Вы находитесь на странице: 1из 12

4.

4 Analisa Geometri Dan Enclosure


4.4.1 Tata massa bangunan

Tata massa bangunan adalah suatu pola organisasi kelompok yang terdiri dari
betuk-bentuk secara visual disusun menjadi suatu bentuk pola tata massa yang
koheren (Ching, 2000).

Jenis Tata Massa Kelebihan Kekurangan


Massa tunggal Efisiensi kebutuhan lahan Ruang interaksi terbatas
- Kemudahan pengawasan - Penyelesaian terhadap
dan pemeliharaan pengahawaan dan
- Kegiatan terpusat pencahayaan
- Pencapaian mudah dan - Pola massa statis
cepat
Massa majemuk Ruang interaksi terbentuk Kebutuhan lahan relatif
dari ruang antar massa luas
- Pencahayaan dan - Dibutuhkan pengawasan
penghawaan alami lebih ekstra terhadap
optimal pengamanan
- Sifat bangunan menyebar - Adanya pengelompokkan
dan memusat pada suatu aktivtas
titik - Pencapaian relatif lebih
aktivitas. lama
- Pola massa yang dinamis
4.4.2 Pola Tata Massa Bangunan

Pola Tata Bentuk Keterangan


Massa
Monolit Dimensi bangunan besar dan tinggi.
(tunggal) - Hubungan kegiatan sangat kompak.
- Cocok dikembangkan pada tapak pada
tapak dengan luas tanah terbatas dan
harga mahal.
- Cocok dikembangkan pada tapak yang
relatif datar.
- Kesan formal.

Compact Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.


- Hubungan kegiatan kompak.
- Cocok dikembangkan pada tapak yang
luas terbatas dan hargga mahal.
- Cocok dikembangkan pada tapak datar.
- Kesan informal.

Linear Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.


- Hubungan aktivitas kurang kompak
menjadi tidak efisien dan efektif bila
panjang jalur menjadi sangat panjang.
- Kurang cocok diterapkan pada tapak
yang luas.
- Cocok diterapkan pada tapak miring.
- Kesan informal dan formal
Grid - Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
- Hubungan aktivitas kurang kompak.
- Sangat cocok dikembangkan pada tapak
luas.
- Sanagt cocok dikembangkan pada tapak
datar.
- Kesan informal dan monoton.
Cluster Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
- Hubungan kegiatan ruang kompak
(komunikasi berjenjang antar kelompok
jauh dalam kelompok dekat)
- Cocok dikembangkan pada tapak luas.
- Cocok dikembangkan pada tapak datar.
- Kesan informal.
Memusat Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
- Hubungan kegiatan kurang kompak.
- Cocok dikembangkan pada tapak luas.
- Cocok dikembangkan pada tapak datar.
- Kesan informal.

4.4.3 Analisa Arsitektural

A. Analisa Bentuk Dasar Bangunan

Bentuk dasar merupakan aspek prinsip yang membantu kita mengidentifikasi serta
mengkategorikan bentuk.

No. Bentuk Dasar Bangunan Karakteristik


1. Lingkaran Sederetan titik-titik yang tersusun dengan jarak yang
sama dan seimbang terhadap suatu titik.
Bersifat stabil
Menjadi pusat suatu lingkungan, mempekuat sifat poros.
2. Segitiga Bidang datar yang dibatasi 3 sisi dan 3 sudut
Menunjukkan stabilitas, jika terletak pada satu sisi
Kritis/tidak stabil, dapat/tidak seimbang, jika terletak
pada salah satu sudut
3. Bujur sangkar Bidang datar memiliki 4 sisi sama panjang dan 4 sudut
90
Bentuk statis, netral dan tidak punya arah tertentu
Stabil, jika terletak pada satu sisi
Dinamis, jika berdiri pada satu sudutnya.

Sintesa : Bentukan dasar yang digunakan adalah gabungan antara dua bentukan
dasar, yaitu bujur sangkar dan lingkaran yang menandakan adanya hasil bentukan
yang memberi kesan fleksibel dan dinamis sehingga mendukung pendekatan
metafora intangible yang dipakai.
B. Analisa Massa Bangunan

Massa bangunan terbentuk dari bentukan platonic solid yang merupakan


wujud geometri dasar yang terbentuk bila wujud dasar diputar/digeser menjadi
ruang-ruang. Tata massa bangunan adalah suatu pola organisasi kelompok yang
terdiri dari bentuk-bentuk secara visual disusun menjadi suatu bentuk pola tata
massa yang koheren (Ching, 2000).

Jenis Kelebihan Kekurangan


Tata
Massa
Massa Efisiensi kebutuhan lahan Ruang interaksi terbatas
tunggal - Kemudahan pengawasan dan - Penyelesaian terhadap pengahawaan
pemeliharaan dan pencahayaan
- Kegiatan terpusat - Pola massa statis
- Pencapaian mudah dan cepat
Massa Ruang interaksi terbentuk Kebutuhan lahan relatif luas
majemuk dari ruang antar massa - Dibutuhkan pengawasan ekstra
- Pencahayaan dan penghawaan alami terhadap pengamanan
lebih optimal - Adanya pengelompokkan aktivtas
- Sifat bangunan menyebar dan - Pencapaian relatif lebih lama
memusat pada suatu titik aktivitas.
- Pola massa yang dinamis

Sintesa : Massa yang digunakan adalah jenis tata massa majemuk


mengingat kelompok-kelompok kegiatan yang ada pada bangunan akan lebih
optimal apabila memiliki massa masing-masing sebagai wadah aktifitasnya.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut aalah kegiatan pelatihan, produksi & komersil,
eksibisi pameran dan komunitas kreatif, serta perkantoran.
4.4.4 Analisa Struktural
Struktur merupakan bagian terpenting dalam perancangan sebuah bangunan
karena fungsinya sebagai penyangga beban dan sebagai rangka bagi bangunan
tersebut untuk berdiri. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan struktur yang tepat
dengan acuan topografi tapak, fungsi, dan ketinggian bangunan.

Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sistem


struktur pada bangunan adalah keamanan struktur, kemudahan konstruksi, daya
tahan, ketersediaan bahan, skala, ketegaran, dan ekomis. (C. Snyder, 1984)

a. Struktur bawah
No.
Lokasi perencanaan dan perancangan Pusat Industri Kreatif di
Palembang berada di kawasan Jakabaring dimana lahan terdiri
atas tanah timbunan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan
Fakta khusus / antisipasi untuk lahan timbunan dengan struktur
bawah atau pondasi yang mempertimbangkan kekuatan tanah
agar tidak terjadi penurunan/pergeseran pondasi yang
disebabkan tidak cocoknya pondasi yang dipakai dengan jenis
tanah.
Analisa Jenis pondasi yang sesuai dengan kondisi perkerasan tanah.
Menggunakan pondasi tapak pada massa dengan ukuran
sedang dan ketinggian 1-2 lantai.
Sintesa
Menggunakan pondasi borpole pada massa dengan ukuran
cukup besar dan ketinggian 2-3 lantai.

Analisa struktural bawah


Sumber : Analisa Pribadi, 2017
B. Struktur Badan

No.
Struktur tengah sebagai penopang yang disesuaikan dengan
kebutuhan ruang berdasarkan aktifitas yang terjadi pada setiap
Fakta ruang, juga ditentukan dari tinggi dan lebar bangunan proyek
tugas akhir.
Analisa Struktur badan nantinya berupa grid-grid modul yang
disesuaikan dengan besaran dan fungsi ruang.
Sistem rangka menggunakan dua balok yaitu balok anak dan
balok induk yang digunakan pada massa bangunan dengan
bentangan yang tidak terlalu lebar.
Kolom, balok, dan plat lantai menggunakan struktur beton
bertulang dan dimensi kolom balok tersebut disesuaikan
dengan ketinggian serta jarak antar kolom.
Sistem struktur rangka badan yang digunakan adalah rangka
Sintesa kaku berupa balok kolom beton dengan bentang modul 6x6.
Penggunaan bentang lebar pada massa eksibisi dan pameran.

Analisa struktural badan


Sumber : Analisa Pribadi, 2017

C. Struktur Atas

No.
Struktur atas atau struktur atap adalah bagian atau elemen
Fakta sistem struktur yang terdapat pada bagian atas bangunan.
Struktur ini digunakan untuk melindungi secara keseluruhan
baik fungsi ataupun fisik bangunan itu sendiri.
Analisa System struktur yang mampu menaungi kegiatan
didalam bangunan.
System struktur yang mampu mendukung instalasi
bukaan dan penyaluran pencahayaan alami.
Menggunakan sistem struktur rangka atap dak beton pada
Sintesa massa dengan kapasitas orang dan kegiatan yang terbatas.
Menggunakan skylight yang berfungsi sebagai media
pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan sehingga
penggunaan pencahayaan buatan dapat diminimalisir.

Analisa struktural atas


Sumber : Analisa Pribadi, 2017

4.4.5 Analisa Utilitas


A. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan merupakan salah satu sistem utilitas yang ada dalam bangunan
digunakan untuk menerangi setiap sudut bangunan Pada perancangan Pusat Industri
Kreatif di Palembang ini sistem pencahayaan dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Pencahayaan alami

Untuk pencahayaan alami dapat dirancang dengan acuan orientasi matahari


sehingga dapat mengoptimalkan intensitas sinar yang masuk pada bangunan
sebagai sumber pencahayaan pada bangunan ini. Hal yang dapat dilakukan untuk
memaksimalkan pemanfaatan pencahayaan alami dengan membuat banyak bukaan
pada fasad bangunan dan juga penggunaan material yang transparan seperti kaca
dan penutup atap yang transparan.

2. Pencahayaan buatan

Merupakan pencahayaan yang berasal dari pemakaian lampu-lampu dan


menggunakan energi listrik sebagai sumber nya, dimanfaatkan terutama pada
malam hari dan ruangan-ruangan yang tidak terjangkau atau minim pencahayaan
alami. Jenis lampu yang digunakan terdiri menjadi dua jenis yaitu :

lampu TL untuk ruangan yang memiliki luasan yang cukup besar seperti galeri,
ruang workshop, lobby, dan juga lounge.

lampu LED untuk ruangan yang kecil seperti kantor pengelola dan ruangan servis,
dan workshop retail.
B. Sistem Penghawaan

Untuk mencapai kenyamananan yang ideal maka diperlukan penghawaan di


dalam ruangan, penghawaan tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu penghawaan
alami dan penghawaan buatan.

Penghawaan alami yaitu penghawaan yang berasal dari energi alam berupa angin
dan sirkulasi udara salah satu cara untuk menanggapi respon terhadap penghawaan
alami yaitu dengan cara membuat dan menempatkan bukaan-bukaan seperti
ventilasi dan jendela memotong arah pergerakan arah angin yang bertiup dari barat
laut ke barat daya sehingga angin yang datang dapat masuk secara maksimal ke
bangunan.

Penghawaan buatan, Penghawaan buatan merupakan pengkondisian udara di


dalam ruangan menggunakan bantuan teknologi seperti AC (air conditioner)

Penggunaan penghawaan buatan akan lebih ditekankan pada ruangan pengelolaan


dan ruangan-ruangan penunjang seperti workshop area. Jenis yang digunakan
adalah AC Split dengan kapasitas 1 PK untuk digunakan pada ruang-ruang dengan
luasan yang tidak terlalu besar hingga 3 PK untuk ruangan yang memiliki luasan
yang cukup besar.
C. Distribusi air bersih

Untuk distribusi air bersih pada bangunan Pusat Industri Kreatif di Palembang
ini menggunakan dua sumber yaitu yang pertama dari PDAM dan yang kedua
menggunakan sumur bor.

Gambar 4.11, skema distribusi air bersih dari PDAM

Sumber:google.com, 2015

DISTRIBUSI AIR
SUMUR POMPA GROUNDTANK KEDALAM BANGUNAN

Diagram 4.4. : skema distribusi tanah

Sumber: Analisa Pribadi, 2015

D. Distribusi Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor dapat dibuang melalui alat-alat saniter lalu
dialirkan melalui pipa pembuangan air kotor ke septic tank atau unit pengolahan air
kotor melalui riool kota. Sistem air kotor dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

Distribusi air kotor yang mengandung lemak

Air kotor yang mengandung lemak berasal dari dapur dan tempat pencucian
peralatan makanan, air ini terlebih dahulu harus diproses digrease trase trap baru
kemudian dialurkan menuju roil kota.
Bak penampungan
Dapur Bak penyimpanan Bak kontrol atau riol kota
lemak

Diagram 4. 5 Skematik Air kotor mengandung lemak

Sumber : Utilitas Bangunan, 1992.

Distribusi air kotor yang tidak mengandung lemak

Air ini berasal dari toilet, urinoir dan wastafel. Air kotor ini dialirkan melalui pipa
khusus, setiap lantai dibuat ruang khusus pemipaan (shaft). Dari shaft ini kemudian
disalurkan menuju ke drainase.

Wastafel, closet, Pipa penyalur shaft drainase


dan urinoir

Diagram 4. 6 Skematik Air kotor tidak mengandung lemak

Sumber : Utilitas Bangunan, 1992.

Distribusi air tinja

Air tinja berasal dari kloset, dialirkan menggunakan sistem yang sama dengan air
kotor yang tidak mengandung lemak yaitu melalui shaft, tetapi menggunakan pipa
yang berbeda. Dari shaft air tinja dialirkan ke septic tank.

closet Pipa penyalur shaft septicktank

Diagram 4. 7 Skematik distribusi air tinja

Sumber : Utilitas Bangunan, 1992.


Distribusi air hujan

Untuk mengalirkan air hujan dari atap dapat menggunakan sistem talang, air dari
atap dialirkan menggunakan talang menuju drainase, kemudian baru ke riol kota.

Air hujan Talang Talang Bak


horizontal vertikal penampungan
atau riol kota
Diagram 4. 8 Skematik distribusi air hujan

Sumber : Utilitas Bangunan, 1992

E. Sistem Penangkal Petir

Pada bangunan Pusat Industri Kreatif di Palembang ini memiliki ketinggian dua
hingga tiga lantai. Pemakaian alat penangkal petir akan dipasang pada atap
bangunan berupa limas dan akan dikombinasikan dengan elemen penghias atap
limas yaitu simbar atau tanduk sehingga unsur ornamen tradisional terpenuhi dan
juga fungsional terhadap bangunan

F. Sistem Distribusi Listrik

Sistem distribusi listrik pada Pusat Industri Kreatif di Palembang ini mencakup
penyediaan energi listrik yang akan digunakan sebagai sumber energi untuk
berbagai macam aktivitas yang ada pada bangunan ini. Sumber energi yang
digunakan tersebut dapat berasal dari PLN dan juga Genset

Genset akan digunakan pada saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN sehingga
aktivitas yang sedang berlangsung pada bangunan ini tidak terganggu oleh
pemadaman listrik.

G. Sistem persampahan

Pengaturan sirkulasi sampah pada bangunan craft center ini dilakukan


dengan menyediakan kotak sampah di setiap sisi koridor maupun ruangan
sehingga memudahkan petugas untuk mengumpulkan sampah untuk dibuang.
Untuk area outdoor Jenis kotak sampah dibedakan berdasarkan sampah organik
dan anorganik. Jarak minimal kotak sampah adalah 50 m.
Dan pada salah satu sudut kawasan terdapat satu kotak sampah besar untuk
mengumpulkan keseluruhan sampah-sampah yang ada pada banguan baik yang
indoor maupun outdoor untuk diambil petugas kebersihan kota dan dibawa ke
tempat pembuangan akhir.

Вам также может понравиться