Вы находитесь на странице: 1из 14

MAKALAH

INDIVIDU, SOSIALISASI DAN KEBUDAYAAN

OLEH :

RUFINA GEANRENI GANTUR 2015520055


HERMANDO ADITYA BIAN PUTRA 2016520069
ANDI PRANATA PANJAITAN 2017520016
UMBU ODY KILIMANDU 2018520008
PANKRASIUS TAEK 2018520047

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-
kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan makalah ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tak akan dapat kami
selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.

Penulis
DAFTARISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
D. Manfaat .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................
A. Individu .......................................................................................................................
B. Sosialisasi ...................................................................................................................
C. Kebudayaan ................................................................................................................
D. Hubungan antara individu, sosialisasi dan kebudayaan ............................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam
satuan yang lebih kecil.
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang
berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi
(status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok.
Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu
mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di
kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia
dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri,
maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda
pula. Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga
tujuan kelompok dapat tercapai.
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu juga
adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar mengajar diruangan
dengan maksud memahami materi tentang individu dan masyarakat serta peran keduannya dalam
kehidupan sosial.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian individu?


2. Apakah pengertian sosialisasi?
3. Apakah pengertian kebudayaan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian individu
2. Menjelaskan pengertian sosialisasi
3. Menjelaskan pengertian kebudayaan

D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN INDIVIDU, SOSIALISASI DAN BUDAYA
A. Definisi Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam
satuan yang lebih kecil.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas
atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang
meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses
individualisasi atau aktualisasi diri.
Pengertian Individu Menurut Para Ahli
1. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas.
2. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi
lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
3. Pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme
yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan
organik dengan sesamanya).

B. 1.) Pengertian Sosialisasi


Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan
cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar
dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun definisi
sosialisasi menurut para ahli antara lain:

1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.

2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.

3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai anggota.

2.) Tujuan Sosialisasi


1. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan
seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu anggotanya.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.
3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang
tepat.
4. Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
masyarakat.
5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan
sosial yang baru.
7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
8. Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

3.) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi


1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali
disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara
lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau
tingkat kecerdasan, dll.

2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor
ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan
melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik
antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi
lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas,
termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun elektronik.

4.) Tahapan Sosialisasi


Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini
juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

2. Tahap meniru (play stage)


Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan diri
pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial
manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini
disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).

3. Tahap siap bertindak (game stage)


Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi
orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan
mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)


Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna
orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia
secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang
tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada tahap ini telah
menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

5.) Jenis-Jenis Sosialisasi


1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi pertama
yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga (masyarakat).
Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.

2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi,
yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu
pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.

C. Pengertian Budaya
Pengertian budaya menurut pendapat para Ahli yaitu:
Menurut Jensen dan Trenholm. Pengertian Budaya diartikan sebagai seperangkat norma,
nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan juga kode. Yang jika dilihat secara sosial
mendefinisikan kelompok-kelompok orang, kemudian mengikat mereka satu sama lain serta
memberi mereka kesadaran bersama.
Dalam pandangan Jensen dan Trenholm, pemahaman budaya ini menuntun kita untuk
bisa mempersepsi dunia, bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri serta hubungan kita
dengan orang lain. Selain itu budaya juga menuntun kita bagaimana menetapkan serta mencapai
tujuan, dan bagaimana mempertukarkan pesan.
Pengertian Budaya Menurut Geert Hofstede Menurut Geert Hofstede, budaya adalah
pemrograman bersama atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kelompok orang
dengan kelompok lainnya. Geert menjelaskan jika nilai-nilai merupakan inti suatu budaya,
sementara simbol-simbol adalah manifestasi budaya yang paling dangkal.
Sedangkan ritual-ritual dan pahlawan-pahlawan berada di antara lapisan luar yang
tercakup dalam praktek-praktek yang dilakukan. Unsur-Unsur budaya ini sebenarnya terlihat
oleh pengamat luar, namun maknanya tersembunyi serta makna aslinya terdapat dalam
penafsiran orang dalam.
Pengertian Budaya Menurut Ki Hajar Dewantara Budaya yang ada di Indonesia sangat
berpengaruh pada berubahnya kondisi alam yang ada di Indonesia dan perkembangan zaman dari
masa ke masa. Hal tersebut terrnyata sesuai dengan pendapat seorang pakar dari Indonesia yakni
Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa budaya merupakan hasil
perjuangan masyarakat terhadap zaman dan alam. Perjuangan ini membuktikan kejayaan dan
kemakmuran hidup masyarakat dalam menghadapi kesulitan dan rintangan untuk bisa mencapai
keselamatan, dan kebahagiaan di hidupnya.
Beberapa pendapat para ahli menjelaskan tentan budaya maka dapat disimpulkan budaya
itu adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Ketika kita mulai berbicara tentang
komunikasi, maka kita tidak bisa menghindari bicara tentang budaya. Budaya dan komunikasi
berhubungan begitu erat dan dinamis. Inti budaya merupakan komunikasi, namun pada
kenyataannya budaya yang tercipta juga bisa mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya
yang bersangkutan.

D. Hubungan Individu, Sosialisasi Dan Kebudayaan


Aspek individu, keluarga, sosialisasi dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang
tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah
ada keluarga, sosialisasi maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain
untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga
dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di
samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk
mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah
lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di
samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam
rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat
merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu
mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara
individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan.
Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer,
dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan.
Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa
disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi
berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Aspek individu, keluarga, sosialisasi dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang
tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah
ada keluarga, sosialisasi maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain
untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga
dan sosialisasi, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di
samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk
mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang
antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini
dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai
suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk
memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu
melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Keterkaitan antara individu, sosialisasi dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan
individu itu sendiri maupun orang banyak. Individu harus Bersosialisai dalam masyarakat
sehingga melestarikan kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya
Bangsa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat
didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam kerangka hidup yang
diyakininya, sementara sosialisasi adalah sekolompok individu yang hidup dan menetap dalam
sebuah ruang atau tempat dimana individu tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu
tidak akan bertahan hidup selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling
membutuhkan dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam
masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi
tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya
agar menambahkan perbedaan dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih
reel antara individu dengan masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman
114
http://bobbyantarestio.ngeblogs.com/2011/10/15/tugas-isd-individu-keluarga-dan-
masyarakat
Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika
Aditama. Bandung : 2004
www.google.com. Pengertian masyarakat. Website: Universitas Guna Darma
Sumber : lintasnews.com
http://libroncom.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-sosialisasi-materi-lengkap.html

Вам также может понравиться