Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
NIM : 18-141-010
FAKULTAS : FTSP
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah menjadi lebih baik lagi.
Rasa hormat juga ingin kami sampaikan kepada dosen yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Undang-undang tata Ruang
”. Adapun makalah yang saya susun ini, saya sangat berharap kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................1
Latar Belakang..............................................................................................1
A. Identifikasi masalah...................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
C. Manfaat Penulisan.....................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. KESIMPULAN.......................................................................................6
B. SARAN.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, Pemerintah dituntut untuk mampu
menyediakan berbagai kebutuhan dan sarana-sarana yang dibutuhkan. Sebagaimana
halnya di Indonesia, negara dituntut untuk berperan lebih
jauh dalam melakukan campur tangan terhadap aspek pemenuhan kebutuhan
masyarakat dalam jangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Adanya campur
tangan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut bukan berarti bahwa
masyarakat Indonesia berpangku tangan, tanpa peran dan partisipasi sama
sekali. Pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan publik yang harus memainkan
peranan yang penting untuk memotivasi seluruh kegiatan dan partisipasi masyarakat,
dengan melalui berbagai penyediaan fasilitas agar
berkembangnya kegiatan perekonomian sebagai lahan masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhannya sendiri.
Wilayah negara Republik Indonesia terdiri dari wilayah nasional yang sebgaai
satu kesatuan wilayah provinsi dan wilayah kabupaten atau kota yang masing-
masing terdiri dari sub-sistem ruang menurut batasan administrasi.
B. Identifikasi masalah :
Berdasarkan uraian latar beakang yang telah dipaparkan diatas, maka
terdapat permasalahan yangakan dikaji lebih lanjut, yaitu diantaranya:
1 Bagaimana perkembangan kebijakan tata ruang di Indonesia ditinjau dari
politik hukum?
2 Apa yang menjadi dasar dibentuknya Undang-Undang Nomor Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1 Untuk mengetahui wewenang Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/
Kota dalam Penataan perencanaan Ruang.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoritik maupun praktis
berupa:
1 Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
pengembangan dalam bidang teori hukum administrasi Negara dan hukum tata ruang,
yang bermanfaat bagi pemerintah dalam keutuhan dan kelancaran.
2 Secara praktis, hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu sebagai acuan
atau pedoman bagi setiap perangkat pemerintah, khususnya perangkat pemerintah
daerah dalam menjalankan wewenang hak dan kewajibannya, sebagai
penyelenggaraan pemerintahan dalam perencanaan tata ruang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Undang-Undang Tata Ruang
Beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyusunan
Rencana Tata aspek keruangan, terutama hak dan kewajiban dalam pengelolaan ruang
oleh pemerintah dan masyarakat berdasarkan fungsi yang ada dalam satuan wilayah.
Rencana Tata Ruang Wilayah, baik berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Kepres,Permen maupun Kepmen.yaitu:
1 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 (UU 26/2007), tentang Penataan Ruang.
2 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
3 Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M Tahun 2009 tentang Pedoman
Persetujuan Subtansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, Beserta Rencana Rincinya.
4 Peraturan Menteri PU No.15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
5 Peraturan Menteri PU No.16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
6 Peraturan Menteri PU No.17/PRT/M/2009, tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
7 Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010, Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
8 Perpres 88/2011, Penataan ruang pulau Sulawesi.
9 Undang-undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil .
10 Undang-undang No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. UU
No.4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
11 UU No.39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
12 Undang-Undang No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
13 Undang-undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
14 Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
15 Undang-undang No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
16 Undang-undang No.19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang.
17 Undang-Undang No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
18 Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
19 Undang-Undang No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
20 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 Tentang Penatagunaan Tanah.
21 Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2002 Daftar koordinator geografis titik-titik
garis pangkal kepulauan indonesia.
22 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002, tentang Tata Hutan Dan Penyusunan
Rencanan Pengelolahan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan.
23 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah.
24 Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999, tentang Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup.
25 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan
JABODETABEKPUNJUR.
26 Keputusan Presiden Nomor 62 tahun 2000 Tentang Koordinasi Penataan Ruang
Nasional.
27 Keppres Nomor 114 Tahun 1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-
Puncak-Cianjur.
28 Keputusan Presiden No.4 Tahun 2009 Tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional.
29 Peraturan Menteri PU No. 41/PRT/M Tahun 2007, tentang Pedoman Kriteria
Teknis Kawasan Budidaya.
30 Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M Tahun 2007, tentang Pedoman
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
31 Peraturan Menteri PU No. 22/PRT/M Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor.
32 Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi.
33 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50 Tahun 2009, tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
34 Peraturan Menteri Kehutanan No.28 Tahun 2009, tentang Tata Cara Pelaksanaan
Konsultasi Dalam Rangka Pemberian Persetujuan Substansi Kehutanan Atas
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah.
35 Peraturan Menteri Kehutanan No.50 Tahun 2009 Tentang Penegasan Status dan
Fungsi Kawasan Hutan. Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M Tahun 2008, tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
36 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2008, tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah.
37 Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327/KPTS/M Tahun 2002, tentang
Penetapan 6 (Enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang.
Dokumen ini adalah pedoman dasar dalam perencanaan keurangan (Spatial Plan)
yang diatur dalam peraturan perundangan(Direktorat Jendral Penataan Ruang.
Department Pekerjaan Umum, (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
Berdasarkan uraian diatas maka sudah sangat jelas bahwa penyediaan tata ruang
adalah merupakan amanat undang-undang, sekaligus sebagai amanat sistem perencanaan
yang baik dalam pembangunan nasional, wilayah, provinsi, Kota/Kabupaten. Dengan kata
lain, bahwa ketidaktersediaan (unavailability condition) tata ruang adalah merupakan
sikap ketidakpatuhan atau pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangan
berikut:
· Undang-undang nomor 17 tahun 2007 Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025.
· Undang-undang Tata ruang No 26/2007Tentang Penataan Ruang
· Undang-Undang Informasi Geospasial telah disahkan oleh Presiden RI menjadi
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.
· Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
· Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 Tentang
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang.
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang, selain berfungsi
untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik antar-fungsi
dalam proses pemanfaatan ruang, juga ditujukan untuk melindungi masyarakat sebagai
pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin timbul akibat
pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan. Sebagai contoh,
dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi perlindungan bencana pada
lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat dan aktivitas yang mereka
kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana longsor terjadi.
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia, dokumen tata ruang bersifat hirarkis.
Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional hingga
dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RTRW Kota adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan
yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur
ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis kota,
arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kota.
B. SARAN
Pemerintah seharusnya lebih peduli terhadap permasalahan tata ruang kota di
Indonesia, karena sudah banyak yang ditimbulkan masalahnya. Jika di biarkan saja
mungkin kedepannya bisa sangat fatal, karena Negara Indonesia merupakan Negara yang
sedang berkembang. Perindustrian dan pembangunan pun sedang gencar-gencarnya di
buat. Maka dari itu harus ada peraturan yang di buat secara tegas agar tata ruang kota ini
bisa terlaksana secara lancar.
DAFTAR PUSTAKA