Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TERMODINAMIKA LARUTAN :
APLIKASI
Fugasitas
Untuk zat i dalam campuran uap, persamaan (11.48) ditulis :
fˆi v = yiφˆiv P
fˆi l = yiφˆiv P
Meskipun nilai untuk koefisien fugasitas fase uap φˆiv secara mudah dapat
dihitung. Pengukuran VLE sering dilakukan apda tekanan dibawah 1 bar sehingga
fase uap dapat dianggap suatu gas ideal. Dalam hal ini φˆiv = 1 , dan kedua persamaan
sebelumnya menjadi :
fˆi l = fˆi v = yi P
Jadi, fugasitas zat i (baik dalam fase likuid dan uap) adalah sama dengan tekanan
parsial zat i dalam fase uap. Nilainya bergerak naik dari nol pada pengenceran tanpa
sat
batas (xi = yi 0) sampai Pi untuk zat murni i. Hal ini diilustrasikan oleh data
Tabel 12.1 untuk sistem metil etil keton(1)/toluen(2) pada 50 oC.
Fugasitas diplot dalam Gbr. 12.2 berupa garis tidak putus-putus. Garis lurus putus-
putus menunjukkan persamaan (11.80), aturan Lewis/Randall, yang
mengekspresikankebergantungan komposisi suatu unsur fugadsitas dalam larutan
ideal :
fˆi id = xi f i (11.80)
Gbr. 12.2 menggambarkan karakteristik umum hubungan fˆ1 dan fˆ2 vs. x1
untuk larutan likuid biner pada T konstan. Tekanan kesetimbangan P bervariasi
terhadap komposisi, namun pengaruhnya terhadap fˆ1 dan fˆ2 dapat diabaikan. Jadi
plot pada T dan P konstan akan terlhat sama, seperti yang ditunjukkan pada Gbr, 12.3
untuk zat i (i = 1,2) dalam larutan biner pada T dan P konstan.
Koefisien Aktivitas
Garis putus-putus yang terletak lebih rendah dalam Gbr. 12.3, menggambarkan aturan
Lewis/Randall, merupakan karakteristik dari perilaku larutan ideal. Koefisien aktivitas
seperti dalam persamaan (11.87) didapatkan bentuk :
fˆi fˆ
γi ≡ = idi
xi f i fˆi
Jadi koefisien aktivitas suatu zat dalam larutan adalah rasio fugasitas aktual terhadap
nilai yang diberikan oleh aturan Lewis/Randall pada T, P, dan komposisi yang sama.
Untuk perhitungan nilai eksperimental,baik fˆi dan fˆi id dihilangkan sehingga didapat:
yi P yP
γi = = i sat (i = 1, 2,..., N ) (12.1)
xi f i xi Pi
Garis tidak putus-putus dalam kedua Gbr. 12.2 dan 12.3 menggambarkan nilai
batasan yang lain, xi 0, fˆi berharga nol. Jadi rasio fˆi / xi adalah tak tentu, dan
penerapan aturan l’Hopital menghasilkan :
fˆi dfˆi
lim = ≡ Hi
xi →0 x dx (12.2)
i i xi =0
Persamaan (12.2) mendefinisikan konstanta Henry Hi, sebagai slope pembatas kurva
fˆi vs. xi pada xi = 0. Seperti yang ditunjukkan oleh Gbr. 11.3, konstanta tersebut
merupakan slope sebuah garis yang digambar tangen terhadap kurva pada x i = 0.
Persamaan garis tangen ini mengekspresikan hukum Henry :
fˆi = xi H i (12.3)
Hukum Henry terkait dengan aturan Lewis/Randall melalui persamaan Gibbs/Duhem.
Ditulis kembali persamaan (11.14) untuk larutan biner dan mengganti M i dengan
Gi = µi didapatkan :
Menurut persamaan (12.2), pembilang dan penyebut pada ruas kanan persamaan ini
adalah sama, maka oleh karena itu,
dfˆ1
= f1 (12.5)
dx1 x1 =1
Persamaan ini merupakan ekspresi eksak aturan Lewis/Randall sebagaimana yang
diterapkan pada larutan riil.
Dan juga berimplikasi bahwa persamaan (11.80) memberikan nilai fˆi yang benar
Bentuk lainnya,
GE
= ( A21 x1 + A12 x2 ) x1 x2 (12.9b)
RT
Direduksi lebih lanjut, ingat bahwa x2 = 1 – x1, didapatkan :
ln γ 1 = x22 [ A12 + 2( A21 − A12 ) x1 ] (12.10a)
Diferensiasi persamaan (12.9b) terhadap n2 menghasilkan :
ln γ 2 = x12 [ A21 + 2( A12 − A21 ) x2 ] (12.10b)
Persamaan di atas adalah persamaan Margules.
Persamaan Margules yang berhubungan dengan tekanan jenuh :
P = x1γ1 P1sat +x2γ2 P2sat (12.11)
x1γ 1P1sat
dimana, y1 = (12.12)
x1γ 1 P1sat + x2γ 2 P2sat
Konsistensi Termodinamika
Jika rangkaian data diset sedemikian rupa sehingga sisa GE/RT bernilai nol, maka
γ1 d ln γ1* d ln γ 2*
δ ln = x1 + x2 (12.13)
γ2 dx1 dx1
ln γ 1 = Ax22 (12.15a)
ln γ 2 = Ax12 12.15b)
Bentuk ekuivalen didapat bila A' + B' = 1/A'21 dan A'-B' = 1/A'12. Maka,
x1 x2 x1 x2 A12' x1 + A21' x2
= + =
G E / RT A21
'
A12' A12' A21
'
GE A' A'
atau = ' 12 21' (12.16)
x1 x2 RT A12 x1 + A21 x2
Koefisien aktivitas tersirat dalam persamaan ini adalah :
−2
A12' x1
ln γ 1 = A 1 + ' ÷
'
12 (12.17a)
A21 x2
−2
A' x
ln γ 2 = A 1 + 21' 2 ÷
'
21 (12.17b)
A12 x1
Model Komposisi-Lokal
Persamaan Wilson, mempunyai dua parameter untuk sistem biner ( Λ12 dan
Λ 21 ), dan ditulis :
GE
= − x1 ln( x1 + x2 Λ12 ) − x2 ln( x2 + x1Λ 21 ) (12.18)
RT
Λ12 Λ 21
ln γ 1 = − ln( x1 + x2 Λ12 ) + x2 − ÷ (12.19a)
x1 + x2 Λ12 x2 + x1Λ 21
Λ12 Λ 21
ln γ 2 = − ln( x2 + x1Λ 21 ) − x1 − ÷ (12.19b)
x1 + x2 Λ12 x2 + x1Λ 21
Persamaan NRTL, memiliki tiga parameter untuk sistem biner, adalah :
GE G21τ 21 G12τ 12
= + (12.20)
x1 x2 RT x1 + x2G21 x2 + x1G12
G
2
G12τ 12
ln γ 1 = x τ 21
2
2
21
÷ + (12.21a)
x1 + x2G21 ( x2 + x1G12 )
2
G
2
G21τ 21
ln γ 2 = x τ 12
2
1
12
÷ + (12.21b)
x2 + x1G12 ( x1 + x2G21 )
2
V E = V − ∑ xiVi (12.27)
i
H E = H − ∑ xi H i (12.28)
i
Dua ungkapan pertama pada ruas kanan tiap persamaan menggambarkan selisih yang
dimana M merupakan sifat larutan molar (atau unit massa) dan M i adalah sifat zat
murni molar (atau unit massa), kesemuanya dalam T, dan P yang sama. Sekarang
persamaan (12.25) sampai (12.28) dapat ditulis :
G E = ∆G − RT ∑ xi ln xi (12.30)
i
S E = ∆S + R ∑ xi ln xi (12.31)
i
V E = ∆V (12.32)
H E = ∆H (12.33)
dimana ΔG, ΔS, ΔV, dan ΔH merupakan perubahan energi Gibbs suatu pencampuran,
perubahan entropi pencampuran, perubahan volume pencampuran, dan perubahan
entalpi pencampuran. Untuk larutan ideal, tiap sifat ekses bernilai nol, dan untuk suatu
kasus khusus persamaan (12.30) sampai (12.33) menjadi :
∆G id = RT ∑ xi ln xi (12.34)
i
∆S id = − R ∑ xi ln xi (12.35)
i
∆V id = 0 (12.36)
∆H id = 0 (12.37)
Persamaan (12.29) ditulis untuk larutan ideal :
∆M id = M id − ∑ xi M i
i
Panas Larutan
Ketika solid atau gas dilarutkan dalam likuid, efek panas dinamakan panas larutan,
dan didasarkan pada basis pelarutan 1 mol solut. Jika zat 1 adalah solut, maka x 1
merupakan mol solut per mol larutan. Karena ΔH adalah efek panas per mol larutan,
ΔH/x1 adalah efek panas per mol solut. Jadi,
² H = ∆H
∆
x1
² H adalah panas larutan pada basis mol solut.
dimana ∆
Diagram Konsentrasi/Entalpi
Diagram konsentrasi/entalpi (Hx) merupakan metode yang cocok untuk
menggambarkan data entalpi untuk larutan biner. Diagram ini merupakan grafik
entalpi yang diplot sebagai fungsi komposisi (fraksi mol atau fraksi massa) dengan
temperatur sebagai parameter. Tekanan adalah konstan dan biasanya berharga 1 atm.