Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Mutu


Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah
faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan
posisi bersaing. mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari
pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa
yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. Harapan disini mencakup
kemudahan perawatan, kemudahan dalam penggunaannya, desain yang baik, harga
yang ekonomis, daya tahan dan ketersediaan produk tersebut.
Mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang
berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang
tersembunyi (Heizer & Render, 2006:253).
Mutu adalah pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan secara
terus-menerus (W. Edwards Deming, 1982).
Mutu secara umum adalah membuat produk atau jasa yang tepat waktunya,
pantas digunakan dalam lingkungan, memiliki zero defects, dan memuaskan
konsumen (Pond, 1994).

2.2 Pengendalian Mutu


Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, dimana
aktivitas tersebut mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan
spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila
ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery,
1990).
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan menggunakan Statistical
Quality Control dan salah satu alat statistik yang melandasi hal tersebut adalah grafik
pengendali (Marimin, 2005).

5
6

Suatu alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas secara statistik pada
proses produksi disebut peta pengendali (Control Chart). Salah satu contoh peta
pengendali adalah peta pengendali rata-rata x dan peta pengendali range.
Pengendalian mutu adalah penggunaan teknik-teknik dan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk atau jasa.
Pengendalian mutu juga dapat dikatakan yaitu suatu proses pengaturan secara standar
yang telah ditentukan, dan melakukan tindakan tertentu jika terdapat perbedaan.
Maksud dari pengukuran mutu ini adalah menentukan dan mengevaluasi tingkat
dimana produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.
Pengendalian mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen di mana kita
mengukur karakteristik dari kualitas suatu barang atau jasa, kemudian
membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi produk yang diinginkan oleh
pelanggan dan mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan
perbedaan diantara kinerja actual dan standar (Iskandar Indranata, 2008).
Berdasarkan uraian diatas pengendalian mutu merupakan suatu metodologi
pengumpulan, analisis data kualitas, serta menentukan dan menginterpretasikan
pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri
untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan
demikian pengertian peningkatan dan pengendalian manajemen mutu lebih
menekankan pada aspek peningkatan proses industri dengan menggunakan teknik-
teknik statistika.
Dalam konteks pembahasan tentang analisis data untuk peningkatan proses
dengan menggunakan teknik-teknik statistika, terminologi kualitas didefinisikan
sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik
kualitas dari suatu produk yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah
dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan.
7

2.3 Pengertian Statistic Quality Control (SQC)


Statistic Quality Control (pengendalian kualitas statistik) adalah teknik yang
digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur maupun jasa
melalui penggunaan metode statistik (Dorothea. W.A, 2003). Pengendalian kualitas
statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,
mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk proses
menggunakan metode-metode statistik.
Dalam banyak proses produksi begaimanapun baiknya suatu rancangan atau
pemeliharaan akan selalu ada variabilitas dasar. Variabilitas dasar atau gangguan
dasar ini merupakan pengaruh kumulatif dari banyak sebab-sebab kecil yang pada
dasarnya tidak terkendali (Kaoru Ishikawa, 1989).
Variabilitas yang dimaksud adalah variabilitas antar sampel dan variabilitas
dalam sampel. Apabila sampel diambil dari populasi yang sama, variasi statistik akan
terjadi dari sampel ke sampel dan variasi range dapat dihitung. Bentuk ini merupakan
dasar yang dihitung pada peta kendali, dimana tujuan akhir pengendalian kualitas
statistik adalah menyingkirkan atau mengurangi variabilitas dalam proses.
Pengendalian kualitas statistik secara garis besar digolongkan menjadi dua,
yaitu pengendalian proses statistik dan rencana penerimaan sampel produk.
Berdasarkan jenis data yang digunakan pengendalian kualitas statistik dapat dibagi
atas dua golongan, yaitu pengendalian kualitas untuk data variabel dan pengendalian
kualitas untuk data atribut (Sudjana, 2005).

2.4. Pengertian Cacat (Defect)


Cacat memiliki pengertian kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya
kurang baik atau kurang sempurna. Produk cacat bearti barang atau jasa yang dibuat
dalam proses produksi namun memiliki kekurangan yang menyebabkan nilai atau
mutunya kurang baik atau kurang sempurna.
Menurut Hansan dan Mowen produk cacat adalah produk yang tidak
memenuhi spesifikasinya. Hal ini berarti jiga tidak sesuai dengan standar kualitas
8

yang telah ditetapkan. Kesusaian dengan kualitas mengamsumsikan bahwa terdapat


suatu cakupan nilai yang diterima untuk setiap spesifikasi atau karakteristik kualitas.
Produk cacat yang terjadi selama proses produksi mengacu pada produk yang
tidak diterima oleh konsumen. Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi
standar mutu yang telah ditentukan tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan
kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat
disempurnakan lagi menjadi produk yang lebih baik.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil intisari bahwa produk cacat adalah
produk yang tidak memenuhi standar spesifikasi sehingga nilai dan mutu dari produk
tersebut tidak baik atau tidak sempurna.

2.5. Roda Deming

Roda deming adalah suatu rangkaian dari langkah-langkah yang digunakan


untuk perbaikan dan penyempurnaan total dilingkungan managemen.

2.6. Delapan Langkah Perbaikan


1. Menentukan prioritas
Yang akan dibahas adalah

a. Mengenal karakteristik produk


b. Menentukan karakteristik kualitas kritis
c. Prosedur kerja produk
d. Pemilihan peta kendali
e. Pemilihan sistem inspeksi
2. Mencari sebab-sebab masalah
3. Meneliti sebab-sebab yang paling berpengaruh
4. Menyusun langkah-langkah perbaikan
5. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6. Meneliti langkah hasil perbaikan
7. Mencegah masuknya masalah
8. Menyelesaikan masalah berikutnya
9

2.7 Seven Quality Control Chart


Seven tools adalah tujuh teknik sederhana untuk menganalisa masalah yang
sedang dihadapi.
2.7.1 Lembar periksa (check sheet)
Tujuan untuk membuat lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data
dikumpulkan secara teliti dan akaurat oleh karyawan operasional untuk diadakan
pengendalian proses dan penyelesaian masalah.
Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan di
analisis cepat dan mudah.

2.7.2 Histogram
Histrogram menjelaskan variasi proses, tapi belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukan
kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukan
hubungan dengan spesifikasi proses angka-angka nominal,
Langkah-langkah menyusun histogram:

1. Menentukan batas-batas observasi.


2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut.
4. Menentukan batas-batas kelas
5. Menggambarkan frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.

2.7.3 Peta kendali


Peta kendali menggambarkan perbaikan kualitas, perbaikan kualitas terjadi
pada dua situasi:
 Situasi pertama adalah ketika peta kendali dibuat dalam kondisi tidak stabil
kondisi yang diluar batas kendali terjadi karena sebab khusus kemudian dicari
tindakan perbaikan sehingga proses menjadi stabil
 Situasi kedua berkaitan dengan pengujian peta kendali tepat bagi pengambilan
keputusan karena model akan melihat yang baik dan yang buruk.
10

2.7.4 Diagram Pencar


Kegunaan dari diagram pencar adalah untuk melihat korelasi (hubungan) dari
suatu penyebab atau faktor yang kontinyu terhadap karakteristik kualitas atau faktor
lain. Jika digambarkan pada sumbu vertikal akibatnya pada sumbu horizontal
penyebabnya, maka akan mendapatkan sebuah peta yang disebut dengan diagram
lebar atau pencar.
Langkah-langkah dalam membuat diagram pencar, sebagai berikut
1. Kumpulan pasangan data (x,y).
2. Tentukan nilai-nilai max dan min untuk kedua variabel x dan y.
3. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas.

Tipe-tipe diagram pencar, sebagai berikut :


1. Korelasi positif y akan naik bila x naik. Bila x dikendalikan maka y juga akan
terkendali.
2. Ada kecendrungan korelasi positif. Bila x naik, maka nilai y naik,
kemungkinan ada faktor lain yang berpengaruh.
3. Tidak ada tanpa adanya suatu korelasi.
4. Adanya kecendrungan korelasi negatif, bila x naik, y cendrung turun.
5. Korelasi negatif, y akan turun bila x naik.

2.7.5 Diagram Pareto


Diagram pareto adalah suatu gambara yang mengurutkan klasifikasi dari kiri
kekanan menurut urutanh ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera diselesaikan (rangking
tertinggi) samapai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking
terendah).
Diagram pareto juga dapat diklasifikasikan masalah yang paling penting yang
mempengaruhi usaha perbaiakan kualitas dan memberikan petunjuk dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah. Selain itu,
diagram pareto juga dapata digunakan untuk membandingkan kondisi proses,
11

Misalanya ketidaksesuain proses sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan


terhadap proses.

Langkah-langkah menyusun diagram pareto


1. Menentukan metoda atau arti dari pengklasifikasian data.
2. Menentukan suatu yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat ranking katagori data tersebut dari yang
terbesar hingga terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau frekuensi kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang.

2.7.6 Diagram sebab akibat


Diagram sebab akibat adalah diagram yang menggambarkan garis dan simbol-
simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penbyebab suatu masalah.
Dari akibat tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Untuk
mencari berbagai penyebab tersebut digunakan teknik brainstorming dari personal
yang terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
Manfaat diagram sebab akibat sebagai berikut :
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya.
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian dengan produk dan jasa.
3. Dapat membuat suatu standar deviasi operasi yang ada maupun yang
direncanakan.
4. Dapat memberikan pendidikan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan
melakukan perbaikan.
Untuk menghitung penyebab kesalahan dilakukan dengan mencari akibat
terbesar dari suatu masalah tersebut. Dari akibat tersebut dapata dijabarkan dalama
beberapa penyebab utama, lalu dicari masing-masing penyebab secara mendetail.

Вам также может понравиться