Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Analysis Factors which Correlate with URTI Incidence on Toddlers Based on Florence Nightingale Theory
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA BERDASARKAN
PENDEKATAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG NTT
Author :
Israfil | ahmadisrafil6@gmail.com
Fakultas Keperawatan
Yuni Sufyanti Arief |
Fakultas Keperawatan
Ilya Krisnana |
Fakultas Keperawatan
Abstract
Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the major cause of morbidity and mortality on toddlers. Based on Florence
Nightingale theory, URTI on toddlers can be influenced by four environmental factors, that are fresh air needs, personal
hygiene, home lighting, and nutrition. This study was aimed to investigate factors which correlate with URTI incidence on
toddlers based on Florence Nightingale theory, at Puskesmas Alak, Kota Kupang, NTT. Design used was explanatory
research with cross sectional approach. Total sampel was 130 respondents, taken according to inclusion criteria. The
independent variabels were fresh air needs, personal hygiene, home lighting, and nutrition. The dependent variabel was
URTI incidence on the toddlers. Data were then analyzed using Spearman’s rho test with level of significance of
≤ 0,01. Results showed that fresh air needs (p=0,000), personal hygiene (p=0,000), and nutrition (p=0,000) has
correlate with URTI incidence on the toddlers. While home lighting has no correlation (p=0,266). It can be concluded that
fresh air needs, personal hygiene, and nutrition did have significant correlation with URTI incidence on the toddlers.
Nurses should provide health education about URTI care on toddlers, especially according to Florence Nightingale theory.
Daftar Pustaka :
1. Basford, Lynn & Slevin,Oliver, (2006). Teori dan Praktik Keperawatan :Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien.
Jakarta : EGC
2. Corwin, (2009). Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC
3. Kozier, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik Volume 2. Jakarta : EGC
ABSTRACT
Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the major cause of morbidity and mortality
on toddlers. Based on Florence Nightingale theory, URTI on toddlers can be influenced
by four environmental factors, that are fresh air needs, personal hygiene, home lighting,
and nutrition. This study was aimed to investigate factors which correlate with URTI
incidence on toddlers based on Florence Nightingale theory, at Puskesmas Alak, Kota
Kupang, NTT. Design used was explanatory research with cross sectional approach.
Total sampel was 130 respondents, taken according to inclusion criteria. The
independent variabels were fresh air needs, personal hygiene, home lighting, and
nutrition. The dependent variabel was URTI incidence on the toddlers. Data were then
analyzed using Spearman’s rho test with level of significance of ≤ 0,01. Results showed
that fresh air needs (p=0,000), personal hygiene (p=0,000), and nutrition (p=0,000) has
correlate with URTI incidence on the toddlers. While home lighting has no correlation
(p=0,266). It can be concluded that fresh air needs, personal hygiene, and nutrition did
have significant correlation with URTI incidence on the toddlers. Nurses should provide
health education about URTI care on toddlers, especially according to Florence
Nightingale theory.
HASIL
Tabel 1 Korelasi pemenuhan kebutuhan udara bersih dengan kejadian ISPA pada balita
Pemenuhan Kejadian ISPA pada balita
kebutuhan udara ISPA Bukan ISPA Pneum- ISPA Pneu-
bersih Pneu-monia onia Ringan monia Berat ∑
Baik 41 0 0 41
Cukup 52 0 0 52
Kurang 28 9 0 37
Total 121 9 0 130
ρ = 0,000 r = - 0,360
Tabel 2 Korelasi pemenuhan kebutuhan udara bersih dengan kejadian ISPA pada balita
Kejadian ISPA pada balita
Pemenuhan
ISPA Bukan ISPA Pneu- ISPA Pneu-
kebutuhan kebersihan
Pneu-monia monia Ringan monia Berat ∑
Baik 69 0 0 69
Cukup 22 1 0 23
Kurang 30 8 0 38
Total 121 9 0 130
ρ = 0,000 r = - 0,342
Tabel 3 Korelasi pemenuhan kebutuhan cahaya dengan kejadian ISPA pada balita
Pemenuhan Kejadian ISPA pada balita
kebutuhan ISPA Bukan ISPA Pneu- ISPA Pneu-
pencahayaan Pneumonia monia Ringan monia Berat ∑
Baik 78 4 0 82
Cukup 24 3 0 27
Kurang 19 2 0 21
Total 121 9 0 130
ρ = 0,266 r = -0.098
Tabel 4 Korelasi pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan kejadian ISPA pada balita
Pemenuhan Kejadian ISPA pada balita
kebutuhan nutrisi ISPA Bukan ISPA Pneu- ISPA Pneu-
Pneu-monia monia Ringan monia Berat ∑
Gizi Baik 29 0 0 29
Gizi Kurang 67 0 0 67
Gizi Buruk 25 9 0 34
Total 121 9 0 130
ρ = 0,000 r = -0,382
pengetahuan orang tua balita penderita itu sendiri. Selain itu, penggunaan
ISPA tentang pentingnya menjaga instrumen penelitian yang hanya dengan
kebersihan diri balita selama menderita menggunakan kuesioner tanpa disertai
ISPA, terutama kebersihan tangan, observasi langsung kerumah penderita,
hidung, dan kuku selama balita dapat menjadi salah satu faktor yang
menderita ISPA di wilayah Kerja berhubungan dengan ketidaksesuaian
Puskesmas Alak Kota Kupang NTT. teori dengan hasil penelitian ini, karena
persepsi responden terhadap pemenuhan
Hasil penelitian yang telah dilakukan ini kebutuhan pencahayaan yang dimaksud
menunjukkan tidak ada hubungan yang dalam kuesioner tersebut mungkin
signifikan antara pemenuhan kebutuhan sedikit berbeda dengan apa yang
pencahayaan dengan kejadian ISPA diharapkan peneliti. Perbedaan persepsi
pada balita di wilayah kerja Puskesmas ini dapat dipengaruhi oleh tingkat
Alak Kota Kupang NTT bulan pendidikan responden yang sebagian
November–Desember 2013. Hasil besar adalah hanya berpendidikan SD
penelitian menemukan bahwa mayoritas dan SMA. Keberadaan anggota keluarga
responden dalam penelitian ini sudah didalam rumah yang menderita ISPA
dapat memenuhi kebutuhan juga dapat menjadi salah satu faktor
pencahayaan dengan baik bagi balita yang telah mempengaruhi kejadian
penderita ISPA. Hasil penelitian ini ISPA pada balita di wilayah kerja
tidak sesuai dengan teori Florence Puskesmas Alak Kota Kupang NTT
Nightingale. Florence Nightingale meskipun kebutuhan pencahayaan alami
menyatakan bahwa komponen lain yang (sinar matahari) telah terpenuhi dengan
tidak kalah penting yang dibutuhkan baik.
dalam proses perawatan klien adalah
cahaya matahari. Dalam teorinya, Hasil penelitian yang telah dilakukan ini
Florence Nightingale yakin bahwa sinar juga menunjukan bahwa ada hubungan
matahari dapat memberi manfaat besar yang signifikan antara pemenuhan
bagi kesehatan pasien dalam proses kebutuhan nutrisi (status gizi) balita
penyembuhannya (Asmadi 2008). Hasil dengan kejadian ISPA pada balita di
penelitian ini menemukan bahwa wilayah kerja Puskesmas Alak Kota
pemenuhan kebutuhan pencahayaan bagi Kupang NTT bulan November –
balita penderita ISPA diwilayah kerja Desember 2013. Berdasarkan hasil
Puskesmas Alak Kota Kupang sudah analisis Spearman’s rho yang telah
dipenuhi dengan baik, namun dilakukan menunjukkan bahwa
kekambuhan ISPA pada balita masih pemenuhan kebutuhan nutrisi atau status
tetap terjadi. gizi balita merupakan faktor yang paling
dominan yang berhubungan dengan
Pemenuhan kebutuhan pencahayaan kejadian ISPA pada balita di wilayah
merupakan salah satu faktor yang dapat kerja Puskesmas Alak Kota Kupang
membantu proses penyembuhan balita NTT bulan November-Desember 2013.
penderita ISPA. Pada penelitian ini,
peneliti tidak menemukan adanya Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
pengaruh pemenuhan kebutuhan cahaya Florence Nightingale yang menyatakan
terhadap kejadian ISPA pada balita bahwa salah satu komponen yang perlu
diwilayah kerja Puskesmas Alak Kota diperhatikan dalam merawat klien
Kupang NTT. Peneliti berpendapat adalah kebutuhan nutrisi atau status gizi
bahwa keadaan ini terjadi karena ada (Kozier 2010). Depkes RI (2002) juga
faktor lain yang lebih besar pengaruhnya menyebutkan bahwa faktor penyebab
terhadap kejadian ISPA pada balita ISPA pada balita adalah berat badan
daripada pencahayaan, yaitu kebersihan bayi rendah (BBLR), status gizi,
udara yang tidak baik, kebersihan diri imunisasi yang tidak lengkap, kepadatan
yang kurang, dan juga status gizi balita tempat tinggal dan lingkungan fisik.
28