Вы находитесь на странице: 1из 29

MAKALAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
“UUD 1945”

Oleh : KELOMPOK 5

FAHMI AL KADRI 186374626348


JOHANNES R LUMBANTOBING 180505041107

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun makalah ‘‘UUD 1945‘‘ ini diselesaikan dengan tujuan
penyelesaian salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

UUD 1945 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN
2.0 Undang Undang Dasar 1945

Pengertian Undang Undang Dasar 1945............................................................6

Kedudukan Undang Undang Dasar 1945……………………………………...6


Sifat Undang Undang Dasar 1945……………………………………………..7
Proses Perumusan Undang Undang 1945……………………………………...7
Sistem Undang Undang Dasar 1945...................................................................13
Undang Undang Dasar 1945 Dalam Pelaksanaannya………………………..14
Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang UUD 1945……………...14
Tujuan dan Alasan Amandemen UUD 1945………………………………….17
Proses Amandemen Undang Undang Dasar 1945……………………………18
Kelebihan dan Kelemahan Amandemen...........................................................19

BAB III
PENUTUP..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................27
3.2 Saran...........................................................................................................28

UUD 1945 3
UUD 1945
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menyadari bahwa di dalam memahami, mengerti, menghayati dan
mengamalkan Undang Undang Dasar 1945 kita perlu mengetahui maksud dan
tujuan yang terkandung di dalamnya. Bahwa Undang Undang Dasar 1945 mengikat
penyelenggara negara, warga negara maka UUD 1945 dijadikan dasar untuk
berulah negara dan berulah masyarakat.
Untuk ini kami mencoba menjelaskan dengan harapan dapat membantu
dalam mempelajari UUD 1945 ini. Bahwa Undang Undang Dasar 1945 merupakan
hukum dasar, yang tertulis. Sebagai hukum mengikat Pemerintah, Lembaga
Negara, Lembaga Masyarakat, Warga Negara dan Penduduk.
Maka dari itu, apapun namanya atau kedudukannya harus mengetahui,
memahami dan menghayati isi dan makna Undang Undang Dasar 1945. Tanpa
terkecuali kita semua dituntut mengetahui maksud dan tujuan yang terkandung
didalamnya dan melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan atas dan dijiwai
oleh semangat Undang Undang Dasar 1945. Selain itu, kita juga harus mengetahui
bagaimana proses yang terjadi pada Undang Undang Dasar 1945, apakah yang
menyebabkan UUD 1945 tersebut diamandemen.
Perubahan UUD 1945 yang dilakukan pada tahun 1999 merupakan sebuah
dorongan dari gerakan reformasi. Tuntutan perubahan UUD 1945 yang digulirkan
oleh berbagai kalangan masyarakat dan kekuatan sosial politik didasarkan pada
pandangan bahwa dalam UUD 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan
yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan HAM. UUD 1945
sebelum perubahan merupakan sebuah UUD yang menimbulkan multitafsir dan
membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup
yang menimbulkan kemerosotan kehidupan nasional di berbagai bidang kehidupan

UUD 1945 4
Diharapkan kita mendapatkan sedikit bekal dan bahan dasar untuk dapat
mengetahui, mengerti, menghayati dan mengamalkan makna dari Undang Undang
Dasar 1945 dalam kehidupan bermasyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan


- Makalah ini bertujuan untuk menguraikan isi dari UUD 1945.
- Untuk mengetahui proses amandemen UUD 1945.

UUD 1945 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.0 Undang Undang Dasar 1945


2.11 Pengertian Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Dasar ialah piagam tertulis yang sengaja diadakan dan
memuat segala apa yang dianggap oleh pembuatnya menjadi asas fundamental
negara. Undang Undang Dasar 1945 ialah Undang Undang Dasar Negara Indonesia
terdiri dari:
Sistematika UUD 1945
 Pembukaan UUD 1945 : 4 alinea
 Batang Tubuh UUD 1945 : 16 Bab
37 Pasal
: 4 Pasal Aturan Peralihan
: 2 Ayat Aturan Tambahan
 Penjelasan : Penjelasan Umum
Penjelasan Khusus
Undang Undang Dasar 1945 untuk prtama kalinya disahkan oleh Sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan dinyatakan berlaku sejak 18 Agustus
1945.

2.12 Kedudukan Undang Undang Dasar 1945


a. Hukum Dasar yang Tertulis
UUD 1945 merupakan Hukum Dasar yang tertulis. Sebagai hukum maka ia
mengikat: Pemerintah, Lembaga Negara, Lembaga Masyarakat, dan Penduduk.
Dengan demikian maka ia mengikat pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
daerah, ia mengikat lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga tinggi negara, lembaga
masyarakat termasuk partai politik dan organisasi massa, semua warga negara dan
bahkan setiap penduduk.
b. Hukum Dasar dan Sumber Hukum
UUD 1945 merupakan bentuk peraturan yang tertinggi dan yang menjadi
dasar dan sumber bagi peraturan yang lebih rendah. Dan setiap peraturan
perundangan harus berdasar dan bersumber dengan tegas pada peraturan yang
berlaku yang lebih tinggi tingkatannya.

UUD 1945 6
c. Hukum yang Menempati Lebih Tinggi
Undang Undang Dasar, menurut ketentuan dalam pasal UUD 1945 adalah
ketentuan yang tertinggi tingkatannya. Oleh sebab itu ia adalah hukum yang
menempati kedudukan tertinggi.
d. Fungsi Pengawas
Karena ia menempati kedudukan tertinggi, maka ia adalah sebagai
kontrol/pengecek yang berfungsi sebagai pangawas terhadap produk hukum yang
lebih rendah tingkatannya, misalnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Undang Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dan lain-lain.

2.13 Sifat Undang Undang Dasar 1945


Dikatakan bahwa sifat UUD 1945 adalah singkat dan luwes. Ia hanya
memuat berupa aturan-aturan pokok, dan garis-garis besar sebagai instruksi kepada
pemerintahan/penyelenggara Negara di dalam Negara yang terdiri dari 37 pasal, 4
pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Tambahan. Selain singkat maka sifat yang melekat
padanya adalah luwes. Karena luwes maka ia kenyal dalam arti tidak kaku dan tidak
akan mudah ketinggalan zaman (dinamis).
Walaupun sifatnya singkat dan luwes bahwa yang penting semangat
penyelenggara. Bahwa penyelenggara Negara tidak hanya sekedar mengetahui teks
UUD 1945 tetapi jauh dari itu juga harus menghayati dan sekaligus
mengamalkannya.
Semangat dan tekad para pemimpin, penyelenggara negara/pemerintah serta
seluruh rakyat Indonesia sebagai keseluruhan dalam menerapkan Undang Undang
Dasar 1945.

2.14 Proses Perumusan Undang Undang Dasar 1945


Perumusan Undang Undang Dasar 1945 seperti diuraikan di atas setelah
terbentuknya BPUPKI, oleh karenanya perlu dikemukakan tentang sebab-sebab
mengapa pada masa itu bangsa Indonesia berhasil memperoleh kesempatan
menyusun Rencana Undang Undang Dasar Negara.

UUD 1945 7
Sesuai dengan janji Jepang, akibat kekalahan dalam Perang Pasifik, maka
kesempatan tersebut sangat menguntungkan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Tentu saja janji itu disambut dengan gembira oleh bangsa Indonesia.
Walaupun demikian, dalam perjuangannya bangsa Indonesia tidak pernah
menggantungkan diri semata-mata kepada janji tersebut. Lahirnya bangsa
Indonesia hasil kerja sama dengan pihak Jepang melalui pengangkatan anggota
BPUPKI, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap menyusun negara dan
kekuatan sendiri yang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.
Sebagai realisasi dari janji Jepang, maka pada tanggal 28 Mei 1945 oleh
Pemerintah Jepang dilantik sebuah badan yang disebut Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan 62 orang
bangsa Indonesia dan sebagai Ketua adalah DR.KRT.Radjiman Widijodiningrat.
Pelantikan dilakukan di Gedung Pejambon (Deparlu) Jakarta yang mana sidang
pertama dimulai tanggal 20 Mei 1945.
Adapun maksud dan tujuan pembentukan badan ini adalah semata-mata
untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan sesuai dengan janji politik
bagi kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari. Bangsa Indonesia tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini. Apa yang dikerjakan oleh para pemuka yang
duduk dalam badan tersebut, ternyata tidak hanya sampai pada usaha penyelidikan
saja, melainkan lebih jauh lagi. Mereka dapat menghasilkan sebuah hasil yang
sangat gemilang yaitu Rancangan Undang Undang Dasar. Bahkan dalam sidang
terakhir 1 Juni 1945 diusulkan pula Pancasila sebagai Dasar Negara.
Sidang pertama BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 19 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945 membicarakan tentang Dasar Negara, sedang Undang Undang
Dasar Negara yang sesungguhnya adalah pada masa persidangan berikutnya. Dan
di dalam pembicaraan ini dibentuk Panitia-panitia yang dimaksudkan untuk
membahas dan menghasilkan Pembukaan Hukum Dasar dan Rancangan Hukum
Dasar dari Negara yang akan dibentuk kemudian.
Panitia-Panitia dalam BPUPKI ini adalah:
1. Panitia Perumusan Hukum Dasar.
2. Panitia Perancang Hukum Dasar.
3. Panitia Penghalus Bahasa

UUD 1945 8
ad.1. Panitia Perumusan Hukum Dasar (Panitia Sembilan)
Bertugas merumuskan Pembukaan Rancangan Hukum Dasar. Panitia ini
karena anggotanya Sembilan orang maka disebut Panitia Sembilan. Panitia ini
menghasilkan naskah politik yang terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) pada tanggal 22 Juni 1945.
Piagam Jakarta telah diadakan perubahan yang tidak prinsip yang kemudian
menjadi Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (PPKI 18 Agustus 1945). Panitia
Sembilan ini diketuai oleh Ir.Soekarno.
ad.2. Panitia Perancang Hukum Dasar
Sehubungan dengan Panitia Hukum Dasar, maka dalm siding BPUPKI pada
tanggal 11 Juni 1945 yang dipimpin oleh Dr.KTR.RAdjiman Widijodiningrat
setelah mendengarkan pandangan dari 20 orang anggota, maka dibentuklah Panitia
Hukum Dasar dan sebagai Ketua Panitia adalah Ir.Soekarno. Panitia Hukum Dasar
ini terdiri dari tiga Panitia Kecil sebagai berikut:
1. Panitia (Kecil) Perancang Hukum Dasar.
Bertugas merumuskan Rancangan Hukum dasar. Setelah diadakan persidangan dari
tanggal 10 Juli 1945 dengan mendengarkan pendapat berupa usul dan saran dari
semua anggota, berhasil merumuskan Rancangan Hukum Dasar. Panitia ini
beranggota 7 orang.
2. Panitia (Kecil) Perancang Ekonomi dan Keuangan.
Panitia ini bertugas merumuskan Ekonomi dan Keuangan yang kemudian hasil
positif dari Panitia ini menjelma dalam pasal 33 dan 34 UUD 1945. Dalam Panitia
ini peranan Drs.Moh. Hatta sebagai Ketua sangat menonjol.
3. Panitia (Kecil) Perancang Bagian Pembelaan Tanah Air.
Ditugaskan untuk menyusun pembelaan tanah air.Yang kelak akan menjadi dasar
pasal 30 UUD 1945 mengenai pembelaan negara. Panitia ini oleh Abikusno
Tjokrosujoso.
ad.3. Panitia Pengalus Bahasa
Bertugas untuk memperluas bahasa yang dituangkan dalam Pembukaan
Hukum dasar. Dan rancangan hukum dasar negara.Panitia ini beranggota
Prof.Mr.Soepomo dan Prof.Dr.PAA.Hoesien Djojodiningrat. Pada tanggal 16 Juli
1945 hasil panitia perancang yang bekerja sama dengan panitia ekonomi keuangan,

UUD 1945 9
panitia pembelaan tanah air dan penghalus bahasa dan hasil panitia kecil diterima
oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dengan baik. Oleh karena tugas – tugas BPUPKI telah dianggap selesai maka untuk
persiapan selanjutnya dibentuklah oleh Pemerintah jepang sebuah panitia yaitu
panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ini bertugas untuk
mempersiapkan segala sesuatu untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk
kemerdekaan,yang terdiri dari seorang ketua dan seorang wakil ketua masing-
masing Ir.Soekarno sebagai ketua dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil ketua. Tugas
pokok dari PPKI adalah secepatnya memerdekaan Indonesia.

Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dilantik tanggal 9 agustus 1945


dan akan selekas mungkin menyelesaikan soal-soal yang perlu untuk kemerdekaan
terutama didasarkan pada rancangan Hukum Dasar yang telah dihasilkan BPUPKI
tersebut di atas. Rancangan hukum dasar seyogianya akan diserahkan oleh panitia
yang selanjutnya untuk disetujui.
Menurut rencana kemerdekaan Indonesia akan diproklamasikan pada
tanggal 24 Agustus 1945. Pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945 bom
atom dijatuhkan masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki, akibat pemboman
dikedua kota ini Jepang betekuk lutut dan menyerah tanpa syarat pada pihak Sekutu.
Oleh karena itu janji memberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia tidak
mungkin dilaksanakan lagi dan Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
Tentu saja dalam situasi seperti ini bangsa Indonesia, terutama para
pemimpin dan golongan pemuda tidak tinggal diam. Kesempatan tebuka luas untuk
mengambil nasib bangsa di tangan sendiri. Sehingga atas dorongan pemuda,
sebelum kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda kembali lagi atau penyerah
Pemerintah Jepang kepada pihak sekutu sebagai pihak yang memenagkan perang
terlaksana maka pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaan
Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama rakyat dan bangsa Indonesia.
Dari kenyataan ini jelaslah bahwa kemerdekaan Indonesia sekali kali
bukanlah merupakan hadiah sebagai hasil realisasi janji pemerintah Jepang, tetapi
hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri selama berabad-abad dengan segala
pengorbanannya. Dengan proklamasi kemerdekaan, maka bangsa Indonesia lepas

UUD 1945 10
dari ikatan-ikatan penjajah dan bangsa Indonesia menyatakan sebagai suatu bangsa
sejajar dan sederajat dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Dan dengan demikian
Indonesia adalah negara pertama yang merdeka setelah perang kedua.
Penetapan dan pengesahan undang undang dasar 1945
Seperti telah dikemukakan bahwa untuk menyempurnakan negara yag baru
saja merdeka itu,maka pada tanggal 18 agustus 1945 PPKI bersidang. Anggota
PPKI ini telah disempurnakan,panitia ini walaupun dilantik oleh pemerintah jepang
untuk pertma kalinya tetapi bukan alat Jepang. Sidang kedua dan sidang pertama
BPUPKI diadakan setelah kemerdekaan pada tanggal 18 Agustus atas tanggung
jawab bangsa Indonesia sendiri, sebagai bangsa yang merdeka.
Hal ini terbukti bahwa jumlah anggota PPKI yang semula terdiri dari 21
orang termasuk ketua dan wakil ketua serta ditambah 6 orang lagi atas usul ketua
dan atas tanggung jawab sendiri. Dalam sidang inilah ditetapkan dan disahkan
Rancangan Pembukaan Hukum Dasar dan rancangan Hukum Dasar hasil BPUPKI
menjadi Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terkenal
dengan nama Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) terdiri dari Pembukaan
Undang –Undang Dasar 1945 dan Batang Tubuh Undaang-Undang Dasar 1945
setelah diadakan perubahan dan penyempurnan disana- sini yang tidak prinsip dan
jika kita bandingkan dengan pembukaan Hukum Dasar (Piagam Jakarta) maka pada
pokoknya adalah hampir sama, hanya terdapat perbedaan disana-sini.

Piagam Jakarta (Pembukaan Pembukaan Undang Undang Dasar


Hukum Dasar) 1945
1.Kata *Mukadimah* 1.*Pembukaan*
2....dalam suatu Hukum dasar 2.. dalam suatau undang undang
Negara Indonesia.. Dasar Negara Indonesia..
3...dengan berdasar kepada 3...dengan berdasar kepada
Ketuhanan degan kewajiban Ketuhanan Yang Maha Esa...
menjalankan syarat –syarat
Islam bagi pemeluk-
pemeluknya..

UUD 1945 11
4...menurut dasar kemanusiaan 4.Kemanusiaan yang adil dan
yang adil dan beradab beradab

Sebaliknya bila kita bandingkan Batang Tubuh dengan Rancangan Hukum Dasar
(Hasil Panitia Perancang) mengalami perubahan – perubahan sebagai berikut:
Rancangan Hukum Batang Tubuh UUD 1945
dasar
1.Istilah Hukum dasar Diganti 1.Undang –Undang Dasar
2.Dalam rancangan Diganti 2.Seorang Wakil presiden
dua orang wakil 3.Presiden harus orang
presiden Indonesia asli
3.Presiden harus Diganti
seorang Indonesia
asli dan beragama
Islam
4.Disebutkan: selama Diganti 4.Dihapuskan
perang pimpinan
perang dipegang
oleh Jepang dengan
persetujuan
pemerintahan
Indonesia
Semua pembicaraan, naskah-naskah dan putusan-putusan mengenai
Rancangan Undang Undang Dasar 1945 baik dalam sidang BPUPKI maupun dalam
sidang PPKI, merupakan bahan yang sangat berharga untuk dipahami, dihayati dn
diamalkan serta bagaimana penafsirannya. Bahkan dalam sidang– sidang BPUPKI
telah dapat dihasilkan suatu piagam yang amat penting yang kemudian dikenal
dengan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Dari uraian di atas jelas bahwa perencanaan Undang Undang Dasar 1945
terjadi sebelum kemerdekaan tiba,penempatan dan pengesahannya terjadi setelah
proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini bagi pembangunan bangsa Indonesia
benar-benar merupakan rahmat dan karunia yang sebesar-besarnya dari Tuhan

UUD 1945 12
Yang Maha Esa. Kita dapat membayangkan andaikata pada waktu itu bangsa
Indonesia belum mempunyai suatu Rancangan Undang Undang Dasar, sudah pasti
sulit untuk memperoleh suatu Undang Undang Dasar, sudah pasti sulit untuk
memperoleh suatu Undang Undang Dasar setelah proklamasi.
Undang Undang Dasar ternyata mampu untuk mempersatukan seluruh
rakyat Indonesia, mampu menampung segala aspirasi, perkembangan dan keutuhan
bangsa Indonesia. Sesuai dengan naskah Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia beserta dengan penjelasannya dimuat dalam Berita Republik Indonesia
tahun 1946 (tahun II) Nomor 7, tanggal 15 Februari 1946.

2.15 Sistem Undang Undang Dasar 1945


Undang Undang Dasar 1945 disusun dengan singkat dan luwes dan mampu
menghadapi setiap perkembangan dan perubahan zaman yang dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan, waktu dan tempat.
Karena sifatnya yang singkat maka ia pun luwes. Di dalam penjelasan
dikatakan bahwa telah cukup jikalau Undang Undang Dasar hanya memuat aturan-
aturan pokok saja, memuat garis-garis besar sebagai perintah kepada pemerintah
dan penyelenggara negara.
Terutama bagi negara baru dan negara muda lebih baik hukum dasar yang
tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturanyang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada Undang Undang yang lebih
mudah cara membuat, mengubah dan mencabut (undang-undang organik). Kita
harus senantiasa ingta kepada dinamika kehidupan mayarakat dan negara Indonesia
yang terus tumbuh dan berkembang berubah lahir batin. Berhubung dengan hal itu,
janganlah tergesa-gesa memberi keristalisasi, memberi bentuk pada pikiran-pikiran
yang masih mudah berubah (labil). Dan dari sistem inidengan mudah kita dapat
mengerti, bahwa sesungguhnnya UUD 1945 ini tetap memberikan arah yang tepat
bagi bangsa Indonesia yang merupakan negara muda yang masih akan berkembang
dengan cepat menuju suatu perubahan yang semakin maju denagn arah yang telah
ditetapkan oleh UUD1945 baik dalm pembukaan, maupun batanng tubuh dan
penjelasannya.

UUD 1945 13
2.16 Undang Undang Dasar Negara dalam Pelaksanaannya
Sejak tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949
NRI menggunakan UUD 1945. Tetapi pelaksanaannya masih jauh dari sempurna,
bahkan terjadi penyimpangan yang prinsipil sejak tanggal 14 November 1945 yaitu
kabinet Presidentil menurut UUD 1945 berubah menjadi kabinet perlementer
dangan perdana menteri Sutan Syahrir. Selain daripada itu, pemilihan umum untuk
membentuk MPR dan DPR belum sempat diadakan karena revolusi fisik yang
sedang berkobar dengan hebatnya. Lembaga-lembaga Tinggi Negara lainnya
seperti DPA, MA dan BPK belum dapat dibentuk dengan Undang Undang karena
keadaan belum mengizinkan, sehingga hanya bersifat sementara dan belum dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal yang ditimbulkan sebagai akibat tidak
dilaksanakannya UUD 1945 itu dengan konsekuen ialah lahirnya berpuluh partai
politik, tidak stabilnya pemerintahan yang sering jatuh silih berganti.

Berbagai kesulitan yang ditimbulkan oleh karena adanya penyimpangan


terhadap UUD 1945 pada waktu itu. Sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai
tanggal 4 Juli 1959 kita meninggalkan UUD 1945 secara total. Kita menggunakan
dua macam Undang Undang Dasar yang sangat jauh berbeda dengan UUD 1945,
baik falsafahnya, jiwanya, semangatnya, maupun bentuk dan sistemnya. Yang
pertama adalah konstitusi RIS yang berlaku mulai tanggal 27 Desember 1945 dan
berakhir tanggal 17 Agustus 1950 karena rakyat tidak dapat menerimanya. Sejak
tanggal 17 Agustus 1950, dipakai UUD 1945 yang baru yaitu UUDS 1950.
Presiden mengeluarkan dekrit untuk kembali ke UUD 1945 pada tanggal 5
Juli 1959. Dengan keluarnya dekrit presiden itu maka mulai tanggal 5 Juli 1959,
tidak berlaku lagi UUDS 1950 dan mulai berlaku kembali UUD 1945 dan segera
akan dibentuk MPRS dan DPAS.

2.17 Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang UUD 1945


Adapun prisip-prinsip yang terkandung dalam Batang Tubuh UUD 1945 diuraikan
sebagai berikut:
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia

UUD 1945 14
Sesuai dengan pasal 1 UUD 1945, negara kita ialah negara kesatuan yang
berbentuk Republik bagi negara kita tiada lain bentuk negara yang paling tepat
ialah negara kesatuan yang bernafaskan Demokrasi Pancasila.
b. Pengakuan Hak Asasi Manusia dalam negara Pancasila
Negara Pancasila menjunjung tinggi HAM. Hak asasi manusia adalah hak
dasar dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain. Disamping hak ssasi,
terdapat kewajiban asasi.kalau dalam masyarakat yang individualistis, tuntutan
pelaksanaan HAM sedikit berlebih-lebihan sehingga merugikan masyarakat,
maka dalam masyarakat pancasila dilaksanakan secara seimbang sebagai
manusia sarwa tunggal (monopluralistis) atau adengan kata lain dapat disebut
bersifat kekeluargaan. Contoh-contoh perwujudan HAM lebih tegas dalam
pasal 27 s/d 34 UUD 1945. Sebaiknya contoh kewajiban-kewajiban asasi
adalah kewajiban belajar, kewajiban memberikan suara, kewajiban membayar
pajak,kewajiban menjaga keamanan, kewajiban membela negara, tunduk dan
taat menjalankan aturan negara.
c. Sistem Kebudayaan Nasional
Dalam pasal 32 UUD 1945 disebutkan bahwa Pemerintah memajukan
kebudayaan nasional. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia mengutamakan
pembinaan dan pembangunan kebudayaan Indonesia. Penerimaan unsur-unsur
kebudayaan asing kedalam kebudayaan nasional adalah dengan syarat lebih
mengembangkan kebudayaan nasional dan tidak bertentangan dengan ilai
pancasila. Disamping itu karena negara kita terdiri dari banyak pulau dan suku
bangsa,mempunyai adat istiadat dan kebudayaan daerah yang beranekaragam,
hal ini tidak perlu dipertentangan perbedaan bentuk dan wujud (gatra) yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kita, malah sebaliknya dengan
keanekaragaman terdebut akan saling melengkapi dan saling memperkaya
yang merupakan suatu kesatuan sebagai kekashan kebudayaan kita. Dengan
demikian perikehidupan masyarakat akan serasi menuju tingkat kemajuan dan
pengembangan (apresiasi) yang merata dan seimbang.

d. Pembelaan Negara

UUD 1945 15
Seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu pasal 30 UUD 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta di dalam
pembelaan negara. Letak kepulauan nusantara yang strategis dan berbeda di
posisi silang sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan, berarti bahwa
ancaman salah satu bagian daerah Indonesia ataupun salah satu segi kehidupan
pada hakekatnya adalah merupakan ancaman terhadap keutuhan bangsa
indonesia secara keseluruhan. Dan oleh karenanya bangsa Indonesia sebagai
warga negara mempunyai kewajiban untuk membela keutuhan negara dan
bangsa Indonesia. Oleh sebab itu prinsip wawasan nusantara dan ketahanan
nasional perlu dikembangkan.
asa Inggris: amendment) artinya perubahan. Mengamandemen artinya mengubah
atau mengadakan perubahan. Istilah amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu
hak parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan undang-
undang. Perkembangan selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang artinya
perubahan UUD. Isti1ah perubahan konstitusi itu sendiri mencakup dua pengertian
(Taufiqurohman Syahuri, 2004), yaitu:

1. Amandemen kontitusi (constitutional amendment)


2. Pembaruan konstitusi (constitutional reform)

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan addendum


atau sisipan dari konstitusi yang asli. Jadi, konstitusi yang asli tetap berlaku.
Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya. Jadi, antara bagian perubahan dengan konstitusi aslinya masih
terkait. Nilai-nilai lama dalam konstitusi asli yang belum berubah masih tetap eksis.
Sistem perubahan ini dianut oleh Amerika Serikat dengan istilah populemya
amandemen. Dalam hal pembaruan konstitusi, perubahan yang dilakukan adalah
‘baru” secara keseluruhan. Jadi, yang berlaku adalah konstitusi yang barn, yang
tidak lagi ada kaitannya dengan konstitusi lama atau asli. Sistem ini dianut oleh
negara seperti Belanda, Jerman, dan Prancis.

2.18 Tujuan Amandemen dan Alasan Amandemen UUD 1945

UUD 1945 16
Tujuan Amandemen UUD 1945:
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara agar dapat lebih
mantap dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 dan tidak bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 itu yang
berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia
dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis
dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas,
sistem checks and balances yang lebih ketat dan transparan, pembentukan
lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan
kebutuhan bangsa dan tantangan zaman.
5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan
kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan
kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral dan solidaritas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara
kesejahteraan.
6. Melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara dan perjuangan
negara untuk mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah negara
dan pemilihan umum.
7. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, dan
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasi ini sekaligus
mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.

Alasan Amandemen UUD 1945

UUD 1945 17
Alasan dilakukan amandemen terhadap UUD 1945:
1. Lemahnya checks and balances pada institusiinstitusi ketatanegaraan.
2. Executive heavy, kekuasaan terlalu dominan berada di tangan Presiden
(hak prerogatif dan kekuasaan legislatif)
3. Pengaturan terlalu fleksibel (vide:pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen)
4. Terbatasnya pengaturan jaminan akan HAM

2.19 Proses Amandemen UUD 1945


Rangkaian proses amandemen oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) telah empat kali menyelesaikan Amandemen UUD 1945 sejak tahun 1999.
Proses amandemen itu jumlah pasal memang tetap 37 tetapi 10 pasal memiliki
cabang ( 6A, 7A, 7B, 7C, 18 A, 18 B, 20 A, 22 A, 22B, 22 C, 22 D, 22E, 23 A, 23
B, 23C, 23D, 24A, 24B, 24C, 25A, 28A, 28B, 28C, 28D, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J,
36S, 36B, 36C) sebagaimana juga babnya tetap terdiri 16 Bab tetapi juga
mempunyai cabang (VIIA, VIIB, VIIIA, IXA, XA) dan penambahan sejumlah ayat
baru. UUD 1945 sebelumnya terdiri 37 Pasal, 16 Bab, 65 Ayat, 4 Aturan Peralihan,
dan 2 Aturan Tambahan. Maka bandingkan dengan amandemen UUD 1945 satu
hingga empat yang terdiri dari 37 Pasal (72 Pasal jika berikut cabang), 16 Bab (21
Bab jika berikut cabang), 191 Ayat, 3 Aturan Peralihan, dan 2 Aturan tambahan.
Maka total amandemen 1- 4 UUD 1945 menghasilkan 196 Ayat, yang terdiri 166
butir perubahan dan 30 butir tidak berubah. Dalam perubahan ini Ramlan Surbakti
mengatakan perubahan yang dilakukan terhadap UUD 1945 dalam prakteknya
bukan amandemen biasa, karena mencakup pasal yang begitu banyak tetapi juga
bukan pembuatan UUD baru karena baik pembukaan maupun banyak pasal yang
tetap. (Disampaikan pada Seminar Nasional FH.Usakti 15 Agustus 2002).

Amandemen pertama yang dimulai pada Sidang Umum MPR tahun 1999
telah melakukan perubahan terhadap 9 Pasal yang meliputi Pasal 5 Ayat (1), Pasal
7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2 dan 3), Pasal 20,
dan Pasal 21. sedangkan Amandemen kedua telah melakukan perubah sebanyak 7
Bab dan 25 Pasal yang yang meliputi Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18, Pasal 19, Pasal
20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, BAB IXA, Pasal 25E, BaB X, Pasal

UUD 1945 18
26 Ayat (2 dan 3), Pasal 27 Ayat (3), BAB XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C,
Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, BAB
XII, Pasal 30, BAB XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C. Kemudian
dilanjutkan dengan Amandemen ketiga yang meliputi Pasal 1 Ayat (1,2,3, dan 5),
Pasal 7A, Pasal 7B Ayat (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7), Pasal 7C, Pasal 8 Ayat (1, 2), Pasal
11 Ayat (2, 3), Pasal 17 Ayat (4), BAB VIIA, Pasal 22C Ayat (1, 2, 3, dan 4), Pasal
22D Ayat (1, 2, 3, dan 4), BAB VIIB, Pasal 22E Ayat (1, 2, 3, 4, 5, dan 6), Pasal
23 Ayat (1, 2, dan 3), Pasal 23A, Pasal 23C, BAB VIIIA, Pasal 23E Ayat (1, 2, dan
3), Pasal 23F Ayat (1 dan 2), Pasal 23G Ayat (1 dan 2), Pasal 24 Ayat (1 dan 2),
Pasal 24A Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Pasal 24B Ayat (1, 2, 3, dan 4), dan Pasal 24C
Ayat (1, 2, 3, 4, 5, dan 6).

Sedang proses Amandemen ke–4 ini mengubah dan menetapkan antara lain,
perubahan penomoran Pasal 3 Ayat (3) dan Ayat (4) perubahan ketiga UUD 1945
menjadi Pasal 3 Ayat (2) dan Ayat (3). Pasal 25E perubahan kedua UUD 1945
menjadi Pasal 25A. Kemudian menghapus judul BAB IV tentang Dewan
Pertimbangan Agung dan mengubah substansi Pasal 16 serta menempatkannya ke
dalam BAB III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara. Dan selanjutnya merubah
dan/ atau menambah Pasal 2 Ayat (1), Pasal 6A Ayat (4), Pasal 8 Ayat (3), Pasal
11 Ayat (1), Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23 D, Pasal 24 Ayat (3), Pasal 29 Ayat (1)
dan (2), BAB XIII, Pasal 31 Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Pasal 32 Ayat (1 dan 2), BAB
XIV, Pasal 33 Ayat (4 dan 5), Pasal 34 Ayat (1, 2, 3, dan 4), Pasal 37 Ayat (1, 2, 3,
4, dan 5), Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III, Aturan Tambahan Pasal I dan II
Undang-Undang Dasar 1945.

2.20Kelebihan Amandemen Dan Kelemahan Amandemen


Kelebihan Amandemen
Kelebihan dari proses amandemen UUD 1945 adalah:
a. Momentum desakralisasi UUD 1945
Dengan adanya UUD 1945 adalah langkah dan strategi yang tepat guna
menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa UUD 1945 tidaklah keramat
dan dapat diubah jika sedah tidak relevan lagi ( Thaib, 2010:147).

UUD 1945 19
b. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum
Melalui Pasal 1 ayat (3) bangsa kita dapat menempatkan kekuasaan kehakiman
sebagai kekuasaan yang merdeka, sehingga penghormatan kepada hak asasi
manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of law dapat
diwujudkan secara murni dan konsekuen.
c. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara
Dengan diaturnya mekanisme dan aturan mengenai pengangkatan dan juga
pemilihan pejabat negara maka transparansi dan juga akuntabilitas dari
pemerintahan dan tata kelolanya dapat dipertanggungjawabkan.
d. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6
Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden,
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK) (Pan Mohamad
Faiz ,2007).
e. Pembangkit dinamika ketatanegaraan
Perubahan UUD 1945 telah banyak memberikan dinamika ketatanegaraan
Republik ini. Masyarakat Indonesia setidak-tidaknya bisa bersuara dari
berbagai lembaga negara dan sistem bernegara yang diperkenalkan oleh
Perubahan tersebut.
f. Pembatasan hak dan kekuasaan presiden
Dengan adanya amanden UUD 1945 kita dapat melihat bahwa kekuasaan
pemerintahan presiden yang sebelumnya tidak terbatas dengan adanya
amandemen dapat dibatasi hanya 2 kali masa jabatan dimana sebelumnya
presiden dapat menjabat lebih dari 2 kali masa jabatan( Thaib, 2010:148).
g. Hak prerogative presiden diperjelas dan diatur
Dalam beberapa hal hak prerogative presiden diatur dan harus dikonsultasikan
dengan lebaga negara seperti mengangkat atau menerima duta serta
memberikan amnesti, abolosi grasi dan rehabilitasi( Thaib, 2010:148).
h. Penegasan susunan negara kesatuan RI dari pusat hingga daerah

UUD 1945 20
Susunan pemerintahan dari daerah hingga pusat dapat kita lihat setelah
dilakukannya amandemen beserta dengan otonominya sesuai dengan
kekhususan, keistimewaan, dan keragaman daerahnya( Thaib, 2010:148).
i. Ketentuan pengaturan wilayah negara
Dengan amandemen wilayah dan daerah Ri semakin diatur secara jelas
sehingga dapat dipertahankan dan dijaga dengan baik oleh negara dan rakyat
Indonesia( Thaib, 2010:149).
j. Pengaturan dan pengakuan Hak Azasi Manusia
Hak Azasi Manusia diatur dan diakui secara jelas setelah amandemen melalui
pasal 28 A hingga 28 J dan beberapa pasal lainnya yang menghargai dan
menjamin hak azasi warga negara Indonesia.
k. Penegasan fungsi lembaga negara
Melalui amandemen UUD 1945 kita dapat mengetahui tentang penegasan
fungsi badan legislatif, eksekutif dan yudikatif, serta diperkenalkan sistem
checks and balances yang lebih baik daripada UUD 1945 awal sehingga
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara akan dapat dilaksanakan dan diawasi
dengan lebih baik lagi.
l. Pengenalan lembaga negara dan mekanisme kerja yang baru.
Pada Perubahan UUD ini juga diperkenalkan lembaga-lembaga negara baru
dan mekanisme baru, yaitu: Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan
Dewan Perwakilan Daerah.
m. Diperlihatkannya pemisahan kekuasaan
Lembaga-lembaga yang baru dalam UUD 1945 telah memperlihatkan struktur
pemisahan kekuasaan yang lebih baik daripada UUD 1945 sebelum perubahan.
Pemisahan kekuasaan diperlihatkan dari 7 organ utama pelaksana kedaulatan
rakyat yaitu :

· Presiden sebagai pelaksana eksekutif

· DPR sebagai pelaksana kekuasaan legislative

· MPR sebagai pelaksanan kekuasaan legislative

· DPD sebagai pelaksana kekuasaan legislative

UUD 1945 21
· Mahkamah Agung sebagai pelaksana kekuasaan yudikatif

· Mahkamah Konstitusi sebagai pelaksana kekuasaan yudikatif

· BPK sebagai pelaksana kekuasaan legislatif (salah satu fungsi legislatif


adalah mengawasi kekuasaan eksekutif).

n. Ditetapkannya mekanisme pemilu


Mekanisme pemilihan umum yang baru yang diperkenalkan dalam UUD 1945
adalah: 1. Pemilihan Umum secara langsung untuk Pemilihan Presiden, 2.
Pemilihan Umum untuk memilih wakil rakyat baik DPR, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota dengan memilih tanda gambar partai politik dan nama
wakil rakyat. 3. Mekanisme pemilihan secara langsung anggota DPD.
o. Penetapan struktur dan komposisi MPR
Tahapan dari amandemen UUD 1945 menuntaskan beberapa materi penting
antara lain tentang struktur dan komposisi MPR, Pemilihan Presiden langsung,
peranan negara dan agama pada Pasal 29, otoritas moneter, Pasal 31 tentang
pendidikan dan kebudayaan. Dan aturan peralihan yang salah satunya akan
mengatur soal pemberlakuan hasil amandemen itu sendiri.
p. Akselerasi perkembangan ketatanegaraan bagi masyarakat umum
Perkembangan yang dihasilkan UUD 1945 selanjutnya adalah kegiatan-
kegiatan dan aktivitas-aktivitas lembaga negara menjadi dinamis dan
dilingkupi oleh suasana konstitusi yang sangat kental. Akselerasi
Perkembangan ketatanegaraan semakin meningkat dengan adanya berbagai
permohonan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi yang berakibat semakin
dekatnya masyarakat terutama kaum elit negara ini terhadap pentingnya
pengaturan norma-norma dasar dalam konstitusi. Hal ini, sejalan dengan cita-
cita dan keinginan pembuat UUD agar UUD 1945 dianggap sebagai aturan
tertinggi diantara peraturan-peraturan yang lain
q. Penetapan atas berbagai identitas negara
Dengan ditetapkannya identitas negara maka diharpakn rasa nasionalisme
seluruh bangsa Indonesia dapat ditingkatkan sehingga tujuan negara dapat
tercapai ( Thaib, 2010:149).

UUD 1945 22
Kelemahan Amandemen
1. Kelemahan Amandemen dari segi proses:
a. Tidak membuat kerangka dasar perubahan dan content draft
MPR dalam membahas dan memutuskan perubahan UUD 1945 tidak
membuat dan memiliki content draft konstitusi secara utuh sebagai
langkah awal yang menjadi dasar perubahan (preliminary) yang dapat
ditawarkan kepada publik untuk dibahas dan diperdebatkan. Content draft
yang didasari paradigma yang jelas yang menjadi kerangka (overview)
tentang eksposisi ide-ide kenegaraan yang luas dan mendalam mengenai
hubungan negara dengan warga negara, negara dan agama, negara dengan
negara hukum, negara dalam pluralitasnya, serta negara dengan sejarahnya
. Juga eksposisi yang mendalam tentang esensi demokrasi, apa syaratnya
dan prinsip-prinsipnya serta check and balancesnya bagaimana dilakukan
secara mendalam. Nilai/ values merupakan kerangka dasar yang harus
dinyatakan dalam setiap kosntitusi sebuah negara, sehingga negara yang
berdiri atas nilai-nilai ideal yang diperjuangkan akan terlihat Sebuah
pernyataan dari Brian Thompson akan sangat baik jika harus melihat
sebuah nilai dalam kerangka dasar konstitusi ”A constitution can express
the values which its framers have for their country. These values may be
seen in the type of governmental institutions which are created, and in the
declaration of rights of the citizens. Values will be found particularly in
preamble”.

b. Amandemen yang parsial dan tambal sulam


MPR lebih menekankan perubahan itu dilakukan secara adendum, dengan
memakai kerangka yang sudah ada dalam UUD 1945. Cara semacam ini
membuat perubahan itu menjadi parsial, sepotong-sepotong dan tambal
sulam saja sifatnya. MPR tidak berani keluar dari kerangka dan sistem nilai
UUD 1945 yang relevansinya sudah tidak layak lagi dipertahankan. Proses
Amandemen secara parsial seperti diatas tidak dapat memberikan
kejelasan terhadap konstruksi nilai dan bangunan kenegaraan yang hendak

UUD 1945 23
dibentuk. Sehingga terlihat adanya paradoks dan inkonsistensi terhadap
hasil-hasilnya yang telah diputuskan. Hal ini bisa dilihat dari pasal-pasal
yang secara redaksional maupun sistematikanya yang tidak konsisten satu
sama lain. Seperti misalnya, penetapan prinsip sistem Presidensial namun
dalam elaborasi pasal-pasalnya menunjukkan sistem Parlementer yang
memperkuat posisi dan kewenangan MPR/DPR.

c. Adanya bias kepentingan politik

MPR yang dikarenakan keanggotaannya terdiri dari fraksi-fraksi politik


menyebabkan dalam setiap pembahasan dan keputusan amat kental
diwarnai oleh kepentingan politik masing-masing. Fraksi-fraksi politik yang
ada lebih mengedepankan kepentingan dan selera politiknya dibandingkan
kepentingan bangsa yang lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari pengambilan
keputusan final mengenai Amandemen UUD 1945 dilakukan oleh
sekelompok kecil elit fraksi dalam rapat Tim Lobby dan Tim Perumus tanpa
adanya risalah rapat.

d. Partisipasi Semu
Sekalipun dalam mempersiapkan materi perubahan yang akan diputuskan
MPR melalui Badan Pekerjanya, melibatkan partisipasi publik baik
kalangan Profesi, ornop, Perguruan Tinggi, termasuk para pakar/ahli.
Namun partisipasi tersebut menjadi semu sifatnya dan hanya melegitimasi
kerja MPR saja. Dalam kerja BP MPR ini rakyat tidak mempunyai hak
untuk mempertanyakan dan turut menentukan apa yang diinginkan untuk
diatur dalam konstitusinya, MPR jugalah menentukan materi apa yang boleh
dan tidak boleh.

MPR hanya membatasi pada materi-materi yang belum diputuskan


dan dalam penyerapannya yang tidak mencakup seluruh wilayah.
Pembatasan itu jelas akan memperpanjang inkonsistensi nilai dan
sistematika yang ada. Jelas hal ini merupakan bagian dari pemenjaraan
secara politis untuk menyelamatkan kepentingan-kepentingan fraksi yang

UUD 1945 24
ada di MPR. Sedangkan dalam penyerapan dan sosialisasi (uji sahih), BP
MPR tidak memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi publik untuk
dapat berpartisipasi dalam memahami dan mengusulkan apa yang menjadi
kepentingannya. Termasuk dalam proses amandemen yang keempat, MPR
tidak melakukannya secara intensif dan luas kepada seluruh lapisan
masyarakat diseluruh wilayah Indonesia.

Alasan keterbatasan dana yang dikemukakan oleh MPR RI sebagai


alasan untuk membatasi uji sahih, kami anggap sebagai upaya untuk
menghindari tanggung jawab. Apalagi tampak bahwa pihak MPR tidak
pernah mengeluh kekurangan dana apabila akan melakukan sosialisasi atau
studi banding ke keluar negeri yang telah memakan biaya besar pada tahun-
tahun sebelumnya. Substansi yang disosialisasikan pada proses uji sahih ini
juga dibatasi pada materi yang belum diputuskan dan beberapa materi yang
tidak dapat dirubah. Publik tidak akan dapat memberikan penilaian terhadap
substansi Amandemen pertama sampai keempat yang telah dilakukan oleh
MPR selama ini. Menurut hemat kami ini merupakan indikasi pengingkaran
MPR terhadap prinsip kedaulatan rakyat. MPR telah bertindak diatas
konstitusi yang semestinya adalah milik semua rakyat untuk dapat
mengusulkan dan menentukan.

e. Tidak intensif dan maksimal


Dalam proses itu ada keterbatasan waktuyang dimiliki oleh anggota MPR ,
terutama anggota Badan Pekerja yang diserahi tugas mempersiapkan materi
Amandemen UUD 1945 karena merangkap jabatan sebagai anggota DPR
RI dengan beban pekerjaan yang cukup banyak. Terlebih lagi, sebagai
parpol di DPR, anggota–anggota ini diharuskan untuk ikut berbagai
rapat/pertemuan yang diadakan oleh DPR atau partainya sehingga makin
mengurangi waktu dan tenaga yang tersedia untuk dapat mengolah materi
Amandemen UUD 1945 sekaligus melakukan konsultasi publik secara lebih
efektif. Akibatnya kualitas materi yang dihasilkan tidak memuaskan.
Padahal, konstitusi adalah suatu Kontrak Sosialanatra rakyat dan negara

UUD 1945 25
sehingga proses perubahannya seharusnya melibatkan sebanyak mungkin
partisipasi publik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

UUD 1945 26
Untuk dapat memahami, mengerti dan mengamalkan UUD 1945 secara
benar perlu diketahui maksud dan tujuan yang terkandung didalamnya. Bertitik
tolak dari pernyataan di atas maka kita mencoba menguraikan secara populer dan
sistematik. Oleh sebab itu diperlukan beberapa pengertian sehingga tidak akan
menimbulkan keraguan dalam memahai,mengerti ,mengamalkan Undang Undang
Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

Undang Undang Dasar 1945 tidak hanya skedar dipahami, dimengerti


diamalkan dan sekaligus diamankan agar dia tetap lestari.

Melestarikan Undang –Undang Dasar 1945 berarti bahwa UUD 1945 mampu
menampung dinamika masyarakat dalam setiap situasi dan kondisi.Dengan kata
lain melestarikan adalah melaksanakan UUD 1945 yang dinyatakan dalam kata-
kata,pasal-pasal,penjelasan-penjelasan baik dalam pembukaan maupun batang
tubuh itu akan terwujud dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara indonesia.
Apabila kita melihat sistematika UUD 1945 ini secara utuh dan menyeluruh
:
1. Pembukaan yang merupakan perwujudan politik dari negara yang didirikan
yaitu:
a. Pernyataan hak asasi dan kewajiban asasi.
b. Pernyataan pengakuan pada pahlawan pergerakan/kemerdekaan.
c. Pernyataan pengakuan pada rahmat yang dilimpahkan Allah pada bangsa
Indonesia.
d. Pernyataaan bangsa Indonesia mengenai:
1. Dasar atau alasan mengapa bangsa indonesia harus merdeka.
2. Tujuan kemerdekaan,keamanan,kesejahteraan,dan persahabatan
3. Dasar dari negara Indonesia , Pancasila.
2. Batang Tubuh, isinya merupakan Hukum dasar(tertulis) dan memuat ketentuan–
ketentuan yang mengatur serta menjadi sumber hukum tertinggi yang meliputi:
a. Sistem pemerintahan negara dan hubungan antara lembaga-lembaga
negara termasuk kedudukan ,fungsi dan wewenang lembaga negara.
b. Hubungan negara dengan warga negara penduduk

UUD 1945 27
c. Konsepsi negara di pelbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, hukum dan lain-lain dalam negara.
3. Penjelasan–penjelasan khusus pasal demi pasal penjelasan umum dari
pembukaan yang merupakan kejelasan dalam memahami dan mengamalkan isi
UUD 1945 secara utuh dan meyeluruh.
Ketiga hal tersebut di atas merupakan suatu kesatuan yang utuh, satu
kesatuan historis yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lain.
Dengan demikian maka isi Undang Undang Dasar tersebut seperti diuraikan di atas
menunjukkan hal-hal yang sangat fundamental bagi kehidupan suatu negara dan
bangsa, bahkan fundamental bagi setiap manusia yang beradab yang disebut hak
asasi manusia dan juga menunjukkan suatu keunikan bangsa yang merupakan
identitasnya (kepribadian).
3.2 Saran
Bagaimanapun juga, Amandemen dilakukan atas dasar kebutuhan kita
akan landasan konstitusi yang benar dan jelas. Sehingga dalam kehidupan
bernegara, kita tidak salah melangkah dalam melaksanakan isi UUD 1945.
Sehingga, amandemen dianggap sebagai salah satu langkah yang tepat untuk
mengatur kebutuhan kita akan landasan konstitusi yang benar dan jelas. Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa ternyata UUD 1945 hasil amandemen
lebih unggul dari segi isi. Karena lebih jelas dan berkurangnya pasal-pasal yang
multitafsir, memperkuat sistem presidensial, terwujudnya sistem Check and
Balances, dan jaminan HAM kepada seluruh warga Indonesia.

UUD 1945 28
DAFTAR PUSTAKA

http://litigasi.blogspot.com/2008/03/urgensi-amandemen-uud-1945-
jurnal.html
http://www.siputro.com/2012/09/sejarah-amandemen-uud-1945/
Kansil. 1994. PANCASILA DAN UUD 1945. Cetakan Kesepuluh.
Jakarta: Pradnya Paramita
Widjaja. 2002. PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN
PANCASILA PADA PERGURUAN TINGGI. Edisi Revisi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

UUD 1945 29

Вам также может понравиться