Вы находитесь на странице: 1из 32

MAKALAH KIMIA BAHAN MAKANAN

TEHNIK PACKAGING

KELOMPOK 8

1. ARIYANI SAFITRI (06101181722012)


2. INDRI KURNIA SEPTIANA (06101181722031)
3. JON FAIZAL (06101981722068)
4. MUHAMMAD YUDHARSYAH (06101181722003)
5. RIZKI KINANTI (06101281722030)

DOSEN PEMBIMBING : DRS. A.RACHMAN IBRAHIM, M.SC.ED

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Atas rahmat dan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Tak lupa rasa terima kasih
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi dan membantu
dalam pembuatan makalah ini. Karena bimbingan dan doa mereka makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah ini merupakan tugas
penggganti MID mata kuliah kimia bahan makanan yang dibimbing oleh bapak
DRS. A. RACHMAN IBRAHIM, M.SC.ED. Di dalam makalah ini
kami membahas tentang Tehnik Packaging yang kami susun berdasarkan referensi
dari beberapa sumber di internet.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembacanya
dan diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan dari pembacanya.
Dan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Kami mohon maaf
apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun isi.
oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi mencapai
kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.

Indralaya, 05 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Sejarah Tehnik Pengemasan (Packaging) ...................................................... 3
2.2. Pengertian Pengemasan (Packaging) .............................................................. 4
1.3 Fungsi, Tujuan, Jenis-jenisPengemasan Makanan........................................ 8
1.3.1 Fungsi dari pengemasan makanan secara umum .................................. 8
2.3.2. Fungsi Kemasan Menurut Kotler .............................................................. 10
2.3.3. Tujuan Kemasan ..................................................................................... 11
2.3.4. Jenis-jenis Kemasan................................................................................ 11
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: ......................... 11
2.4. Jenis-jenis Bahan Yang Digunakan Dalam Pengemasan Makanan........... 12
2.4.1. Kemasan Plastik/Film............................................................................. 12
2.4.2. Kemasan Logam/Kaleng ........................................................................ 16
2.4.3. Kemasan Kertas ...................................................................................... 18
2.4.4. Kemasan Kaca/Gelas .............................................................................. 18
2.4.5. Kemasan Kayu ........................................................................................ 18
2.4.6. Kemasan Karton ..................................................................................... 18
2.4.7. Kemasan Bambu......................................................................................... 18
2.5. Keuntungan dan Kerugian dari bahan-bahan pengemasan makanan ...... 19
BAB III ............................................................................................................................ 26
PENUTUP ....................................................................................................................... 26
1.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 26
1.2. Saran ................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 27
LAMPIRAN PETA KONSEP .................................................................................................. 28

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan atau minuman yang
sehari – hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung saja. Ada banyak
bahan yang digunakan sebagai pengemas yang bersentuhan langsung dengan
makanan, tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai
dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang
umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau
distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi
promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan
dalam perencanaannya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem
penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara

1
tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah
yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak
inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan
kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen
produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan
tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah
 Apa pengertian pengemasan makanan?
 Apa fungsi dari pengemasan makanan?
 Apa saja jenis-jenis bahan kemasan makanan?
 Apa keuntungan dan kerugian dari bahan-bahan kemasan makanan?

1.3.Tujuan Penulisan
 Dapat mengetahui pengertian pengemasan makanan
 Dapat mengetahui fungsi pengemasan makanan
 Dapat membedakan jenis-jenis bahan kemasan makanan
 Dapat mengetahi keuntungan dan kerugian dari bahan-bahan kemasan
makanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Sejarah Tehnik Pengemasan (Packaging)


Pengemasan bahan pangan sudah lama dikenal dan dipegunakan untuk
keperluan manusia. Pada zaman prasejarah orang masih mempergunakkan bahan
kemasan dari bahan-bahan alam seperti daun-daun, kulit buah, kulit kayu,
pelepah, batu-bauan kerang dan kulit binatang. Bentuk dang fungsi kemasan
masih sangat sederhana, yakni hanya untuk keperluan membawa makanan yang
tidak habis terkonsumsi ke daerah lain.
Pada zaman Paleolitik, perkembangan pengemasan bau sampai pada
pembuatan keranjangdari rumput yang dijalain atau dari ranting-ranting kayu
yang lentur. Pada zaman Neolitik, mulai dikenal wadah dari logam yang dibentuk
berupa cawan untuk minum seperti tanduk binatang. Pada zaman ini dikenal pula
bentuk-bentuk kmasan seperti cawan, baki, dan benda lain yang terbuat dari tanah
liat. Pada zaman sumerian, kemasan jenis kaca sudah dikenal dengan jar kecil
yang igunakan untuk mengemas cairan-cairan yang berharga atau ramuan obat
atau parfum. Pada tahun 750 terjadi penyebarluasan pemakaian botol, toples, dan
tempayan yang terbuat dari tanah. Pengrajin yang terampil membuat kontainer
keramik dan kontainer dekoratif lainya untuk menyimpan kemenyan, wewangian,
dan salep. Pada awal tahun 1800-an ketika populasi semakin tumbuh di Eropa dan
Amerika, tong, kotak kayu, dan kantong serat digunakan secara luas sebagai
material kemasan. Dengan permintaan barang konsumen yang semakin
meningkat, perkembangan kaleng, aluminium, kaca, dan kantong kertas muncul
sebagai sumber daya kemasan yang signifikan. Pada tahun 1817 kotak kardus
pertama kali dibuat di Inggris 200 tahun setelah orang Cina menemukan kertas,
dan berubah menjadi perkembangan revolusioner pada akhir abad ke sembilan
belas. Kemasan kardus diproduksi secara komersial pada tahun 1839.
Prinsip litografi ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798,
merupakan titik signifikan dalam sejarah desain kemasan, dan semakin maju
dengan perkembanganya produksi masal. Karena semua kemasan mulai dari kotak

3
kardus, peti kayu, botol, dan kaleng memiliki label kertas, proses litografi label
cetakan menjadi salah satu perkembangan yang patut dicatat pada masa itu.
Selanjutnya, setiap label atau pembungkus dicetak dengan tangan memakai mesin
pres kayu diatas kertas buatan tangan. Selama berabad-abad, fungsi sebuah
kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah
barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan
kemasan dalam pemasaran mulai diakuisebagai satu kekuatan utama dalam
persaingan pasar. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat
dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu,
kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi
barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak
barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah
dibawa selama dalam perjalanan.
Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha
semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut
perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat
penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus mampu
menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk”
konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada
saat jual beli terjadi. Pada akhir abad atau tahun 1990-an produsen dengan
banyaknya merek-merek produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki,
menyadari kebutuhan untuk menyertkan insinyur kemasan kedalam tim
pengembangan produk dan desainer kemasan sebagai bagian tim pemasaran.

2.2.Pengertian Pengemasan (Packaging)


Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

4
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan
mutu bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran).
Pada dasarnya, kemasan disebut sebagai active packaging jika kemasan
tersebut tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan bahan pangan atau pruduk
terhadap pengaruh luar, tetapi juga kemasan tersebut juga mampu mengendalikan
kondisi isi yang ada di dalam kemasan. Kemasan adalah wadah atau suatu tempat
yang digunakan untuk pelindung produk baik makanan atau yang lainnya,
disamping berfungsi melindungi dari berabagai bahaya pencemaran lingkungan
kemasan juga bisa berfungsi sebagai pengawat makanan.
Kemasan diartikan juga sebagai material yang membungkus suatu produk
dengan tujuan untuk mewadahi, mengidentifikasi, menjelaskan, melindungi,
menampilkan dan mempromosikan, sehingga membuat produk tersebut dapat
dipasarkan dan tetap bersih. Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur
penting dalam suatu produk. Dalam KBBI, kemasan adalah bungkus pelindung
dalam suatu barang dagangan yang dihasilkan dari kegiatan mengemas.
Selain pengertian kemasan diatas, terdapat sejumlah gagasan, teori atau
pendapat para ahli dalam memberikan definisinya mengenai kemasan. Tidak
sedikit definisi kemasan semakin memajukan kegiatan dan bentuk-bentuk
kemasan atau dapat dimaksud jenis-jenis kemasan. Tentu saja, kekuatan teori dari
para ahli, melalui proses panjang dengan melakukan penelitian ilmiah. Adapun
pengertian kemasan menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a) Menurut Marianne Rosner Klinchuk dan Sasdnra A. Krasovec
Menurut Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec bahwa pengertian
kemasan diimplikasikan pada hasil akhir proses mengemas. Kemasan adalah
desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,

5
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan
sebuah produk di pasar.
b) Pengertian Kemasan Menurut Cenadi
Menurut Cenadi bahwa definisi mengenai kemasan adalah seluruh kegiatan
yang dirancang dan memproduksi suatu wadah atau bungkus atau kemasan
terhadap suatu produk. Kemasan demikian terdiri tas tiga hal yakni merek,
label, dan kemasan itu sendiri.
c) Pengertian Kemasan Menurut Kotler dan Amstrong
Menurut Kotler dan Amstrong bahwa pengertian kemasan didefinisikan
sebagai packaging “involves designing and producing the container or
wrapper for a product”. Menurut Kotler dan Amstrong tersebut dapat
diartikan bahwa kemasan adalah proses kemasan yang melibatkan adanya
kegiatan dalam bentuk mendesain dan juga memproduksi, fungsi utama dari
kemasan sendiri yakni dalam melindungi produk agar produk tetap terjaga
kualitasnya. Menurutnya, kemasan adalah suatu bentuk kegiatan yang
melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar
produk di dalamnya dapat terlindungi.
d) Pengertian Kemasan Menurut Swastha
Menurut Swastha bahwa pengertian kemasan atau packaging
(pembungkusan) adalah kegiatan yang umum perencanaan barang yang
dimana kemasan tersebut melibatkan adanya penentuan desain pembuatan
bungkus atau kemasan suatu barang.
e) Pengertian Kemasan Menurut Widiatmoko
Menurut Widiatmoko bahwa pengertian kemasan (packaging) merupakan
upaya manusia dalam mengumpulkan sesuatu yang sebelumnya masih
berantakan kedalam satu wadah serta melindunginya dari adanya gangguan
cuaca.
f) Pengertian Kemasan Menurut Bhakti
Menurut Bhakti bahwa pengertian kemasan adalah kesan singkat dari citra
suatu produk yang disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah
memiliki konsep terpadu dengan fungsi produk. Desain demikian dalam hal

6
ini kemasan membutuhkan banyak pemikiran dan tentu saja bukanlah suatu
hal yang mudah.
g) Pengertian Kemasan Menurut Titik Wijayanti
Kemasan adalah upaya yang dilakukan oleh prusahaan untuk memberikan
informasi kepada setiap konsumennya tentang produk yang ada di
dalamnya.
h) Pengertian Kemasan Menurut Cahyorini dan Rusfian
Menurutnya, kemasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh prusahaan yang
terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta struktur desain.
i) Pengertian Kemasan Menurut Rodriguez
Menurutnya, kemasan atau pengemas aktif adalah kemasan yang dapat
merubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa aktif
sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang
dikemas dan juga meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan
kualitas.
j) Menurut Kotler & Keller
Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam
pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan
yang diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan,
pencemaran (debu) serta serta gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran).
Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil
pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Menurutnya,
kemasan adalah usaha yang dibagun oleh seseorang untuk menjaga ekuitas
merek sehingga dapat mendongkrak penjualan.

Dari pengertian kemasan menurut para ahli diatas dapat dikatakan jika
kemasan adalah kegiatan pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

7
melindungi suatu produk agar terhindari dari pencemaran lingkungan serta
bertujuan untuk mengawetkan dagangan.
Sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah menyajikan
kemasan, seperti misalnya jagung yang dibungkus seludang, buah-buahan
terbungkus kulitnya, buah kelapa yang terlindungi baik dengan sabut dan
tempurung, polong-polongan terbungkus kulit polong. Tidak hanya bahan pangan,
kosmetika dan barang industri lainnya, bahkan manusia pun menggunakan
kemasan sebagai pelindung tubuhnya dari gangguan cuaca, serta supaya tampak
lebih anggun dan menarik.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami
untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan, pelepah atau
kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat, tulang dan
sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah
beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptic, kemasan
transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan
cakrawala pengemasan hasil pertanian. Saat ini perkembangan pengemasan
bergerak sangat cepat seirama dengan perkembangan industri-industri yang
memanfaatkan dan menggunakannya.

1.3 Fungsi, Tujuan, Jenis-jenisPengemasan Makanan


1.3.1 Fungsi dari pengemasan makanan secara umum
a. Sebagai Containment
Kita seringkali melihat gambar yang terlampir dalam paket ataupun kemasan
suatu produk. Tujuannya adalah menginformasikan kepada konsumen bahwa
barang tersebut membutuhkan perlindungan terhadap getaran, suhu yang
ekstrim, paparan sinar matahari secara langsung dll.
b. Sebagai Protaction
Batas perlindungan yang dimaksud adalah perlakuan khusus pada produk dari
oksigen, uap air dan debu. Kemasan yang mencegah masuknya oksigen dapat
membuat produk menjadi lebih tahan lama. Sedangkan mempertahankan

8
tekanan dalam kemasan makanan berfungsi untuk menjaga agar makanan
tetap steril, lebih segar dan menjaga kandungan nutrisi di dalam produk.
c. Sebagai Preservation
Umur simpan (shelf life) yang panjang sangat diinginkan oleh konsumen dan
distributor. Oleh karena itu sebuah pengemas harus bisa membuat mutu
produk tetap sama sampai produk dikonsumsi konsumen. Di sini fungsi
pengemas sebagai pemelihara dan pengawet agar mutu tetap baik.
d. Sebagai Distribution
Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik
kedistributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat
distributor,kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian
rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat
pemajangan.
e. Sebagai Identification
Dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan
informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
Kemasan yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai dan
dibutuhkan kepada khalayak, baik secara verbal maupun visual. Initinya
adalah, apakah elemen – elemen desian dalam kemasan sudah memberikan
informasi secara cepat,mudah dan lengkap, mulai dari batas kaldarluarsa,
kompsisi makanan, halal atau haram dan lain sebagainya.
f. Sebagai Convenience
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk
dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk
atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada
bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak
licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

9
2.3.2. Fungsi Kemasan Menurut Kotler

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab


mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
danpenampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai


satu alat pemasaran, yaitu :

1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam
mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat
bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa


fungsi lain, yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar


kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan
menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

10
2.3.3. Tujuan Kemasan

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,


tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya
dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan
penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan
transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering
terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan
rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat
membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan
kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup,
penggunaan dan digunakan kembali.
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

2.3.4. Jenis-jenis Kemasan


Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan


(kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan
sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

11
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung


dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan
jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan
lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah
wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap
perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan
dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

2.4. Jenis-jenis Bahan Yang Digunakan Dalam Pengemasan Makanan


2.4.1. Kemasan Plastik/Film
Kemasan plastik merupakan kemasan yang paling banyak digunakan pada
saat ini dibandingkan dengan kemasan lainnya, seperti kemasan logam dan gelas.
Bahan kemasan plastik secara umum tersusun dari polimer rantai panjang dari
satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer
dipolimerisasikan untuk menghasilkan suatu unit berulang tunggal yang disebut
homopolimer. Dalam beberapa hal polimer dapat dibuat dengan proses adisi lebih
dari satu macam monomer, atau dengan reaksi kondensasi tiga macam monomer.
Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk
secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.
Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer
dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga
terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki
sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat

12
molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap
sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik. Sesudah Perang Dunia II, berbagai jenis kemasan plastik
fleksibel muncul dengan pesat. Sebagai bahan pembungkus, plastik dapat
digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa lapisan multilapis dengan
bahan lain, (pakah itu antara plastik dengan plastik yang beda jenis, plastik
dengan kertas atau lainnya). Kombinasi tersebut dinamakan aminasi. Dengan
demikian, kombinasi dari berbagai janis plastik dapat menghasilkan ratusan jenis
kemasan.
a) Jenis Kemasan Film
1. Politen/Polietilen (PE)
Merupakan polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri minyak.
Ada tiga jenis, Low Density Polyethylene (LDPE) yang mudah dikelim dan
murah, Medium Density Polyethylene (MDPE) yang lebih kaku dari LDPE dan
lebih tahan suhu tinggi, dan High Density Polyethylene (HDPE) yang paling kaku
dan tahan suhu tinggi (suhu 120°C). Sifat umum dari PE adalah mempunyai
penampakan bervariasi dan transparan, berminyak; mudah dibentuk, lemas,
gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas; tidak
cocok untuk bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan terhadap asam, basa, alkohol,
deterjen; untuk penyimpanan beku (-50°C); transmisi gas cukup tinggi (untuk
makanan beraroma); serta kedap air dan uap air.
2. Poliester/Polietilen Tereptalat (PET)
Biasa digunakan untuk kemasan buah kering, makanan beku dan permen.
Sifat umumnya antara lain transparan, bersih, jernih; adaptasi suhu tinggi (suhu

13
300°C) sangat baik; permeabilitas uap air dan gas sangat rendah; tahan pelarut
organik; serta tidak tahan asam kuat, phenol, benzil alkohol.
3. Polipropilen (PP)
Syarat utama PP antara lain ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih
(kemasan kaku tidak transparan); kekuatan tarik lebih besar dari PE, suhu rendah,
rapuh, mudah pecah; lebih kaku dari PE, tidak mudah sobek; permeabilitas uap air
rendah, permeabilitas gas sedang; tahan suhu tinggi (150°C) terutama untuk
makanan sterilisasi; titik leleh tinggi, sulit dibuat kantung; tahan terhadap asam
kuat, basa dan minyak; pada suhu tinggi bereaksi dengan benzena, siklen, toluen,
terpentin, asam nitrat kuat.
4. Polistirene (PS)
Sifat utamanya adalah kekuatan tarik dan tidak mudah sobek; titik lebur
rendah (80°C); tahan asam, basa; terurai dengan alkohol, ester, keton, klorin,
hidrokarbon aromatik; permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi; mudah dicetak,
licin, jernih, mengkilap; keruh jika kontak dengan pelarut, mudah menyerap
pemlastik; afinitas tinggi terhadap debu dan kotoran; serta baik untuk bahan dasar
laminasi dengan logam.
5. Polivinil Khlorida (PVC)
Ada tiga jenis yaitu plasticized vinyl chloride, vinyl co polimer, dan
oriented film. Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas dan uap
air rendah; tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum; kekuatan tarik tinggi,
tidak mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik, keton, aldehid, ester,
dan lain-lain; serta mempunyai densitas 1.35 – 1.4g/cm3.
6. Saran/Poliviniliden Khlorida (PVDC)
Sifat umum PVDC saran antara lain adalah transparan, luwes, jernih,
beragam; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan yang
baik untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah; tahan terhadap
pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas beku. Sedangkan sifat
umum PVDC cryovac, yakni mempunyai permeabilitas uap air dan gas rendah;
mengkerut jika kena panas; tahan suhu rendah (-40°C); tahan tekanan tinggi

14
(vakum); mudah dicetak, licin, transparan; tidak mudah dibakar; mudah dikelim
panas.
7. Selopan
Sifat umum selopan adalah transparan, terang; tidak termoplastik, t dak bisa
direkat dengan panas; tidak larut air, minyak, tidak melalukan O2; mudah retak
pada RH dan suhu rendah; mudah dilaminasi; mudah dirobek; dan mengkerut
pada suhu dingin. Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B (Anchored); C
(Colored); D (du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap uap air); O (dilapisi
sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisis dengan vinil); S (direkat dengan panas); T
(tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan polimer saran); WO (White Opaque).
8. Film Plastik
Contoh dari plastik film adalah film larut air dan dapat dimakan, yaitu
amilosa pada bungkus permen dan sosis; selulosa asetat butirat, selulosa asetat
propionat; selulosa nitrat dan selulosa triasetat; klorotrifluoroetilin (peralatan
bedah); etilen buten (mirip HDPE); fluoro karbon (teflon, tahan bahan kimia);
ionomer (kemasan vakum); polivinil alk (untuk produk kering); polietilen oksida
(kemasan tepung); polialomer (karakter antara HDPE dan PP); dan Hfilm
(toleransi terhadap suhu cukup besar, sekitar 269 - 400°C, tahan terhadap radiasi
sinar X).

b) Kemasan Film Untuk Makanan Dan Minuman


1. Produk Susu
Kemasan yang terbaik adalah LDPE dan HDPE. LDPE digunakan dengan
cara membentuknya mengisi dan di-seal, sedangkan HDPE digunakan untuk
ukuran besar. Untuk produk keju lebih baik digunakan nilon/PE, selulosa/PE,
PET/PE, selo/saran/PE, PET/saran/PE, nilon/PE.
2. Daging dan Ikan
Daging segar lebih baik dikemas dengan PVC/selopan, sehingga terl hat
cerah, untuk daging beku digunakan LDPE. Kemasan etilen vinil asetat/PE
digunakan untuk produk unggas. Untuk produk daging masak, bacon, awetan
digunakan kemasan PE/PVDC/PA, PE/PET dimetalisasi, PE/alumunium foil/PET,

15
PET/saran/Pe atau saran/nilon/PE (terutama untuk daging awetan). Dan untuk
ikan beku digunakan HDPE dan LDPE.
3. Produk Roti
Untuk produk cake atau bolu digunakan selulosa berlapis/OPP untuk
mencegah apek. Biskuit menggunakan kemasan selulosa berlapis/ PP, sedangkan
keripik kentang digunakan kemasan netralisasi.
4. Makanan Kering dan Serelia
Untuk makanan kering dan serelia digunakan LDPE dilapis kertas,
LDPE/alumunium foil/LDPE/kertas, PET/PE, dan atau kertas/alumunium foil/PE.
5. Buah dan Sayur Segar
Untuk buah dan sayur segar digunakan polistiren busa, LDPE, EVA,
ionomer/PVC. Bisa juga digunakan film stretch dan PE untuk mengendalikan
atmosfer.
6. Kopi
Untuk kopi digunakan kemasan foil atau poliester yang dimetalisasi dan PE,
PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan OPP/alumunium foil/PE.
Untuk kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.
7. Teh
Untuk teh digunakan kemasan selopan/PE, Pet/PE, kertas/alumun um foil/PE,
OPP/ PVDC/PE, dan LDPE/PVC/LDPE untuk mencegah ketengikan, kehilangan
aroma dan CO2.

2.4.2. Kemasan Logam/Kaleng


Kemasan kaleng dapat terbuat dari berbagai jenis logam misalnya seng,
aluminium, dan besi. Kemasan kaleng terdiri dari :
 Prime Plate, untuk kemasan produk makanan
 Waste Plate, digunakan untuk hampir seluruh produk selain makanan karena
mudah berkarat.
Karakterisitik kemas logam antara lain konduktor tinggi, dapat ditempa,
kilap logam, tidak tembus pandang, densitas tinggi dan padat. Jenis kaleng
dibedakan berdasarkan komponen pelapisan, cara pelapisan, dan komponen baja

16
utama, sehingga ada yang disebut kaleng pelat timah, kaleng TFS, kaleng 3 lapis
dan kaleng lapis ganda. Kandungan Sn harus 1-1.25% dari berat kaleng. Cara
pelapisan bisa dengan celup atau elektrolisa. Tipe kaleng antara lain N: ditambah
0.02% nitrogen untuk meningkatkan daya kaku dan untuk produk berkarbonat; D:
ditambah lapisan alumunium; dan 2 CR: cold reduce lebih ringan, dan untuk bir
dan sari buah.
Lapisan enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal
(mencegah korosi), melindungi kontak langsung dengan produk. Enamel dalam
berfungsi untuk mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk
mencegah korosi dan untuk dekorasi. Alumunium merupakan jenis logam yang
lebih ringan dari baja, daya korosif rendah, mudah dibengkokkan, mampu
menahan masuknya gas, tidak berbau dan tidak berasa, dan sulit disolder sehingga
sambungan tidak rapat. Penggunaan alumunium secara komersial, alumunium
murni: kurang menguntungkan; perlu penambahan komponen campuran untuk
memperbaiki sifat-sifatnya dan meningkatkan daya tahan korosi; bahan campuran
(alloy) antara lain tembaga 0.15%, magnesium, mangan, khromium 0.1-0.3%,
besi, seng dan titanium; manfaat lain alumunium untuk tutup kaleng (tutup datar,
penutup tipe mahkota, tutup sistem pembuka tarik, tutup sistem pembuka cincin)
dan tube logam lunak (collapsible tube).
Alumunium foil (Alufo) Merupakan bahan kemas dari lembaran alumunium
yang padat dan tipis dengan ketebalan <0.15 m. Mempunyai tingkat kekerasan
berbeda, dimana tanda Oberarti sangat lunak; H-n: keras (semakin tinggi bilangan,
maka semakin keras). Kemasan ini hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan
dapat dignakan sebagai bahan pelapis atau penguat dilapisi dengan plastik atau
kertas. Kemasan Retort Pouch merupakan kemasan tahan suhu sterilisasi;
mempunyai daya simpan tinggi; kuat; tidak mudah sobek/tertusuk; teknik
penutupan mudah; contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan alumunium untuk
kemasan pangan antara lain untu produk buahbuahan, produk sayuran, produk
daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.

17
2.4.3. Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan salah satu jenis pengemas yang dapat digunakan
sebagai pengemas bahan pangan yang berfungsi untuk mewadahi atau
membungkus pangan, baik sebagai kemasan primer, tersier, atau kuarterner.

2.4.4. Kemasan Kaca/Gelas


Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap
air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat inert. Kemasan kaca juga dapat diberi
warna, banyak digunakan untuk produk minuman yang memiliki sifat-sifat
tertentu sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca.

2.4.5. Kemasan Kayu


Kemasan peti kayu memiliki sifat fisik dan mekanik yang bervariasi
sehingga untuk keperluan tertentu dilakukan pemilihan yang selektif terhadap
jenis kayu yang digunakan. Pada dasarnya tidak ada kriteria khusus untuk
menentukan jenis kayu yang digunakan sebagai kemasan. Pemilihannya
umumnya ditentukan hanya berdasarkan jumlah kayu yang tersedia,
kemudahannya untuk dipaku, jenis produk yang akan dikemas, kekuatan dan
kekakuan kayu, serta harganya.
2.4.6. Kemasan Karton
Biasanya dibuat dalam bentuk kotakan lipat / folding karton yang terbuat
dari bahan karton duplek dan sejenisnya, ketebalan duplek disesuaikan dengan
berat isi produk atau ketebalan sekaligus sebagai daya tarik tersendiri.

2.4.7. Kemasan Bambu


Kemasan dari bambu dan rotan merupakan kemasan tradisional
yang biasanya ditampilkan dalam bentuk anyaman. Perhatikan pula apakah
kemasantersebut primer atau sekunder, adakah cat atau vernis yang digunakan
untuk lebihmenarik.Pemakaian keranjang dari anyaman bambu untuk pengemasan,
biasanyadigunakan untuk buahbuahan dengan permukaan yang halus, dengan bobot
yangterbatas, atau untuk hasil olahan dengan dilapisi daun, kertas dan plastik

18
yang bertujuan agar produk yang dikemas tidak keluar dari jalinan anyaman, dan
tidak terkontaminasi oleh kotoran dan air dari luar. Produk yang dapat dikemas
antaralain; tape singkong, tahu, brem, bunga, mangga dan sebagainya.

2.5. Keuntungan dan Kerugian dari bahan-bahan pengemasan makanan


a. Kemasan Plastik
 Keuntungan
Keuntungan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna,
kuat, tidak karatan, serta dapat diberi warna dan harganya yang relatif
murah.
 Kerugian
Kerugian dari kemasan plastik merusak lingkungan, penggunaan
plastik untuk kemasan bahan pangan berpotensi mengganggu
kesehatan manusia. Saat makanan panas dimasukkan ke dalam
plastik, plastik akan menjadi lemas dan tipis. Ini adalah tanda
terputusnya ikatan-ikatan monomer dan berpindah ke bahan pangan.
Selain itu, beberapa monomer berbahaya penyusun bahan kemasan
plastik bersifat larut dalam lemak dan asam sehingga dapat
terakumulasi lebih tinggi pada bahan pangan yang mengandung
lemak atau asam tinggi.
b. Kemasan Logam/Kaleng
 Keuntungan
Keuntungan kemasan logam/kaleng antara lain kuat, kedap udara,
tahan kondisi ekstrim (panas, dingin dan tekanan), permukaan ideal
untuk pelabelan. tidak ada kontaminasi, terjaga dari perubahan kadar
air, serta terjaga dari penyerapan O2, gas, bau, dan radioaktif.
 Kerugian
Kerugian kemasan logam/kaleng yaitu dapat menimbulkan rasa
logam (taint) pada produk pangan yang dikemas. Khususnya untuk
kemasan logam bermutu rendah. Selain itu, kemasan logam /kaleng

19
juga menyebabkan terjadinya penyimpangan warna permukaan tin
plate karena bereaksi dengan makanan yang mengandung sulfur,
yang disebut dengan sulphur staining/feathering (terbentuknya noda
sulfur pada permukaan tin plate).
c. Kemasan Kertas
 Keuntungan
Dengan menggunakan kertas, packaging makanan ini sangat ramah
lingkungan apabila setelah selesai digunakan pelanggan lalu dibuang,
packaging makanan akan mudah untuk berbaur dengan lingkungan
sekitar. Ditambah lagi packaging makanan dengan kertas mudah
untuk dibuat menarik, mudah untuk dicetak dengan warna dan mudah
untuk dibuat berbagai bentuk.
 Kerugian
Kerugian kemasan kertas yaitu mudah robek dan terbakar, tidak dapat
mengemas cairan dan tidak dapat dipanaskan. Beberapa kertas non
kemasan (kertas, koran dan majalah) yang sering digunakan untuk
membungkus pangan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi
batas yang ditentukan. Timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan
dapat menyebabkan kerusakan syaraf; kerusakan ginjal; gangguan
reproduksi, termasuk keguguran, berat lahir rendah dan kelahiran
prematur; gangguan pendengaran dan dapat menurunkan kecerdasan
anak. Banyak makanan jajanan seperti gorengan dibungkus dengan
koran karena pengetahuan yang kurang, padahal bahan yang panas
dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan
tersebut.
d. Kemasan Kaca/Gelas
 Keuntungan
Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan
terhadap air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat inert. Kemasan
kaca juga dapat diberi warna, banyak digunakan untuk produk

20
minuman yang memiliki sifat-sifat tertentu sehingga dapat menyaring
cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca.
 Kerugian
Kerugian dari kemasan gelas/kaca adalah mudah pecah dan kurang
baik untuk mengemas produk-produk yang sangat peka terhadap
paparan sinar ultra violet. Makanan yang dikemas dengan gelas dapat
dirusak oleh sinar. Sinar yang menembus dan masuk ke dalam gelas
dapat melunturkan warna produk di dalamnya, sehingga
mengakibatkan kerusakan citarasa, serta turunnya kandungan gizi zat
akibat reaksi yang terkatalis oleh sinar. Meskipun kemasan gelas
bersifat inert, namun tidak demikian halnya dengan tutup botol yang
sering mendatangkan banyak masalah. Oleh karena itu tutup botol
harus dibuat sedemikian rupa agar mampu menutup botol dengan
rapat dan mencegah produk tumpah keluar. Teknologi modern yang
terus berkembang memungkinkan pembuatan kemasan gelas yang
mampu bersaing dalam hal kekuatan dan fungsinya dengan bahan
kemasan lain. Akan tetapi, masalah botol pecah merupakan masalah
yang perlu dicermati oleh kalangan industri kemasan.
e. Kemasan Kayu
 Keuntungan
Keuntungan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan
mekanis yang baik terhadap bahan yang dikemas, karakteristik
tumpukan yang baik dan mempunyai rasio kompresi daya tarik
terhadap berat yang tinggi. Penggunaan kemasan kayu untuk anggur
dan minuman-minuman beralkohol dapat meningkatkan mutu produk
karena adanya transfer komponen aroma dari kayu ke produk.
Penggunaan peti kayu untuk kemasan teh di beberapa negara juga
masih lebih murah dibandingkan bahan pengemas lain.
 Kerugian
Kelemahan lain dari penggunaan kayu sebagai kemasan adalah
ketidakcukupan pengetahuan akan teknik dasar seperti struktur kayu,

21
metode perakitan dan sebagainya. Hingga saat ini perakitan kemasan
kayu masih dilakukan dengan cara yang sederhana, dan jarang sekali
dilakukan pengamatan terhadap kandungan air kayu, rancang
bangun/disain yang efisien, pengikatan/pelekatan tidak dengan jenis
pengikat dan ukuran yang benar, sehingga dihasilkan kemasan kayu
dengan kekuatan yang rendah. Akibatnya nilai ekonomis kemasan
kayu menjadi rendah.
f. Kemasan Karton
 Keuntungan
Kemasan karton mudah didapat dan harganya lebih murah dan lebih
kuat daripada kemasan kertas.
 Kerugian
Kemasan karton juga tidak dapat memuat produk yang berat sama
sepertikemasan kertas.
g. Kemasan Bambu
 Keuntungan
Kemasan yang terbuat dari anyaman bambu, adalah mampu menjaga
kelembaban udara, dan dengan sifatnya yang opak, dapat melindungi bahan yang
dikemasnya terhindar dari reaksi penguraian yang diakibatkan oleh
sinar atau cahaya.
 Kerugian
 Bila tertarik anyamannya akan terbuka dan sulit menutup kembali.

2.6. Simbol Segitiga & Kode Pada Wadah Plastik

22
Untuk melancarkan kegiatannya, pada tahun 1998, komunitas
penggiat daur ulang di AS The Society of The Plastic Industry,
mengeluarkan RIC (Resin Identification Code). RIC ini adalah
sekumpulan kode yang digunakan untuk menunjukkan jenis resin yang ada
pada plastik tertentu.
Setelah diadopsi oleh ISO (International Organization for
Standardization), RIC pun wajib dicantumkan pada setiap kemasan plastik
yang ada. Selain memudahkan saat memilah plastik untuk didaur ulang,
tentu saja RIC juga berguna untuk kita semua dalam memilih kemasan
plastik yang tepat bagi keseharian.
a. Kode angka 1: PETE atau PET (Poly Ethylene Terephthalate)
Biasa ditemukan pada air dalam kemasan komersil; berwujud
transparan dan cenderung tipis. Ditujukan untuk pemakaian tunggal,
botol bekas minuman ini tidak dianjurkan untuk dipakai ulang.
Kalaupun terdesak untuk dipakai ulang: jangan terlalu sering, dan
hindari menyimpan air hangat atau panas di dalamnya. Pada suhu
tinggi, lapisan polimer plastik berkode PETE/PET akan meleleh dan

23
mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada
jangka panjang.
b. Kode angka 2: HDPE (High Density Polyethylene)
Berwujud kaku, kuat, keras, buram, lebih tahan terhadap suhu
tinggi, dan mudah didaur ulang. Biasa ditemukan pada wadah
minuman komersil (susu, jus, soda), detergen, sampo, cairan
pembersih berbahan kimia, serta beberapa kantong plastik. Walau
HDPE adalah jenis plastik yang paling aman untuk mengemas
makanan dan minuman, tapi tetap dianjurkan untuk dipakai sekali saja.
c. Kode angka 3: V atau PVC (Polyvinyl Chloride)
Adalah jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ditemukan
pada botol-botol cairan pembersih komersil, sabun, sampo,
pembungkus kabel, dan pipa plastik. Walau PVC relatif tahan terhadap
sinar matahari dan beragam cuaca, namun jenis plastik ini tidak
disarankan untuk dipakai mengemas makanan atyau minuman.
Kandungan DEHA (Diethylhydroxylamine) yang ada di dalamnya
akan bereaksi saat bersentuhan langsung dengan makanan; berbahaya
bagi kesehatan ginjal dan hati.
d. Kode angka 4: LDPE (Low Density Polyethylene)
Plastik ini dibuat menggunakan minyak bumi (thermoplastic).
Karena memiliki resistensi yang cukup baik terhadap reaksi kimia,
maka LDPE tergolong cukup aman untuk membungkus makanan atau
minuman. Kuat, tembus cahaya, fleksibel, dan memiliki daya proteksi
terhadap uap air adalah sederet kelebihannya. Biasa ditemukan pada
kantong plastik tipis transparan, kantong belanja (kresek), plastik
pembungkus (cling wrap), atau botol minuman yang dapat diperas.
e. Kode angka 5: PP (Polypropylene)
Adalah pilihan jenis plastik terbaik; kuat, tahan panas, cukup
resisten terhadap kelembapan, minyak, dan bahan kimia, serta berdaya
tembus uap yang rendah. Biasa ditemukan pada botol minuman, botol

24
bayi, kotak makanan, sedotan, kantong belanja (kresek), gelas, serta
wadah margarin dan yoghurt.
f. Kode angka 6: PS (Polystyrene)
Berciri khas kaku, getas, buram, dan sulit didaur ulang. Biasa
ditemukan pada styrofoam, Polystyrene sangat tidak disarankan
digunakan untuk membungkus makanan atau minuman. Bahan styrene
yang terkandung di dalamnya dapat dengan mudah menyebar pada
makanan; berbahaya untuk kesehatan otak, hormon estrogen,
reproduksi, pertumbuhan, serta sistem syaraf.
g. Kode angka 7: Other
Terdapat beberapa jenis plastik yang tergolong di dalam kode ini,
yaitu:
1) SAN (Styrene Acrylonitrile)
Kuat, resisten terhadap reaksi kimia dan suhu, dan sangat aman
untuk mengemas makanan atau minuman. Biasa ditemukan pada
mangkuk mixer, pembungkus termos, piring makan, alat makan,
penyaring kopi, dan sikat gigi.
2) ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)
Kuat, serta resisten terhadap reaksi kimia dan suhu. Ditemukan
pada wadah makanan atau miniman, mainan anak, serta pipa.
3) PC (Polycarbonate)
Tidak mudah pecah, ringan, dan transparan. Walau biasa
ditemukan pada galon air, gelas balita, botol minuman, serta
beberapa botol bayi, PC tidak disarankan penggunaannya untuk
mengemas makanan atau minuman tertentu, karena jenis plastik ini
dapat melepas kandungan Bisphenol-A yang berbahaya bagi sistem
hormon, imunitas, dan reproduksi.

25
BAB III
PENUTUP

1.1.Kesimpulan
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk
yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan kemasan
produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya.
Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk mengawetkan atau
memperpanjang umur dari produk-produk pangan atau makanan yang terdapat
didalamnya. Jenis bahan kemasan makanan memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing.

1.2.Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan adalah :
1. Produsen maupun konsumen harus memperhatikan bahan pengemas yang
digunakan
2. Kepada pemerintah dalam hal ini BPOM diharapkan dapat melakukan
pengawasan serta penyuluhan terhadap produsen maupun konsumen
mengenai bahan pengemas makanan yang dapat menimbulkan dampak
negative bagi kesehatan.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengenali bahan-bahan pengemas makanan
yang berbahaya bagi kesehatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Pengemasan Bahan Pangan (online).http://www.smallcrab.com/


kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan. (Diakses pada 04 Maret 2019)
Anshari, Irma. 2013. Pengemasan makanan (online). http://ans-
teknologipangan.blogspot.com/2013/04/pengemasan-makanan_4.html.
(Diakses pada 04 Maret 2019)
Herudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung: Widya
Padjadjaran.

Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen


Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Sumatera
Pailing, carolus. 2013. Pengemasan Pangan (online). http://carolus.blog.
teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=23. (Diakses pada 04 Maret 2019)
Rosner, Klimchuk Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2002. Desain Kemasan.
Jakarta: Erlangga
Sumber: https://dosen.polimedia.ac.id/nova/2013/11/11/sejarah-perkembangan-
teknik-kemasaan/. (Diakses pada 04 Maret 2019)

27
LAMPIRAN PETA KONSEP

28

Вам также может понравиться