Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan anak pada usia toodler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini
merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun
spiritual (Supartini, 2000).
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau
perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan
menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun
perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya Negatifisme).
Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun, si kecil akan menjadi
seorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap keluar masuk
setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan
meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa
yang bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih besar
dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.
Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-
kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di lakukan
dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia
senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut dan cemas sering terjadi
apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus
bepergian lama atau memutuskan untuk kembali bekerja dan meminta bantuan orang
lain untuk mengawasi anaknya, biasanya anak tidak rewel pada saat orang tua pergi
tetapi pada saat mereka kembali anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan
ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang
tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat tidur ia
mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya sebagai
orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia
antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap pada orang tua bukan saja
bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang
tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika
keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka tetap
makluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung
meniru siapa pun yang dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi.
Dalam proses inilah karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang
diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya
sendiri.
Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear, yang
merupakan refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik pertumbuhan yang
lambat dari toddler.
Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil dari otot-otot
abdomen yang kurang berkembang. Kaki bengkok yang kas yang terjadi terus-
menerus pada toddler karena otot kaki harus menopang beratbadan yang terlalu besar.
1. Tinggi Badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm. Tinggi
badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada saat dewasa.
2. Berat Badan
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-rata
12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.
3. Lingkar kepala
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar kepala
meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian meningkat secara
perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun kemudian.
4. Nutrisi
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan kalori,
protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari. Protein yang dibutuhkan
112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler mengalami anoreksia, dan menjadi anak
yang suka memilih makanan, mempunyai makanan kesukaan, dan pada suatu waktu
makan dalam jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap makanan kecil,
seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang kecil untuk
merangsang makannya. Frekuensi makan makanan kecil dapat diganti dengan makan
makannan lengkap. Makan tidak seharusnya dijadikan sebagai reward atau
punishment. Minum susu dibatasi tidak lebih dari satu lietr perhari intuk membantu
pemasukkan makanan yang kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya digunakan
untuk pemeriksaan anemia.
5. Pola tidur
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12 jam / hari.
Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai pada tahun kedua atau
ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah dengan orang tua.
6. Kesehatan gigi
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan pemeriksan
gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan dilakukan sebelum toddler
berusia 2,5 tahun.
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak yang
berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan. Penambahan
florida diperlukn jika air tidak mengandung florida dan seharusnya makanannya tidak
menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.
7. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Selam toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 bulan meliputi dua
tahap : Reaksi sirkular ketiga usia 12-18 bulan meliputi pengalaman tial dan error dan
eksplorasi kekerasan hati. Kombinasi mentalusia 18-24 bulan , selam toddler mulai
diberi perlengkapanbaru untuk menyelesaikan tugas melalui kombinasi mental.
Subtahap prekonseptual dari fase preoperasional, usia 2-4 tahun. Anak menggunakan
pikirannya untuk mengingat kembali, menggambarkan keadaan sekarang, dan
mengantisipasi keadaan yang akan datang. Selama fase ini toddler :
Membentuk konsep yang lengkap atau berlogika sepeti orang dewasa.
Membuat klasifikasi yang sederhana.
Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
8. Bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan
pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umum yaitu bahsa
lisan,tulisan,dan bahasa isyarat.
Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika
dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya disiplin
diukur dengan :
Konsisten
Dilakukan setelah ada kesalahan
Direncanakan sebelumnya
Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
11. Perkembangan motorik
a) Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat dipengaruhi oleh
proses kematangan anak semakin karena proses kematangan anak juga bisa
berbeda.
b) Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
b) Toilet Training
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler.
Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler. Pada
tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang.
Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak
mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa
ingin berkemih dan defekasi. Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan
oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu
dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan untuk mengontrol berkemih
biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar. Tolet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun.
Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan
psikologis, Persiapan intelektual.
Toilet training sebagai sex education. Dalam proses toilet training
diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink anak dalam
melakukan buang air besar atau buang air kecil. Defekasi merupakan suatu
alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan toilet training usaha
penundaan pemuasan.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak &
keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah
kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau
berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak
mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB
memudahkan pengontrolan anak dapat mengetahui kapan saatnya harus
BAB dan BAK anak memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB dan BAK.
Intervensi Keperawatan
Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal bersama.
Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak berpikir
bergabung dengan orang tuanya )yang dapat diletakkan disebelah anak.
Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam meninggalkan ruangan
atau keluar dari rumah sakit ketika anak tidur.
Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk benda-benda
yang berbeda, toileting, dan sebagainya). Meneruskan rutinitas di
rumah jika memungkinkan.
b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.
2. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan
orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant
3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami
masalah kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
PADA USIA TODDLER
a. Pengertian
Adalah tahap perkembangan anak usia 1.5 – 3 tahun dimana pada usia ini anak akan
belajar mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhannya secara mandiri
(otonomi).
1. Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Normal
b. Anak mengenal namanya sendiri
c. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
d. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
e. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
f. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtua
g. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
h. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena
pemaparan negatif
i. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat malu/
mempermalukan anak di hadapan orang lain, maka sebaiknya orang tua dapat
memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan Toddler
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun
A. PENGERTIAN
Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar
berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas kelamin, meniru
B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-kejaran,
papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola dll)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus (belajar
menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok dll)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis kelamin
anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas, bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan pekerjaan rumah
sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas kesehatan
(posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal pada usia
pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra sekolah
b. Konsep diri tidak realistis
c. Tidak menyukai diri sendiri
d. Tidak mengetahui arah hidup
e. Tidak mampu mnegatasi stres
f. Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
g. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggungjawab
h. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
i. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)