Вы находитесь на странице: 1из 55

DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan Penulisan 1

Metode Penulisan 2

Sistematika Penulisan 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Konsep Kepemimpinan 3

i
Manajemen keperawatan 4

Analisis SWOT 4

Fishbone Diagram 8

Manajemen Konflik 11

BAB III

KAJIAN SITUASI

Pendekatan SWOT Analisis 13

Analisis SWOT 14

Matriks Faktor strategi Internal dan Eksternal 16

Matriks IFE 18

Matriks EFE 21

Matriks IE 22

Perumusan Masalah 24

Fishbone Diagram 25

Prioritas Masalah 26

Plannig of Action 27
ii
BAB IV

KESIMPULAN 28

DAFTAR PUSTAKA 29

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan manajemen dalam suatu Rumah Sakit merupakan


salah satu bagian yang sangat penting. Pemasaran yang dilakukan
dengan strategi yang baik akan dapat menempatkan produk pada
posisi yang tepat dan menguasai pasar. Pemasaran adalah suatu cara
yang dilakukan RS untuk mengarahkan usahanya guna memuaskan
konsumen dengan memperoleh keuntungan. Dan ini merupakan
pemikiran baru dalam bisnis dan menggantikan cara berfikir yang
mengarah pada produk/pelayanan kesehatan.

Konsep pemasaran merupakan suatu strategi bahwa RS akan


mengubah cara-cara yang biasa dipakai dengan berorientasi pada
pasar dan berusaha untuk menghasilkan apa yang diinginkan
konsumen, RS juga harus ingat pelayanan kesehatan terhadap
konsumen (klien) harus diperhatikan. RS juga harus dapat menyusun
strategi-strategi pemasaran sebaik mungkin dengan cara
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada disamping itu RS
harus dapat juga mengantisipasi gerakan pesaing dan ancaman.
Penetapan strategi pemasaran akan berpengaruh terhadap naik
turunnya hasil dari pelayanan kesehatan yang diberikan pada
konsumen (klien).

1
Dengan demikian, suatu perusahaan perlu untuk menganalisis dan menindaklanjuti
SWOT yang dimiliki. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek
atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan
faktor eksternal (luar) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis
untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.

Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini meliputi tujuan umum dan tujuan


khusus yaitu :

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami manajemen dan manajemen


keperawatan, kepemimpinan, Matriks SWOT, IFE dan EFE, dan
Analisis SWOT dengan Kasus mPelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
serta mampu untuk mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan
dan keperawatan.

Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kepemimpinan dan


Manajemen

2
Mahasiswa dapat menguraikan tentang Pengertian SWOT

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Matriks SWOT

Mahasiswa dapat mengidentifikasi tentang matriks IFE dan EFE.

Mahasiswa dapat menganalisis kasus tentang SWOT dalam pelayanan


di Rumah Sakit

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini


adalah pola deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta
menjelaskan kembali apa yang telah didapat dan telah dipelajari
sebelumnya dari berbagai sumber yang telah kami padukan menjadi
satu rangkaian berdasarkan pemahaman kami. Metode literatur yang
digunakan adalah :

Mencari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai


dengan materi

Mencari buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan

Menanyakan kepada pakar yang lebih memahami materi ini

Mencari ke internet, dll.

Sistematika Penulisan

3
Sistematika penulisan dalam makalah ini, terdiri dari bab 1
pendahuluan, bab 2 tinjauan teoritis, bab 3 kajian situasi, bab 4
penutup dan daftar pusaka. Pendahuluan memuat tentang latar
belakang penulisan, tujuan, metode penulisan dan pengumpulan data
serta sistematika penulisan. Bab 2 membahas mengenai
kepemimpinan dan manajemen keperawatan, analisis SWOT, fishbone
diagram, manajemen konflik. Bab 3 membahas tentang kajian situasi
yang memuat pendekatan analisis SWOT, matriks SWOT, matriks IFE
dan EFE, dan POA. Bab 4 berisikan tentang kesimpulan dari semua
teori yang telah disusun, serta daftar pusataka memuat refrensi dari
penulisan makalah ini.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang


lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat
mencapai suatu tujuan umum. (Suarli, 2002).

Kepemimpinan dalam keperawatan

Keberhasilan kepemimpinan tidak selalu didasarkan pada:

Tinggi rendahnya latar belakang pendidikan pemimpin.

4
Biasanya lebih karena adanya rasa saling menghormati dan

Kemampuan komunikasi

Seorang pemimpin yang baik juga harus mampu berperan sebagai


seorang “pembangkit tenaga” (sinergis) yang dapat menyatukan
usaha banyak pekerja dengan berbagai keterampilan yang
dimilikinya (La Monica, 1986).

Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan

Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal.


Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan jalan,
menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah, mengkoordinasikan
kegiatan yang sedang atau yang akan dilakukan, dan mempersatukan
usaha dari berbagai individu yang memiliki karakteristik yang
berbeda (Gillies, 1994).

5
Menurut Bronsten, Hayman&Naylor (1979), menyebutkan bahwa
kegiatan kepemimpinan paling sedikit mancakup empat hal yang
terkait dengan kegiatan manajerial. Pertama, perencanaan yaitu
kegiatan kepemimpinan di lingkungan kerja, penetapan tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang untuk upaya pemecahan
masalah yang ada, termasuk pengembangan dari tujuan tersebut
dalam uraian bagaimana tujuan dan sasaran yang ditentukan
tersebut akan dicapai (La Monica, 1986). Kedua, pengorganisasian
yaitu kegiatan ini dilakukan melalui pelibatan semua sumber daya
yang ada dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan organisasi
(Harsey & Blanchard, 1977), sedangkan menurut Steven (1978)
paling tidak memiliki empat kapabilitas, yaitu cerdas (intelligent),
matang social dan luas pengetahuan (social maturity and breath),
memiliki motivasi yang baik (innermitivation), dan kemampuan yang
memadai dalam berhubungan dengan orang lain (human felation
attitude). Ketiga, motivasi yaitu kegiatan kepemimpinan merupakan
faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kinerja
karyawan dan kualitas pencapaian tujuan. Seorang pemimpin harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang motivasi dan teori-teori
yang mendasarinya agar mampu memotivasi karyawannya secara
benar. Keempat, pengendalian yang berguna untuk menentukan
kegiatan yang akan datang. Pengendalian merupakan kegiatan
mengumpulkan umpan balik dan hasil-hasil yang secara periodik
ditindaklanjuti dalam rangka membandingkan hasil yang diperoleh
dengan perencanaan yang dibuat (Harsey & Blanchard, 1977).

Manajemen Keperawatan

Manajemen Keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses


bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Gillies, 1986). Selain itu, Swansburg
(2000) juga menambahkan bahwa manajemen keperawatan adalah
proses dimana perawatan manajer menjalankan profesi mereka.

6
Manajemen dalam pelayanan keperawatan berfungsi sebagai suatu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional yang
dapat saling menopang antara proses manajemen keperawatan
dengan proses keperawatan. Sebagaimana proses keperawatan dalam
manajemen keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Analisis SWOT

Pengertian analisis SWOT

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis


untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisisi ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). SWOT
merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman).

Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan


internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan
eksternal organisasi.

Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan


mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-
rata industri).

7
Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana
dan prasarananya kurang mencukupi.

Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan


yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh
pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh pihak manapun.

Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan


mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing,
yang jika dibiarkan maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dikemudiaan hari.

Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT dapat pula digunakan untuk berbagai keperluan.


Sebagaimana Sukristono (1995) menjelaskan bahwa analisis SWOT
dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:

Apabila analisis tersebut dimaksudkan untuk menilai data dan


informasi guna keperluan penyusunan rencana strategi untuk
keseluruhan perusahaan (corporate level strategic planning) maka
data dan informasi yang dinilai adalah data dan informasi yang
mencakup keseluruhan perusahaan. Demikian pula halnya dengan
asumsi-asumsi yang disusun. Hasil analisis SWOT untuk tujuan ini
adalah memberikan gambaran posisi suatu perusahaan yang
menggambarkan strengths dan weaknesess perusahaan secara
keseluruhan atau SWOT overall (analisis SWOT dengan tujuan inilah
yang dapat digunakan sebagai tools di dalam melakukan audit
pemasaran )

Sedangkan apabila analisis SWOT dimaksudkan untuk tujuan menilai


data dan informasi suatu strategi business unit (SBU) (strengths dan
weaknesess SBU) maka analisis SWOT dimaksudkan sebagai analisis
dalam rangka penyusunan rencana strategis suatu SBU.

8
Analisis SWOT dapat juga ditujukan untuk penyusunan rencana
operasional atau program kerja fungsional. Karenanya, analisis untuk
tujuan ini disebut pula dengan analisis SWOT fungsional. Dalam
analisis SWOT fungsional, data dan informasi intern yang dianalisis
adalah data dan informasi yang berasal dari suatu bidang kegiatan
tertentu atau bidang unit kerja tertentu. Sedangkan data eksteren
adalah data yang relevan dengan bidang kerja yang bersangkutan.
Bidang-bidang tersebut dapat berupa bidang pemasaran, keuangan,
logistik, dan lain sebagainya. Tentunya hasil analisis SWOT ini dapat
pula menghasilkan rencana tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta
strategi bidang kerja yang bersangkutan.

Merujuk kepada uraian dari sukristono (1995) di atas bahwa salah


satu tujuan dilakukan analisis SWOT adalah untuk penyusunan
rencana operasional atau program kerja fungsional maka landasan
teori yang penulis upayakan untuk dibangun di dalam
mengimplementasikan audit pemasaran di suatu perusahan yang
merupakan rencana operasional/implementasi atau program kerja
audit pemasaran maka akan digunakan landasan teori analisis SWOT
fungsional.

Matriks SWOT

Matriks SWOT memerlukan key success factor dari lingkungan


eksternal dan internal dengan jadgement yang baik. Ada 4 strategi SO,
Strategi SO, Strategi WO, Srtategi ST, dan Strategi WT dengan
penjelasan sebagai berikut:

Strategi SO (Strengths-Oppotunies) adalah menggunakan kekuatan


internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar
perusahaan.

Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) adalah strategi yang


bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

9
Strategi ST (Strength-Threats) adalah strategi perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancama
eksternal.

Strategi WT (Weaknesses-Threats) adalah strategi untuk bertahan


dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghidari
ancaman.

Internal Streghts-S Weakness –W

Catatalah kekuatan- Catatlah kelemahan-


kekuatan internal kelemahan internal
Eksternal perusahaan perusahaan

Strategi SO Strategi WO
Opportunities-O

Daftar kekuatan Daftar untuk


Catatlah
untuk meraih memperkecil kelemahan
peluang-peluang
keuntungan dari dengan memanfaatkan
eksternal yang
peluang yang ada keuntungan dari peluang
ada
yang ada

Threats-T Straregi ST Strategi WT

Catatlah Daftar kekuatan Daftar untuk


ancaman- untuk menghindari memperkecil kelemahan
ancaman ancaman dan menghindari
ekternal yang ancaman.
ada

Matching Stage (EFE dan IFE Matriks)

10
EFE Matriks

Untuk menyimpulkan dan mengevaluasi hal-hal yang menyangkut


peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal,
digunakan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).

Tahapan kerja EFE

Identifikasi faktor eksternal (critical success factor) yang mempunyai


dampak penting pada kesuksesan dan kegagalan usaha mencakup
perihal peluang dan tantangan.

Buat pembobotan (weight) untuk setiap faktor antara 0,0 tidak


penting dan 1,0 bila semua penting. Jumlah seluruh bobot harus
sebesar 1,0.

Buat nilai rating setiap critical succes factor antara 1 sampai 4, dengan
arti nilai sebagai berikut:

1 = di bawah rata-rata

2= rata-rata

3= di atas rata-rata

4= sangat bagus

Rating ditentukan berdasrkan efektifitas strategi perusahaan. Dengan


demikian, nilanya didasarkan pada kondisi perusahaan.

Kalikan bobot dan rating untuk menentukan skor bobot setiap


faktor.

11
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa
perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di
pasar industrinya. Sementara skor total sebesar 1,0 menunjukkan
bahwa perusahaan tidak memanfaaatkan peluang-peluang yang ada
atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.

IFE Matriks

Untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan yang


berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting,
digunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Penilaian intuitif
diperlukan dalam mengembangkan matriks IFE, jadi penampilan dari
pendekatan ilmiah tidak harus diinterpretasikan, berarti ini
merupakan teknik yang amat ampuh. Pemahaman mendalam
mengenai faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting dari pada
angkanya sendiri.

Tahapan kerja matriks IFE

Buatlah daftar critical success factor untuk aspek internal kekuatan


(strengrhs) dan kelemahan (weaknesses).

Tentukan bobot (weight) dari critical succes factor tadi dengan skala
yang lebih tinggi untuk yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari
dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

12
Beri rating (nilai) 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang
memiliki arti :

1= kelemahan utama (major weaknesses)

2= kelemahan kecil (minor weaknesses)

3= kekuatan kecil (minor strengths)

4= kekuatan utama (major strengths)

Rating mengacu kepada kondisi perusahaan, sedangkan bobot


mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk


menentukan nilai skornya.

Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi


perusahaan yang dinilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah
2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah.
Sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal
yang kuat. Jumlah faktor-faktor tidak berdampak pada jumlah bobot
karena ia selalu berjumlah 1,0.

Fishbone Diagram

Pengertian Fishbone

13
Fishbone Diagram atau yang disebut sebagai “Diagram tulang ikan”
adalah alat yang sistematis menampilkan keadaan dengan melihat
efek dan sebab-sebabnya yang membuat/berkontribusi pada efek
tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya Fishbone Diagram
disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara umum gambar
diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan.
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan
berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan
dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu
kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses,
yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan dan sebagainya.

Manfaat yang didapat dari penggunaan Fishbone Diagram:

Untuk mempelajari masalah/issue dan menentukan akar


penyebabnya

Menemukan semua kemungkinan alasan mengapa suatu proses mulai


mengalami kesulitan, masalah, bahkan kegagalan

Mengidentifikasi area dalam pengumpulan data

Mengetahui mengapa sebuah proses tidak bekerja dengan baik atau


hasil produksi yang diinginkan.

Langkah-Langkah Penerapan

Langkah-langkah penerapan pada diagram fishbone yaitu :

Langkah 1: Menyiapkan sesi Analisa Tulang Ikan

14
Analisa Tulang Ikan kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60
menit.

Peserta dibagi dalam kelompok, maksimum 6 orang per kelompok.

Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau


komponen pelayanan yang akan dianalisa.

Siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok.

Buatlah gambar pada flipchart berdasarkan contoh dibawah ini.

Tentukan seorang Pencatat. Tugas Pencatat adalah mengisi diagram


tulang ikan.

Langkah 2: Mengidentifikasi akibat atau masalah

Akibat atau masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah
paling kanan diagram tulang ikan. Misalnya Laporan Anggaran Akhir
bulan terlambat.

Langkah 3: Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama

Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi
"cabang". Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang
ditulis.

Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa


sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini bisa
diringkas seperti :

Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Mesin, Materi, Pengukuran

15
Metode, Mesin, Material, Manusia (4M)

Tempat (Place), Prosedur (Procedure), Manusia (People), Kebijakan


(Policy) - (4P)

Lingkungan (Surrounding), Pemasok (Supplier), Sistem (System),


Keterampilan (Skill) - (4S)

Kategori tersebut hanya sebagai saran; bisa menggunakan kategori


lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya
tidak ada lebih dari 6 kotak.

Langkah 4: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang


saran

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan dengan


menggunakan curah pendapat.

Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana


sebab tersebut harus ditempatkan dalam Diagram tulang ikan. (yaitu,
tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan. Misalnya di kategori mesin)

Sebab-sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak "tulang"


kecil keluar dari garis horizontal utama.

Suatu sebab bisa ditulis dibawah lebih dari satu kategori sebab utama
(misalnya, menerima data yang terlambat bisa diletakkan dibawah
manusia dan sistem).

Langkah 5: Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama

16
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada
lebih dari satu kategori. Sebab - sebab inilah yang merupakan
petunjuk "sebab yang tampaknya paling mungkin " lingkarilah sebab
yang tampaknya paling memungkin pada diagram. Catat jawabannya
pada kertas flipchart terpisah.

Langkah 6: Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling


mungkin

Diantara semua sebab-sebab, harus dicari sebab yang paling


mungkin.

Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang


tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , "Mengapa ini
sebabnya ?"

Pertanyaan "Mengapa ?" akan membantu Anda sampai pada sebab


pokok dari permasalahan teridentifikasi.

Tanyakan "Mengapa ?" sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab
lagi. Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.

Manajemen Konflik

Definisi Konflik

kejadian alamiah sbg interaksi dua/> fihak yang satu sama lain
bergantung tetapi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai
suatu situasi dimana setidaknya salah satu dari fihak tersebut
menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan (Tappen,
1995; Marquis & Huston, 2000) dan (Minnery 1985, hlm. 35).

17
Implikasi

Konflik terjadi di dalam/luar sebuah sistem kerja peraturan.

Konflik harus disadari setidaknya oleh satu pihak

Keberlanjutan bukan suatu hal yang penting karena akan terhenti


ketika suatu tujuan telah tercapai

Konflik tidak dibatasi sebagai situasi yang konstan.

Konflik bisa jadi bukan suatu hal yang simetris (bisa terjadi hanya
satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik
tersebut)

Sumber Konflik

Menurut Gray& Starke (2004), sumber konflik antara lain ;

Keterbatasan sumberdaya

Ketergantungan aktifitas kerja

Perbedaan aktifitas

Masalah komunikasi

Perbedaan persepsi

Lingkungan organisasi

18
Sumber konflik lainnya

Kategori Konflik

Internal

Interpersonal

Antar Kelompok

Proses Konflik

Menurut Robbin (2002), antara lain:

Tahap I : Oposisi Potensial

Komunikasi

Struktur

Faktor Pribadi

Tahap 2 : Kognisi dan Personalisasi

Tahap 3 : Perilaku

Kompetisi

19
Kolaborasi

Penghindaran

Akomodasi

Kompromi

Tahap 4 : Hasil

Kuadran Kalah – Kalah (Menghindari Konflik)

Kuadran Menang – Kalah (Persaingan)

Kuadran Kalah – Menang (Mengakomodasi)

Kuadran Menang – Menang (Kolaborasi)

20
BAB III

KAJIAN SITUASI

Pendekatan SWOT Analisis

21
Ruang adalah ruang penyakit dalam, jumlah tempat tidur 29 buah,
BOR 60%, alat-alat keperawatan lengkap, jumlah perawat 18 orang
(P: 17 orang, L: 1 orang), dengan kualifikasi D3 Keperawatan 12
orang, S.Kep.,Ners 6 orang. Kepala ruangan lulusan S.Kep.,Ners dan
sudah berpengalaman sebagai kepala ruangan di RS Immanuel dan
kurang lebih 1 tahun terakhir ini menjadi kepala ruangan di Ruang .
Memiliki sumber dana yang berasal dari uang KAS ruangan. Memiliki
petugas kebersihan sehingga ruangan tampak bersih, alat-alat tenun
banyak dan cukup untuk keperluan di ruangan tersebut.
Karyawannya pun ramah serta rajin dalam melakukan tugasnya.
Hubungan Interaksi antara kepala ruangan dan stafnya harmonis.

Ketergantungan pasien di ruangan elisabet adalah sebagai berikut :

Minimal Care : 10 orang

Partial Care : 15 orang

Total Care : 4 orang

Perhitungan tenaga perawat menurut Douglass dihitung berdasarkan


tingkat ketergantungan setiap shift. Dibawah ini perhitungannya :

Pagi = (10x0,17) + (15x0,27) + (4x0,36) + 1/3 shift

= 7,19 + 1/3 (7,19)

= 9,59

= 10 orang

Siang = (10x0,14) + (15x0,15) + (4x0,30) + 1/3shift

= 4,85 + 1/3 (4,85)


22
= 6,46

= 6 orang

Malam = (10x0,07) + (15xo,10) + (4x0,20) + 1/3shif

= 4,2 + 1/3 (4,2)

= 5,6

= 6 orang

Jadi kebutuhan perawat di ruangan elizabet sebanyak 22 orang.


Sedangkan jumlah perawat di ruangan elizabet sebanyak 18 orang,
sehingga di ruangan elizabet kekurangan tenaga perawat sebanyak 4
orang.

Analisis SWOT

Strength :

Kapasitas Tempat Tidur 29 buah

BOR 60%

Jumlah perawat S1 = 6 orang

Kepala ruangan S1 Keperawatan + Ners dan sudah berpengalaman


kerja sebagai kepala ruangan di RS Immanuel dan kurang lebih 1
tahun terakhir ini menjadi kepala ruangan di Ruang .

23
Memiliki peralatan kesehatan yang lengkap untuk menunjang
layanan kesehatan

Alat tenun cukup

Kebersihan ruangan sangat baik

Suasana diruangan tenang dan nyaman

Memiliki sumber dana yang berasal dari uang KAS setiap bulan yang
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk keperluan ruangan dan
perawat

Koordinasi yang baik antar tenaga kesehatan dalam ruangan

Memiliki petugas kebersihan yang bukan perawat sehingga pekerjaan


perawat lebih fokus pada pasien.

Adanya kebijakan Rumah sakit dalam memberikan kesempatan


pendidikan perawat profesional

Adanya team penilai sebagai supervisor pelaksanaan pelayanan


keperawatan.

Adanya kebijakan RS dalam memberika reward bagi perawat teladan

Weakness :

Perawat D3 sebanyak 12 orang.

24
Biaya perawatan yang mahal menyebabkan pelayanan Rumah Sakit
hanya bisa diakses oleh kelas menengah ke atas.

Adanya kesenjangan tingkat pendidikan menimbulkan kecemburuan


antar tenaga kesehatan sehingga berpengaruh pada kinerja kerja
perawat.

Jumlah tenaga kesehatan dalam ruangan yang lebih didominasi oleh


tenaga kesehatan perempuan.

Oppurtunities :

Terdapat mahasiswa keperawatan yang sedang praktek dan dapat


membantu pekerjaan perawat diruangan.

Adanya kebijakan RS dalam memberikan pelatihan caring

Rumah Sakit memiliki hubungan kerja dengan Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan (STIK) yang bisa menjadi tempat bagi tenaga kesehatan
yang melanjutkan pendidikan.

Lokasi Rumah Sakit strategis karena mudah untuk diakses


pelayanannya.

Adanya hubungan kerjasama dengan Jamsostek

RS Immanuel merupakan rumah sakit yang terkenal dengan kualitas


pelayanannya yang baik

Kebijakan pemerintah tentang perlindungan konsumen

25
Threats :

Adanya perawat asing yang bekerja di RS Indonesia

Tuntutan yang tinggi dari klien dan keluarga untuk mendapatkan


pelayanan yang professional

Adanya RS yang berdekatan di lingkungan yang sama

Terdapatnya fasilitas yang lengkap di RS lain

26
Matriks Faktor strategi Internal dan Eksternal

Internal STRENGTH : WEAKNESS

Kapasitas Tempat Tidur Perawat D3


29 buah. sebanyak 12 orang.

Jumlah perawat S1 = 6 Biaya perawatan


orang yang mahal
menyebabkan
Kepala ruangan S1 pelayanan Rumah
Keperawatan + Ners dan Sakit hanya bisa
sudah berpengalaman diakses oleh kelas
kerja sebagai kepala menengah ke atas.
ruangan di RS Immanuel
dan kurang lebih 1 Adanya kesenjangan
tahun terakhir ini tingkat pendidikan
menjadi kepala ruangan menimbulkan
di Ruang . kecemburuan antar
tenaga kesehatan
Memiliki peralatan sehingga
kesehatan yang lengkap berpengaruh pada
untuk menunjang kinerja kerja
layanan kesehatan perawat.

Alat tenun cukup Jumlah tenaga


kesehatan dalam
ruangan yang lebih
Kebersihan ruangan
didominasi oleh
sangat baik
tenaga kesehatan
perempuan.
27
Suasana diruangan
tenang dan nyaman

Memiliki sumber dana


yang berasal dari uang
KAS setiap bulan yang
sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk
keperluan ruangan dan
perawat

Koordinasi yang baik


antar tenaga kesehatan
dalam ruangan

Memiliki petugas
kebersihan yang bukan
perawat sehingga
pekerjaan perawat lebih
fokus pada pasien.

Adanya kebijakan
Rumah sakit dalam
memberikan
kesempatan pendidikan
perawat profesional

Adanya team penilai


sebagai supervisor
pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

Adanya kebijakan RS
dalam memberika
28
reward bagi perawat
teladan

Eksternal

OPPURTUNITIES Strategi SO Strategi WO:

Terdapat Dengan adanya Dengan kebijaka RS


mahasiswa kebijakan RS mengenai bagi perawat D3, RS
keperawatan yang sistem reward, perawat memberikan
sedang praktek berkesempatan menjadi kebijakn untuk
dan dapat perawat professional mendapatkan
membantu pendidikan
pekerjaan perawat Dengan adanya perawat professional di STIK
diruangan. lulusan S.Kep.,Ners yang yang memudahkan
memimpin tim untuk perawat melanjukan
Adanya kebijakan sharing diruangan . pendidikan untuk
RS dalam menjaga kualitas
memberikan dan penyerataan
Dengan adanya
pelatihan caring ilmu pengetahuan
kebijakan RS mengenai
serta mengurangi
pemilihan perawat
tingkat
Rumah Sakit teladan , bagi D3,
kecemburuan antar
memiliki hubungan S.Kep.,Ners
perawat
kerja dengan mendapatkan
Sekolah Tinggi kesempatan ke jenjang
Ilmu Kesehatan karier yang lebih tinggi Dengan adanya
(STIK) yang bisa dengan memanfaatkan kebijakan bagi
menjadi tempat STIK Immanuel. perawat D3, RS
bagi tenaga memberikan
kesehatan yang kebijakan untuk
Mempertahankan
melanjutkan mendapatkan
kelengkapan sarana dan
pendidikan. pelatihan caring
fasilitas yang sudah ada
untuk penilaian
Lokasi Rumah Sakit ruangan Mengajukan
penambahan alat-

29
strategis karena alat kesehatan yang
mudah untuk Meningkatkan kualitas mengacu pada
diakses pelayanan di ruangan inovasi terbaru
pelayanannya. agar kepercayaan dengan adanya
masyarakat terhadap kebijakan RS
Adanya hubungan pelayanan kesehatan
kerjasama dengan tetap terjaga RSI merupakan salah
Jamsostek satu RS pendidikan
dengan demikian
RS Immanuel beban kerja yang
merupakan rumah berat, serta tenaga
sakit yang terkenal perawat yang
dengan kualitas didominasi oleh
pelayanannya yang tenaga perempuan
baik dapat diatasi dengan
memaksimalkan
tenaga mahasiswa
Kebijakan
yang sedang
pemerintah
praktek
tentang
perlindungan
konsumen Mengadakan
penilaian terhadap
ruangan dalam
pelaksanaan
pelayanan
keperawatan,
misalnya dilihat dari
kelengakapan
fasilitas ruangan
ruangan dan kinerja
perawat, dapat
memotivasi perawat
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan
keperawatan.

30
THREATS Strategi ST: Strategi WT:

Adanya perawat Pengalaman kepru Pendidikan lanjut


asing yang bekerja selama 1 thn kerja, bagi D3
di RS Indonesia sehingga lebih Keperawatan secara
menguasai asuhan berkala untuk
Tuntutan yang keperawatan di keseragaman
tinggi dari klien Indonesia jenjang
dan keluarga untuk pendididikan
mendapatkan Tenaga perawat yang professional
pelayanan yang profesional yang
professional didukung oleh suasana Memperbaharui
ruangan yang kondusif setiap peralatan
Adanya RS yang merupakan faktor keperawatan di RS
berdekatan di pendukung yang Immanuel untuk
lingkungan yang memberi pengaruh meningkatakan
sama positif bagi mahasiswa perlindungan RS
praktek

Terdapatnya Lebih
fasilitas yang Ruangan bersih memperhatikan
lengkap di RS lain menghindarkan dari kenyamanan
inos, sehingga ruangan guna
konsumen terlindungi. mencegah INOS

Terdapat jumlah TT Mengadakan sharing


memadai untuk dengan pekarya
menampung jumlah yang malas agar
pasien lebih rajin sehingga
tidak terjadi
Mempertahankan tuntutan dari
kualitas pelayanan klien/keluarga
kelengkapan fasilitas
yang sudah ada untuk Mendukung bentuk
kepuasan klien. kebijaksanaan dari

31
kepala ruangan agar
Memberdayakan tenaga dapat memberikan
perawat yang ada di pelayanan yang
ruangan untuk professional
memberikan pelayanan
keperawatan yang
professional.

Memberdayakan tenaga
perawat untuk lebih
memperhatikan
kebersihan ruangan
guna mencegah INOS.

Matriks IFE

No IFE Bobot Rating Skor

KEKUATAN

Kapasitas Tempat Tidur 29 0.05 3 0.15


buah.

2. Jumlah perawat S1 6 orang 0.1 4 0.4

3. Kepala ruangan S.Kep.,Ners 0.05 3 0.15


dan sudah berpengalaman
kerja sebagai kepala
ruangan kurang lebih 1
tahun terakhir ini.
32
4. Memiliki peralatan 0.1 3 0.3
kesehatan yang lengkap
untuk menunjang layanan
kesehatan

5. Alat tenun cukup 0.05 3 0.15

6. Kebersihan ruangan sangat 0.05 3 0.15


baik

7. Suasana diruangan tenang 0.05 3 0.15


dan nyaman

8. Mamiliki sumber dana yang 0.05 3 0.15


berasal dari uang KAS setiap
bulan yang sewaktu-waktu
dapat digunakan untuk
keperluan ruangan dan
perawat.

9. Koordinasi yang baik antar 0.1 4 0.4


tenaga kesehatan

10 Memiliki petugas kebersihan 0.05 3 0.15


yang bukan perawat
sehingga pekerjaan perawat
lebih fokus pada pasien.

Total

No Kelemahan Bobot Rating Skor

33
1. Kualitas tenaga kurang 0.1 3 0.3
memenuhi kualifikasi
karena masih banyak tenaga
perawat yang merupakan
lulusan D3 yaitu sebanyak
12 orang

2. Beban kerja perawat 0.05 3 0.15


diruangan dirasakan cukup
berat.

3. Biaya perawatan yang mahal 0.05 3 0.15


menyebabkan pelayanan
Rumah Sakit hanya bisa
diakses oleh kelas menengah
ke atas.

4. Adanya kesenjangan tingkat 0.05 3 0.15


pendidikan menimbulkan
kecemburuan antar tenaga
kesehatan sehingga
berpengaruh pada kinerja
kerja perawat.

5. Jumlah tenaga kesehatan 0.1 4 0.4


dalam ruangan yang lebih
didominasi oleh tenaga
kesehatan perempuan.

Total 1 3.3

34
35
No. Critical Success Factor Bobot Rating Skor

1 2 3 4 5=3x4

PELUANG

Matriks EFE

36
1 Adanya kebijakan Rumah 0,05 4 0.2
Sakit dalam memberikan
kesempatan pendidikan
perawat profesional

2 Adanya team penilai 0,05 3 0.15


sebagai supervisor
pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

3 Adanya kebijakan RS 0,05 3 0.15


dalam memberika reward
bagi perawat teladan

4 Terdapat mahasiswa 0,05 3 0.15


keperawatan yang sedang
praktek dan dapat
membantu pekerjaan
perawat diruangan.

5 Adanya kebijakan RS 0,05 3 0.15


dalam memberikan
pelatihan caring

6 Rumah Sakit memiliki 0,05 3 0.15


hubungan kerja dengan
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIK) yang
bisa menjadi tempat bagi
tenaga kesehatan yang
melanjutkan pendidikan.

37
7 Lokasi Rumah Sakit 0,05 3 0.15
strategis karena mudah
untuk diakses
pelayanannya.

8 Adanya hubungan 0.05 3 0,15


kerjasama dengan
Jamsostek

9 RS Immanuel merupakan 0,1 3 0, 3


Rumah Sakit yang
terkenal dengan kualitas
pelayanannya yang baik.

Total

ANCAMAN Bobot Rating Skor


No.

1 Adanya perawat 0,05 3 0.15


asing yang bekerja
di RS Indonesia

2 Kebijakan 0,05 4 0.2


pemerintah tentang
perlindungan
konsumen

38
3 Tuntutan yang 0,1 3 0.3
tinggi dari klien dan
keluarga untuk
mendapatkan
pelayanan yang
professional.

4 Adanya RS yang 0,1 3 0.3


berdekatan di
lingkungan yang
sama.

5 Terdapatnya 0,05 3 0.15


fasilitas yang
lengkap di RS lain.

6 Mahasiswa 0,05 3 0.15


keperawatan yang
membantu
pekerjaan perawat
diruangan
berpengaruh pada
kualitas pelayanan.

7 Banyaknya 0.05 3 0.15


pengunjung bisa
menimbulkan
resiko infeksi
nosokomial.

8 Adanya 0.05 3 0.15


perencanaan
pembangunan
Rumah Sakit lain

39
yang lokasinya
berdekatan dengan
Rumah Sakit Mat
Immanuel. rik
s IE
Totoal 1 3.1

Matriks IE bermanfaat utnuk memposisikan kondisi RS Immanuel ke


dalam matriks yang terdiri dari 9 sel dengan memperhatikan nilai
total EFE dan IFE. Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari
organisasi dalam diagram skematis, sehingga disebut matriks IE
dengan sumbu horizontal X niali IFE yang dibagi menjadi 3 daerah,
yaitu :

1,0-1,99 = IFE lemah

2,0-2,99 = IFE rata-rata

3,0-4,0 = IFE kuat

Matriks IE dengan sumbu vertical Y adalah nilai EFE yang dibagi


menjadi 3 daerah, yaitu:

1,0-1,99 = EFE rendah

2,0-2,99 = EFE rata-rata

3,0-4,0 = EFE kuat

40
Diagram martiks IE
Y
III VI IX

2 II v VIII

1
I IV VII

X
O 1

2 3

IFE = 3.3 sumbu IFE terdapat pada sumbu X

EFE = 3.1 sumbu EFE terdapat pada sumbu Y

Kesimpulan dari kasus dengan menggunakan table Internal Strategic


Factors Analisys Summary dan External Strategic Factors Analisys
Summary, SBU yang berada pada sel IX dapat menggunakan strategi
harvest atau divestiture. Yaitu yang menggunakan strategi kekuatan
dan peluang.

41
Perumusan Masalah

Kurangnya tenaga perawat yang professional di R.

Banyaknya pengunjung bisa menimbulkan resiko infeksi nosokomial.

Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan


yang memperhatikan aspek :

Magnetude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah


terjadi

Severy (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari


masalah ini

Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat


diatur untuk perubahan

Nursing Consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian


perawat

Affability (Af) : Ketersediaan sumber daya

Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :

Sangat penting :5

Penting :4

Cukup penting :3

Kurang penting :2

42
Sangat kurang penting :1

Tabel...

Prioritas Masalah

No MASALAH Mg Sv Mn Nc Af SKOR KET

1 Kurangnya tenaga 5 4 5 4 4 22 I
perawat di R.
(Berdasarkan perhitungan
Douglas jumlah perawat
yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien
seharusnya 22 perawat,
sedangkan perawat di
ruang berjumlah 18
orang.

2 Banyaknya pengunjung 5 5 4 4 4 22 II
yang keluar masuk
ruangan bisa
menimbulkan resiko
infeksi nosokomial.

Interpretasi

43
Berdasarkan matriks prioritas masalah didapatkan dua masalah
utama yaitu kurangnya tenaga perawat yang professional di R. dan
banyaknya pengunjung yang keluar masuk ruangan bisa
menimbulkan resiko infeksi nosokomial. Untuk mencari
permasalahan dari ke dua prioritas masalah diatas dilakukan
diagram analisis fishbone.

Fishbone Diagram
Money: Belum tersedianya
Material:
dana dari Rumah Sakit
Peralatan
untuk peningkatan jenjang
keperawatan
pendidikan Perawat
sudah mencukupi
Problem:
Kurangnya
tenaga
perawat yang
profesional di
R. Elisabet

Method: Mechine: Environment


:
Kebijakan RS untuk para Mempromosikan dan
staf perawat melanjutkan memberi peluang untuk
pendidikannya kejenjang melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi

Money: Material: Peralatan


keperawatan sudah
mencukupi
Problem:
Banyaknya
pengunjung
yang keluar
masuk
ruangan bisa
menimbulkan
44 resiko infeksi
nosokomial.
Method: Mechine: Environment:

Memberdayakan tenaga Banyaknya


perawat untuk lebih pengunjung
memperhatikan keluar masuk
kebersihan ruangan guna ruangan
mencegah INOS.

Prioritas Masalah

Kurangnya tenaga perawat yang professional di R.

Banyaknya pengunjung yang keluar masuk ruangan bisa


menimbulkan resiko infeksi nosokomial.

45
46
47
Planing of Action (POA)

No. Masalah Sub Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Dana PJ

1. Kurangnya Pembinaan Agar tidak Perawat di Sharing Mg I. - Karu


tenaga perawat tejadi kesalah ruangan pagi Nov
yang pahaman Elisabet 2012
professional antar perawat

Melanjutkan Memasimalkan Perawat di Pendidikan Mg III. RS Karu Melanjutkan


pendidikan tenaga yang ruangan Jan – pendidikan
profesional Elisabet Jun
dan pelayanan 2012
yang optimal

Pelatihan Agar perawat Perawat di Pelatihan RS Karu Pelatihan


lebih terampil ruangan di RS

27
2. Banyaknya Pembinaan Agar tidak Perawat di Shering Mg I. - Karu
pengunjung terjadi resiko ruangan pagi Nov
yang keluar INOS. Elisabet 2012
masuk ruangan
bisa
menimbulkan
resiko infeksi
nosokomial.

28
BAB III

KESIMPULAN

Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit dimana mutu pelayanan keperawatan
harus dikelola dengan sebaik-baiknya karena pelayanan
keperawatan utamanya di Instalasi Rawat Inap dapat menjadi
indikator mutu pelayanan Rumah Sakit. Mutu pelayanan adalah
tanggung jawab bersama, setiap individu yang berkaitan langsung
dengan pelayanan, mutu tidak saja menjadi tanggung jawab perawat
pelaksana yang langsung berhadapan dengan pasien, tetapi juga
menjadi tanggung jawab manajer. Kepala Ruang adalah manajer
operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung
mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan dan ikut
bertanggungjawab dalam menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu
memerlukan sumber daya perawat yang didukung oleh komitmen,
motivasi dan faktor eksternal lain seperti kebijakan organisasi,
kepemimpinan, struktur organisasi, system penugasan dan
pembinaan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arafat Wilson. (2005). The Real of Marketing Audit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Bahtiar, Yayan dan S. Suliarli. (2002). Manajemen Keperawatan.Jakarta : Erlangga.
Gillies, D. A., (1994). Nusing Management: a system approach (3rd edition). Philadelphia:
WB Saunders Company
Herujito, Yayat M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Pt Gramedia.
Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Marquis, Bessie L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC
Muninjaya, A.A.Gde. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Supriyanto. (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC.

30

Вам также может понравиться