Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DASAR TERI
Pengukuran Topografi adalah suatu pengukuran yang dititik beratkan untuk memberi
gambaran tentang keadaan permukaan tanah, naik turunnya medan (relief) disini seluruh
detail (obyek lapangan) diukur untuk didapatnya peta yang lengkap. Hasil dari pengukuran
tersebut berupa peta topografi yang mana akan digunakan untuk perencanaan sesuai dengan
tujuan dari pengukuran itu sendiri, Peta topografi adalah penyajian dari sebagian permukaan
bumi memperlihatkan relief, hidrografi, dan tumbuh-tumbuhan. Pengukuran topografi dalam
irigasi sangatlah diperlukan guna merencanakan desain irigasi yang mengairi sawah yang
bermanfaat dalam menentukan dan menata arah aliran air. Pengukuran ini meliputi :
Dari pengukuran topografi tersebut itu akan berguna dalam bidang pertanian,
perencanaan irigasi untuk saluran pembuangan, bahan perkiraan perhitungan aliran
permukaan dan sebagai dasar pola usaha pertanian termasuk didalamnya pengolahan tanah
dan sebagainya.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan tiga
dimensi yang teliti da n informasi mengenai waktu secara kontinu di seluruh dunia.
Dalam survei dan pemetaan darat, GPS telah banyak diaplikasikan untuk pengadaan
titik-titik kontrol (ordo dua atau lebih rendah) untuk keperluan pemetaan, survei rekayasa,
ataupun survei pertambangan. Dalam pengadaan titiktitik kontrol untuk keperluan pemetaan
dan survei rekayasa (seperti survei jalan raya dan survei konstruksi). GPS dapat dan telah
digunakan untuk menggantikan metode konvensional poligon yang umum digunakan selama
ini. Dalam hal ini metode penentuan posisi dengan GPS yang dapat digunakan secara optimal
dan efisien adalah metode-metode Survei GPS statik, statik singkat, stop-and-go, ataupun
pseudokinematik.
Berikut tabel spesifikasi titik kontrol geodetik orde-00 sampai dengan orde 4 (GPS)
2.4 Kerangka Kontrol Horizontal (KKH)
Dalam laporan praktikum ini akan dijelaskan mengenai pengukuran kerangka kontrol
horizontal dengan menggunakan metode polygon dan dengan menggunakan metode ini, akan
didapat tiga data yaitu : sudut, jarak, dan azimuth.
a. Pengukuran Sudut Sudut adalah perbedaan antara dua buah arah. Metode pengukuran
sudut dapat menjadi 2(dua) yaitu :
- Sudut tunggal
Pada pengukuran sudut tunggal hanya didapatkan satu data ukuran sudut
horizontal
- Sudut ganda
Sudut ganda disebut juga dengan pernyataan seri. Sudut seri didapatkan dua
data ukuran sudut, yaitu data ukuran sudut pada kedudukan biasa dan data
ukuran sudut pada kedudukan luar biasa.
b. Pengukuran jarak Pengukuran jarak untuk kerangka kontrol peta, dapat dilakukan
dengan cara langsung menggunakan alat sederhana yaitu roll meter atau dengan alat
sipat datar yaitu jarak optis, sedangkan untuk mendapatkan data jarak yang lebih teliti
dibandingkan dengan dua cara yang ada, data jarak didapat juga dengan alat pengukur
jarak elektonis EDM ( elektro distance measurement ). Terdapat dua macam
pengukuran jarak yaitu :
- Pengukuran jarak langsung
Dalam pengukuran kerangka kontrol horisontal yang digunakan adalah jarak
langsung, dalam pengukuran jarak langsung perlu dilakukan pelurusan apabila
roll meter yang digunakan tidak menjangkau dua buah titik yang sedang
diukur.
Keterangan :
1 ; 2 = titik kontrol yang akan diukur
1’ ; 2’ = titik bantuan untuk pelurusan
d = jarak d12 = dtotal = d1+d2+d3
2.4.1 Poligon Tertutup Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal sama
dengan titik akhir, jadi dimulai dan diakhiri dengan titik yang sama.
Σ ( D . sin α ) = ΣΔX = 0
Σ ( D . cos α ) = ΣΔY = 0
Pada umumnya hasil pengukuran jarak dan sudut tidak segera memenuhi
syarat diatas, tetapi akan didapat bentuk persamaan sebagai berikut :
Σ ( D . sin α ) + ƒΔX = 0
Σ ( D . cos α ) + ƒΔY = 0
α = azimuth
Dimana :
Persamaan di atas merupakan persamaan dasar untuk penentuan beda tinggi dengan
cara sipat datar. Hasil pengukuran beda tinggi digunakan untuk menentukan tinggi titik
terhadap titik tetap atau bidang acuan yang telah dipilih. Tinggi titik (elevasi) hasil
pengukuran waterpass terhadap titik acuan dihitung dengan rumus :
Hb = Ha + ∆hAB
Dimana :
Dimana :
∆h = beda tinggi
Σ = jumlah
Pengukuran detil merupakan suatu proses untuk mendapatkan posisi suatu titik detil
topografi di lapangan, untuk disajikan ke dalam bentuk gambar atau peta yang sesuai
letaknya dan kedudukan sebenarnya. Pada pengukuran detil dapat dilakukan beberapa
metode:
1. Metode Polar Metode polar digunakan untuk menentukan suatu titik berdasarkan
pengukuran sudut dan jarak, baik jarak langsung maupun jarak optis.
Ketarangan gambar :
dA1-1, dA1-3, dA1-4, dA2-1, dA2-2, dA2-4, dA3-2, dA4-3 = jarak yang di ukur di
lapangan.
Basuki Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Sonny Pranata. 2017. BAB II DASAR TEORY. Diakses pada tanggal 14 Mei 2019. Alamat
Link : https://docplayer.info/41886160-Bab-ii-landasan-teori.html
Andri, Oktriansyah, 2017, Ilmu Ukur Tanah 2 Pengikatan Ke Muka Dan Pengukuran Detil,
Jurusan Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang.
Muda Iskandar. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan :
Jakarta.
Hardinata, Aditya D., 2015, Pengukuran Pengikatan ke Muka, Bandung. Winnie, 2009,
Pengenalan Total Station, Bandung