Вы находитесь на странице: 1из 5

ASUHAN KEPERAWATAN DISABILITAS

KELOMPOK
CISADA IKE WULANDARI

NOR FITRI

NURHADIJAH

NURWIDYA ADE PUTRI

WAODE NURHAZNI RIDA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
1. PENGERTIAN
Disabilitas merupakan sebuah istilah baru untuk menjelaskan mengenai keadaan
seseorang yang memiliki ketidakmampuan berupa keadaan fisik, mental, kognitif,
sensorik, emosional, perkembangan atau kombinasi dari beberapa keadaan tersebut.
Istilah disabilitas saat ini lebih sering digunakan untuk menggantikan istilah penyandang
cacat. Hal ini dikarenakan disabilitas terkesan lebih halus istilahnya dibandingkan
dengan penyandang cacat. Pengertian penyandang cacat menurut Pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (UU PC) yaitu setiap
orang yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat menganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya. Bagi
sebagian orang masih asing dengan istilah disabilitas, namun pemerintah sudah sering
menggunakan istilah ini.
Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam
penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan
kebutaan (Quigley dan Broman, 2006).
Cacat Netra dalah Seseorang yang terhambat mobilitas gerak yang dikarenakan
oleh hilang/berkurangnya fungsi penglihatan sebagai akibat dari kelahiran, kecelakaan
maupun penyakit (Marjuki, 2009)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat
melihat, buta. Sedangkan menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa yang
dimaksud dengan tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam
penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Karena adanya hambatan
dalam penglihatan serta tidak berfungsinya penglihatan(Heward & Orlansky, 1988 cit
Akbar 2011).

2. ISI
Pada hari Kamis Tanggal 21 April 2016, kami mengunjungi SLB Kota S, Hasil
pengamatan terhadap perilaku anak tuna netra dan cara bimbingan guru SLB terhadap
siswa dengan tunanetra. Pada saat berkunjung sedang di adakan kegiatan membuat
sate dan cara memanggang sate. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak
dengan tunanetra, meliputi: pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi
A. Pengkajian
a. Identitas klien: Umur: 13 tahun, jenis kelamin: laki-laki kelas: 5 SD.
b. Riwayat kesehatan: menurut cerita klien ini seperti yang dituturkan oleh ibunya,
dia menderita kelainan mata dimana kedua kelopak matanya tidak bisa
membuka dan bola mata kecil dari sejak lahir, mejelang besar anak tidak mampu
mnelihat apa-apa.
c. Keadaan umum: tampak berpenampilan gempal, tinggi 90 cmm dengan berat
badan 40 kg dan berpakaian bersih.
d. Riwayat sosial: Kedua orang tua masih hidup dan hidup bersama dengan kedua
orang tuanya. Saat kesekolah di antar jemput oleh ibunya. Sejak kecil selalu di
bantu ibunya untuk melakukan aktifitas sehari hari, saat ini klien mampu
mengganti pakaian sendiri, dan mandiri terhadap kebutuhan eliminasi.
Kebutuhan makan disediakan oleh ibunya, klien mampu makan dan minum
sendiri.
e. Kemampuan kemandirian: Ketersedian baju ganti oleh orang tuanya, klien bisa
memakai baju sendiri. Klien masih minta bantuan untuk mengenali tempat
eliminasi yang ada di samping kelas. klien mampu mengganti pakaian sendiri,
dan mandiri terhadap kebutuhan eliminasi.
f. Pada pemeriksaan berfocus pada mata: tampak kedua bola mata kecil, kelopak
mata atas tidak bisa di buka hanya ada kernyitan, kedua kornea mata tampak
keputihan, tidak bisa mengidentifikasi objek di depan matanya

ANALISA DATA

DATA DIAGNOSA
DS: Menurut cerita klien ini seperti yang Gangguan (persepsi sensori)
dituturkan oleh ibunya, dia menderita penglihatan total berhubungan dengan
kelainan mata dimana kedua kelopak cacat sejak lahir
matanya tidak bisa membuka dan bola
mata kecil dari sejak lahir, mejelang
besar anak tidak mampu mnelihat apa-
apa.
DO: Anak ber umur 13 tahun, jenis
kelamin: laki-laki kelas: 5 SD tampak
kedua bola mata kecil, kelopak mata
atas tidak bisa di buka hanya ada
kernyitan, kedua kornea mata tamak
keputihan, tidak bisa mengidentifikasi
objek di depan matanya.
DS: Sejak kecil selalu di bantu ibunya Defisit kemandirian berhubungan
untuk melakukan aktifitas sehari hari. dengan keterbatasan aktifitas fisik.
Kebutuhan menuju tempat eliminasi
masih di bantu guru.
DO: Ketersedian baju ganti oleh orang
tuanya, klien bisa memakai baju sendiri.
klien mampu mengganti pakaian sendiri,
Klien masih minta bantuan untuk
mengenali tempat eliminasi yang ada di
samping kelas, secara umum mandiri
terhadap kebutuhan eliminasi.

INTERVENSI

1. Gangguan (persepsi sensori) penglihatan total berhubungan dengan cacat sejak


lahir.
NOC : Vision compensation behavior
NIC : Pencapaian Komunikasi: Defisit Penglihatan
2. Defisit kemandirian berhubungan dengan keterbatasan aktifitas fisik.
NOC : Mandiri dalam self care : Activity of Daily Living (ADLs)
NIC : Self Care assistance : ADLs
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/31473085/Asuhan_Keperawatan_Anak_Kebut
uhan_Khusus_Tuna_netra?auto=download
 http://e-journal.uajy.ac.id/7387/2/HK110289.pdf

Вам также может понравиться