Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya perceraian itu adalah hal yang dibolehkan tetapi hal
tersebut adalah hal yang dibenci oleh Allah SWT. Maka dari itu, sebisa
mungkin manusia menghindari perceraian tersebut. Apabila sudah
terlanjur bercerai, maka haruslah kita berpikir kembali tentang apa yang
sudah diputuskan karena suami mempunyai hak, yaitu hak merujuk kepada
istri yang sudah terlanjur diceraikan.
Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena beberapa hal,
yaitu karena terjadi talak yang dijatuhkan kepada suami kepada istrinya,
atau karena perceraian yang terjadi antara keduanya, atau karena sebab-
sebab lain. Hal-hal yang mengakibatkan putusnya perkawinan akan
dijelaskan didalam makalah ini.
Namun disetiap perceraian antara suami dan istri ada kata untuk
kembali. Pada dasarnya rujuk berarti kembali, dan masih bersifat umum
maka dari itu dalam pembahasan kali ini kami akan mencoba membahas
atau mengkhususkan arti dari talak dan rujuk tersebut kedalam sebuah
pernikahan, kita semua mengetahui bahwa pernikahan itu ialah sebuah
ikatan yang sangat kuat antara laki-laki dan perempuan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dibawah ini, antara lain:
1. Apa pengertian talak dan rujuk?
2. Apa Pembagian dari talak dan rujuk?
3. Apakah yang menjadi rukun dan syarat sahnya talak dan rujuk?
4. Bagaimana hukum talak dan rujuk dalam pernikahan?
5. Bagaimana prosedur dari rujuk?
6. Apakah hikmah dari talak dan rujuk?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian talak dan rujuk dalam suatu pernikahan.
2. Menjelaskan pembagian dari talak dan rujuk.
3. Menjelaskan rukun dan syarat sahnya talak dan rujuk dari suatu
pernikahan.
4. Menjelaskan hukum dari sebuah talak dan rujuk.
5. Menjelaskan prosedur rujuk
6. Menjelaskan hikmah dari talak dan rujuk.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Talak
A. Pengertian Talak

Talak diambil dari kata “Ithlaq” yang menurut bahasa artinya


melepaskan atau meninggalkan. Menurut istilah syara’ talak yaitu
melepaskan perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Talak
adalah perceraian melepaskan ikatan nikah dari pihak suami dengan
mengucapkan lafadz yang tertentu, misalnya suami berkata terhadap
istrinya: “ Engkau telah ku talak” dengan ucapan ini ikatan nikah itu telah
menjadi lepas, artinya suami istri telah menjadi bercerai. Jadi, Talak yaitu
melepas ikatan perkawinan antara suami istri sehingga hilanglah hak dan
kewajiban masing-masing.
Sabda Rasul yang berbunyi:
‫ابغض الحالل عند هللا الطالق‬
Artinya:"Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah
thalaq".
B. Pembagian Talak
Talak ditinjau dari segi penyampaian atau lafadz
1) Talak Sharih
Talak sharih adalah yaitu talak yang diucapkan dengan jelas,
sehingga karena jelasnya, ucapan tersebut tidak dapat diartikan lain,
kecuali perpisahan atau perceraian, seperti ucapan "aku talak engkau".
2) Talak Kinayah
Talak kinayah (sindiran) yaitu yaitu ucapan talak yang diucapkan
dengan kata-kata yang tidak jelas atau melalui sindiran. Kata-kata
tersebut dapat dikatakan lain, seperti ucapan suami "pulanglah kamu".
Talak dengan tulisan, dapat dianggap jatuh meskipun suami yang

3
menulis surat itu dapat berbicara, dengan syarat: Tulisannya jelas dan
tertentu. Contoh: "hai pulanglah, engkau saya ceraikan".
Talak dengan isyarat, hanya bagi orang yang bisu dan tidak dapat
berbicara. Karena isyarat adalah alat untuk membuat orang lain
memahami keinginannya.Talak dengan mengirim utusan, bilamana
istrinya berada ditempat yang jauh. Utusan ini sama kedudukannya
dengan suaminya yang menceraikannya.
Talak dilihat dari sudut Ta’liq dan Tanjiz
1) Talak Munajazah
Talak Munajazah adalah pernyataan talak yang sejak
dikeluarkannya pernyataan tersebut pengucap bermaksud untuk
mentalak, sehingga ketika itu juga jatuhlah talak. Misalnya, ia berkata
kepada istrinya: “Engkau ku talak”. Hukum talak munajazah ini sejak
itu juga, ketika di ucapkan oleh orang yang bersangkutan dan tepat
sasarannya.
2) Talak Mu’allaq
Talak Mu’allaq ialah seorang suami menjadikan jatuhnya talak
bergantung pada syarat. Misalnya, ia berkata kepada istrinya: “jika
engkau pergi ketempat itu, maka engkau ku talak”
Hukum talak mu’allaq ini apabila dia bermaksud hendak
menjatuhkan talak ketika terpenuhinya syarat. Maka jatuh talaknya
sebagaimana yang di inginkannya. Adapun manakala yang dimaksud
oleh sang suami dengan talak mu’allaq ialah untuk menganjurkan
(agar sang istri) melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu atau
yang semisalnya, maka ucapan itu adalah sumpah. Jika apa yang
dijadikan sumpah itu tidak terjadi, maka sang suami tidak terkena
kewajiban apa-apa, dan jika terjadi maka ia wajib membayar kafarah
sumpah.

Talak dilihat dari segi argumentasi

1) Talak Sunni

4
Talak sunni adalah talak yang terjadi sesuai ketentuan agama, yaitu
seorang suami mentalak istrinya yang telah dicampurinya dengan
sekali talak dimasa bersih dan belum ia sentuh kembali dimasa
bersihnya.
Firman Allah SWT :

ْ ‫ص ْو‬
َ‫ ال‬, ‫ َوات َّقُوهللاَ َربَّ ُك ْم‬, َ ‫اال ِعدَّة‬ َ َ‫طلَّ ْقت ُ ُم النِسا َ َء ف‬
ُ ‫ط ِلقُ ْو ُه َّن ِل ِعدَّ ِت ِه َّن َوا َ ْح‬ ُّ ِ‫يَآ َ يُّ َهاالنَّب‬
َ ‫ي اِذَا‬
ِ ُ ‫ َوتِ ْل َك ُحد ُْود‬, ‫ت ُ ْخ ِر ُجو ُه َّن ِم ْن بُي ُْو ِت ِه َّن َوالَ َي ْخ ُر ْجنَ ا ََِّل ا َ ْن يَّآ ْ تِيْنَ ِبفَا ِحشَة ُّمبَ ِينَة‬
, ‫هللا‬
ُ ‫ي لَ َع َّل هللاَ ي ُْح ِد‬
: ‫ث بَ ْعدَ ذَ ِل َك ا َ ْم ًرا ( اطالق‬ َ ‫ظ َل َم نَ ْف‬
ْ ‫سهُ ََل تَد ِْر‬ َ ‫هللا فَقَ ْد‬
ِ ُ ‫َو َم ْن يَّتَعَدَّ ُحد ُْود‬
) 65

Artinya : “ Hai Nabi apabila kamu akan menceraikan isteri-


isterimu, maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka
dapat (menghadapi) iddahnya yang wajar.” (QS.At-Thalaq:1).1
Nabi saw menjelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut : Ketika
Ibnu Umar menjatuhkan talak pada isterinya yang sedang haidh, maka
Umar bin khatab menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw lalu
beliau menjawab. “Perintahkan anakmu supaya rujuk (kembali)
kepada isterinya itu kemudian teruskanlah pernikahan tersebut hingga
ia suci dari haidh, lalu haidh kembali dan kemudian suci dari haidh
yang kedua. Lalu jika berkehendak ia boleh menceraikannya sebelum
ia diceraikan.” (Muttafaqun `alaih).
2) Talak Bid’i
Talak Bid’i adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya, dan
istrinya dalam keadaan haid, atau bermasalah dalam pandangan syar’i.
Misalnya, seorang suami mentalak isterinya ketika ia dalam keadaan
haid, atau pada saat suci namun ia telah mencampurinya ketika itu,
atau menjatuhkan talak tiga kali ucap, atau dalam satu majlis.
C. Rukun dan Syarat Sahnya Talak

1
At-Thalaq(65):1

5
Ada 2 faktor dalam perceraian yaitu suami dan istri. Masing-masing
ada syarat sahnya perceraian.
1) Rukun Talak bagi Suami :
- Berakal sehat
- Baligh
- Dengan kemauan sendiri

2) Rukun Talak bagi Isteri :


- Akad nikah sah
- Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya

D. Hukum Talak dalam Pernikahan

Hukum talak/perceraian itu beragam: bisa wajib, sunnah, makruh,


haram, mubah. Rinciannya sebagai berikut:
1) Wajib
Talak itu wajib, apabila:
a) Jika suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal
membuat kata sepakat untuk perdamaian rumah tangga mereka.
c) Apabila pihak pengadilan berpendapat bahwa talak adalah lebih
baik.
d) Jika tidak diceraikan dalam keadaan demikian, maka
berdosalah suami.
2) Haram
Perceraian itu haram, apabila:
a) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas.
b) Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi.
c) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang
isterinya dari pada menuntut harta pusakanya.

6
d) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekaligus atau talak
satu tetapi disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau
lebih.
3) Sunnah
Perceraian itu sunnah hukumnya, apabila:
a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
b) Isterinya tidak menjaga martabat dirinya
4) Makruh
Cerai itu makruh hukumnya, apabila:
Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak
mulia dan mempunyai pengetahuan agama
5) Mubah
Cerai hukumnya mubah, apabila:
Suami lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid
atau telah putus haidnya.
E. Hikmah dari Talak
Perceraian dapat terjadi karena sudah tidak ada lagi kecocokan atau
sudah tidak ada lagi rasa sayang diantara suami istri, hal ini disebabkan
beberapa faktor antara lain:
1) Tidak dapat melahirkan keturunan
2) Perselingkuhan
3) Mengidap penyakit yang fatal sehingga tidak memenuhi
kewajibannya.
Sehingga menyebabkan tidak adanya kecocokan dan hilangnya
kepercayaan diantara mereka. Oleh sebab itu, perceraian merupakan
jalan terakhir untuk menyelamatkan mereka dari bahaya dan
kerusakan.

2. Rujuk
A. Pengertian Rujuk

7
Kata Rujuk berasal dari kata bahasa arab yaitu “raja’a-yarji’u-
rujk’an” yang berarti kembali dan mengembalikan. Sedangkan secara
terminologi rujuk artinya kembalinya seorang suami kepada istrinya
yang di talak raj’i, tanpa melalui perkawinan dalam masa iddah. Jadi,
rujuk adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh.
Ada pula para ulama mazhab berpendapat dalam istilah kata ruju’
itu adalah menarik kembali wanita yang di talak dan mempertahankan
(ikatan) perkawinannya. Hukumnya, menurut kesepakatan para ulama
mazhab, adalah boleh. Menurut para ulama mazhab ruju’ juga tidak
membutuhkan wali, mas kawin, dan juga tidak kesediaan istri yang
ditalak.
Firman Allah SWT :
َ ‫َو ْال ُم‬
ْ َّ‫طلَّقَتُ يَت َ َرب‬
‫ َوالَ يَ ِح ُّل لَ ُه َّن ا َ ْن َي ْكت ُ ْمنَ َما‬, ‫صنَ بِا َ ْنفُ ِس ِه َّن ثَلَثَةَ قُ ُر ْوء‬
‫ َوبُعُ ْو لَت ُ ُه َّن‬, ‫َخلَقَ هللاُ ِف ْي ا َ ْر َحا ِم ِه َّن ا ِْن ُك َّن يُؤْ ِم َّن ِباهللِ َو ْال َي ْو ِم ْاالَ ِخ َر‬
‫علَ ْي ِه َّن‬ ْ ‫ َو َل ُه َّن ِمثْ ُل الَّذ‬, ‫صالَ ًحا‬
َ ‫ِي‬ ْ ِ‫ا َ َح ُّق ِب َر ِد ِه َّن ِف ْي ذَ ِل َك ا ِْن اَ َراد ُْواا‬
َ ُ‫ع َل ْي ِه َّن دَ َر َجةٌ َوهللا‬
) 228 : ‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم ( البقرة‬ ِ ‫ِب ْال َم ْع ُر ْو‬
َ ‫ َو ِل ِلر َجا ِل‬, ‫ف‬
Artinya : “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa
yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah.
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS Al Baqarah :228)2
B. Pembagian Rujuk

Rujuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

2
A-Baqarah(2):228

8
1. Rujuk untuk talak 1 dan 2 (talak raj’iy)

Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu Umar r.a. waktu itu ia
ditanya oleh seseorang, ia berkata, “Adapun engkau yang telah
menceraikan ( istri) baru sekali atau dua kali, maka sesungguhnya
Rasulullah SAW telah menyuruhku merujuk istriku kembali” (H.R.
Muslim)

Karena besarnya hikmah yang terkandung dalam ikatan


perkawinan, maka bila seorang suami telah menceraikan istrinya, ia
telah diperintahkan oleh Allah SWT agar merujukinya kembali.

Firman Allah SWT :

َ ‫سآ َء فَ َبلَ ْغنَ ا َ َجلَ ُه َّن فَأ َ ْم ِس ُك ْو ُه َّن ِب َم ْع ُر ْوف ا َ ْو‬


‫س ِر ُح ْو ُه َّن‬ َ ِ‫طلَّ ْقت ُ ُم الن‬
َ ‫َواِذَا‬
َ ‫ظلَ َم نَ ْف‬
ُ ‫سه‬ َ ‫ َو َم ْن يَّ ْف َع ْل ذَ ِل َك فَقَ ْد‬, ‫ارا ِلت َ ْعتَد ُْوا‬ ِ ‫ َوالَ ت ُ ْم ِس ُك ْو ُه َّن‬, ‫ِب َم ْع ُر ْوف‬
ً ‫ض َر‬
‫ع َل ْي ُك ْم‬
َ ‫ع َل ْي ُك ْم َو َمآ ا َ ْنزَ َل‬ َ ‫ت هللاِ ُه ُز ًوا َّوا ْذ ُك ُر ْوا نِ ْع َم‬
َ ِ‫ت هللا‬ ِ َ‫ َوالَ تَت َّ ِخذُ ْوآ اَي‬,
‫ع ِل ْي ٌم‬َ ‫ش ْيء‬ َ ‫ َواتَّقُوهللاَ َوا ْعلَ ُم ْوآ ا َ َّن هللاَ ِب ُك ِل‬, ‫ظ ُك ْم ِب ِه‬ ُ ‫ب َو ْال ِح ْك َم ِة َي ِع‬
ِ َ ‫ِمنَ ْال ِكت‬
)231:‫(البقرة‬

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir


iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau
ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). janganlah kamu
rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, Karena dengan demikian
kamu menganiaya mereka. barangsiapa berbuat demikian, Maka
sungguh ia Telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah
kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat
Allah padamu, dan apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al
Kitab dan Al hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran
kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah

9
kepada Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah : 231)3

2. Rujuk untuk talak 3 (talak ba’in)

Hukum rujuk pada talak ba’in sama dengan pernikahan baru, yaitu
tentang persyaratan adanya mahar, wali, dan persetujuan. Hanya saja
jumhur berpendapat bahwa utuk perkawinan ini tidak dipertimbangkan
berakhirnya masa iddah.

C. Rukun dan Syarat Sahnya Rujuk


1. Rukun rujuk
a) Ada suami yang merujuk atau wakilnya
b) Ada istri yang dirujuk dan sudah dicampuri
c) Kedua belah pihak sama-sama suka dan ridho
d) Dengan pernyataan ijab dan qobul
Misalnya, “Aku rujuk engkau pada hari ini” atau “Telah
kurujuk istriku yang bernama ………… pada hari ini” dan lain
sebagainya yang semakna.

Syarat-syarat rujuk yang harus dipenuhi antara lain :4

a) Saksi untuk rujuk

Fuqaha berbeda pendapat tentang adanya saksi dalam rujuk,


apakah menjadi syarat sahnya rujuk atau tidak. Imam Malik
berpendapat bahwa saksi dalam rujuk adalah disunahkan sedangkan
Imam Syafi’i mewajibkan.

b) Rujuk dengan kata-kata atau pergaulan istri


Terdapat perbedaan pendapat pula dalam hal ini, sebagai berikut:

3
Al-Baqarah(2):231
4
Drs. Slamet Abidin & Drs. H. Aminuddin, Fiqh Munakahat 2, Bandung : Pustaka Setia,
1999. hlm. 151

10
 Menurut pendapat Imam Malik mengatakan bahwa rujuk dengan
pergaulan, istri hanya dianggap sah apabila diniatkan untuk merujuk.
Karena bagi golongan ini, perbuatan disamakan dengan kata-kata dan
niat.

 Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, yang mempersoalkan rujuk


dengan pergaulan, jika ia bermaksud merujuk dan ini tanpa niat.
 Menurut pendapat Imam Syafi’i, bahwa rujuk itu disamakan
dengan perkawinan dan Allah SWT memerintahkan untuk diadakan
persaksian, sedang persaksian hanya terdapat dalam kata-kata.

c) Kedua belah pihak yakin dapat hidup bersama kembali dengan baik
d) Istri telah dicampuri
Jika istri yang dicerai belum pernah dicampuri, maka tidak sah
rujuk, tetapi harus dengan perkawinan baru lagi.
e) Istri baru dicerai dua kali
Jika istri telah ditalak tiga maka tidak sah rujuk lagi, melainkan
harus telah menikah dengan orang lain kemudian bercerai, barulah
boleh rujuk kembali dengan akad yang baru.
Allah berfirman :

‫طلَّقَ َها‬
َ ‫ فَا ِْن‬, ُ‫طلَّقَ َها فَالَ تَ ِح ُّل لَهُ ِم ْن بَ ْعدُ َحتَّى تَ ْن ِك َح زَ ْو ًجا َغي َْره‬
َ ‫فَا ِْن‬
ِ‫ َوتِ ْل َك ُحد ُْودُهللا‬, ِ‫ظنَّآ ا َ ْن يُ ِق ْي َمآ ُحد ُْودَهللا‬
َ ‫ع َل ْي ِه َمآ ا َ ْن يَّت َ َرا َجعَآ ا ِْن‬
َ ‫فَالَ ُجنَا َح‬
َ‫يُ َبيِنُ َها ِلقَ ْوم يَّ ْع َل ُم ْون‬ )230 :‫( البقرة‬

Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua),


Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan
suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya,
Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri)
untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah,

11
diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) Mengetahui.(Q.S. Al-
Baqarah : 230)5

f) Istri yang dicerai dalam masa iddah raj’iy

Jika bercerainya dari istri karena fasakh atau khulu’ atau talak
ba’in atau istri yang dicerai belum pernah dicampuri, maka rujuknya
tidak sah.

D. Hukum Rujuk
1) Wajib
Khusus bagi laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu, jika
salah seorang ditalak sebelum gilirannya disempurnakannya.
2) Haram
Apabila rujuk itu menjadikan istri lebih menderita.
3) Sunnah
Jika rujuk akan membuat lebih baik dan manfaat bagi suami isteri.
4) Makruh
Jika diteruskan, bercerai akan lebih baik bagi suami isteri.
E. Prosedur Rujuk
Pasangan mantan suami istri yang akan melakukan rujuk harus
datang menghadap PPN (Pegawai Pencatat Nikah) atau Kepala Kantor
Urusan Agama (KUA) yang mewilayahi tempat tinggal istri dengan
membawa surat keterangan untuk rujuk dari Kepala Desa/Lurah serta
Kutipan dari Buku Pendaftaran Talak/Cerai atau Akta Talak/Cerai.6
Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Di hadapan PPn suami mengikrarkan rujuknya kepada istri
disaksikan minimal dua orang saksi

5
Al-Baqarah(2):230
6
Ibid. hlm. 155

12
2. PPN mencatatnya dalam Buku Pendaftaran Rujuk, kemudian
membacanya dihadapan suami-istri tersebut terhadap saksi-saksi,
dan selanjutnya masing-masing membubuhkan tanda tangan.
3. PPN membuatkan kutipan Buku Pendaftaran Rujuk rangkap dua
dengan nomor dan kode yang sama
4. Kutipan diberikan kepada suami-istri yang rujuk
5. PPN membuat surat keterangan tentang terjadinya rujuk dan
mengirimnya ke Pengadilan Agama yang mengeluarkan akta talak
yang bersangkutan.
6. Suami-istri dengan membawa Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk
datang ke Pengadilan Agama tempat terjadinya talak untuk
mendapatkan kembali Akta Nikahnya masing-masing.
7. Pengadilan Agama memberikan Kutipan Akta Nikah yang
bersangkutan dengan menahan Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk.7
F. Hikmah Rujuk
Rujuk bisa terjadi karena suami isteri menyadari kesalahan dan
kekliruannya, sehingga mereka ingin kembali memperbaiki rumah
tangganya dengan jalan rujuk. Adapun hikmah rujuk adalah antara
lain:
a) Menyatukan kembali hubungan suami isteri yang sudah tidak
harmonis untuk membangun rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan warohmah
b) Tidak menelantarkan keturunan
c) Bisa lebih menyatukan dua pandangan sehingga dapat menjalankan
hak dan kewajibannya, dapat lebih bertanggung jawab dalam
membina rumah tangganya
d) Menyadari pentingnya rumah tangga, sehingga lebih berhati-hati
dalam bergaul dan menghindari perbuatan-perbuatan yang
menyebabkan perasaan cemburu dari pasangannya.

7
Ibid.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Talak menurut agama islam adalah melepaskan ikatan perkawinan


dengan menggunakan kata talak atau kata sama artinya. Bila terjadi talak,
ikatan-ikatan antara suami isteri yang disebabkan oleh perkawinan telah
lepas semuanya.

Sedangkan rujuk (kembali) menurut syara’ adalah kembalinya suami


isteri kepada ikatan perkawinan dari talak raj’I yang masih dalam masa
iddah dengan aturan tertentu. Baik munakahah, talak maupun rujuk
mempunyai hikmah dalam kehidupan secara umumnya.

B. Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini bisa dijadikan salah satu


referensi sebagai suatu pengetahuan kepada pembaca sekalian utamanya
penyusun, semoga dengan adanya makalah ini bias member manfaat bagi
kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Drs. Slamet., Aminuddin.(1999).Fiqh Munakahat 2. Bandung : Pustaka


Setia.

Rasyid, H. Sulaiman.(1954).Fiqh Islam.Jakarta:Attahiriyah.

http://nikahmudayuk.wordpress.com/2013/01/22/penjelasan-sederhana-tentang-
talak-perceraian-rujuk-dan-iddah/. Diakses pada tanggal 31 maret 2016.

http://agitapratiwi93.blogspot.com/2014/01/makalah-talak-dan-rujuk.html.
Diakses pada tanggal 31 maret 2016.

15

Вам также может понравиться