Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
masuk ke bangku sekolah. Kata pendidikan pun sudah tidak asing lagi di telinga,
lantaran semua manusia yang hidup tentu memerlikan pendidikan, supaya arah
daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam
peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
guna mencapai tujuan tersebut. Hal ini berkaitan dengan pembentukan karakter peserta
didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi
oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola
1
diri dan orang lain. Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar
20 persen oleh hard skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil
dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk
ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
bangsa indonesia?
C. Tujuan
didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya
di katakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai dengan
Menurut lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap
moral (moral feeling) dan perilaku moral (moral bihavior). Karakter di dukung oleh
kebaikan.
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah.
3
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila
pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga
termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai,
dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
“Orang cerdas kerap hanya menjadi pelayan bagi mereka yang memiliki
gagasan, dan orang-orang yang memiliki gagasan besar dalam melayani mereka
yang memiliki karakter yang sangat kuat, sementara oarang yang memiliki karakter
kuat melayani mereka yang berhimpun pada diri mereka karakter yang sangat kuat,
visi yang besar, gagasan-gagasan yang cemerlang, dan pijakan ideologi yang
kukuh.”
mengawali pembahassan tenteng membangun karakter positif pada anak dalam salah
satu buku beliau, Positive Parenting. Kita seolah-olah disuguhi gambaran detail
tentang sosok pribadi yang berkakter itu tidak hanya cerdas lahir batin, tetapi juga
memiliki kekuatan untuk menjalankan sesuatu yang dipandangnya benar dan mampu
membuat orang lain memberikan dukungan terhadap apa yang dijalankannya tersebut.
Dengan midal seperti itu, seorang yang berkaraktr kuat akan mudah mewarnai
orang yang bertemu dan berinteraksi dengannya akan segera terpengaruh dan
mengikuti apa yang dititahkannya. Jika yang dititahkannya adalah kebajikan, dunia
4
kan segera terpenuhi oleh kebajikan itu. Sebaliknya, jika yang dititahkanya adalahn
Keberanian dan ketabahan adalah modal utama bagi setiap orang untuk meraih
sukses. Setinggi apapun cita-cita di tetapkan jika tidak di dukung oleh keberanian
kendala boleh jadi kendal itu sebenarnya ringan. Tetapi, kendala itu akan menjadi
baginya untuk memprtbaiki kondisi masyarakat atau umat juga akan sangat nyat
besarnya.2
Islam mengajarkan kepada kita bahewa jika seseorang telah akrab dengan
dengan kondisi obyektifnya, sehingga siikapnya itu memiliki dasar yang kokoh
1
Abdul Munir, Pendidikan Karakter (Yogyakarta, 2010), hal 2.
2
Ibid hal 17.
3
Ibid hal 54.
5
Bijaksana adalah sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa
Jenis-jenis nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik di kelas
yaitu :
- Jujur : perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat di prcaya dalam perkataan tindakan, dan pekerjaan, baik
- Hidup sehat : segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat
mrngganggu kesehatan.
- Disiplin : tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
baiknay.
- Percaya Diri : sikap yakin akan kemapuan diri sendiri terhadap pemenuhan
- Berjiwa Wira usaha : sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau
4
Ibid hal 81
6
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
permodalan operasinya.
- Berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif : berpikir dan melakukan sesuatu secara
kenyataan atau logika untuk menghasilakan cara atau hasail baru dan
- Mandiri ; sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
- Ingin tahu : sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dam\n meluas dari apa yang di pelajarinya, di lihat, dan di drngar.
- Cinta Ilmu : car berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,
- Santun
- Demokratis
berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan
agama.
7
4. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan lingkungan:
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan
Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif
kontekstual individu atas impuls natural sosial yang di terimanya, yang pada
gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan di raih lewat proses
dan akhlak mulia preserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan
dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai -nilai karakter dan akhlak mulia
masyarakat sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter atau watak, dan
8
Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi
anak didik. Menurut suyanto, ada beberapa penelitian yang menjelaskan dampak
Sebuah buku yang brjudul Emotional Intellegence and School succes (Joshep
kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Di ktakan bahwa ada sederet
ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya
pengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20% di tentukan oleh kevcerdasan otak.
kesulitan belajar, bergaul, dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang
bermasalah ini sudah dapat di lihat sejak usia pra sekolah, dan jika tidak di tangani
akan terbawa samapai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan
semuanya di jiwainya oleh iman dan taqwa Tuhan YME berdasarkan pancasila.
antaranya adalah Amerika serikat, Jepang, cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-
9
negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara
10