Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Program Studi Bidan Pendidik (DIV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Jl. Selomangleng No. 1 email:
RINGKASAN
Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak
segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Teknik relaksasi nafas
dalam merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukkan terbesar karena dapat
mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Meningkatnya jumlah persalinan maka
tanggung jawab tenaga, hal ini perlu upaya bagaimana melaksanakan metode yang dapat membantu
menurunkan rasa nyeri yang berarti. Fakta di tempat pelayanan kesehatan secara efektif belum
melaksanakan intervensi teknik relaksasi nafas dalam penanganan nyeri persalinan. Tujuan penelitian
ini menganalisis perbedaan penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif antara teknik relaksasi nafas
dalam dengan teknik pijat effleurage pada ibu inpartu.
Jenis penelitian analitik dengan rancang bangun kuasi eksperimen, sampel dalam penelitian ini
ibu inpartu yang melakukan pemeriksaan kehamilan serta bersalin di BPS Ny. A sejumlah 14 yang
dibagi menjadi kelompok kontrol (teknik pijat effleurage) dan perlakuan (teknik relaksasi nafas dalam)
dilakukan dengan teknik simple random sampling. Variabel bebas teknik penurunan nyeri, variabel
terikat nyeri persalinan. Analisis data menggunakan uji t sampel tidak berpasangan dan uji mann
whitney dengan nilai signifikansi α<0,05.
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif
antara kelompok kontrol dengan perlakuan yaitu terlihat bahwa nadi mempunyai nilai signifikansi
0.000 <0.05, skala VAS 0.031<0.05), sistolik 0.026 <0.05, diastolik 0.038 <0.05.
Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif antara yang
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dengan teknik pijat effleurage pada ibu inpartu, sehingga
hasil penelitian dapat dijadikan alternatif manajemen nyeri persalinan non farmakologis kala I fase
aktif persalinan.
Kata kunci: nyeri persalinan, teknik relaksasi nafas dalam, teknik pijat effleurage
Tabel 1 Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif dengan Menggunakan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam pada Ibu Inpartu di Bidan Praktek Swasta Tahun
2012
No Parameter Nyeri N Rerata SD p
Sistolik (mmHg) (pre) 7 127,14 11,12
1 0,008*
Sistolik (mmHg) (post) 7 120,00 11,54
Diastolik (mmHg) (pre) 7 84,28 11,33
2 0,025**
Diastolik (mmHg) (post) 7 77,14 9,51
Nadi (kali/menit) (pre) 7 91,85 7,12
3 0.001*
Nadi (kali/menit) (post) 7 88,42 7,52
VAS (kali/menit) (pre) 7 7,00 1,52
4 0,026**
VAS (kali/menit) (post) 7 5,57 1,13
* signifikan (p<0,05), uji t sampel berpasangan
** signifikan (p<0,05), uji wilcoxon
Berdasarkan pengujian sistolik dan darah yang terjadi pada kelompok perlakuan
sistolik dan diastolik yang signifikan antara tubuh untuk rileks, sehingga tekanan darah
pre test dan post test. Penurunan tekanan ibu yang sempat tinggi karena proses
persalinan maupun stress akan menurun. dirangsang untuk bekerja lebih berat maka
Menurut Alimul (2006), Burner dan Suddart tekanan darah yang dihasilkan juga akan
(2005) tujuan teknik relaksasi napas dalam menurun. Adanya pengaruh teknik relaksasi
adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, nafas dalam akan merespon otak melalui
batuk, mengurangi stres fisik maupun Factor) oleh hipotalamus yang dapat
menjaga keseimbangan sistem saraf simpatis, simpatis pada jantung sehingga menurunkan
dimana sistem saraf simpatis ini merangsang tekanan darah (Guyton, 1997).
keadaan emosi dan reaksi fisiologis yang Berdasarkan pengujian terhadap nadi
mendasari stress, cemas dan panik (Fraser, pada kelompok perlakuan menunjukkan
2000). Ketika ibu merasa tenang dan stres bahwa terdapat perbedaan nadi yang
ibu berkurang maka sekresi hormon signifikan antara pre test dan post test.
adrenalin berkurang. Hal ini menyebabkan Penurunan jumlah nadi per menit karena
paparan adrenalin tidak cukup tinggi untuk pengaruh teknik relaksasi nafas dalam.
merangsang simpatis sehingga tekanan darah Teknik relaksasi nafas dalam mengaktifkan
dan nadi yang dihasilkan oleh jantung juga sistem saraf parasimpatis. Percabangan
menurun. Otot yang rileks karena relaksasi sistem saraf ini menghantarkan sensasi yang
jantung tidak dirangsang untuk bekerja lebih keseimbangan sistem saraf simpatis, dimana
berat untuk mensuplai oksigen ke otot dan sistem saraf simpatis ini merangsang keadaan
stres, cemas, dan panik (Fraser, 2000). pituitari untuk mempengaruhi medulla
Ketika ibu merasa tenang dan stres ibu adrenal dalam meningkatkan produksi
dan nadi yang dihasilkan oleh jantung stabil. dapat mempengaruhi suasana hati menjadi
Teknik relaksasi nafas dalam dapat rileks dan sebagai opiat untuk mengurangi
menyebabkan tubuh menjadi rileks. Keadaan rasa sakit. Peningkatan β-endorphin dan
yang dimanifestasikan dengan penurunan rileks dan rasa nyeri berkurang (Guyton &
skala VAS yang signifikan antara pre test perhatian wanita saat nyeri persalinan
dan post test. Penurunan tingkat nyeri dalam (Durham, 2004). Selain itu teknik relaksasi
kelompok perlakuan disebabkan teknik nafas dalam juga akan memberikan suplai
relaksasi nafas dalam yang dilakukan oleh oksigen ke dalam uterus (Durham, 2004),
ibu inpartu saat terjadi his. Teknik relaksasi sehingga nyeri akibat iskemia karena
nafas dalam dapat direspon oleh otak melalui kekurangan oksigen di dalam jaringan uterus
sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol kontraksi uterus dapat meningkatkan tekanan
perbedaan sistolik dan diastolik yang sistolik yang menurun dan tekanan darah
signifikan antara pre test dan post test. Hal diastolik yang tidak berubah disebabkan
ini diduga bahwa perubahan fisiologis tidak tertangani stress atau kecemasan secara
tekanan darah harus melalui proses panjang baik, lingkungan yang kurang nyaman bagi
dan tidak hanya terkait dengan sekresi ibu dan tidak ada dukungan psikologis juga
katckolamin, tetapi juga dipengaruhi oleh menyebabkan stress bagi ibu sehingga tetap
banyak faktor, yaitu kardiak out put, terjadi rangsangan pada sistem simpatis yang
resistensi perifer, viskositas darah, volume berakibat tetap tingginya tekanan darah
darah, dan elastisitas pembuluh darah sistolik. Rasa sakit yang didukung oleh
(Smeltzer, 2003), sehingga tekanan darah kecemasan yang dialami ibu selama proses
perubahan. Selain itu nyeri akibat kontraksi stres. Stres akan merangsang korteks cerebri
tekanan darah sistolik dan diastolik (Mander, Hipotalamus melepas CRF (Corticotropin
sehingga terjadi peningkatkan tekanan darah jumlah nadi per menitnya cenderung
Berdasarkan pengujian terlihat bahwa saat persalinan yang tidak tertangani dengan
nadi terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan baik, lingkungan baru tempat persalinan juga
nadi yang signifikan antara pre test dan post dapat mempengaruhi tingkat stress ibu saat
test. Hal ini diduga karena rasa cemas dan bersalin sehingga nadi pada kelompok
takut ibu saat persalinan masih ada meskipun kontrol meingkat. Nyeri yang didukung oleh
sudah diberikan pijat efflurage sehingga kecemasan yang dialami ibu selama proses
jumlah nadi permenit tidak menurun. Stress persalinan akan menimbulkan terjadinya
yang diakibatkan oleh lingkungan persalinan stress. Stress akan merangsang korteks
Jumlah nadi permenit pada kelompok pituitary untuk melepas ACTH. Adanya
kontrol yang tidak berubah disebabkan stress akan merangsang pengeluaran kortisol
proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh oleh ACTH. Di dalam tubuh kortisol akan
ibu inpartu. Ada beberapa faktor yang merangsang kerja sistem saraf simpatis
mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah sehingga terjadi peningkatan nadi (Gayton,
darah perifer. Timbul tahanan perifer, skala VAS pada kelompok kontrol tidak
tekanan darah meningkat, dan frekuensi terdapat perbedaan skala VAS yang
denyut nadi melambat (Bobak, 2004). Pada signifikan antara pre test dan post test. Hal
kala I persalinan fisiologis terdapat ini bisa diduga pembelajaran teknik pijat
peningkatan denyut jantung, tekanan sistolik, efflurage dilakukan hanya satu kali pada saat
dapat menurunkan tingkat nyeri ibu. Menurut kontraksi uterus dan pembukaan serviks
Mattson (1993) dalam Bobak (2004) ibu merupakan faktor prediksi beratnya nyeri
yang mengalami nyeri saat persalinan akan persalinan. Pada fase aktif, transisional dan
peningkatan rasa cemas disertai penyempitan akan semakin meningkat baik pada primipara
lapang perseptual, sehingga teknik relaksasi maupun multipara. Corli dalam evaluasi
nafas dalam yang dilakukan oleh ibu tidak karakteristik kontraksi uterus, menyimpulkan
sempurna. Kecemasan yang tidak tertangani bahwa besar intensitas dari kontraksi uterus
saat persalinan juga dapat meningkatkan lebih menentukan derajat nyeri yang
disebabkan kontraksi uterus yang meningkat. Andrianto, 2004). Faktor obstetri lain yang
iskemia pada uterus. Iskemia jaringan posisi janin, dikatakan bahwa posisi persisten
rasa nyeri. Bila aliran darah yang menuju rangsangan nyeri yang lebih berat
beberapa menit saja jaringan akan terasa atau anterior. Primipara atau multipara
nyeri sekali (Guyton & Haall, 1997). Ada dengan riwayat nyeri waktu haid dilaporkan
beberapa faktor yang memperberat terjadinya secara bermakna lebih tinggi derajat nyeri
secara signifikan derajat nyeri lebih berat menstruasi sebelumnya (Huffnagle, 1992
sebelum dilakukan pijat effleurage pumila ini mengandung oksitoksin yaitu zat
didapatkan 28,6% yang minum larutan yang digunakan oleh tubuh untuk
rumput fatimah dan mengalami nyeri berat, merangsang kontraksi rahim, sehingga
pada saat sesudah diberikan pijat effleurage dipercaya dapat mempercepat persalinan. Zat
tingkat nyeri persalinan didapatkan 28,6% sejenis oksitoksin yang terkandung di dalam
yang minum larutan rumput fatimah dan rumput fatimah sama seperti obat yang
mengalami nyeri berat hal ini menunjukkan diberikan untuk menginduksi ibu hamil agar
tidak ada penurunan tingkat nyeri persalinan. terjadi kontraksi. Kandungan oksitosin
Pada kelompok perlakuan pada saat sebelum tersebut dosisnya tidak dapat diukur.
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Tumbuhan ini dipakai dengan cara akarnya
terdapat 28,6% yang minum larutan rumput direndam. Air rendaman inilah yang
fatimah dan mengalami nyeri berat, pada saat diminum. Semakin lama direndam, kadar
sesudah diberikan teknik relaksasi nafas oksitosin yang terlarut pun semakin pekat.
dalam terjadi penurunan yaitu 14,3% yang Kontraksi yang ditimbulkan akan sangat
minum larutan rumput fatimah dan tinggi, tanpa ada jeda waktu istirahat. Tapi
pembukaannya masih awal tentu tidak sesuai meningkatkan jumlah reseptor oksitosin dan
dengan kontraksi yang hebat tersebut. Jika agen adrenergik yang memodulasi channel
tidak tahan akan kontraksi, ibu akan terus- kalsium membran. Juga mampu
sedikit, sehingga besar kemungkinan rahim pembentukan taut celah (gap junction) dalam
akan robek. Selain itu akan terjadi miometrium yang sangat diperlukan dalam
menggunakan teknik pijat effleurage tidak demikian pemberian air rendaman rumput
terjadi penurunan tingkat nyeri diduga proses fatimah pada hewan coba yaitu tikus galur
yang dilakukan oleh bidan kepada keluarga kualitas kontraksi otot uterus, yang
ibu hanya sekali serta stres karena rasa cemas ditunjukkan dengan jumlah frekuensi yang
dan takut saat persalinan yang tidak meningkat dan lama durasi yang lebih
tertangani dengan baik. Peningkatan nyeri singkat (Nani, 2010). Uterus yang
meningkat. Minum larutan rumput fatimah uterus. Iskemia jaringan merupakan salah
akan menyebabkan peningkatan kontraksi satu penyebab timbulnya rasa nyeri. Bila
uterus, dikarenakan rumput fatimah aliran darah yang menuju jaringan terhambat,
merupakan bahan alamiah yang mengandung maka dalam waktu beberapa menit saja
estrogen alami atau fitoestrogenik dan jaringan akan terasa nyeri sekali (Guyton &
sistolik dan diastolik menunjukkan bahwa kerangka kerja konseptual yang berguna
penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu untuk manajemen rasa nyeri. Teori ini
pernafasan lebih tinggi daripada yang dirintangi ketika sebuah pintu tertutup.
mendapatkan teknik pijat effleurage. Penutupan pintu adalah dasar untuk terapi
effleurage dan relaksasi nafas dalam dapat Demikian juga pendapat Suhartini (2007)
menurunkan nyeri, hal ini sesuai dengan teori bahwa nyeri adalah suatu mekanisme
Gate Control yang menyatakan rangsangan- produksi bagi tubuh, timbul bila mana
rangsangan nyeri dapat diatur atau bahkan jaringan yang sedang dirusak dan
system pusat neurons. Gate dapat ditemukan atau menghilangkan rangsang nyeri.
tulang belakang pada ujung syaraf tulang nyeri antara teknik relaksasi nafas dalam
belakang, thalamus dan system limbic. dengan pijat effleurage dapat disebabkan
Dengan memahami apakah dapat pada saat proses bimbingan kepada ibu
36-38 minggu dan pada saat inpartu kala I ibu inginkan dan hal ini yang menyebabkan
fase aktif diingtkan kembali serta dibimbing teknik pijat effleurage tidak maksimal
secara intensif sampai menjelang persalinan sehingga kurang menimbulkan efek distraksi
sehingga hormon adrenalin dan kortisol yang yang diharapkan dapat meningkatkan
menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat pembentukan endorphin dalam sistem
meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang kontrol dasenden dapat membuat pasien
sehingga memudahkan ibu untuk mengatur lebih nyaman karena pijat membuat relaksasi
pernafasan sampai frekuensi pernafasan otot (Monsdragon, 2004). Hal lain yang
meningkat dan menurunkan PH sehingga penurunan nyeri antara teknik relaksasi nafas
akan meningkatkan kadar oksigen dalam dalam dengan pijat effleurage yaitu tentang
Pada proses pijat effleurage tidak relaksasi nafas dalam bisa dilakukan oleh ibu
berhasil dikarenakan tidak tepat dalam sendiri atau nisa dilakukan secara mandiri
melakukan teknik pijat effleurage. Pada saat atau bila dengan pendamping/suami hanya
ibu beserta suami datang dengan keluhan membimbing, sedangkan pada teknik pijat
menjelaskan prosedur teknik pijat effleurage selain untuk membimbing juga melakukan
dan dijelaskan hanya sekali, akan tetapi pada pemijatan sesuai prosedur teknik pijat
suami merasa tidak tega melihat ibu relaksasi nafas dalam dengan yang
inpartu di bidan praktek swasta Ny. A sehingga ibu akan lebih mahir dalam
mengalami penurunan nyeri yang lebih dalam ketika persalinan berlangsung dan
Guyton, Arthur C & Hall (1997). Buku Manuaba (1998). Ilmu Kebidanan,
Ajar Fisiologi Kedokteran. Penyakit Kandungan &
Jakarta: Penerbit Buku Keluarga Berencana untuk
Kedokteran EGC. Pendidikan Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hamilton, PM (1995). Dasar-Dasar
Keperawatan Maternitas.
Mochtar, Rustam (1998). Sinopsis Sudarth Edisi 8. Jakarta:
Obstetri jilid 1. Jakarta: Penerbit Penerbit Buku Kedokteran EGC
Buku Kedokteran EGC
Soeparman (1982). Penanggulangan
Nani, Desiyani (2010). Perubahan Nyeri Secara Tradisional,
Amplitudo Kontraksi Otot Cermin Dunia Kedokteran
Uterus Tikus Akibat Pemberian Majalah Triwulan, No. 26,
Rumput Fatimah (Anastatica 1982, ISSN: 0125-913X
hierochuntica L), Mandala of
Health, Vol 4, No 1, Januari Winkjosastro, Hanifa (2002). Ilmu
2010 Kebidanan. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Oxorn, H&William R. Forte (1996). Ilmu
Kebidanan: Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Jakarta:
Yayasan Assentia Medica