Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu


diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik, komunikasi
bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi sosial, kerjasama,
dan leadership, moral & spriritual. Dimana perkembangan tersebut berkaitan dengan
perkembangan otak anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi
menjadi 2 sisi yakni: Otak kiri (hard skill 10%) spesific competencies yakni
berhubungan dengan logika, berhitung, rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft
skill 90%) basic competencies yakni berhubungan dengan sensitiveness,self
controlling, vision, communication, risk taking dan continual learning.

Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12


bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil
datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga
dibantu, susun balok 6, dan mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung
gerakannya memakai otot-otot besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan
dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau
belum dapat dilihat dari refleks jinjit (plantar refleks) yang mulai hilang, atau sudah
dapat melakukan koordinasi kompleks.

2. TUJUAN

Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan anak pada usia toodler.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ANAK USIA TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini
merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER

Whaley dan Wong’s (2000) mengemukakan pertumbuhan merupakan


bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun
spiritual (Supartini, 2000).

Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah


pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis.
Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badab berjalan cukup
stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi
badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun (tungkai bawah lebih dominant untuk
bertambah dibanding anggota tubuh lainnya). Hampir semua fungsi tubuh sudah
matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress,
sehingga saat inisudah bisa diajarkan toilet training.

Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau
perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan
menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun
perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya Negatifisme).
Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun, si kecil akan menjadi
seorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap keluar masuk
setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan
meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa
yang bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih besar
dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.

Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-
kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di lakukan
dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia
senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut dan cemas sering terjadi
apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus
bepergian lama atau memutuskan untuk kembali bekerja dan meminta bantuan orang
lain untuk mengawasi anaknya, biasanya anak tidak rewel pada saat orang tua pergi
tetapi pada saat mereka kembali anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan
ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang
tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat tidur ia
mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya.

Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya sebagai
orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia
antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap pada orang tua bukan saja
bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang
tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika
keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka tetap
makluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung
meniru siapa pun yang dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi.
Dalam proses inilah karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang
diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya
sendiri.
Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear, yang
merupakan refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik pertumbuhan yang
lambat dari toddler.

Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil dari otot-otot
abdomen yang kurang berkembang. Kaki bengkok yang kas yang terjadi terus-
menerus pada toddler karena otot kaki harus menopang beratbadan yang terlalu besar.

1. Tinggi Badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm. Tinggi
badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada saat dewasa.
2. Berat Badan
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-rata
12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.

3. Lingkar kepala
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar kepala
meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian meningkat secara
perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun kemudian.
4. Nutrisi
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan kalori,
protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari. Protein yang dibutuhkan
112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler mengalami anoreksia, dan menjadi anak
yang suka memilih makanan, mempunyai makanan kesukaan, dan pada suatu waktu
makan dalam jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap makanan kecil,
seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang kecil untuk
merangsang makannya. Frekuensi makan makanan kecil dapat diganti dengan makan
makannan lengkap. Makan tidak seharusnya dijadikan sebagai reward atau
punishment. Minum susu dibatasi tidak lebih dari satu lietr perhari intuk membantu
pemasukkan makanan yang kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya digunakan
untuk pemeriksaan anemia.
5. Pola tidur
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12 jam / hari.
Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai pada tahun kedua atau
ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah dengan orang tua.
6. Kesehatan gigi
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan pemeriksan
gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan dilakukan sebelum toddler
berusia 2,5 tahun.
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak yang
berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan. Penambahan
florida diperlukn jika air tidak mengandung florida dan seharusnya makanannya tidak
menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.
7. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Selam toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 bulan meliputi dua
tahap : Reaksi sirkular ketiga usia 12-18 bulan meliputi pengalaman tial dan error dan
eksplorasi kekerasan hati. Kombinasi mentalusia 18-24 bulan , selam toddler mulai
diberi perlengkapanbaru untuk menyelesaikan tugas melalui kombinasi mental.
Subtahap prekonseptual dari fase preoperasional, usia 2-4 tahun. Anak menggunakan
pikirannya untuk mengingat kembali, menggambarkan keadaan sekarang, dan
mengantisipasi keadaan yang akan datang. Selama fase ini toddler :
 Membentuk konsep yang lengkap atau berlogika sepeti orang dewasa.
 Membuat klasifikasi yang sederhana.
 Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
 Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
8. Bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan
pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umum yaitu bahsa
lisan,tulisan,dan bahasa isyarat.

Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa memegang


peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah "alat" menuju
kecerdasan-kecerdasan lain karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Katakanlah begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu memahami soal-soalnya.
Itu berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga dengan kecerdasan lainnya.
Usia 15 bulan toddler menggunakan bahasa jargon. Saat 2 tahun , toddler
bicara ± 300 kata, menggunakan 2-3 prae dan juaga menggunakan pronoun. Saat 2, 5
tahun toddler suka menyebutkan bagian depan atau belakangnya saja.

Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang


bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik, kemampuan anak dalam memproduksi kata-
kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh.
Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa (kemampuan mengucapkan dan memahami
arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat, dan mengartikan
simbol-simbol bunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikhis,
kemampuan memproduksi kata-kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi
emosional anak saat berlatih mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang mendapatkan
bimbingan dan dorongan moral yang sangat kuat akan memperoleh kata-kata yang
banyak dan bervariasi dibandingkan anak-anak lainnya. Makalah ini menguraikan
secara singkat dan sederhana proses pemerolehan bahasa tersebut secara pragmatis
dan memaparkan beberapa contoh ucapan anak untuk fonem-fonem tertentu yang
secara umum mengalami kesulitan dalam pengucapan (ditinjau secara fonologis).

Dari berbagai macam keuniversalan serta proses pemerolehan seperti yang


baru saja digambarkan tampak bahwa pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan
erat dengan keuniversalan bahasa. Bahkan keterkaitan ini lebih menjurus lagi dalam
arti bahwa ada elemen-elemen bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat universal
absolut, ada yang universal statistikal, dan ada pula yang universal implikasional.

9. Perkembangan psikososial (erikson - Anatomi vs ragu dan malu.)


Istilahnya "to hold on , to let go ". Toddler telah dikembangkan rasa percaya
dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk menyatakan tentang dirinya atau
mengontrol hubungan terhadap teman dekatnya, tergantung dan otonomi. Toddler
mulai belajar ketrampilan sosial :
 Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )
 Berpisah dengan orang tuanya.
 Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
 Berkomunikasi dengan kata-kata.
 Berperilaku sosial yang pantas.
 Interaksi egosentrik dengan yang lain.
 Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk menunjukkan
ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat berkembang jika ia tegantung pada
saat –saat tertentu. Dimana ia dapat menggunakan ketrampilan barunya atau jika ia
merasa tidak tida mampu ketika mencoba ketrmpilan yang baru.
Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
 Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
 Cemas terhadap orang-orang yang baru
 Suara yang keras, seperti vacum cleaner
 Pergi tidur
 Binatang yang besar
 Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang sederhana
dapat mengurangi ketakutan pada toddler.
10. Sosialisasi
Interaksi toddler didominasi oleh sifat keagamaan, sifat negatif, dan
ketidaktergangtungan. Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-beda pada
toddler. Pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat penting khususnya selama
waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan ketidaktergantungan dan
pengabaian terhadap mereka. Sering berannganggapan negatif. Jalan terbaik untuk
mengurangi kata"tidak" adalah dengan mengurangi pertanyaan –pertanyaan yang
dapat dijawa hanya dengan kata "tidak ".

Bermain dan mainan


Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam waktu
yang lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka lakukan.
Ketrampilan gerakan dapat ditingkatkan dengan mainan dyang ditarik dan
didorong. Pemberian perhatian yang singkat pada toddler dapat menyebabkan
perubahan dari frekuensi bermain. Mainan yang tepat untuk toddlerseharusnya
aman (mempunyai bagian yang dapat dilepas) dan yang mendoromg untuk
meniru, mengembangkan bahasa, dan ketrampilan motoriknya, contohnya :
 Boneka, peralatan rumah tangga.
 Telpon mainan
 Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.

Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika
dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya disiplin
diukur dengan :
 Konsisten
 Dilakukan setelah ada kesalahan
 Direncanakan sebelumnya
 Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
 Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
11. Perkembangan motorik
a) Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat dipengaruhi oleh
proses kematangan anak semakin karena proses kematangan anak juga bisa
berbeda.

 Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan


 Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu tangan
 Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu.
 Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki.

Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum :

 Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah

 Mengangkat dan mengambil benda disekitanya

 Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki

b) Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

 Usia 15 bulan , menyusun dua balok menar dan scribbles secara


spontan
 Usia 18 bulan , menyusun 3-4 balok menara.
 Usia 24 bulan, membuat gerakan yang lurus
 Usia 30 bulan , menyusun 8 balok menara

Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum


 menggambar mengikuti bentuk
 menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
 membuka menutup kotak
 menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

12. Perkembangan moral (Overview Kohlberg)


Toddler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap preconvensional,
yang meliputi punishment dan orientasi kan pada ketaatan. Pola disiplin
mempengaruhi perkembangan moral toddler :
 Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk moral
yang negatif.
 Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
 Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.
13. Perkembangan psikoseksual (Overview Freud)
Fase anal, 8 bulan – 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan aktivitas
seksual berpusat pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini fokus pada
perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu kontrol
dari neuromuskular dan spinkter analnya.
Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari kontrol yang
berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan mengeluarkan.Konflik antara "holding
on" dan "lettinggo " berangsur-angsur berubah sebagai hasil dari kemajuan bowel
training.
a) Perkembangan Seksuality
 Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
 Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi dan
eliminasi.
 Perbedaan seks menjadi jelas.

b) Toilet Training
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler.
Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler. Pada
tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang.
Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak
mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa
ingin berkemih dan defekasi. Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan
oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu
dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan untuk mengontrol berkemih
biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar. Tolet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun.
Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan
psikologis, Persiapan intelektual.
Toilet training sebagai sex education. Dalam proses toilet training
diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink anak dalam
melakukan buang air besar atau buang air kecil. Defekasi merupakan suatu
alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan toilet training usaha
penundaan pemuasan.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak &
keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah
kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau
berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak
mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB
memudahkan pengontrolan anak dapat mengetahui kapan saatnya harus
BAB dan BAK anak memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB dan BAK.

 Cara toilet training pada anak


a. Teknik lisan
 Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata
sebelum & setelah BAK/BAB
 Teknik ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam
memberikan rangsangan untuk BAK/BAB
karena persiapan psikologis anak semakin matang
mampu dengan baik BAB/BAK.
b. Teknik modelling
 meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh
 Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan
salah kebiasaan yang salah pada anak

 Indikasi Kesiapan Orang Tua Untuk Toilet Training


 Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih/defekasi
 Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang diperlukan untuk
latihan berkemih atau defekasi
 Tidak mengalami konflik atau stres kluarga yang berarti
 Kesiapan anak
a. Fisik
 Usia 18 – 24 bulan, Pengontrolan saraf volunter
spinkter ani dan uretra
 Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2
jam.
 Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk,
jongkok, berjalan.
 Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu
membuka celana dan berpakaian.
b. Psikologis
 Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi.
 Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal
mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi.
 Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkah
laku dan mengikuti pengarahan.
 Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang
tua.
 Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 – 10 menit
tanpa cerewet atau turun.
 Mengikuti tingkat kesiapan anak.
 Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran
dan pengertian.
 Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti :
perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau
akan berlibur.
 Memberi pujian jika anak berhasil.
c. Mental
 Mengenal rasa yang dating
 Komunikasi secara verbal dan nonverbal
 Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau
mengikuti orang lain
d. Persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry)
Keluarga mendapat bayi baru : dapat menimbulkan
krisis bagi toddler. Toddler tidak membenci atau marah pada
bayi, tetapi karena :
 Perubahan merasa ada saingan.
 Perhatian ibu terbagi.
 Kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak
bertingkahlaku invantil
Perlu persiapan toddler untuk menerima kehadiran
saudara kandungnya mulai sejak bayi dalam
kandungan.

 Petunjuk bimbingan usia toddler


a. Petunjuk bimbingan usia 12-18 bulan
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya
perubahan tingkah laku dari toddler, terutama
negativistic dan ritualisme. Negativistic adalah perilaku
yang bertentangan dengan kebiasaaan.
 Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan
penyapihan dari botol secara bertahap, serta
meningkatkan pemasukan makanan padat.
 Menyediakan makanan kecil/selingan diantara 2 waktu
makan dengan rasa yang disukai, serta adanya jadwal
waktu makan yang rutin.
 Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum
malam memakai botol yang merupakan penyebab utama
gigi berlubang dan perilaku menunda yang
memperlambat jam tidur.
 Menyiapakan orang tua untuk mencegah bahaya yang
potensial terjadi di rumah, seperti kecelakaan kendaraan
bermotor dan bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan saran
yang sesuai untuk pengamanan di rumah.
 Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-
ketentuan atau aturan yang disertai dengan disiplin yang
lembut dan cara-cara yang mengatasi negativistic dan
tempertantrum, serta menekankan pada keuntungan
yang positif dari disiplin yang tepat atau sesuai.
 Mendiskusikan mainan baru yang dapat
mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa,
pengetahuan dan keterampilan social.

 Petunjuk bimbingan usia 18-24 bulan


 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
 Menggali kebutuhan untuk menyiapan kehadiran saudara
kandung/adiknya dan menekankan tentang pentingnya
persiapan anak terhadap kehadiran bayi baru.
 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan
tipe kebersihan di rumah, serta kebiasaan makan yang
merupakan factor penyebab gigi berlubang dan menyarankan
pentingnya penambahan fluoride untuk memperkuat
pertumbuhan tulang.
 Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan keaktifannya
serta menggali perasaan orang tua mengenai negativistic
anaknya dengan menekankan bahwa negativistic adalah aspek
penting dari perkembangan self assertion (penonjolan/tntutan
diri) dan independensi dan bukan merupakan tanda kemanjaan.
 Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training dan
menekankan pentingnya menunggu kesiapan fisik dan
psikologi anak.
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti yang timbul
ketika ada kegelapan atau suara keras, dan kebiasaan seperti
membawa selimut atau mengisap jari. Menekankan bahwa hal
ini normal dan merupakan perilaku yang bersifat sementara.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi ketika
anak mengalami stress.
 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan
mudah dari orang tuanya di bawah asuhan keluarga.
 Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
mengekspresikan perasaan lelah, frustasi dan jengkel dalam
merawat balita.
 Menunjukkan harapan akan adanya perubahan pada anak di
tahun mendatang seperti lingkup perhatian anak yang semakin
luas dan berkurangnya negativistic serta adanya perhatian yang
menyenangkan orang lain.

 Petunjuk bimbingan usia 24-36 bulan


 Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk meniru dan
dilibatkan dalam kegiatan.
 Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training
terutama dengan harapan-harapan dan sikap yang realistis
dalam menghadapi keadaan-keadaan, seperti mengompol dan
buang air besar di celana.
 Menekankan keunikan dari proses berpikir anak toddler,
terutama melalui bahasa yang ia gunakan, pemahamannya
terhadap waktu, dan ketidakmampuannya untuk melihat
kejadian dari perspektif yang lain.
 Menekankan disiplin dengan tetap terstruktur secara benar dan
nyata, ajukan alas an yang rasional, serta hindari kebingungan
dan salah pengertian.
 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan
anak pada siang hari (play group)
Hospitalisasi
Konsep body image , khususnya batasan tubuh, adsalah hal yang kurang
dipahami pada toddler. Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian besar seperti pada
infant dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. ( Usia 18 bulan waktu
kecemasan untuk berpisah memuncak )
Reaksi terhadap hospitalisasi : Respon stress, mekanisme pertahanannya yang
utama mengalami kemunduran. Toddler juga merasakan kehilangan kontrol terhadap
pembatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketidak bebasan, dan takut terhadap luka atau
nyeri tubuh.
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasanuntuk berpisah, yang memiliki
tiga fase :
 Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang tuanya, secara
verbal atau fisik menyerang yang lainnya,dan berusaha mencari orang tuanya.
 Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan disekitarnya, pasif,
depresi, dan tidak nafsu makan.
 Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar tertarik , tapi
dalam kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi setelah waktu yang yang
lama berpisah, jarang terlihat dalam hospitalisasi anak-anak.

Intervensi Keperawatan
 Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal bersama.
 Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak berpikir
bergabung dengan orang tuanya )yang dapat diletakkan disebelah anak.
 Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam meninggalkan ruangan
atau keluar dari rumah sakit ketika anak tidur.
 Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk benda-benda
yang berbeda, toileting, dan sebagainya). Meneruskan rutinitas di
rumah jika memungkinkan.

Kenyaman fisik dan keamanan


 Mengeksplor kemampuan toddler untuk siap mengembangkan
ketrampilan otot (Mengkaji kemampuan sebelum di rumah sakit)
kemudian memberi mainan yang dapat dimanipulasi, memberikan
aktivitas yang dapat di awasi, sehingga menggunakan ruang bermain.
 Setelah mengkaji level fungsi anak, perawatan mandiri yang tepat
(dalam semua kelomoik usia) , untuk contoh makan sendiri, toileting di
rumah, menggunakan baju sendiri, dan menjaga kebersihan diri
(mencuci muka dan tangan, mengosok gigi).
Intervensi Kognitif
 Mendorong belajar sensori motorik melalui meniru.
 Meningkatkan kemampuan bahasa (mengkaji vokabulary, menghindari
bicara sepeti pada anak-anak, menggunakan aktivitas yang
menggunakan bahasa).
 Memberikan penjelasan yang sederhana untuk suatu prosedur.
(penggunaan alat-alat).

Intervensi psikososial dan emosi


 Mendorong toddler merasakan memiliki otonomi dengan mendorong
perawatan mandiri, partisipasi dalam berdoa waktu tidur.
 Mendorong toddler untuk belajar untuk berpisah dengan orang tua
(Mengkaji keluarga dengan koping berpisah, mendorong untuk
melakukan kunjungan, mengunakan primary nurse, menganjurkan
untuk membawa foto orang tua).
 Mendorong adaptasi social (memberi reinforcemenr terhadap
kemampuan berperilaku sosial, mendorong untuk bermain bersama).
 Mempertahankan kebiasaan rutin dan keagamaan (mengkaji kebiasaan
rutin, khususnya waktu tidur, mengidentifikasi kesukaan,
mempertahankan kegiatan keagamaan yang mungkin).
C. FAKTOR PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
USIA TODDLER

1. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


2. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa.
3. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai
dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain
a) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan
merokok dan lain-lain.

b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

D. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAMANAN / KESEHATAN


PADA TODDLER
Toddler sering menalami luka seperti pada infant, meliputi ;
 Jatuh
 Aspirasi
 Keracunan
 Lemas kekurangan oksigen
 Luka bakar
 Kecelakaan oleh kendaraan umum
Intervensi keperawatan :
 Jatuh, Menganjurkan kepada orang tua untuk memasang pengaman tempat tidur,
memasang pagar/pegangan pada tangga, menutup semua jendela yang
terbuka,baru menganjurka toddleruntuk bermain.
 Aspirasi dan keracunan :anjurkan orang tua meletakkan semua zat-zat yang
beracun terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak9 Karena anak dapat memanjat
dan membukanya ): Pastikan obat dalam keadaan tertutup, dan pindahkan barang-
barang yang kecil,yang mudah mengakibatkan aspirasi dari lingkunan anak.
Anjurkan orang tua untuk menyinpan nomor telpon pusat kontrol racun sehingga
dapat menelponsewaktu-waktu jika diperlukan.
 Kekurangan oksigen, Anjurkan orang tua untuk mengajarkan kepada toddler
keamanan di air untuk membantu mencegah tenggelam di bak mandi atau kolam.
 Luka bakar, anjurkan orang tua untuk menghindarkan menggunakan taplak meja
(keingintahuan toddler dapat menyebabkannya menarik taplak tersbut untuk
melihat apa-apa yang ada di atas meja, makanan dan minuman yang panas
mungkin menjatuhinya), untuk mengajarkan kepada toddler apa artinya "panas",
untuk menyimpan korek di tempat yang terkunci, dan mengamankan dari
aliran/tempat pemasangan listrik. Kecelakaan oleh kendaraan umum, Anjurkan
orang tua untuk mengajarkan bagaimana menyeberang jalan yang aman, tapi
tidak bermain di jalan. Anjurkan orang tua untuk mengaasi penggunaan sepeda
roda tiga dan bermain di halaman .

A. Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)


1. Pengertian
Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi belajar
terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis pertama yang
dihadapi oleh bayi.

2. Karakteristik Perilaku
 Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan
orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant

3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami
masalah kesehatan atau sakit.

Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
PADA USIA TODDLER

a. Pengertian
Adalah tahap perkembangan anak usia 1.5 – 3 tahun dimana pada usia ini anak akan
belajar mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhannya secara mandiri
(otonomi).

1. Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Normal
b. Anak mengenal namanya sendiri
c. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
d. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
e. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
f. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtua
g. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
h. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena
pemaparan negatif
i. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat malu/
mempermalukan anak di hadapan orang lain, maka sebaiknya orang tua dapat
memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan Toddler

2. Intervensi Perkembangan Normal


Intervensi Generalis
a. Memberikan mainan sesuai perkembangan anak
b. Melatih dan membimbing anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri
c. Memberikan pujian pada keberhasilan anak
d. Tidak menggunakan kalimat perintah tetapi memberikan alternatif pilihan
e. Tidak melampiaskan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk penganiayaan fisik
pada anak (memukul, menjambak, menendang dll)
f. Melibatkan anak dalam kegiatan agama keluarga
g. Hindarkan suasana yang dapat membuat anak merasa tidak aman (menakut-nakuti,
membuat terkejut, kalimat negatif, mencela)
h. Bila anak mengamuk, lindungi dari bahaya cidera, terjatuh, terluka
i. Membimbing anak untuk BAK/BAB di toilet

Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun
A. PENGERTIAN
Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar
berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas kelamin, meniru

B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:

Kesiapan peningkatan perkembangan pre school

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN


Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan berbahasa
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
5. Pembentukan indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
7. Mengembangkan nilai-nilai moral
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan

Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-kejaran,
papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola dll)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus (belajar
menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok dll)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis kelamin
anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas, bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan pekerjaan rumah
sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas kesehatan
(posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal pada usia
pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra sekolah
b. Konsep diri tidak realistis
c. Tidak menyukai diri sendiri
d. Tidak mengetahui arah hidup
e. Tidak mampu mnegatasi stres
f. Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
g. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggungjawab
h. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
i. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)

Вам также может понравиться