Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB III

PEMBAHASAN
A. Produksi
1. Spesifikasi produk
Macam produk yang dihasilkan oleh PT Mirota KSM Inc terdiri
atas 7 lini produk yakni Lactona 1, Lactona 2, Lactona 3, Lactona
skim, Lactona ibu, Prolansia Fiber dan Proesto. Peruntukan produk-
produk tersebut pada umumnya dapat dibagi kedalam 2 kategori, yaitu
berdasarkan pada kategori usia dan manfaat produk. Peruntukan
produk berdasarkan kategori usia meliputi produk-produk Lactona 1,
Lactona 2, Lactona 3, dan Prolansia Fiber. Sedangkan peruntukan
produk berdasarkan kategori manfaat meliputi produk-produk Lactona
skim, Lactona ibu dan Prosteo. Spesifikasi produk yang dihasilkan PT
Mirota KSM,Inc dapat dilihat pada table 2, dan informasi nilai gizi
rata-rata per 100g produk susu bubuk Lactona dapat dilihat pada tabel
Tabel 2. Spesifikasi produk susu bubuk Lactona di PT Mirota
KSM,Inc.
Jenis produk Peruntukan Komposisi Kemasan
Lactona 1 Usia kurang dari Full cream, KKL 400g
6 bulan skim, gula KKL 200g
vitamin-mineral, KKL 90g
inyak nabati
Lactona 2 Usia 6 bulan – 3 Full cream, KKL 400g
tahun skim, gula KKL 200g
vitamin-mineral,
inyak nabati,
DHA
Lactona 3 Usia 2 tahun – 9 Full cream skim,
tahun gula coklat
bubuk vitamin-
mineral,
karagenan,

13
DHA, lesitin
pewarna, aroma
Prosteo Usia 20 tahun – Susu bubuk, KKL 300g
45 tahun keatas skim vitamin-
mineral
Prolansia Fiber Usia 45tahun Full cream, gula KKL 200g
keatas pasir, skim
instan, aspartam
coklat bubuk,
vitamin, mineral,
karagenan,
pewarna, aroma,
caramel, litese
Lactona Ibu Ibu menyusui Full cream, KKL 200g
dan ibu hamil skim,gula halus
dekstrin, aroma,
maltose, coklat
bubuk, vitamin-
mineral,
karagenan,
minyak nabati,
anti oksidan,
pewarna
Lactona Skim Susu bubuk, KKL 200g
skim, vitamin-
mineral,
karagenan

Tabel 3 Nilai Gizi Rata-Rata Per 100 Gr Produk Lactona di PT Mirota KSM
Zat Gizi Satuan Lact Lact Lact Lact Lact Prosteo Prolansia
1 2 3 Ibu Skim Fiber
Gizi Utama g 16,5 20,2 23 21 37 37 31

14
Protein g 20,5 19,3 9 7 1 1 11
Lemak g 20,5 19,5 9 7 1 1 11

Karbohidrat g 56 53 60 63,5 51,3 50 42

Mineral g 4 4,5 5 6 7,7 8 5,9


Air g 3 3 2,8 2,5 3 0 3

Lesitin g 0 0 0,2 0 0 0 0

Fiber g 0 0 0 0 0 0 8

Asam g 0 1762 0 0 0 0 0
linoleat
Kalori Kkal 474,5 466,5 413 401 350 357 339

Vitamin &
Mineral
Vitamin A IU 2000 1840 1500 3300 1500 2600 1500

Vitamin D IU 300 282 300 150 200 475 285

Vitamin E UI 5 5 5 15 8 0 11,4

Vitamin K1 ug 20 20 0 0 0 0 0

Vitamin B1 mg 0,5 0,5 0,8 2500 800 0,4 0,7

Vitamin B2 mg 1 1 1 2500 0 1,9 0,8


Vitamin B6 mg 0,3 0,3 0,8 1500 300 0 1

Vitamin ug 1 1 1,5 3 3 4 4
B12
Vitamin C mg 55 55 50 200 90 0 100

Niasinamida mg 5,5 5 10 12 0 0 10

Biotin ug 7,6 7,6 0 0 0 0 0


Asam Folat ug 51,6 48,2 100 400 0 0 400

15
Asam mg 2,3 2,1 4 0 o 0 4
Pentotenat
Kalsium mg 578 750 1000 680 1220 1600 1120
Kalium mg 0 0 550 500 400 727 500
Sodium mg - 0 0 0 470 0 0

Natrium mg 0 292 300 270 0 398 300

Fosfor mg 446 542 750 690 950 190 505


Klorida mg 0 0 500 0 0 0 300

Magnesium Mg 0 0 150 220 114 113 300


Seng Mg 0 0 10 15 4 3,1 7

Besi mg 5 5 10 10 0 0 10

Tembaga mg 0 0 2 0 0 0 0

Mangan mg 0 0 2 0 0 0 0

Yodium ug 0 0 50 100 50 29 180

2. Proses Produksi
a. Input Bahan
Dalam proses pembuatan susu bubuk, diperlukan input
bahan yang pada dasarnya dapat dibedakan dalam 3 kategori, yaitu
bahan baku, bahan penolong / bahan tambahan dan bahan
pengemas. Bahan-bahan tersebut di peroleh dari dalam negeri
maupun luar negeri.
1) Jenis Bahan
Pembuatan susu bubuk yang diproduksi oleh PT Mirota
KSM, inc menggunakan bahan baku susu bubuk full cream dan
susu bubuk skim. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dengan
cara mengimpor langsung dari New Zealand, yaitu sebagai
produsen susu terbaik dan terbesar di dunia.
Disamping bahan baku diatas, dalam proses pembuatan
susu bubuk Lactona ini juga diperlukan adanya bebrapa bahan

16
lain yang berfungsi sebagai bahan penolong. Adapun bahan-
bahan tersebut antara lain seoerti gula pasir, aspartame, vitamin
dalam bentuk premix, mineral, minyak nabati coklat
bubuk9jenis winmolen dan delfie), madu bubuk, lactose, litese,
raftilose, caramel, maltrin dan aroma (essence coklat, vanilla
dan raspberry). Bahan-bahan tembahan tersebut sebagian besar
di peroleh dari dalam negeri, diantaranya dari Bojonegoro-
Serang, Jakarta dan Semarang.
Susu bubuk dikemas dengan Alumunium Foil Kotak
Karton Lipat(KKL) dan Kotak Karton Gelombang (KKG).
Alumunium foil adalah bahan pengemas primer yang langsung
bersentuhan dengan produk. KKL adalah bahan pengemas
sekunder yang mengemas produk yang sudah terkemas dalam
Alumunium Foil. KKG adalah bahan pengemas tersier yang
mengemas produk yang sudah terkemas dalam kemasan KKL.
2) Tempat Penyimpanan bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi,
baik bahan baku, bahan penolong maupun bahan pengemas
disimpan dalam 1 ruangan yang disebut dengan Gudang bahan
baku. Secara garis besar, gudang bahan baku dibagi menjadi 2
tempat yang hanya dipisahkan oleh sekat berupa tembok.
Gudang bahan sebelah barat digunkan untuk menyimpan bahan
baku berupa susu bubuk skin dan full cream serta gula pasir,
sedangkan gudang bagian timur di gunakan untuk menyimpan
bahan pengemas dan bahan bahan untuk sanitasi ruangan.
Semua bahan yang disimpan dalam gudang bahan
diletakkan di atas palet plstik atau palet kayu. Bahan pengemas
Kotak Karton Lipat (KKL) dalam 1 palet maksimal terdiri dari
12 tumpukan, dan untuk bahan skim dan full cream, dalam 1
palet maksimal sekitar 6-8 tumpukan. Penempatan barang diatur
supaya tidak menempel pada dinding ruangan, dan diletkkan
sesuai dengan kelompok / jenisnya. Selain itu posisi barang

17
yang lain masih terdapat sela / jarak yang cukup sehingga
sirkulasi udara lancer dan dapat mempermudah dalam
pengontrolan jumlah barang.
Gudang bahan baku berdasrkan pengaturan letak barang
dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian tempat yaitu gudang
susu skim, fill cream dan gulan pasir gudang bahan tambahan
makanan, gudang bahan pengemas, gudang bahan sanitasi dan
gudang vitamin-mineral. Pada bagiat atas dinding gudang bahan
baku dilengkapi dengan baling-baling kipas dan rongga-rongga
yang berfungsi sebagai ventilasi udara. Untuk menjaga
kebersihan gudang, dilakukan pembersihan gudang setiap har
dengan cara disapu / divacum cleaner. Suhu pada gudang bahan
baku tidak lebih dari 30°C dengan kelembaban kurang dari 60%
pada gudang bahan tambahan disediakan 2 rungan yang berbeda
untuk gudang bahan tambhan makanan (raftilose, Coklat bubuk
atau madu) dan gudang vitamin-mineral. Ke-2 ruangan tersebut
mempunyai suhu ruangan tidak lebih dari 20°C dan kelembaban
kurang dari 60% . Selain itu kedua ruangan ini juga di lengkapi
dengan lampu ultraviolet dan air conditioner (AC).
b. Alur Proses
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini diawali dengan mengambil sejumlah
sampel bahan baku susu skim dan full cream untuk dilakukan
pemeriksaan baik secara fisika, kimia maupun mikrobiologi.
Untuk persiapan bahan baku ini disediakan 2 ruangan yaitu
ruang bongkar sak susu dan transit. Bahan baku yang sudah
dinyatakan release dari uji fisika, kimia dan mikrobiologi
tersebut diambil dalam jumlah tertentu untuk kemudian
diangkut menuju ke ruang bongkar. Dalam ruang bongkar ini,
susu skim dan full cream yang telah dikeluarkan dari sak
pembungkusnya diletakan diatas meja stainless stell berbentuk
persegi panjang untuk diperiksa kembali ada / tidaknya

18
kebocoran pada kemasan plastic susu yang selanjutnya, yang
akan di uji secara mikrobiologi. Hasil pemeriksaan yang baik
menunjukan bahwa bahan baku tersebut masih bisa digunakan
untuk proses produksi.
Bahan baku susu skim dan full cream yang akan digunakan
dalam proses produksi diletakkan dalam ruang transit untuk
diatur dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya (full cream/skim).
Bahan baku juga akan disterilisasi dengan menggunakan lampu
ultraviolet (UV) selama 10 menit untuk mensterilkan
permukaan luar dari plastic pembungkus susu.
Kondisi pada ruang bongkar rak susu umunya memiliki
suhu kurang dari 27◦C dengan kelembaban tidak lebih dari
60% serta lantai yang kedap air. Kondisi ini pada dasarnya
sama dengan kondisi pada ruang transit karena letak kedua
ruangan teresbut yang bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh
pintu kaca. Karyawan yang bekerja pada ruang persiapan ini
diharuskan menggunakan jas kerja, masker, penutup muka,
sarung tangan, penutup kepala, dan sepatu khusus (sepatu
bots).
Sama halnya dengan susu bubuk, gula pasir yang akan
digunakan dalam proses produksi juga dilakukan pemeriksaan
secara fisika dan kimia. Pemeriksaan secara fisik yang
menunjukan adanya gula basah, kotor, menggumpal atau
berbau busuk menandakan bahwa gula tidak dapat digunakan
untuk proses produksi. Aktivitas peracikan, lantai dan dinding
ruangan dibersihkan dengan alkohol 70% dan disinari dengan
sinar ultraviolet untuk mensterilkan ruangan.
Dalam proses pembuatan susu bubuk, PT mirota KSM,
menggunakan minyak nabati RBDFB 21, yang merupakan
campuran antara minyak kacang dan minyak kelapa. Sebelum
digunakan, minyak nabati telah diperiksa secara fisika,
kimia/mikrobiologi. Minyak nabati yang lolos uji selanjutnya

19
dipompa untuk disimpan dalam tanki penampung minyak dan
siap digunaan dalam proses produksi dengan cara dialirkan
melalui pipa minyak nabati kedalam ruang proses.
Dalam proses pembuatan susu bubuk formulasi ini juga
digunakan pewarna dan aroma yang diijinkan Departemen
Kesehatan (DEPKES). Pewarna dan aroma dipersiapkan sesuai
dengan produk yang akan dihasilkan , dan akan diproses dalam
ruangan proses bersama bahan-bahan lainnya.

2) Tahap pencampuran
Bahan –baku ang telah disiapkan untuk proses produksi,
diletakkan dalam ruangan proses untuk kemudian dicampur
bersama bahan-bahan tambahan lainnya sehingga dapat
menjadi suatu komponen bahan yang homogen. Proses
pencampuran dalam produksi susu bubuk Lactona adalah
proses pencampuran kering (dry mixing), yang dikombinasikan
dengan penyemprotan minyak nabati. Penyemprotan ini
dilakukan secara pengabutan dengan alat khusus sehingga
minyak dapat bercampur homogen dengan bahan lain.
Proses pencampuran dilakukan secara bertahap. Pada tahap
awal dilakukan pencampuran semua bahan tambahan makanan
(vitamin dan mineral) yang terdapat dalam jumlah kecil dengan
sebagian bahan baku (full cream / skim) dalam alat drum
mixer selama 6 menit untuk menjamin tingkat homogenitas.
Pada tahap berikutnya dilakukan pencampuran semua
komposisi bahan yang telah dipersiapkan untuk masing-
masing produk selama 30-35 menit dalam mesin Gardner.
Proses pencampuran semua komposisi bahan akan
menghasilkan 250 kg. Susu bubuk untuk tiap 1
mesin garner dan akan dikirim melalui ban berjalan ke dalam
ruangan karantina.

20
Ruangan karantina merupakan tempat penyimpanan produk
setengah jadi yaitu produk hasil produksi yang belum
mengalami proses pengemasan. Ruang karantina mempunyai
suhu kurang dari 25º C dan kelembaban tidak lebih dari 60%.
Produk susu dalam ruang karantina akan ditematkan dalam
1 troli untuk 1 mesin dan akan mendapatkan penyinaran
sinar ultraviolet. Pada produk setengah jadi juga akan
dilakukan pemeriksaan secara fisika, kimia/mikobiologi dengan
cara mengambil sejumlah sampel pada tiap batchnya.
3) Tahap pengemasan
Pengemasan merupakan tahap akhir dari setiap proses
produksi. Produk setengah jadi yang dinyatakan lolos uji fisika,
kimia dan mikrobiologi adalah produk yang siap untuk
dikemas. Pengemasan produk bertujuan untuk mendapatkan
produk yang lebih higenis dan aman untuk dikomsumsi
konsumen. Proses pengemasan pada intinya dibagi menjadi 3
tahapan yaitu produk dikemas dalam kemasan alumunium foil,
produk dalam kemasan alumunium foil dikemas dalam
kemasan kotak karton lipat (KKL) dan produk dalam kemasan
KKL dikemsa dalam kotak karton gelombang (KKG).
Proses pengemasan produk dalam kemasan alumunium foil
400g, 300g, 200g dan 90g dilakukan dengan menggunakan 2
unit mesinfiller(mesin pengemmas) yang terdapat dalam
ruangan rovena. Mesin filler ini mempunyai 4 fungsi
diantaranya adalah mengosongkan oksigen dari alam kemasan,
memasukan produk jadi dalam kemasan, memasukan gas
nitrogen ke dalam kemasan serta menutup kemasan dengan
rapat.
Proses pengemasan diawali dengan mengirimkan sejumlah
produk setengah jadi dan ruang karantina ke dalam ruang silo
sesuai dengan permintaan dari bagian rovema. Produk-produk
tersebut kemudian akan dimasukkan kedalam ‘’mulut’’ dari

21
mesin filler yang ada dalam ruang silo. Produk-produk yang
telah keluar dari mesin filler akan melewati
mesin willer sehingga secara otomatis akan tercetak
tulisan willer yang meliputi kode produksi yang menunjukkan
tahun dan tanggal pembuatan produk serta tinggal kadaluarsa
produk-produk.
Setiap produk jadi yang akan dikemas dalam kemasan KKL
ditimbang untuk mengecek kesesuaian antara berat produk
dengan standard yang telah ditetapkan. Selain itu juga
dilakukan test kebocoran kemasan dengan cara mengambil 3
sampel produk yang keluar tiap 10 menitnya . Pengujian
kebocoran dilakukan dengan merendam produk dalam air, dan
timbulnya gelembang udara pada produk menandakan adanya
indikasi kebocoran. Produk –produk yang mengalami
kebocoran kemasan maupun produk yang mempunyai berat
tidak sesuai dengan standard penimbangan akan dipisahkan,
disimpan kembali dalam ruang karantina dan dilakukan
pemeriksaan ulang secara miKrobiologi.
Pengemasan produk dalam kemasan KKL 400g, 300g dan
90g dilakukan secara manual. Pengemasan produk dengan
netto 200g lilakukan dengan mesin cartooner yang berfungsi
untuk membentuk kotak dari lembaran lembaran karton lipat,
memasukkan produk kedalam kotak serta menutup kotak secara
otomatis. Pada produk lactona 1, lactona 2 dan prosteo
ditambahkan sendok takar plastik dalam setiap kemasan KKL.
Pada tahap akhir dilakukan pengemasan produk-produk
yang telah dikemas dalam KKL kedalam kemasan KKG (kotak
karton gelombang). Pengisian produk dalam kemasan KKG
dibedakan berdasarkan netto produk. Produk dengan netto 400g
dan 300g , berjumlah 24 KKL dalam 1 kemasan KKG
sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g, berjumlah
masing-masing 48 KKL dan 72 KKL dalam 1 kemasan kkg.

22
Pengemasan produk KKL dalam KKG dilakukan secara
manual bagian ata dan bawah kemasan KKG ditutup/disegel
dengan adhesive tape.
Setiap produk jadi dalam kemasan KKG akan dilakukan
pemeriksaan berat kemasan, jumlah isi dalam kemasan maupun
kondisi penyegelan kemasan. Klasifikasi berat minimum dan
maksimum berat kemasan KKG untuk tiap-tiap produk dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Standard berat produk dalam kemasan KKG
Nama Nett Jumlah Berat kemasan
produk o kemasan KKG (kg)
(gr) KKL
Lactone 1 90 72 8,38 – 8,47
200 48 11,56 – 11,64
400 24 11,32 – 11,44
Lactone 2 90 48 7,24 – 7,35
200 48 11,59 – 11,75
400 24 11,29 –11,45
Lactone 3 200 48 11,41 – 11,29
vanila 400 24 11,23 – 11,31
Lactone 3 200 48 11,40 – 11,48
madu 400 24 11,34 – 11,40
Lactone 3 200 48 11,49 – 11,61
coklat 400 24 -
Lactone 200 48 11,49 - 11,57
ibucoklat
Lactone 200 48 11,10 – 11,52
ibuvanila
Lactone 200 48 11,37 – 11,45
ibustarwb
ery
Lactone 200 48 11,28 – 11,56

23
skim
Prosteo 300 24 8,88 – 9,22
Prolansiaa 200 48 11,58 – 11,64
spartam
Prolansiag 200 48 11,62 – 11,74
ula

Produk-produk yang telah sesua idengan aturan


penimbangan diletakkan pada palet plastic dan siap untuk dikirim
kegudang produk jadi jumlah kardus produk jadi untuk tiap palet
dapat dibedakan berdasarkan berat netto produk. Produk dengan
netto 400g dan 300g diletakkan pada palets ebanyak 66 kardus
sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g. diletakkan pada
palet masing-masing sebanyak 56 kardus dan 60 kardus.
B. Pengolahan Limbah
PT Mirota KSM, Inc menghasilkan limbah padat dan limbah cair
sebagai hasil sampingan dari kegiatan indusrinya. Limbah limbah padat
yang dihasilkan berapa susu, dedaunan ,plastik dan kertas pembungkus
lainnya. Limbah padat ini tidak diolah secara khusus oleh PT. Mirota
KSM, Inc melainkan dijual kepada orang yang membutuhkan atau kepada
pengumpul limbah sejenis . Sedangkan limbah cair yang dihasilkan terbagi
atas 2 yaitu limbah pasca produksi, yaitu limbah yang berasal dari
pencucian alat-alat prduksi dan limbah domestik, yaitu limbah yang
berasal dari aktivitas dapur, laundry maupun buangan manusia.
Pengelolahan limbah cair PT Mirota KSM,Inc dapat diuraikan
melalui beberapa tahapan. Tahapan pengolahan tersebut diawali dengan
mengalirkan limbah hasil pencucian mesin dan alat kedalam bak ekualisasi
(bak penampung limbah awal) . Dalam bak ekualisasi , salah satu
komponen susu yakni lactosa akan diubah menjadi asam laktat oleh
bakteri asam laktal (lactobacillus sp atau streptococcus lactis) sehingga

24
mengakibatkan penurunan pH. Pada bak ekualisasi secara berkala, yaitu
setiap pukul 08.00 wib dilakukan penambahan air kapur sebanyak kurang
lebih 2kg sampai dicapai pH minimal 10. Penambahan air kapur secara
berlebih ini bertujuan untuk mempermudah pemecahan komponen limbah
pada tahapan selanjutnya serta untuk mempetahankan pH selama proses
pengolahan limbah pemeriksaan pH pada bak ekualisasi dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus..
Limbah basa yang berada dibak ekualisasi dialirkan menuju ke bak
penampung inlet. Bak penampung inlet terletak diatas permukaan tanah
dan berada dalam keadaan tertutup dengan tujuan untuk meminimalisasi
Oksigen. Endapan tersebut diambil dan dikeringkan dalam bak pengerIng
lumpur setiap 6 bulan sekali. Hasil endapan yang berupa lumpur kering
dimanfaatkan sebagai pupuk.
Limbah dalam bak penampung inlet dimasukan dalam bak anaerob
dengan mengunakan pompa.Bak anaerob diletakkan dibawah permukaan
tanah dengan tujuan untuk menhindari kontak antara limbah dengan udara.
Dalam bak anaerob terjadi proses yang melibatkan bakteri anaerob untuk
menguraikan berbagai senyawa organik limbah kompeleks yang terdapat
dalam air limbah menjadi asam-asam organik sederhana. Penampang
limbah dalam bak anaerob menghasilkan bau busuk sebagai akibat
pemecahan protein susu yang terbawa air limbah menjadi senyawa amonia
(NH3) dan hidrogen sulfur (H,S). Proses penguraian air limbah dalam bak
anaerob berlangsung selama 25 hari dan mengakibatkan
penurunan biologycal oxygen demand (BOD) air limbah pada bak anaerob
juga dilengkapi pengaduk dan cerobong untuk pengeluaran gas yang
ditimbulkan.
Limbah yang sudah mengalami proses anaerob dialirkan menuju
bak aerasi .pada bak aerasi dilengkapi pengaduk (blower) untuk
memberikan pengudaraan pada limbah sehingga dapat memasukan
oksigen sebanyak mungkin kedalam air limbah . bakteri aerob dalam bak
aerasi mempunyai peranan untuk memecah sisa komponen air limbah

25
menjadi karbondioksida (CO) dan air (H2O).proses meningkatkan kadar
oksigen terlarut (DO) air limbah.
Tahap selanjutnya dalam pengolahan limbah cair adalah
mengalirkan air limbah menuju ke bak pengendapan lumpur. Dalam bak
pengendapan lumpur, air limbah yang masih bercampur lumpur diendapan
selama 6 hari. Air limbah dari bak pengendapan dialirkan menuju bak
filtrasi . pada bak filtrasi limbah mengalami proses pengudaaan dan proses
penyerangan .proses pengundaran terjadi ketika air limbah yang
dimasukan kedalam bak filtrasi harus melewati suatu pipa. Adanya
tekanan menyebabkan air memancar keluar melalui lubang-lubang kecil
pada pipa dan bergabung dengan udara proses penyarinagan air limbah
dalam bak filtrasi menggunakan pasir, arang pasir ijuk dan batu
koral.bahan-bahan ini sekaligus dapat menetralkan Ph air limbah . dengan
demikian dapat dikatakan bahwa air limbah pada bak filtrasi sudah tidak
membahayakan lagimahluk hidup. Hal ini ditunjukkan tumbuhnya rumput-
rumputan pada permukaan pasir bak filtrasi.
Air limbah dalam bak filtrasi akan dialirkan menuju bak pengukur
debit dan menju bak bio-indikator. Dalam bak bio-indikator dimasukkan
ikan yang berfungsi sebagai indikator untuk memastikan tingkat keamanan
dari air limbah yang telah diolah .tahapan terakhir dari proses pengolahan
air limbah adalah mengalirkan air limbah kesaluran irigasi sawah dan
digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
C. Promosi dan Pemasaran
Kegiatan promosi PT. Mirota KSM, Inc mencakup adversiting,
personal selling, dan publicity. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara
stimulant dengan menggunakan prinsip efektivitas yang didukung dengan
efesiensi penggunaan sumber daya yang tersedia.
Adversiting merupakan sarana introduction dan reminding yang
menggunakan seluruh media baik melalui media cetak, media massa
elektronik audio maupun audio visual, maupun media khusus.
Sponsorship sebagai wujud jalinan kerja sama yang nyata antara PT.
Mirota KSM, Inc dengan berbagai pihak, sehingga menjadikan PT. Mirota

26
KSM, Inc beserta produk-produknya manjadi mitra bagi berbagai pihak.
Srana ini cukup representatif untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen.
Personal selling sebagai pendukung kegiatan produk-produk PT.
Mirota KSM, Inc melibatkan 33 oang detailer dan 7
orang surveyor ataukanveasser. Ke empat puluh armada tersebut menjalin
hubungan bisnis dengan kalangan medis (rumah sakit, rumah bersalin,
puskesmas, dokter, dan bidan praktek, serta paramedis ), dan para grosir
serta retailer. Dengan demikian tercapai hasil pengenalan secara rinci
dengan scope wilayah yang luas.
Kegiatan publicity merupakan upaya pengenalan keunggulan
perusahaan dan produk-produk PT. Mirota KSM, Inc dengan melibatkan
seluruh karyawan PT. Mirot KSM, Inc personal public relationship dan
dengan menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntunkan dengan
kalangan pers.
Kegiatan bagian pemasaran PT.Mirota KSM, Inc dikendalikan dari
kantor pusat dengan dibantu oleh 2 kantor perwakila yang masing-masing
berada di kota Semarang dan Jakarta. Dalam operasionalnya, kegiatan
pemasaran produk-produk PT. Mirot KSM, Inc mencakup 33 wilayah
pemasaran yang tersebar di seluruh P. Jawa dan Madura, Provinsi Bali,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagian P. Sumatera, seta daerah
rembesan yang meiputi Kalimantan Selatan, Ujung Pandang, dan Nusa
Tenggara Timur. Untuk mendistribusikan produk-produk PT. Mirota
KSM, Inc hingga mencapa seluruh wilayah pemasaran digunakan multy
distribution system , yaitu dengan ditempuhnya distribusi langsung dan
tidak langsung.
D. Pengawasan mutu dan Mikrobiologi
PT Mirota KSM,Inc merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang Industri Susu Bubuk Formulasi. Bagi perusahaan yang
bergerak di bidang pangan, pengawasan mutu pangan merupakan salah
satu langkah penting untuk menjaga konnsistensi dan keamanan produk

27
sampai produk siap dikonsumsi konsumen. Pengawasan mutu secara
mikrobiologi dan pengawasan mutu secara fisika-kimia.
Pengawasan mutu diterapkan PT Mirota KSM Inc sudah bagus
salah satu tindakan kepedulian perusahaan untuk menjaga keamanan
produk adalah dengan melakukan pengawasan mutu pada setiap tahapan
proses produksi, dari pemeriksaan bahan baku, produk setengah jadi (
produk jadi yang belum mengalami proses pengemasan ) dan produk jadi.
Dalam pengawasan mutu pangan diperlukan suatu standar untuk
mengukur mutu dari produk yang dihasilkan. Untuk pengawasan mutu
secara mikrobiologi, PT Mirota KSM,Inc mempunyai standar sendiri
yang lebih tinggi dari Standar Nasional Indoesia ( SNI ) mengenai
jumblah maksimal bakteri dalam susu bubuk. Standar tersebut merupakan
rahasia perusahaan dan tidak terbuka untuk umum. Dengan standar lebih
tinggi dari SNI ini menunjukan bahwa pemeriksaan Mikrobiologi yang
dilakukan PT Mirota KSM Inc benar-benar ketat dengan tujuan untuk
menjaga kualitas produk susu yang dihasilkan. Pengawasn mutu secara
mikrobiologi patut dicermati karena berdasarkan komposisi kimianya,
susu mengandung protein. Karbohidrat, lemak, vitaminndan mineral,
sehingga disamping merupakan makanan yag baik bagi manusia, susu juga
merupakan medium pertumbuhan yang baik baik bahgi mikroorganisme (
Volk & Wheeler,1999).
Pada pengujian secara mikrobilogi, bakteri yang diuji adalah
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit / keracunan dan bakteri yang
dapat digunakan sebaagai indikator untuk melihat mutu susu. Menurut
arpah (1993), pengujian mikrobiologi yang dilakukan pada susu bubuk
meliputi pengujian jumlah mikroorganisme (Total Plate Count), pengujian
Enterobacter, pengujian kapang dan khamir, pengujian Coliform, dan
terkadang pengujian Salmonella. Analisa Mikrobiologi yang dilakukan
pada sampel susu bubuk di PT Mirota KSM Inc dapat dikatakan dan lebih
lengkap yang meliputi pemeriksaan bakteri, perhitungan Most Prabable
Number (MPN) Coliform dan Escherichia coli, pemeriksaan Vibro

28
cholera, pemeriksaan Enterococcus sp, pemeriksaan Clostridium sp,
pemeriksaan mold yeast dan pemeriksaan Bacillus cereus.
Pemeriksaan bakteri dilakukan dengan menggunakan metode
hitungan cawan (PCA), yang merupakan metode perhitungan bakteri
secara tidak langsung. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel
jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel
jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata (Fardiaz, 1992).
Pemeriksaan bakteri Coliform merupakan pengujian yang sangat
penting karena bakteri-bakteri Coli banyak menimbulkan masalah
kesehatan pada manusia. Di samping itu, pengujian bakteri Coliform juga
dapat digunakan untuk mengetahui mutu susu. Coliform merupakan salah
satu bakteri yang digunakan sebagai indikator bakteri pathogen yang
ditujukan untuk keamanan mikrobiologi dan kualitas makanan (Forsythe
& Hayes,1990).
Analisa cairan Staphylococcus Salmonella dan Enteroccous
penting dilakukan karena bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri
pathogen. Adanya cemaran bakteri Clostridium dan Bacillus juga perlu
dicermati karena pertumbuhannya pada susu dapat membentuk asam dan
gas yang dapat menyebabkan penggumpalan susu (Rahman et al, 1992).
Susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan kandungan airnya
namun meskipun demikian, susu bubuk masih mengandung air dalam
jumlah yang sangat sedikit yaitu kurang dari 5% (Hadiwiyoto, 1994),
Berdasarkan sifat karakteristik tersebut maka mikroorganisme adalah
mikroorganisme yang mampu bertahan hidup pada kondisi bertahan hidup
pada kondisi Aw (Water Activity) yang rendah seperti jamur dan yeast.
Oleh sebab itu unntuk analisa mikrobiologi yang dilakukan mungkin dapat
lebih ditekankan pada pemeriksaan jamur, Hal ini disebabkan karena
umumnya bakteri tidak berkembang biak dalam susu bubuk (Buckle et al,
1987), bahkan cendrung berkurang jumlahnya selama penyimpanan karena
Aw susu bubuk yang rendah. Susu bubuk yang mempunyai kadar air yang
lebih dari 8% akan mudah ditumbuhi kapang (Fardiaz,1992).

29
Dalam proses pengambilan sempel bahan yang akan diuji, PT
Mirota KS, Inc menggunakan teknik representative. Tujuan sempel
representative adalah untuk menghindari bias. Pengambilan sempel secara
representstif merupakan salah satu teknik pengambilan sempel secara acak
yang paling baik karena dapat mewakili komponen dari bahan yang akan
diuji (Forsythe & Hayes,1998).
Selama melakukan analisa mikrobiologi, PT Mirota KSM,Inc telah
menerapkan cara kerja yang aseptis dalam pengambilan contoh maupun
penggunaan ruang untuk meganalisa sempel yang selalu diusahakan
bersih. Cara kerja yang aseptis ini sangat berguna untuk mencegah
terjadinya kontaminasi pada sempel yang diuji dan kontaminasi selama
pengujian sehingga tidak mengganggu hasil analisa. Sedangkan peralatan
seba steril mempunnyai tujuan untuk menghilangkan mikrobia yang
melekat pada peralatan sehingga tidak ikut serta dalam sempel dan
mempengaruhi hasil analisa (Soekarto, 1990).
Pemeriksaan mikro biologi perlu dilakukan secara continue
mengingat produk susu merupakan produk yang sangat rentan terhadap
mikroorganisme sangat mudah mencemari dan menyebabkan kerusakan
produk bahan pangan karena sifat pertumbuhannya yang ubiquitous
(terdapat dimana saja). Sumber mikrobia kontaminan yang mencemari
produk pangan dapat berasal dari peralatan dan sarana fisik lain yang
digunakan maupun para pekerja yang melaksanakn penangan dan
pengolahan. Oleh karena itu perlu diperhatikan juga sanitasi para pekerja,
ruang ataupun oeralatan yang digunakan selama proses produksi. Tujuan
sanitasi adalah untuk mencegah terjadinya rekontaminasi.
Sanitasi yang diterapkan PT Mirota KSM Inc untuk menjaga
keamanan produk yang dihasilkan sudah bagus. Setiap karyawan yang
bekerja diharuskan menggunakan jas laboratorium, masker, topi, sepatu
khusus dan sarung tangan dalam pengambilan sempel bahan baku maupun
pelaksanaan proses produksi untuk menghindari kontaminasi produk oleh
mikroba (Wirano, 1994).

30
PT Mirota KSM Inc menerapkan persyaratan hygiene yang lebih
khusus bagi karyawan yang bekerja dalam ruang produksi mengingat
bahwa ruang proses harus selalu dikondisikan steril. Karywan yang
bekerja dalam ruang proses memakai sepatu khusus dan jas baru yang
tersedia dalam ruang proses. Orang-orang yang bekerja diruang
penanganan produk dapat membawa cemaran bakteri Staphylococcusn
aureus, Salmonella dan Clastridium perfringens.
Dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan, PT Mirota KSM
Inc juga melakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap ruangan produksi
dan peralatan produksi.Analisa pemeriksaan mikrobiologi ruangan
meliputi pemeriksaan jamur, bakteri dan E, coli.Sedangka pada
pemeriksaan peralatan produksi meliputi pemeriksaan E, coli.Pada
pemeriksaan mikrobiologi terhadap ruangan produksi analisa pemeriksaan
hanya dilakukan terhadap jenis mikroba tertentu. Hal ini disebabkan
karena beberapa jenis mikroba seperti muatan bakteri, Escherichia coli
dan Sreptococcus faecalis dapat digunakan sebagaiindeks sanitasi untuk
menilai tingkat pencemaran bahan mentah dan peralatan yang digunakan
serta tingkat sanitasi dari kegiatan pembersihan (Soekarto,1990).
Analisa pemeriksaan bakteri dilakukan dengan metode hitungan
cawan.Analisa jumlah mikroba dapat digunakan untuk mengukur sanitasi
lantai, peralatan, ruang pengolahan dan tingkat higine pekerja industry.
Pemeriksaan bakteri E, coli penting dilakukan karena E, coli merupakan
salah satu spesies mikroba Coli yang andal digunakan indeks sanitasi.
Bakteri E, coli mudah disolasi dan mudah di tumbuhkan serta mempunyai
kolerasi langsung dengan pencemaran, kondisi hygiene seseorang dan
sanitasi lingkungan (Soekarto,1990).
Pemeriksaan cemaran E, coli dalam sanitasi juga dapat digunakan
sebagai indicator untuk menunjukan derajat kontaminasi yang dapat
berasal dari peralatan maupun ruangan yang tidak bersih (Volk &
Wheeler, 1999).Pemeriksaan mikrobiologi terhadap mesin dan sarana
produksi lebih sering dilakukan dengan frekuensi pemeriksaan 2x dalam
satu minggu. Hal ini disebabkan karena mesin dan sarana produksi

31
merupakan penunjang bagi kelancaran proses produksi sehingga perlu
lebih diperhatikan kehigienisannya.
E. Dokumentasi

32
33
34

Вам также может понравиться

  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Документ3 страницы
    BAB I Pendahuluan
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ3 страницы
    Bab Ii
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Laporan Solida GB Isti
    Laporan Solida GB Isti
    Документ53 страницы
    Laporan Solida GB Isti
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Menurut Farmakope IV
    Menurut Farmakope IV
    Документ13 страниц
    Menurut Farmakope IV
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Pada Praktikum Kali Ini Tablet Yang Akan Dibuat Berisi Zat Aktif
    Pada Praktikum Kali Ini Tablet Yang Akan Dibuat Berisi Zat Aktif
    Документ5 страниц
    Pada Praktikum Kali Ini Tablet Yang Akan Dibuat Berisi Zat Aktif
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Coba Indo
    Coba Indo
    Документ6 страниц
    Coba Indo
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Tata Tertib Siswa New
    Tata Tertib Siswa New
    Документ12 страниц
    Tata Tertib Siswa New
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Halaman Pengesahan Dan Judul
    Halaman Pengesahan Dan Judul
    Документ2 страницы
    Halaman Pengesahan Dan Judul
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Kemasan Abey
    Kemasan Abey
    Документ2 страницы
    Kemasan Abey
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ24 страницы
    Bab Ii
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ3 страницы
    Bab V
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ10 страниц
    Bab I
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Karya Ilmiah Study Tour
    Karya Ilmiah Study Tour
    Документ18 страниц
    Karya Ilmiah Study Tour
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Kewirausahaan FIX
    Kewirausahaan FIX
    Документ12 страниц
    Kewirausahaan FIX
    wati wahyuningsih
    Оценок пока нет
  • Tablet Vitamin C
    Tablet Vitamin C
    Документ32 страницы
    Tablet Vitamin C
    wati wahyuningsih
    67% (3)