Вы находитесь на странице: 1из 8

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH CIANJUR TAHUN 2019

RIMA SITI NURFADILAH

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan No.05, Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Email : Rimafadilah4@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pasien yang mengalami
pembedahan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan dan respon paling umum
pada pasien pre-operasi salah satunya adalah respon psikologi kecemasan, secara mental penderita
yang akan menghadapi pembedahan harus dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas dan takut
terhadap anesthesia dan prosedur pembedahan.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
kecemasan adalah menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam..Tujuna penelitian ini untuk mengetahui
Pengaruh Teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan respon kecemasan pada pasien pra operasi
RSUD Sayang Cianjur. Desain pada penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan pretest postest with control groupdesain. Adapun variabel yang diukur
adalah tingkat kecemasan pasien pre operasi.Teknik sampling menggunakan non probability sampling
secara purposive sampling,didapat sebanyak 30 responden berdasarkan perhitungan menggunakan
rumus besar sampel E-resources. Analisis mengguanakan ujit berpasangan (paired sample t test),
dengan hasil p value kelompok perlakuan 0,000 < 0,005, kelompok kontrol 0,849 > 0,005, yang
berarti menunjukan adanya evektifitas relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada
pasien pra operasi bedah di Rumah Sakit Umum Sayang Cianjur. Saran penelitian ini diharapkan
dapat menjadi rujukan penggunaan terapi relaksasi nafas dalam sesuai Standar Operasional Prosedur
untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah.

Kata kunci : Terapi relaksasi, Tingkat kecemasan, Pre operasi bedah

ABSTRACT

According to the World Health Organization (WHO) said the number of patients who have increased
surgery from year to year increases a significant increase and the most common response in pre-
operative patients is one that is enhanced psychological response, mentally patients who will need
surgery prepared to always there is anxiety and fear of anesthesia and surgical procedures. Efforts
that can be made to reduce the level of relaxation using deep breathing relaxation techniques. The
purpose of this study to study the effect of breathing relaxation techniques in resisting response
responses in preoperative patients at Sayang Cianjur Hospital. The study design used quasi-
experimental with quantitative research with pretest postes research with control group design.While
the required variable is the level of preoperative patient expectations. The sampling technique uses
non probability sampling by purposive sampling, obtained as many as 30 respondents obtained
calculations using the large sample E-resources formula. The analysis used paired sample t test, with
the results of the treatment group p value 0,000 <0,005, the control group 0,849> 0,005, which
means indicating the possibility of effectiveness of deep breathing relaxation for changes in
preoperative patients at Sayang Cianjur General Hospital. The suggestion of this study is expected to
be a reference for the use of breath relaxation therapy in accordance with the Standard Operating
Procedure to reduce the level of safety in preoperative surgical patients.
Keywords : Relaxation therapy, Level of anxiety, Pre surgical operation

PENDAHULUAN merupakan gangguan psikiatri yang sering


ditemukan. National Comorbidity Study (NSC)
Pembedahan operasi atau merupakan
mengungkapkan 1 dari 4 orang memenuhi
suatu tindakan medis yang penting dalam
kriteria untuk sedikitnya satu gangguan
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
kecemasan (Lubis & Afif, 2014). Terdapat 16
menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan,
juta orang atau 6% penduduk Indonesia
dan komplikasi (Puspita, Armiyati, & Arif,
mengalami gangguan mental emosional,
2014). World Health Organization (WHO)
termasuk kecemasan (Riskesdas, 2013). Jika
mengatakan bahwa jumlah pasien yang
kecemasan di luar kendali dan tidak ditangani
mengalami pembedahan dari tahun ke tahun
dengan baik bisa menyebabkan depresi,
mengalami peningkatan yang signifikan.
sehingga mengganggu kehidupan pribadi
Tercatatada sekitar 140 juta pasien pada tahun
maupun sosial (ASEAN Federation for
2011 diseluruh rumah sakit di dunia, dan
Psychiatry & Mental Health, 2015).
mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa di
Respon paling umum pada pasien pra-
tahun 2012 (Sartika, 2013 dalam Hartoyo,
operasi salah satunya adalah respon psikologi
2015).
(kecemasan), secara mental penderita yang akan
Menurut Riskesdas tahun 2013 angka
menghadapi pembedahan harus dipersiapkan
tertinggi operasi bedah terjadi di Jawa Barat
karena selalu ada rasa cemas dan takut terhadap
yaitu 78,2% dan di Jawa Tengah hanya ssekitar
penyuntikan, nyeriluka, anesthesia, bahkan
65,2% saja. Tindakan Operasi adalah tindakan
terdapat kemungkinan cacat atau mati. Karena
pengobatan bagian tubuh dengan membuka atau
dengan adanya tanda-tanda tersebut maka
menampilkan yang akan diobati, dengan
biasanya operasi akan ditunda oleh dokter
menggunakan cara invasif umumnya dilakukan
sehingga menghambat penyembuhan penyakit
dengan melakukan sayatan. Setelah pembedahan
pada klien.
dan bagian yang akan ditangani di tampilkan
Penanganan kecemasan, dapat
dilakukan tindakan perbaikan dan akan diakhiri
dilakukan secara farmakologi yaitu dengan
dengan penutupan dan penjahitan luka (Pratiwi,
pemberian obat-obatan penenang. Sedangkan
2013).
secara non farmakologis, dengan dilakukan
Kecemasan merupakan perasaan
teknik relaksasi, distraksi, hipnoterapi, Salah
khawatir dalam diri yang belebihan dan tidak
satu tindakan untuk mengurangi tingkat
jelas dan merupakan respon stimuli dari dalam
kecemasan pre operasi adalah dengan latihan
maupun luar yang menimbulkan gejala
nafas dalam. Relaksasi nafas dalam merupakan
emosional, kognitif, fisik, dan tingkah laku
metode efektif untuk mengurangi ketegangan
(Baradero et al, 2015) Gangguan kecemasan
otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga
mencegah bertambahnya tingkat kecemasan. relaksasi nafas dalam terdapat 1 (3,3%)
Nafas dalam merupakan latihan dengan bentuk responden yang tidak mengalami kecemasan,
latihan napas yang terdiri atas pernapasan hal ini dapat diartikan bahwa tekhnik relaksasi
abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing nafas dalam efektif untuk menurunkan
(Kusyati, 2009). kecemasan.
Penatalaksanaan keperawatan mandiri Penelitian yang dilakukan oleh (Dino
berdasarkan Nursing Intervention Classification Aprianto 2013) Hasil penelitian menunjukkan
(NIC) salah satu tindakan untuk menurunkan bahwa responden yang mengalami cemas
kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi sebanyak 60 responden yang terdiri dari cemas
(Dochterman & Bulechek, 2016, hlm.169). Pada ringan sebanyak 3 orang (5,0%), cemas sedang
pasien pre operasi teknik relaksasi yang lebih sebanyak 28 orang (46,7%) dan cemas berat
dipilih untuk menurunkan kecemasan yaitu sebanyak 29 orang (48,3%).
teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi Fenomena yang ditemukan di rumah
napas dalam bermanfaat memberikan efek yang sakit menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
menenangkan pada seluruh tubuh (National yang akan menjalani operasi merasa khawatir
Safety Council, 2016). dan mengatakan takut akan terjadinya tidak
Teknik relaksasi yang lebih dipilih sembuh, takut cacat, dan takut meninggal.
untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre Terapi relaksasi nafas dalam penatalaksanaan
operasi yaitu teknik relaksasi nafas dalam. keperawatan mandiri yang lebih dipilih untuk
Dalam terapannya terapi relaksasi nafas dalam mengatasinya kecemasan pada pasien pra
lebih mudah dipelajari dan diterapkan oleh para operasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
pasien nantinya, serta keuntungannya melakukan penelitian tentang pengaruh terapi
menggunakan terapi nafas dalam ini adalah relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
waktu dan dana yang dikeluarkan tidak terlalu tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di
banyak dibandingkan terapi relaksasi yang lain RSUD Sayang Cianjur.
(Sulastri, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
(Aprianto, 2013) tentang efektivitas teknik
kuantitatif dengan Quasi Eksperimen design
relaksasi nafas dalam dan imajinasi terbimbing
yang diperluas dengan rancangan one group
terhadap penurunan kecemasan pasien pre
pretest posttest. Penelitian ini akan memberikan
operasi di RSUD RA Kartini Jepara
intervensi pada subyek dengan cara melakukan
menunjukkan ada efektifitas teknik nafas dalam
observasi tingkat kecemasan pasien pre operasi
terhadap perubahan tingkat kecemasan. Dari
(pretest) yang dilakukan.
hasil penelitian ini, sebelum diberikan teknik
Populasi yang digunakan pada
relaksasi nafas dalam sebagian besar responden
penelitian ini adalah pasien pra operasi di
mengalami cemas berat yaitu sebanyak 14
Rumah Sakit Umun Daerah Cianjur.
responden (46,7%). Sesudah diberikan teknik
HASIL PENELITIAN pre perlakuan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam dengan pre kontrol
Tabel 1. Nilai pre dan post dengan perlakuan
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam.
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam.
Tekhnik
Nafas
Paired Differences Sig. (2-
Dalam
95% Confidance Tailed)
Interval of the Equal Equal
Difference Varianc Varianc
Lower Upper es es Not
Sebelum 7,243 11,422 ,000 Assume Assume
Setelah d d
T-test Sig. (2- Sig. ,956 ,956
For tailed) Lower -4,77254 -4,77336
Tabel 1. Merupakan hasil analisis antara pre dan Equalit 95% Upper 5,03920 5,04002
post dengan perlakuan tekhnik relaksasi nafas y of confidan
Means ce
dalam terhadap penurunan kecemasan pada
interval
pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur. of the
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa signifikansi differen
ce
(2-tailed) adalah 0,000 < 0,05.
Tabel 3. merupakan hasil analisis antara pre
Tabel 2. Nilai pre dengan post tanpa perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam
perlakuan (kontrol) Tekhnik dengan pre tanpa perlakuan (kontrol) Tekhnik
Relaksasi Nafas Dalam. Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi
di RSUD Sayang Cianjur. Dari table diatas
Paired Differences Sig. (2 dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah
95% confidance Tailed)
interval of the 0,956 karena signifikansi >0,05 maka Ho
difference
diterima, artinya tidak ada pengaruh Tekhnik
Lower Upper
Sebelum -,67237 ,80570 ,849 Relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan
Setelah
kecemasan pada pasien pra operasi.

Table 2. Merupakan hasil analisis antara pre dan


post tanpa perlakuan (kontrol) Tekhnik Tabel 4. Analisis efektivitas penggunaan

Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi teknik relaksasi nafas dalam

di RSUD Sayang Cianjur. Dari tabel diatas terhadap penurunan tingkat

dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah kecemasan pasien pre operasi bedah

0,849 > 0,05. dengan post perlakuan dan post


kontrol.

Tabel 3. Analisis efektivitas penggunaan


teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien pre operasi bedah
value yang di dapat pada pre dan post perlakuan
Tekhnik
Nafas tekhnik relaksasi nafas dalam sebesar 0,000
Dalam dengan kata lain nilai p value < 0,05.
Equal Equal
variances variances Pasien yang memperoleh relaksasi
assumed not
napas dalam pada umumnya kecemasannya
assumed
T- Sig. (2- Sig. ,000 ,000 menurun, hal ini disebabkan karena pasien
test tailed) Lower -13,67281 --13,67852
Upper -4,59385 -4,58815 sudah diberikan pemahaman terhadap cara
for 95%
Equ confida mengatasi kecemasan yang dialaminya. Pasien
ality nce yang mendapatkan intervensi relaksasi napas
of interval
Mea of the dalam seluruhnya mengalami penurunan
ns differen kecemasan.
ce
Hal ini diperkuat dengan teori (Smeltzer
Table 4. merupakan hasil analisis antara post & Bare 2009) yang menyatakan bahwa tujuan
perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada teknik relaksasi napas dalam adalah untuk
pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
dengan post tanpa perlakuan (kontrol) Tekhnik pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi
di RSUD Sayang Cianjur. Dari tabel diatas stress, baik stress fisik maupun emosional yaitu
dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan
memiliki varian berbeda yaitu Equal variances kecemasan.
assumed 0,000 dan Equal variances not assumed Nilai pre dengan post tanpa perlakuan
0,000 maka uji T menggunakan output Equal (kontrol) Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam.
variances not assumed adalah 0,000 karena Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
signifikansi <0,05 maka Ho ditolak artinya ada signifikansi (2-tailed) adalah 0,849 dari hasil uji
pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh
terhadap penurunan kcemasan pada pasien pra tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap
operasi di RSUD Sayang Cianjur. penurunan kecemasan pada pasien pra operasi.
Menarik nafas dalam secara teratur dapat
PEMBAHASAN meningkatkan dan memperbaiki pengiriman
oksigen ke seluruh organ tubuh. Rutin menarik

Nilai pre dan post dengan perlakuan Tekhnik nafas dalam telah terbukti menurunkan tekanan

Relaksasi Nafas Dalam. darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam

Hasil penelitian ini diperoleh adanya merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan

pengaruh yang cukup signifikan antara tekhnik ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap

relaksasi nafas dalam terhadap penurunan peregangan kardiopulmonari (Anonim, 2012).

kecemasan pada pasien pra operasi karena p


Peregangan tersebut akan memicu statistik diketahui bahwa ada pengaruh tekhnik
peningkatan reflek baroreseptor yang dapat relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
merangsang saraf parasimpatis dan menghambat kecemasan pada pasien pra operasi.
pusat simpatis. Saraf parasimpatik berfungsi
Hal ini didukung dengan hasil penelitian
mengendalikan fungsi denyut jantung sehingga
yang dilakukan oleh Niken Adi Puspita (2014).
membuat tubuh rilek (Muttaqin, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skala
Analisis efektivitas penggunaan teknik kecemasan sesudah intervensi pada kelompok
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan perlakuan, dan pada kelompok kontrol dimana
tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah rata-rata skala kecemasan pada kelompok
pre perlakuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam kontrol lebih tinggi daripada kelompok
dengan pre kontrol Tekhnik Relaksasi Nafas perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan waktu
Dalam. penerapan teknik relaksasi nafas dalam sangat
efektif dilakukan sebelum pasien masuk ruang
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
operasi terhadap penurunan kecemasan pada
signifikansi (2-tailed) adalah 0,956 dari hasil uji
pasien pre operasi bedah.
statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh
tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap Oleh karena itu penulis berasumsi
penurunan kecemasan pada pasien pra operasi. bahwa tingkat kecemasan pasien pra opesi
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa bedah akan menurun jika dilakukan tekhnik
ketika responden belum melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam sebelum pasien mejalani
relaksasi nafas dalam atau kegiatan yang dapat tindakan operasi bedah, tekhnik relaksasi nafas
merirlekskan, kecemasan tidak akan menurun dalam saat ini merupakan suatu intervensi yang
atau hilang. dapat membantu menurunkan kecemasan pada
pasien pra operasi bedah yang dapat dilakukan
Hal ini diperkuat dengan teori menurut
secara mandiri.
(Simon, 2009). Respon relaksasi lebih dominan
pada sistem saraf parasimpatik, sehingga
mengendorkan saraf yang tegang. Saraf KESIMPULAN
parasimpatik berfungsi mengendalikan fungsi Dari hasil penelitian yang dilakukan
denyut jantung sehingga membuat tubuh rileks. oleh peneliti terhadap 30 responden mengenai
efektivitas tekhnik relaksasi nafas dalam
Analisis efektivitas penggunaan teknik
terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
operasi di RSUD Sayang Cianjur.
tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah
Karakteristik responden pada
dengan post perlakuan dan post kontrol.
penelitian ini rata-rata responden berjenis
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kelamin perempuan yaitu sebanyak 16
signifikansi (2-tailed) adalah 0,000, dari hasil uji responden(53,0%), responden berdasarkan usia
menunjukan bahwa sebagian besar berusia 26- Penelitian ini diharapkan dapat
35 tahun yaitu sebanyak 12 responden (40,0%), meningkatkan kemapuan dan
responden berdasarkan pekerjaan menjukan keterampilan agar peneliti selanjutnya
bahwa sebagian besar rata-rata pekerjaan dapat melanjutkan penelitian yang
responden yaitu buruh dengan jumlah 12 sifatnya lebih besar yaitu dengan jumlah
responden (40,0%). sampel yang lebih banyak, variabel yang
Ada pengaruh sebelum dan sesudah berbeda dan bermanfaat bagi kemajuan
dilakuakn tekhnik relaksasi nafas dalam keperawatan.
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada
kelompok perlakuan dan kontrol. Ada pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
sebelum dan sesudah dilakuakn tekhnik
1. Solehati, Tetti & Kosasih, Eli Cecep.
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
(2015) Konsep Dan Aplikasi Relaksasi
tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan. Dalam Keperawatan Maternitas. (Edisi
1). Bandung : Pt. Refika Aditama
2. Prihwidhiarti, Dewi. (2015). Efektivitas
SARAN
Penggunaan Teknik Relaksasi Nafas
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, maka Dalam Terhadap Penurunan Tingkat
dikemukan beberapa saran sebagai berikut : Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
Ruang Cempaka RSUD Ungaran .
1. Bagi Ilmu Keperawatan Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu
Lebih dikaji kembali dengan mata ajar Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran. Indonesia
keperawatan mengenai persiapan pasien
3. Aprianto, Dino., Kristiawati, S, P.,
pra operasi, terutama persiapan psikologis Purnomo, Eko., (2013). Efektifitas
dalam mengatasi kecemasan pada pasien Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing
Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan
pra operasi.
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.
2. Bagi Tempat Penelitian Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Keperawatan, STIKES Telogorejo
Semarang. Indonesia.
sebagai sumber referensi dan memberikan 4. Smeltzer, & Bare, (2013), Buku Ajar
kebijakan kepada perawat untuk Medikal Bedah, Alih Bahasa Kuncara,
H.Y, dkk, , Jakarta: EGC.
melaksanakan relaksasi napas dalam pada
5. Stuart, Gail W (2017). Buku Saku :
1 jam sebelum operasi untuk mengurangi keperawatan Jiwa. (edisi 5). Jakarta :
kecemasan pada pasien. EGC.
6. Sjamjuhidajat, R. & Jong, W.P. (2009).
3. Bagi Pasien
Buku ajar medical bedah. Edisi revisi.
Pasien diharapkan dapat melakukan Jakarta: EGC
tehnik relaksasi napas dalam secara 7. Hawari, D. (2009). Manajement
stres,cemas dan depresi.(Edisi 1).
mandiri setelah dilatih oleh perawat Jakarta : EGC
sehingga kecemasan akan berkurang 8. Profil RSUD Sayang cianjur (2013),
Rumah Sakit umum daerah cianjur
sebelum pasien menjalani operasi.
tahun2013. Cianjur
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
9. Ikapi, (2008).Pedoman riset praktek
untuk profesi perawat.Jakarta : EGC
10. Prof. Dr. Sugiyono, (2017). Metode
penelitian kuantitatif, kualitatif dan R &
D. (Edisi 25). Bandung : Penerbit
Alfabeta
11. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, (2014).
Prosedur penelitian suatu pendekatan
praktik. (Edisi 15). Jakarta : Pt. Rineka
Cipta.

Вам также может понравиться