Вы находитесь на странице: 1из 19

SISTEM UTILITAS

RUMAH SAKIT TIARA SELLA


BAB I

DEFINISI

Utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan penting bagi keselamatan pasien.

Sistem utilitas sering disebut sistem penunjang. Sistem ini mencakup jaringan listrik, air,

ventilasi dan aliran udara, gas medic, perpipaan, uap panas, limbah, serta sistem komunikasi dan

data. Sistem utilitas yang berfungsi efektif disemua tempat dirumah sakit menciptakan

lingkungan asuha pasien yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien,

pengunjung, dan staff maka sistem utilitas harus dapat berfungsi efisien. Asuhan pasien rutin

dan darurat.berjalan selama 24 jam terus menerus setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam

seminggu. Jadi, kesinambungan fungsi utilitas merupakan hal esensial untuk memenuhi

kebutuhan pasien termasuk listrik dan harus tersedia selama 24jam terus menerus, setiap hari,

dalam waktu 7 hari dalam seminggu.

Bangunan Rumah Sakit Tiara Sella terdiri dari 3 komponen penting, yaitu struktur, arsitek dan

system utilitas di gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan

kekuatan, arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka utilitas lebih mengedepankan pada

fungsi. Sekuat apapun bangunan atau seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan

suatu system utilitas yang handal, maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya.

Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait satusama lain.

Dengan demikian sistem utilitas termasuk salah satu komponen yang sangat penting. Jadi

intinya suatu bangunan yang telah dirancang oleh para arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni

dan dinikmati. Untuk itu bangunan harus dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan

kebutuhan sesuai dengan peruntukannya sendiri.


BAB II RUANG LINGKUP

Gedung/bangunan Rumah Sakit Tiara Sella dipersiapkan oleh perancangnya untuk

dimungkinkan dikonsep sesuai dengan standard an pedoman fungsuinya masing-masing. Dan

konsep sistem utilitas disesuaikan dengan fungsinya.

A. Sistem Mekanikal dan Elektrikal Suatu Gedung

Pada umumnya System mekanikal dan elektrikal suatu gedung terdiri dari:

1. Sistem Mekanikal

a. System plumbing

b. System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)

c. System Tata Udara (AC / Air Conditioning)

d. Sistem transportasi vertical (lift)

2. Sistem Elektrikal

a. Sistem Elektrikal / Arus Kuat

b. Sistem penangkal petir

c. Sistem telepon

d. Sistem tata suara (Sound system)

e. System fire protection (fierm alarm)

f. Sistem Data / Jaringan Komputer

g. Sistem MATV (master Television)

h. Sistem CCTV (Close Circuit Television)

i. Sistem Perkuncian
B. Fungsi Umum masing masing Sistem

1. System plumbing

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air

buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air

bersih.

2. System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)

Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai

preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem APAR, sistem

hidran, sprinkle, smook detektor dan Fire Extinguisher belum ada.

3. System Tata Udara (AC / Air Conditioning)

Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga baik

suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu

ruangan diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang

mulai banyak diperhatikan di zaman modern ini

4. Sistem transportasi vertical (lift)

Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan

suatu alat transfortasi vertical, untuk memudahkan transfortasi pengguna dan efisiensi

bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah

suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai

bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut lift atau elevator..


5. Sistem Elektrikal

Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik untuk

memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang

disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator), sarana

penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low

Voltage Main Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP /

Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk

penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC

utuk power AC), Generator Set untuk tenaga cadangan apabila terjadi pemadaman

listrik dari sumber utama.

6. Sistem penangkal petir

Secara umum sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung dan sekitarnya dari

petir. Pekerjaan penangkal petir menyangkut meliputi pemassangan dan penyediaan

instalasi penagkal petir, grounding dan pembuatan bak kontrol.

7. Sistem telepon

Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung. Sistem

ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di dalam

gedung (pelanggan) yang terhubung dengan telkom

8. Sistem tata suara (Sound system)

Sistem ini berfungsi sebagai publik adress, paging dan pengumuman. Sistem ini

terdiri dari peralatan untuk memenuhi background music dan pengumuman darurat.

9. System fire protection (fire alarm)

Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api)

adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala

kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan
ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi

pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).

10. Sistem Data / Jaringan Komputer

Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi dalam gedung. Sistem kabel data

atau disebut juga Local Area Network (LAN) merupakan jaringan computer yang

menghubungkan computer pc dari workstation untuk memakai bersama sumberdaya

(resource, misalnya printer, internet, dan lain-lain) dan saling bertukar informasi.

11. Sistem MATV (master Television)

Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangungan menjadi kebutuhan di

perkantoran. Sistem ini dinamakan dengan sistem master antena TV (MATV). Sistem

MATV terdiri dari beberapa perangkat penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.

12. Sistem CCTV (Close Circuit Television)

Sistem CCTV merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah pekerjaan sekuriti

sistem, yang terintegrasi untuk memberikan kemudahan dalam proses pengontrolan

dan pemantauan lebih akurat dan otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi pekerjaa

untuk Mengawasi keluar masuk orang ke gedung, mengawasi keluar masuk

kendaraan dan mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-ruangan

yang dianggap penting.

C. Sistem Lainnya

1. FIDS (Flay Information Display System)

FIDS merupakan sistem jaringan komputer yang ada di Rumah Sakit Tiara Sella, yang

mengolah data tentang informasi tentang informasi penanganan / persiapan obat di

apotik/farmasi.
2. Sistem Instalasi Gas Elpiji

Sistem instalasi gas elpiji biasanya untuk Dapur/Gizi (pusat pengolahan makanan)

biasanya di luar bangunan induk. Sistem instalasi gas di Dapur/Gizi ini merupakan

sentral instalasi gas untuk bahan bakar yang berkaiatan dengan masak memasak di

Dapur/Gizi.

3. Sistem Gas Medik

Sistem ini ada di Rumah Sakit Tiara Sella, dalam upaya mengefektifkan sistem gas yang

ada di rumah sakit, terutama dalam hubungannya sentralisasi gas medik. Sistem gas

medik terdiri dari instalasi oksigen, instalasi vakum, instalasi N2O dan instalasi

compressor/udara tekan.

4. Sistem Transfortasi vertikal dan Horizontal

sistem transfortasi penumpang dan barang di area gedung Rumah Sakit Tiara Sella tidak

haya sistem transfortasi vertikal saja seperti lift, tetapi juga transfortasi horizontal dan

untuk penumpang dan barang terutama menyangkut transportasi psien dengan

menggunakan roaster atau brankar sedangkan tranportasi barang dapat dipergunakan 7

check inn dan juga check out digunakan conveyor.

5. Sistem Pemadam Kebakaran

Pada umumnya digedung, sistem pemadam kebakaran yang digunakan teriri dari sistem

instalasi Hydran, instalasi sprinkler dan Fire extinguiher. Tetapi di Rumah Sakit Tiara

Sella, sistem pemadam kebakarannya menggunakan jenis chemical CO2 dan juga

ditambahkan tabung yang menggunakan semacam fowder, untuk menghindari kerusakan

pada bahan-bahan yang berasal dari kertas.

Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang laboratorium,

ruang arsip, ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer:

ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain).


Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung gas

(foam, halon, Co2 dan lain-lain).

6. Sistem AC di beberapa gedung

Pada umumnya sistem tata udara / sistem AC yang digunakan untuk gedung yang relatif

kecil hanya menggunakan AC split atau AC cassete atau split duct. Tetapi untuk gedung

gedung besar dan berhubungan dengan publik seperti rumah sakit, biasanya

menggunakan sistem AC AHU dengan media sistem pendingin air (chiller), seperti di

Bandara dan Mall. Di Rumah Sakit Tiara Sella sistem AC yang digunakan menggunakan

sistem AHU (air Handling unit) untuk area publik dan menggunakan FCU untuk

perkantoran, dengan media pendingin air (chiller), dan untuk di gedung-gedung yang

terpisah dari gedung utama tetap menggunakan AC split atau AC cassete dengan media

refrigeran sebagai pendinginnya. Untuk Rumah Sakit, disamping AC split, untuk yang

lebih besar lagi biasanya juga digunakan AC VRV, suatu sistem AC yang terdiri dari

beberapa indoor AC tetapi outdoor nya hanya 1. AC VRV ini sangat efektif untuk

perawatan dan juga menghilangkan kesan semrawutnya penataan outdoor AC disamping

biaya operasionalnya yang murah, tetapi biasa investasi awal yang sangat mahal,

sehingga tidak dijadikan alternatif.

Di Rumah Sakit Tiara Sella, khususnya di ruang rawat inap atau di gedung lainnya yang

mengharuskan penggunaan AC secara simultan yang tidak boleh padam, sehingga

sistem AC harus berjalan terus, sehingga perlu digunakan sejenis AC presisi yang

bekerja secara sequencing (bergantian satu sama lain), das diletakan berhadapan.
BAB III

TATA LAKSANA

 Manajer umum bertanggung jawab atas administrasi dan manajemen dari perencanaan

sistim utilitas.

 Manajer umum mendapat pemberitahuan mengenai status Program Pengelolaan Sistem

Utilitas oleh staf maintenance yang bertanggung jawab untuk sistem utilitas tertentu.

Manajer umum mereview dan, jika diperlukan, mengkomunikasikan perhatian tentang

isu-isu kunci kepada staf yang sesuai. Manajer umum bekerjasama dengan Departemen /

divisi lainnya untuk menetapkan anggaran Program Manajemen Sistem Utilitas.

 Manajer umum bekerja di bawah pengawasan Direktur Operasional dan bertanggung

jawab untuk pemeliharaan secara keseluruhan fasilitas dan pengelolaan kontraktor yang

menyediakan berbagai layanan. Pemeliharaan korektif dan perbaikan dilakukan dengan

perintah kerja yang dihasilkan dari permintaan staf departemen atau diidentifikasi oleh

program pemeliharaan preventif. Inspeksi, pengujian dan pemeliharaan preventif

dilakukan sesuai jadwal oleh program manajemen pemeliharaan.

 Kepala Unit bertanggung jawab untuk mengorientasikan staf baru di departemennya

masing-masing dan, sebagaimana mestinya, menjelaskan penggunaan khusus dari sistem

utilitas. Jika diperlukan, Manajer umum menyediakan bantuan.

 Kepala Unit bertanggung jawab untuk belajar dan mengikuti prosedur kerja khusus

untuk pengoperasian sistem utilitas yang aman, pemeliharaan, atau penggunaan.

4.1 KETERSEDIAAN AIR 24 JAM 7 HARI

 Kebutuhan air RS Tiara Sella dipenuhi Air tanah sebanyak 20m3 per hari. Air

tersebut disimpan di dalam reservoir yang terdiri dari :


 2 unit bak ukuran masing masing (tinggi, lebar, panjang) 300cm x 220cm x

2000cm. Total kapasitas 264m3 terdapat di ground tank

 RS Tiara Sella juga mempunyai dua sumur pompa air tanah (1 aktif, 1 cadangan)

dengan kapasitas 100m3 per hari. Air sumur tanah itu juga disimpan di reservoir

di ground tank. Kebutuhan air saat ini di RS Tiara Sella yang diijinkan

Pemerintah adalah 186,4 m3 per hari. Dengan demikian, kebutuhan air untuk RS

Tiara Sella terjamin selama 24 jam 7 hari. Dalam kondisi air sumur aktif tanah

tidak dapat digunakan, RS Tiara Sella masih dapat memasok air bersih dari

sumur cadangan, apabila listrik mati, RS Tiara Sella mengunakan genset untuk

memompa air sumur, dan apabila dalam keadaan darurat dalam hal ini

listrik/genset mati, air mati maka rumah sakit telah bekerjasama dengan penyedia

air bersih terkait ( Perusahaan penyedia air bersih )

4.2 KETERSEDIAAN LISTRIK 24 JAM 7 HARI

4.2.1 RS Tiara Sella dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan total kapasitas

194 KVA

4.2.2 UPS adalah sistem pelayanan untuk kegiatan Medik Sebagai penanda

suatu stop kontak/tusuk kontak dalam ruangan atau unit kerja pelayanaan,

UPS menggunakan stop kontak single. Area yang mendapat pelayanan

tersebut disebut critical area ataupun Power Critical yang meliputi area-

area sebagai berikut :

4.2.3 Pelayanan medik digunakan UPS yang meliputi area :

 ICU, Emergency yang terhubung UPS meliputi stop kontak Panel

Pendant.

 Operating Theater/Ruang operasi yang terhubung UPS stop kontak

Panel Pendant dan penerangan semua ruangan.


 Peralatan unit Radiology yang terhubung dengan UPS hanya system

control pesawat X-ray saja

 Ruangan pemulihan (RR1 dan RR2) terhubung dengan UPS baik stop

kontak maupun penerangan ruangan

 Laboratorium, Poliklinik sebagian stop kontak terhubung dengan UPS

 Nurse Call System

4.3 Pelayanan Non Medik dilayani dengan UPS ini meliputi area :

4.3.1 Server IT

4.3.2 PABX, central telepon

4.3.3 Seluruh Computer

4.3.4 Lampu emergency/darurat, menggunakan baterai tersendiri, semua area

4.3.5 Kontrol panel alarm pencegahan dan penanggulanga kebakaran termasuk

smoke dan heat detector dengan pusat control.

4.4 RS Tiara Sella memiliki generator darurat 250 KVA yang dipergunakan ketika pasokan

listrik dari PLN terhenti. Generator mampu beroperasional secara terus menerus 24 jam

7 hari sepanjang tahun. Generator tersebut digunakan untuk :

4.4.1 Mendukung sistem pencahayaan rute keluar dengan sumber listrik darurat

yang dapat diandalkan.

4.4.2 Mendukung sistem komunikasi darurat.

4.4.3 lift di gedung perawatan pasien.

4.4.4 Menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan untuk

daerah dengan prosedur khusus termasuk tetapi tidak terbatas pada:

Kamar Bersalin, Kamar Bayi, Urgent Care Area, Unit Gawat Darurat,

Perawatan Intensif, Kamar Operasi, dan Ruang Pemulihan


4.4.5 Menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan untuk

sistem penting lainnya namun tidak terbatas pada: sistem udara medis,

sistem vakum medis, penyimpanan darah dan jaringan, area dimana

sistem pendukung kehidupan pasien digunakan dan sistem yang

mempengaruhi keselamatan pasien, pengunjung, dan staf.

4.4.6 Selain itu, di setiap rute keluar darurat RS Tiara Sella, tersedia lampu

darurat dengan tenaga baterai yang menyala ketika listrik padam,

sehingga rute tersebut tetap dapat diakses dengan pencahayaan cukup di

setiap kondisi.

4.5 AREA RESIKO TINGGI KEGAGALAN LISTRIK DAN AIR BERSIH

4.5.1 Area Pelayanan Pasien :

4.5.2 ICU

4.5.3 IGD

4.5.4 Ruang Operasi

4.5.5 Kamar Isolasi

4.5.6 Radiologi

4.5.7 Poliklinik

4.5.8 Laboratorium

4.5.9 Sistem Call Perawat

4.5.10 CSSD

4.6 Area Bukan Pelayanan Pasien :

4.6.1 Server Information Technology

4.6.2 PABX

4.6.3 Pusat CCTV

4.6.4 Personal Computer yang terkait untuk departemen keuangan


4.6.5 Lampu evakuasi

4.6.6 Control Alarm Bangunan, Sistem Paging dan Sound System

4.6.7 Kulkas Obat

4.6.8 Sistem Alarm Kebakaran termasuk detektor asap

4.7 Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan listrik alternative,

sehingga dalam kondisi listrik dari PLN terputus, area tersebut tetap menerima aliran

listrik.

4.8 PENGUJIAN SUMBER LISTRIK DAN AIR ALTERNATIVE

4.8.1 Untuk menjamin ketersediaan listrik dan air alternative, RS Tiara Sella melakukan

pengujian secara teratur setiap bulan untuk sistim tenaga listrik dan air

alternative. Hasil pengujian tersebut dicatat dan disimpan di unit Keselamatan

Kerja Dan Kesehatan Lingkungan dan IPSRS.

4.8.2 Setiap minggu dilakukan test running genset tanpa beban dan dalam 6 bulan sekali

dilakukan test running menggunakan beban selama 30 menit dengan mematikan

suplay listrik dari PLN secara manual.

4.9 PENGUJIAN BIOKIMIA AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH

Untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas air bersih,kualitas air limbah kadar

biokimia air di RS Tiara Sella diuji secara berkala sbb :

4.9.1 Reverse Orsmosis : Setiap 1 bulan sekali

4.9.2 Air Tanah : Setiap 1 bulan sekali

4.9.3 Air Limbah : Setiap 1 bulan sekali

4.10 SISTIM UTILITAS LAINNYA

Selain listrik dan air, sistim utilitas yang tercakup dalam perencanaan ini adalah:

Gas Medis
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan

medis pada sarana kesehatan di RS Tiara Sella. Kebutuhan gas medis tersedia selama 24

jam 7 hari dalam seminggu.

Jenis gas medis yang digunakan dalam pelayanan medis di RS Tiara Sella meliputi :

4.10.1 Oxygen (O2) gas dan liquid dengan tabung warna putih

4.10.2 Nitrous Oksida (N2O) dengan tabung warna biru

4.10.3 Karbon dioksida (CO2) dengan tabung warna abu-abu

4.10.4 Udara tekan warna biru-putih

4.10.5 Udara vacuum warna putih

RS Tiara Sella mempunyai instalasi gas medis tersendiri. Instalasi gas medis adalah

seperangkat sentral gas medis dan instalasi pipa gas medis sampai outlet sebagai titik

akhir. Sentral gas medis berada di basement

4.11 HVAC(Heating, Ventilation, Air Conditioning)

4.11.1 Sistem pengkondisian udara RS Tiara Sella menggunakan system non central

yang terdiri per ruangan.

4.11.2 Chiller sebanyak I unit, memiliki 1 compressor

4.11.3 Air Handling Units (AHU) berjumlah 4 unit dengan kapasitas masing-

masing1,5 Kw merk York.

4.11.4 Fan Coil unit berjumlah 49 unit dengan kapasitas bervariasi mulai dari 200

CFM sampai dengan 2500 CFM Kw. Merk York. Unit FCU secara

keseluruhan digunakan di kamar perawatan dan ruangan kecil

4.11.5 Air dingin yang berasal dari unit chiller didistribusikan pompa chiller melalui

pipa Utama/header system AC ke dalam gedung melalui percabangan

sedemikian rupa ke unit AHU dan FCU


4.11.6 Ventilasi gedung menggunakan fan yang terpasang sedemikian rupa yang

digunakan sebagai intake fan maupun exhaust fan sesuai peruntukannya.

4.12 Elevator

Gedung RS Tiara Sella dilengkapi dengan alat transportasi/angkut gedung yang berupa

pesawat lift dengan kapasitas 250 kg yang menghubungkan CSSD, Kamar Bersalin,

Kamar Operasi dan Laundry. Semua sarana elevator tiap tahun dilakukan inspeksi oleh

Depnakertrans wilayah kota bengkulu untuk uji kelayakan dan perizinan pemakaian.

4.13 Telepon

Untuk kebutuhan komunikasi menggunakan telephone di RS Tiara Sella system telpon

tersentral di ruang telpon/Ruang PABX di basement 3. Telpon berlangganan dari PT.

Telkom Indonesia dengan menggunakan system analog dan digital/ISDN. Sistem analog

dari PT. Telkom Indonesia menggunakan jaringan kabel tembaga sejumlah 161 line dan

150 extension. Line analog ini digunakan dikasir untuk mesin pembayaran menggunakan

kartu. Sistem digital/ISDN dari PT. telkom Indonesia menggunakan jaringan Fibre Optic

dan berlangganan 1 channel ISDN. 1 Channel ISDN mempunyai 100 jaringan. Sentral

Telpon diatur dengan mesin PABX merk Alcatel type OXO 3600 buatan Jerman dengan

tahun buatan 2007

4.14 Sistim Paging

Sistem Paging terintegrasi secara keseluruhan didalam area gedung berfungsi sebagai

sarana komunikasi memberikan informasi dari pusat call centre dengan kondisi tertentu

dan atau darurat.Suara yang dihasilkan dari pengeras suara terpasang mulai dari

basement 3 sampai dengan roof top. Call centre terdapat di basement 3 bila ada keadaan

darurat dapat menghubungi extension 3303 dengan menyebutkan kondisi yang dialami
selanjutnya petugas call centre akan mengambil tindakan sesuai prosedur yang berlaku

untuk memberikan pengumuman melalui system paging.

4.15 Nurse call System

Sebagai alat panggil dari kamar pasien ke perawat dan dilengkapi panggilan darurat kode

biru saat diperlukan terintegrasi ke pesawat telepon genggam tenaga medik yang

berisikan informasi lokasi kejadian kode biru. Untuk bantuan keadaan darurat setiap

kamar perawatan, praktek dokter ruang ruang tindakan terdapat tombol emergency yang

dapat digunakan sebagai panggilan bantuan darurat yang diteruskan ke pesawat telepon

genggam.

4.16 Saluran pembuangan air limbah

Pembuangan air limbah domestic yaitu air bekas dan kotor berasal dari kamar mandi dan

kloset, pantry dan kitchen diolah dalam system STP (sewage Treatment Plan) dengan

kapasitas total 29 m3/hari.Letak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Parkiran.

Sistem yang digunakan aerob dengan bakteri pengurai yang ramah lingkungan,

.Swapanatau dilakukan setiap hari oleh maintenance untuk parameter debit hasil air

limbah, Ph limbah outlet terakhir dan secara berkala melakukan pelaporan ke instansi

berwenang yaitu UPTD laboratorium BLH kota Bengkulu dengan mengirim sample

hasil olahan air limbah ke laboratorium yang telah terakreditasi.Air limbah hasil olahan

STP dibuang langsung ke saluran PT. PAL.

4.17 INSPEKSI, PENGUJIAN DAN PEMELIHARAAN SISTIM UTILITAS

4.17.1 Divisi Umum mempunyai tanggung jawab untuk mengelola keseluruhan

pemeriksaan, pengujian dan proses pemeliharaan utilitas.

4.17.2 Sebagai bagian dari proses penerimaan untuk sistem utilitas baru atau

upgrade dari sistem utilitas yang ada, kontraktor atau vendor diharuskan

untuk menunjukkan bahwa sistem dan komponen operasi kritisnya sesuai


untuk pelayanan, dibuktikan dengan lulus tes penerimaan. Karena variasi

yang luas dari sistem dan komponen, tidak ada tes penerimaan terstandar.

Parameter spesifik dari kinerja harus ditentukan untuk setiap tes. Semua

sistem dan komponen diuji sebelum penggunaan awal. Setelah

penerimaan sistem atau komponen dari kontraktor, Manajer umum

menilainya untuk dimasukkan dalam persediaan Program Manajemen

Sistem utilitas dan Program Pemeliharaan Preventif.

4.17.3 Sistem pemeliharaan preventif terkomputerisasi digunakan untuk

menetapkan pemeriksaan, pengujian dan jadwal pemeliharaan. Sistem

Pemeliharaan preventif terkomputerisasi digunakan untuk menetapkan

jadwal terprogram yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap komponen

berkaitan dengan inspeksi, pengujian atau pemeliharaan preventif. Sistem

ini menghasilkan perintah kerja untuk setiap kegiatan yang diprogram,

data alat, lokasi alat, riwayat alat.

4.17.4 Setiap Manajer umum memberikan jadwal dan perintah kerja. Staf

Building Maintenance melaksanakan perintah pekerjaan yang ditugaskan

dan mengembalikan perintah kerja yang telah selesai kepada Kepala Unit

Building Maintenance. Perintah kerja yang telah selesai digunakan untuk

memperbarui sistem komputerisasi untuk menunjukkan bahwa pekerjaan

telah dilakukan. Beberapa pekerjaan yang dijadwalkan dilakukan oleh

kontraktor luar. Dokumentasi pekerjaan kontraktor dan setiap sertifikasi

yang diperlukan dikumpulkan oleh staf maintenance yang bertanggung

jawab dan ditinjau serta dipelihara oleh departemen Building

Maintenance.
4.17.5 Building Maintenance dapat dihubungi di extension 3132, dan 3301,

dengan pelayanan 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

4.18 PROGRAM ORIENTASI DAN PENDIDIKAN

Staf IPSRS memiliki program pelatihan spesifik pekerjaan untuk mempertahankan

pengetahuan dan kesiapan dalam rangka mendukung dan mengoperasikan sistem utilitas

dengan cara yang aman dan terpercaya.Manajer umum bertanggung jawab untuk

memberikan pelatihan pada sistem Utilitas.Contoh pendidikan tersebut meliputi: Proses

untuk melaporkan permasalahan, Prosedur untuk menjaga fungsi-fungsi penting selama

kegagalan utilitas, Lokasi pengendalian penghentian operasional alat darurat prosedur

pada kerusakan lift, dan lain-lain.

4.19 PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN

Kinerja pengelolaan utilitas dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Kepatuhan

dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada Risk & Quality Unit
BAB IV

DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaan proses inventaris, pemeliharaan dan perbaikan sistem utilitas memiliki

peran penting dalam upaya mutu pelayanan pasien.

Buku paanduan sistem utilitas pendukung harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan

lebih lengkap jika di damping dengan dokumen sebagai berikut :

1. Dokumen regulasi :

a. Kebijakan Tentang Manajemen Pemeriksaan, Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem

Utilitas

b. SPO Tentang Manajemen Pemeriksaan, Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Utilitas

2. Dokumen implementasi

a. LOG BOOK Manajemen Pemeriksaan, Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Utilitas

b. KARTU maintenance

Вам также может понравиться