Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
Dosen Pengampu
2019
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat dan rahmat dan karunia-
Nya saya telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan Makalah “Analisis gerak dalam
olahraga” yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahBiomekanika
Olahraga. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin banyak sekali terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari nama kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada
semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat
ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca.Ucapan terimakasih penilis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini terselesaikan.
Penulis
PEMBAHASAN
Prinsip dalam pertandingan lari ialah mampu mencapai finish secepat-cepatnya. Adapun
kemampuan lari di samping harus mempunyai tipe tubuh yang predominan. Dikutip oleh
(umar & jaka 2018 : 123-125) Aplikasi praktis biomekanika dalam olahraga terhadap aktivitas
lari, ditentukan oleh empat faktor yang saling berkaitan yaitu :
1. Power tolakan. Sesuai dengan hukum Newton III, tolakan yang kuat akan memberikan
reakasi yang sama besarnya terhadap aksi dengan arah berlawanan.
2. Pecondongan badan secondong-condongnya, selama keseimbangan masih dapat
dipertahankan. Ini untuk mendapatkan komponen gaya horizontal yang lebih besar, untuk
maju kedepan.
3. Panjang langkah.
4. Frekuensi langkah.
Kaitannya dengan antara keempat faktor tadi adalah sebagai berikut : Power tolakan kaki
besar, tetapi pecondongan badan kurang, menyebabkan komponen gaya horizontalnya tidak
maksimal, dimungkinkan karena kecepatan tidak maksimal, dimungkinkan karena kecepatan
melangkahnya tidak bisa menyesuaikan, berarti frekuensi langkah akan juga berkurang.
Sedang apabila dengan langkah panjang, bidang tumpu yang baru didapat lebih lama sehingga
akan terganggu. ( umar & jaka 2018 : 123-125)
Hubungan antara frekuensi langkah dan panjang langkah pada lari jarak 400 m,
kemampuan sprint sampai sejauh kurang lebih 45 m, setelah kecepatan langkah kurang dapat
mengimbangi pecondongan badan, untuk itu pecondongan badan sedikit demi sedikit
ditambah agar waktunya tidak jauh berbeda.
Sumber : https://www.google.com/search diakses senin 30 april 2018
1. Misalnya pelari memiliki massa 70 kg dengan langkah berjarak 2,5 m, dalam satu
deltik melangkah 4 kali, jadi kecepatan langkah=2,5m x 4 per detik = 10 m/s², dengan
demikian untuk jarak 100 meter, waktunya (t) = 100 m : 10 m/s² = 10 detik. Dengan
besar gaya yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah dengan rumus masa seorang
pelari dikalikan dengan waktu yang ditempuhnya. Jadi F=70kg x 10 m/s²=700 N/Kg.
2. Langkah berjarak 2 m, dalam 1 detik melangkah 4 kali, jadi kecepatan langkah = 2 m
x 4 m/detik, jadi waktu (t) = 100 m : 8 m/d + 12,5 detik. Dengan besar gaya yang
dibutuhkan secara keseluruhan adalah dengan rumus massa dari seorang pelari
dikalikan dengan waktu yang ditempuhnya. Jadi F= 70kg x 12,5 m/s²= 875 N/Kg.
Tujuan mekanika utama melempar yaitu menggerakkan bola dan satu titik ke titik lain
dalam waktu sesingkat mungkin dan mencapai jarak sejauh mungkin atau titik sasaran
dengan tepat. (Bafirman 2014 : 229-230)
Faktor-faktor dasar dalam melempar waktu yang diperlukan untuk menggerakkan bola
dari satu titik ke titik lain adalah jumlah waktu yang dipergunakan untuk menggerakkan
lengan ditambah dengan waktu perjalanan bola dari saat lepas dari tangan sampai ke titik
perkenaan. Apabila tujuan lemparan sejauh-jaauhnya maka faktor gaya (F) yang dikerahkan
harus maksimal dan lamanyaa gaya yang dikerahkan (t) harus dipersingkat. Dengan demikian
akan menghasilkan power yang maksimal (P=F x a ). (Bafirman 2014 : 229-230)
Sumber : https://www.google.com/search diakses senin 30 april 2018
Yang paling populer saat ini adalah gaya flop. Keuntungan utama dari gaya flop adalah
mengenai posisi titik berat badan pada tinggi melayang. Pada gaya flop, pelompat mampu
melewati mistar dengan posisi titik berat badan mistar dengan posisi titik berat badan
sertinggi mistar atau justru di bawah mistar. Kalau kita lihat cara melewati mistar dengan
gaya ini merupkan kebalikan dari gaya straddle. Lompatan straddle bergling di atas mistar
dengan perut menghadap ke bawah (ke arah mistar). (umar & jaka 2018 : 125-126)
a. Tinggi tinggal landas, tinggi antara tinggi titik berat dengan tanah (H1).
b. Tinggi melayang, tinggi antara tinggi berat badan melayang dengan tinggal landas
(H2).
c. Tinggi bersih, tinggi antara titik berat badan waktu melayang dengan mistar.
Tentang masalah lompat tinggi Andrian dan Coper (1989), mengemukakan sebagai
berikut : seorang peneliti menyatakan keyakinannya, bahwa syarat-syarat untuk mencapai
lompat tinggi dunia adalah :
a. Berkaki panjang dan bertitik berat pada tinggi.
b. Mempunyai kecepatan dan kekuatan pada tinggal landas (tolakan kaki).
Dalam masalah lompat tinggi Hay, James, G.(1985). Mengemukakan juga bahwa
panjang kaki dan titik berat badannya juga tinggi, penting bagi keberhasilan lompat
tinggi. Disamping itu hay juga memberikan gambaran tentang jarak antara tinggi
maksimal titik berat badan saat melayang dengan mistar pada saat berhasil melewati
mistar (tinggi bersih) terhadap beberapa gaya lompatan sebagai berikut :
Melihat data tersebut, maka gaya flop adalah gaya yang paling efesien.( umar & jaka
2018 : 125-126) Di samping itu, yang bertitik berat badan tinggi, maka jarak antara titik
berat badan pada tinggi tinggal landas akan lebih dekat dengan mistar.
W=Fxd
Keterangan :
W = Kerja
F = kekuatan
d= jarak
2. Kinematika Angular
Dalam melaksanakan tendangan bola dalam sepak bola akan kita jumpai perpindahan
badan dari satu posisi ke posisi lain dimana terdapat perubahan kecepatan yang
diwujutkan pada langkahan kaki. Kinematika angular kita jumpai pada sendi bahu yang
menayunkan lengan seenaknya dan persendian pada panggul saat mengangkat kaki
kedepan dan pada sendi lutut pada saat melangkahkan kaki untuk mendapatkan
jangkauan kaki ke depan.
Pada gerakan ini rotasi pada sendi pinggul dapat mencapai satu putaran penuh (3600)
dari mulai lepasnya kaku belakang dari tanah kemudian diayun keatas sehingga terjadi
fleksi pada lutut, ayunan kedepan hingga sampai ke belakang kembali.
Ancan-ancangan ina bertujuan untuk memperoleh kecepatan saat berlari hingga tiba
di sisi bola yang dapat memberikan dukungan terhadap kekuatan.
Ayunan pada sendi elbow tidak memiliki sumbangan yang begitu baik untuk
mendapatkan kekuatan tendangan hanya saja mengatur kestabilan tubuh.
3. Kinematika Linier
Rentang kaki tendang yang dimulai dari belakang hingga benturan dengan bola
atau hiperekstensi, jika ditarik sudut yang berporos pada sendi pinggul sekitan 450,
kemudian rentang sudut dari poros fleksi lutut mencapai 900. Sehingga jika digabungkan
rentangan secara keseluruhan mencapai 1350. Perkenaan kaki dengan bola merupakan
ajang terpenting menghasilkan kekuatan. Disini terdapat perpanjangan ruang gerak kaki
yang dimulai dari persendian pinggul ang dilanjutkan dengan persendian lutut. Tentunya
dengan ruang gerak inilah yang akan membangkitkan kecepatan pergerakan kaki dan
akan dapat lebih meudah memperolah kekuatan kontraksi ototnya. Perpaduan kecepatan
dan kekuatan inilah yang biasa disebut dengan power. Dengan demikian pulalah bahwa
menendang bola dibutuhkan power otot-otot tungkai.
Kemampuan kaki belakang akan dapat membentuk sudut yang lebih besar, jika
kelentikan pada sendi pinggul cukup besar. Tangan ddalam hal ini hanya menjaga
keseimbangan, dimana lengan kiri terangkat hingga sejajar dengan nahu yang merupakan
kerja dari otot deltoid dan persendian glenohumeral. Tangan kanan kelihatan akan
kebelakang sebagai upaya menjaga keserasian gerak dan koordinasi.
4. Kinetika Angular
Pada saat menendang bola akan kita jumpai poros persendian yang
memungkinkan terjadi pada kinetika angular. Jalannya bola tergantung gaya yang
diberikan oleh tekanan kaki. Kuat tidaknya tergantung pada gaya yang diberikan oleh
kaki.
Selain gaya dalam hal ini tergantung pada percepatan ayunan kaki yang baik.
Percepatan ini tentunya didukung oleh kemampuan otot-otot. Pergelangan kaki
degerakkan hingga posisi benat-benar ekstensi sehingga punggung kaki benar-benar
berada di depan dan tentunya akan terdapat benturan pada bagian ini. Tidak ada bagian
lain yang dapat menunjang kekuatan tendangan, hanyalah kemampuan membangkitkan
power yang cukup besar. Dimana persendian pinggul sebagai poros utama dan persendian
lutut berfungsi sebagai tambahan.
5. Kinetika Linier
Dalam hal ini pengaruh yang diberikan tungkai kepada bola ditentukan sekali oleh
kemampuan otot-otot penggeraknya. Disamping ayunan kaki belakang, ancang-ancang
berlari merupakan pase yang berperan penting untuk mendapatkan saat yang tepat dalam
membangkitkan kekuatan maksimal. Ancang-ancang yang terlalu jauh cenderung akan
menimbulkan kelelahan otot, sehingga jarak 3-4 meter cukup efektif untuk memperoleh
kecepatan terbaik untuk memperoleh saat yang tepat tersebut.
E. Analisis Gerakan Dalam Memukul
Tujuan mekanika utama memukul melontarkan ubjek atau bola untuk mencapai ketepatan
maksimal dengan kecepatan merupakan penentu keberhasilannya. Contohnya memukul bola
tenis (serve, drive) memukul dlam baseball, dll.
Faktor-faktor dasar dalam melempar waktu yang diperlukan untuk menggerakkan bola
dari suatu titik ke titik lain dalah jumlah waktu yang dipergunakan untuk menggerakkan
lengan ditambah dengan waktu perjalanan bola dari saat lepas dari tangan sampai ke titik
berkenaan. (Bafirman 2014 : 230-231)
F. Analisis Gerakan Rolling
1. Apa saja faktor yang saling berkaitan dengan analisis gerak dalam lari?
Jawab:
Power tolakan. Sesuai dengan hukum Newton III, tolakan yang kuat akan memberikan
reakasi yang sama besarnya terhadap aksi dengan arah berlawanan.
Pecondongan badan secondong-condongnya, selama keseimbangan masih dapat
dipertahankan. Ini untuk mendapatkan komponen gaya horizontal yang lebih besar, untuk
maju kedepan.
Panjang langkah.
Frekuensi langkah.
2. Apa tujuan dari analisis gerak dalam lempar?
jawab:
menggerakkan bola dan satu titik ke titik lain dalam waktu sesingkat mungkin dan
mencapai jarak sejauh mungkin atau titik sasaran dengan tepat.
Umar dan jaka, (2018), Biomekanika Olahraga. Fakultas Ilmu keolahragaan universitas
Negeri Padang.
Bafirman, (2014), Kinesiologi dan Biomekanika Olahraga. Sukabina press.
https://www.google.com/search?q=analisis+gerakan+rolling&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b-ab(online). Diakses senin 30 april 2018
http://wengayo.blogspot.co.id/2010/06/analisis-biomekanika-pada-gerakan.html(online).
diakses senin 30 april 2018