Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
COVER i
KATA PENGANTAR ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 1
Metode Penulisan 2
Sistematika Penulisan 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Konsep Kepemimpinan 3
i
Manajemen keperawatan 4
Analisis SWOT 4
Fishbone Diagram 8
Manajemen Konflik 11
BAB III
KAJIAN SITUASI
Analisis SWOT 14
Matriks IFE 18
Matriks EFE 21
Matriks IE 22
Perumusan Masalah 24
Fishbone Diagram 25
Prioritas Masalah 26
Plannig of Action 27
ii
BAB IV
KESIMPULAN 28
DAFTAR PUSTAKA 29
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Dengan demikian, suatu perusahaan perlu untuk menganalisis dan menindaklanjuti
SWOT yang dimiliki. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek
atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan
faktor eksternal (luar) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis
untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2
Mahasiswa dapat menguraikan tentang Pengertian SWOT
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
3
Sistematika penulisan dalam makalah ini, terdiri dari bab 1
pendahuluan, bab 2 tinjauan teoritis, bab 3 kajian situasi, bab 4
penutup dan daftar pusaka. Pendahuluan memuat tentang latar
belakang penulisan, tujuan, metode penulisan dan pengumpulan data
serta sistematika penulisan. Bab 2 membahas mengenai
kepemimpinan dan manajemen keperawatan, analisis SWOT, fishbone
diagram, manajemen konflik. Bab 3 membahas tentang kajian situasi
yang memuat pendekatan analisis SWOT, matriks SWOT, matriks IFE
dan EFE, dan POA. Bab 4 berisikan tentang kesimpulan dari semua
teori yang telah disusun, serta daftar pusataka memuat refrensi dari
penulisan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Konsep Kepemimpinan
4
Biasanya lebih karena adanya rasa saling menghormati dan
Kemampuan komunikasi
5
Menurut Bronsten, Hayman&Naylor (1979), menyebutkan bahwa
kegiatan kepemimpinan paling sedikit mancakup empat hal yang
terkait dengan kegiatan manajerial. Pertama, perencanaan yaitu
kegiatan kepemimpinan di lingkungan kerja, penetapan tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang untuk upaya pemecahan
masalah yang ada, termasuk pengembangan dari tujuan tersebut
dalam uraian bagaimana tujuan dan sasaran yang ditentukan
tersebut akan dicapai (La Monica, 1986). Kedua, pengorganisasian
yaitu kegiatan ini dilakukan melalui pelibatan semua sumber daya
yang ada dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan organisasi
(Harsey & Blanchard, 1977), sedangkan menurut Steven (1978)
paling tidak memiliki empat kapabilitas, yaitu cerdas (intelligent),
matang social dan luas pengetahuan (social maturity and breath),
memiliki motivasi yang baik (innermitivation), dan kemampuan yang
memadai dalam berhubungan dengan orang lain (human felation
attitude). Ketiga, motivasi yaitu kegiatan kepemimpinan merupakan
faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kinerja
karyawan dan kualitas pencapaian tujuan. Seorang pemimpin harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang motivasi dan teori-teori
yang mendasarinya agar mampu memotivasi karyawannya secara
benar. Keempat, pengendalian yang berguna untuk menentukan
kegiatan yang akan datang. Pengendalian merupakan kegiatan
mengumpulkan umpan balik dan hasil-hasil yang secara periodik
ditindaklanjuti dalam rangka membandingkan hasil yang diperoleh
dengan perencanaan yang dibuat (Harsey & Blanchard, 1977).
Manajemen Keperawatan
6
Manajemen dalam pelayanan keperawatan berfungsi sebagai suatu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional yang
dapat saling menopang antara proses manajemen keperawatan
dengan proses keperawatan. Sebagaimana proses keperawatan dalam
manajemen keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Analisis SWOT
7
Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana
dan prasarananya kurang mencukupi.
8
Analisis SWOT dapat juga ditujukan untuk penyusunan rencana
operasional atau program kerja fungsional. Karenanya, analisis untuk
tujuan ini disebut pula dengan analisis SWOT fungsional. Dalam
analisis SWOT fungsional, data dan informasi intern yang dianalisis
adalah data dan informasi yang berasal dari suatu bidang kegiatan
tertentu atau bidang unit kerja tertentu. Sedangkan data eksteren
adalah data yang relevan dengan bidang kerja yang bersangkutan.
Bidang-bidang tersebut dapat berupa bidang pemasaran, keuangan,
logistik, dan lain sebagainya. Tentunya hasil analisis SWOT ini dapat
pula menghasilkan rencana tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta
strategi bidang kerja yang bersangkutan.
Matriks SWOT
9
Strategi ST (Strength-Threats) adalah strategi perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancama
eksternal.
Strategi SO Strategi WO
Opportunities-O
10
EFE Matriks
Buat nilai rating setiap critical succes factor antara 1 sampai 4, dengan
arti nilai sebagai berikut:
1 = di bawah rata-rata
2= rata-rata
3= di atas rata-rata
4= sangat bagus
11
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa
perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di
pasar industrinya. Sementara skor total sebesar 1,0 menunjukkan
bahwa perusahaan tidak memanfaaatkan peluang-peluang yang ada
atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
IFE Matriks
Tentukan bobot (weight) dari critical succes factor tadi dengan skala
yang lebih tinggi untuk yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari
dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.
12
Beri rating (nilai) 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang
memiliki arti :
Fishbone Diagram
Pengertian Fishbone
13
Fishbone Diagram atau yang disebut sebagai “Diagram tulang ikan”
adalah alat yang sistematis menampilkan keadaan dengan melihat
efek dan sebab-sebabnya yang membuat/berkontribusi pada efek
tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya Fishbone Diagram
disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara umum gambar
diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan.
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan
berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan
dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu
kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses,
yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan dan sebagainya.
Langkah-Langkah Penerapan
14
Analisa Tulang Ikan kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60
menit.
Akibat atau masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah
paling kanan diagram tulang ikan. Misalnya Laporan Anggaran Akhir
bulan terlambat.
Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi
"cabang". Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang
ditulis.
15
Metode, Mesin, Material, Manusia (4M)
Suatu sebab bisa ditulis dibawah lebih dari satu kategori sebab utama
(misalnya, menerima data yang terlambat bisa diletakkan dibawah
manusia dan sistem).
16
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada
lebih dari satu kategori. Sebab - sebab inilah yang merupakan
petunjuk "sebab yang tampaknya paling mungkin " lingkarilah sebab
yang tampaknya paling memungkin pada diagram. Catat jawabannya
pada kertas flipchart terpisah.
Tanyakan "Mengapa ?" sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab
lagi. Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.
Manajemen Konflik
Definisi Konflik
kejadian alamiah sbg interaksi dua/> fihak yang satu sama lain
bergantung tetapi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai
suatu situasi dimana setidaknya salah satu dari fihak tersebut
menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan (Tappen,
1995; Marquis & Huston, 2000) dan (Minnery 1985, hlm. 35).
17
Implikasi
Konflik bisa jadi bukan suatu hal yang simetris (bisa terjadi hanya
satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik
tersebut)
Sumber Konflik
Keterbatasan sumberdaya
Perbedaan aktifitas
Masalah komunikasi
Perbedaan persepsi
Lingkungan organisasi
18
Sumber konflik lainnya
Kategori Konflik
Internal
Interpersonal
Antar Kelompok
Proses Konflik
Komunikasi
Struktur
Faktor Pribadi
Tahap 3 : Perilaku
Kompetisi
19
Kolaborasi
Penghindaran
Akomodasi
Kompromi
Tahap 4 : Hasil
20
BAB III
KAJIAN SITUASI
21
Ruang adalah ruang penyakit dalam, jumlah tempat tidur 29 buah,
BOR 60%, alat-alat keperawatan lengkap, jumlah perawat 18 orang
(P: 17 orang, L: 1 orang), dengan kualifikasi D3 Keperawatan 12
orang, S.Kep.,Ners 6 orang. Kepala ruangan lulusan S.Kep.,Ners dan
sudah berpengalaman sebagai kepala ruangan di RS Immanuel dan
kurang lebih 1 tahun terakhir ini menjadi kepala ruangan di Ruang .
Memiliki sumber dana yang berasal dari uang KAS ruangan. Memiliki
petugas kebersihan sehingga ruangan tampak bersih, alat-alat tenun
banyak dan cukup untuk keperluan di ruangan tersebut.
Karyawannya pun ramah serta rajin dalam melakukan tugasnya.
Hubungan Interaksi antara kepala ruangan dan stafnya harmonis.
= 9,59
= 10 orang
= 6 orang
= 5,6
= 6 orang
Analisis SWOT
Strength :
BOR 60%
23
Memiliki peralatan kesehatan yang lengkap untuk menunjang
layanan kesehatan
Memiliki sumber dana yang berasal dari uang KAS setiap bulan yang
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk keperluan ruangan dan
perawat
Weakness :
24
Biaya perawatan yang mahal menyebabkan pelayanan Rumah Sakit
hanya bisa diakses oleh kelas menengah ke atas.
Oppurtunities :
25
Threats :
26
Matriks Faktor strategi Internal dan Eksternal
Memiliki petugas
kebersihan yang bukan
perawat sehingga
pekerjaan perawat lebih
fokus pada pasien.
Adanya kebijakan
Rumah sakit dalam
memberikan
kesempatan pendidikan
perawat profesional
Adanya kebijakan RS
dalam memberika
28
reward bagi perawat
teladan
Eksternal
29
strategis karena alat kesehatan yang
mudah untuk Meningkatkan kualitas mengacu pada
diakses pelayanan di ruangan inovasi terbaru
pelayanannya. agar kepercayaan dengan adanya
masyarakat terhadap kebijakan RS
Adanya hubungan pelayanan kesehatan
kerjasama dengan tetap terjaga RSI merupakan salah
Jamsostek satu RS pendidikan
dengan demikian
RS Immanuel beban kerja yang
merupakan rumah berat, serta tenaga
sakit yang terkenal perawat yang
dengan kualitas didominasi oleh
pelayanannya yang tenaga perempuan
baik dapat diatasi dengan
memaksimalkan
tenaga mahasiswa
Kebijakan
yang sedang
pemerintah
praktek
tentang
perlindungan
konsumen Mengadakan
penilaian terhadap
ruangan dalam
pelaksanaan
pelayanan
keperawatan,
misalnya dilihat dari
kelengakapan
fasilitas ruangan
ruangan dan kinerja
perawat, dapat
memotivasi perawat
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan
keperawatan.
30
THREATS Strategi ST: Strategi WT:
Terdapatnya Lebih
fasilitas yang Ruangan bersih memperhatikan
lengkap di RS lain menghindarkan dari kenyamanan
inos, sehingga ruangan guna
konsumen terlindungi. mencegah INOS
31
kepala ruangan agar
Memberdayakan tenaga dapat memberikan
perawat yang ada di pelayanan yang
ruangan untuk professional
memberikan pelayanan
keperawatan yang
professional.
Memberdayakan tenaga
perawat untuk lebih
memperhatikan
kebersihan ruangan
guna mencegah INOS.
Matriks IFE
KEKUATAN
Total
33
1. Kualitas tenaga kurang 0.1 3 0.3
memenuhi kualifikasi
karena masih banyak tenaga
perawat yang merupakan
lulusan D3 yaitu sebanyak
12 orang
Total 1 3.3
34
35
No. Critical Success Factor Bobot Rating Skor
1 2 3 4 5=3x4
PELUANG
Matriks EFE
36
1 Adanya kebijakan Rumah 0,05 4 0.2
Sakit dalam memberikan
kesempatan pendidikan
perawat profesional
37
7 Lokasi Rumah Sakit 0,05 3 0.15
strategis karena mudah
untuk diakses
pelayanannya.
Total
38
3 Tuntutan yang 0,1 3 0.3
tinggi dari klien dan
keluarga untuk
mendapatkan
pelayanan yang
professional.
39
yang lokasinya
berdekatan dengan
Rumah Sakit Mat
Immanuel. rik
s IE
Totoal 1 3.1
40
Diagram martiks IE
Y
III VI IX
2 II v VIII
1
I IV VII
X
O 1
2 3
41
Perumusan Masalah
Sangat penting :5
Penting :4
Cukup penting :3
Kurang penting :2
42
Sangat kurang penting :1
Tabel...
Prioritas Masalah
1 Kurangnya tenaga 5 4 5 4 4 22 I
perawat di R.
(Berdasarkan perhitungan
Douglas jumlah perawat
yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien
seharusnya 22 perawat,
sedangkan perawat di
ruang berjumlah 18
orang.
2 Banyaknya pengunjung 5 5 4 4 4 22 II
yang keluar masuk
ruangan bisa
menimbulkan resiko
infeksi nosokomial.
Interpretasi
43
Berdasarkan matriks prioritas masalah didapatkan dua masalah
utama yaitu kurangnya tenaga perawat yang professional di R. dan
banyaknya pengunjung yang keluar masuk ruangan bisa
menimbulkan resiko infeksi nosokomial. Untuk mencari
permasalahan dari ke dua prioritas masalah diatas dilakukan
diagram analisis fishbone.
Fishbone Diagram
Money: Belum tersedianya
Material:
dana dari Rumah Sakit
Peralatan
untuk peningkatan jenjang
keperawatan
pendidikan Perawat
sudah mencukupi
Problem:
Kurangnya
tenaga
perawat yang
profesional di
R. Elisabet
Prioritas Masalah
45
46
47
Planing of Action (POA)
27
2. Banyaknya Pembinaan Agar tidak Perawat di Shering Mg I. - Karu
pengunjung terjadi resiko ruangan pagi Nov
yang keluar INOS. Elisabet 2012
masuk ruangan
bisa
menimbulkan
resiko infeksi
nosokomial.
28
BAB III
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
Arafat Wilson. (2005). The Real of Marketing Audit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Bahtiar, Yayan dan S. Suliarli. (2002). Manajemen Keperawatan.Jakarta : Erlangga.
Gillies, D. A., (1994). Nusing Management: a system approach (3rd edition). Philadelphia:
WB Saunders Company
Herujito, Yayat M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Pt Gramedia.
Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Marquis, Bessie L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC
Muninjaya, A.A.Gde. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Supriyanto. (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC.
30