sengaja lewat penasaran dan bertanya )
Buk Sum : Ada apaan ini ?
Sitompul : Kau apa lagi kau ? Mau ikut campur lagi kau ?
Buk Sum : Ih, Biasa aja keles. Saya kan cuma nanyak.
( Buk Mala pun membuka pintu rumahnya )
Buk Mala : Ada apa ini ribut-ribut ? ( dengan nada bingung )
Mita : Nah, ini dia Buk Mala nya.
Kak Butet : Heh Mala ! Mana janjimu mau bayar hutang ! kau pikir udah
bulan berapa sekarang ?
Buk Mala : Saya masih belum ada uang, tolong beri saya waktu sedikit lagi.
Kak Butet : Halah ! Banyak kali alasan kau. Kau memang kawan ku. Tapi ku
tengok ke enakan pulak kau ngutang yah ! Wati ! Mita ! kelen bantu mama usir
dia dari rumah ini.
Buk Mala : Tidak, jangan Kaakk.
Buk Sum : Buk, saya kan udah pernah bilang, jangan ngutang sama Kak
Butet. Nggak bisa bayar jugak masih aja ngotot. Rasain deh !
( Buk Sum pun pergi meninggalkan Buk Mala yang di usir. Buk Nur yang tidak
tega melihat nasib Buk Mala yang harus di usir dari rumahnya sendiri mengajak
Buk Mala untuk tinggal di rumahnya )
Buk Nur : Ibuk, ayo kerumah saya.
Buk Mala : Ndak usah buk, saya ndak mau merepotkan.
Buk Nur : Ndak apa-apa kok.
( Buk Nur membawa Buk Mala untuk tinggal bersama dirumahnya )
( Adegan di skip. Setting berikutnya Farah masuk ke ruangan milik Direktur
Feronica ,saat itu Direktur Feronica sedang memeriksa dokumen-dokumen
hasil kerja para karyawannya)
Farah : Papa, Adit mau bayar uang kuliah.
D. Feronica : Kamu jangan bohong Farah.
Farah : Bohong apa lagi sih ma ? Mama nyuruh Farah kuliah tapi nggak
mau bayarin ?
D. Feronica : mama, udah nyuruh assistent buat transfer uang kuliah kamu !
Farah : Itu yang bulan kemarin ma !
D. Feronica : Jangan banyak alasan kamu ! Kamu pikir kamu bisa bodohin
mama?
Farah : mama ngga pernah percaya sama aku ! oke fine !! kalau
emang mama nggak peduli lagi sama aku ngga masalah, mama bisa cari anak
lain yang baik menurut mama !!
( Farah pergi meninggalkan Direktur Feronica. Direktur Feronica yang pusing
memikirkan tingkah laku anaknya pun memutuskan untuk pulang dan
beristirahat sejenak )
( Setting berikutnya Direktur Feronica masuk dengan tas kantoran ditangan kiri
dan handphone di tangan kanannya, sedang menelepon sambil berjalan keluar
dari kantornya menuju tempat parkiran motor )
D. Feronica : Oke, kalau begitu meeting sore ini di batalkan. Saya akan minta
assisten saya untuk mengatur jadwal baru.
( Handpohone Direktur Feronica pun terjatuh dari kantungnya karen kurang
fokus,dia baru menyadari beberapa saat setelah itu)
D. Firman : ( terkejut ) Heh, Handphone ku dimana ya?
( Jaka yang sudah beberapa bulan tinggal di rumah Bibik nya pun tak sengaja
melihat Handphone itu terjatuh dari saku milik Direktur Feronica dan langsung
mengembalikannya kepada Direktur Firman )
Jaka : Maaf buk, ini handphone terjatuh tadi
D. Feronica : Terima kasih nak. Siapa nama mu ?
Jaka : Nama saya Jaka buk. Yo wes, saya permisi dulu buk ya.
D. Feronica : Tunggu ! Bagaimana saya bisa membalas kebaikan kamu ?
Jaka : Ndak usah buk, saya ikhlas.
D. Firman : Nggak, kamu sudah menolong saya. Kamu mau apa ? kamu
tinggal bilang sama saya.
Jaka : Yo wes kalo ibuk maksa. Sebenernya saya lagi nyari kerjaan.
D. Feronica : Kalau begitu kamu bisa kerja di perusahaan saya.
Jaka : Beneran buk?
D. Feronica : (mengangguk )
Jaka : Serius ? Alhamdulillah ya Allah. Kau jawab semua usahaku. (
sambil menadahkan tangan )
( Beberapa tahun berlalu. Semenjak saat itu Jaka pun bekerja dengan gigih di
Perusahaan Nugroho milik Direktur Feronica. Karena kegigihannya dan
keinginannya untuk belajar dan terus maju, Jaka pun terus naik jabatan secara
perlahan. Jaka juga termasuk anak yang baik dan sopan. Tak heran jika
beberapa saat kemudian Jaka diangkat sebagai anaknya Direktur Feronica.
Direktur Feronica mewariskan hartanya kepada Jaka. Dengan kekayaan dan
kesuksesannya saat ini, Jaka tak lupa dari mana ia berasal. Jaka pun
memutuskan untuk pulang kampung. Ada seseorang yang tertinggal di sana
dan ingin di jemput. Namun dari berita yang didengar Jaka Ibunya sudah
tinggal bersama Buk Nur karena di usir oleh Kak Butet dan anak-anaknya )
(Setting berikutnya Jaka mengenakan baju bagus sedang mengetuk pintu
rumah Buk Nur )
Jaka : ( mengetuk pintu berulang kali, menunggu sejenak, mengetuk
lagi )
Buk Nur : Siapa itu ?
Jaka : (masih mengetuk )
Buk Mala : Biar saya yang buka Buk.
Jaka : ( mengetuk lagi )
Buk Mala : Iya sebentar.
( Jaka yang mendengar pintu di buka segera membalikkan badan dan
membelakangin pintu )
Buk Mala : Siapa ya ?
Jaka : ( membalikkan badan dan tersenyum ramah ) Ini Jaka Buk. Jaka
pulang.
Buk Mala : ( terdiam )
Buk Nur : Kenapa Buk Mala ? Siapa yang datang ? Masya Allah, Jaka (
melihat Jaka dan ikut terkejut )
Buk Mala : ( buk mala yang kaget tak kuasa menahan air matanya ) Jaka
anakku.
Jaka : ( memegang bahu Buk Mala ) Buk, Ibuk jangan nangis Buk.
Buk Nur : Ayok, kita masuk dulu !
( Moderator : Jaka pun masuk dan mengajak Buk Mala untuk tinggal
bersamanya di kota dan Buk Mala pun menyutujuinya. Buk Nur ikut senang.
Esoknya Buk Mala berpamitan kepada Buk Nur. Jaka dan Buk Mala berangkat
ke kota dengan mobil pribadi milik Jaka )
Buk Mala : Bagaimana bisa kamu sesukses ini nak ?
Jaka : Yah, kalau kita mau berusaha, berdo’a, dan tidak
pernah menyerah, kita akan mendapatkan yang kita inginkan Buk.
Buk Mala : Alhamdulillah. Ceritakan bagaimana kisahnya ...
Jaka : Awalnya ...
( Jaka menceritakan segala yang terjadi selama dia di kota, mulai dari usahanya
mencari pekerjaan yang layak sampai Jaka bertemu Direktur Firman dan segala
kegigihan dan perjuangannya hingga Jaka bisa sukses seperti sekarang. Jaka
pun hidup bahagia bersama ibunya di Kota )

Tamat

Вам также может понравиться