Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dengan kemajuan di dalam dunia teknik sipil, untuk membuat
suatu konstruksi bangunan banyak digunakan bahan baja karena keunggulannya
dibandingkan bahan lainnya. Karena ternyata konstruksi baja lebih kuat, kokoh,
hemat waktu, efisien, dan lebih mudah dalam pengerjaan di lapangan. Baja
menjadi elemen penting dalam dunia konstruksi. Berbagai jenis dan bentuk yang
dapat digunakan sehingga sekarang sudah tidak terpaku lagi hanya pada elemen
kayu ataupun beton sebagai salah satu bahan dasar konstruksi. Pengerjaannya
yang lebih efisien juga menjadi salah satu faktor utama elemen baja menjadi
pilihan utama dalam konstruksi, tentunya pada bentuk dan jenis tertentu dan pada
tingkat kekuatan suatu struktur konstruksi tertentu. Baja yang sering digunakan
dalam dunia konstruksi adalah baja karbon
(carbon steel). Konstruksi baja sendiri sekarang sering dijumpai, salah satunya
yaitu pada konstruksi atap, rangka atap baja ringan dan konstruksi atap dengan
meggunakan baja konvensional misalnya.

Baja memeliki macam-macam profil diantaranya wide flange, kanal U,


lipped channel, structural tees, dan lain lain. Baja kini telah banyak digunakan
untuk bangunan besar maupun sederhana, contohnya saja tempat futsal yang
banyak menggunakan baja. Selain mudah dalam pembangunannya juga simpel.

Pada makalah ini membahas tentang bangunan baja pada lapangan futsal
yang telah disurve.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari baja ?


2. Apa profil baja yang digunakan pada lapangan futsal ?
3. Berapa jarak pemasangan baut pda konstruksi baja untuk lapangan futsal ?
4. Berapa ukuran panjang, tebal, lebar, tinggi dari profil baja untuk lapangan
futsal ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari baja
2. Untuk mengetahui profil baja yang digunakan untuk lapangan futsa
3. Untuk mengetahui jarak pemasangan baut pada konstruksi baja untuk
lapangan futsal
4. Untuk mengetahui ukuran panjang, tebal, lebar dan tinggi dari profil baja
untuk lapangan futsal

1.4 Manfaat

Untuk menambah wawasan pembaca dalam ilmu kontruksi baja. Dalam


hal ini konstruksi baja yang digunakan untuk lapangan futsal

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar
antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi
kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam
karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya
sabit dan cangkul. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon
adalah titanium, krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada
baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility) (Anonimous A, 2012). Menurut komposisi kimianya baja
karbon dapat klasifikasikan menjadi tiga, yaitu Baja karbon rendah dengan kadar
karbon 0,05% - 0,30% C, sifatnya mudah ditempa dan mudah di kerjakan pada
proses permesinan. Penggunaannya untuk komposisi 0,05% - 0,20% C biasanya
untuk bodi mobil, bangunan, pipa, rantai, paku keeling, sekrup, paku dan
komposisi karbon 0,20% - 0,30% C digunakan untuk roda gigi, poros, baut,
jembatan, bangunan. Baja karbon menengah dengan kadar karbon 0,30% - 0,60%,
kekuatannya lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan untuk kadar karbon 0,30% - 0,40%
untuk batang penghubung pada bagian automotif. Untuk kadar karbon 0,40% -
0,50% digunakan untuk rangka mobil, crankshafts, rails, ketel dan obeng. Untuk
kadar karbon 0,50% - 0,60% digunakan untuk palu dan eretan pada mesin. Baja
karbon tinggi dengan kandungan 0,60% - 1,50% C, kegunaannya yaitu untuk
pembuatan obeng, palu tempa, meja pisau, rahang ragum, mata bor, alat potong,
dan mata gergaji, baja ini untuk pembuatan baja perkakas. Sifatnya sulit
dibengkokkan, dilas dan dipotong (Arifin dkk, 2008). Sedangkan menurut kadar
zat arangnya, baja dibedakan menjadi tiga kelompok utama baja bukan paduan
yaitu baja dengan kandungan kurang dari 0,8% C (baja
hypoeutectoid), himpunan ferrit dan perlit (bawah perlitis), baja dengan
kandungan 0,8% C (baja eutectoid atau perlitis), terdiri atas perlit murni, dan baja
dengan kandungan lebih dari 0,8% C (baja hypereutectoid), himpunan perlit dan
sementit (atas perlitis) (Mulyadi, 2010).

2.2 Profil Baja

Ada beberapa jenis baja struktural, yaitu diantaranya :

a. Wide Flange (WF)


Baja Wide Flange atau kebanyakan orang menyebunya baja WF
atau baja H-Beam ini biasa digunakan untuk membuat sebuah kolom,
balok, tiang pancang, top& bottom chord member pada truss, composite
beam atau coloum, kanti liverkanopi dan banyak lagi kegunaannya.

b. U Channel (Kanal U, UNP)


Baja Chanel atau UNP ini punya kegunaan yang hampir sama
dengan baja WF , kecuali untuk kolom jarang baja UNP ini digunakan
karena strukturnya yang mudah mengalami tekukan disetiap sisinya.

c. C Channel (Kanal C, CNP)


Baja chanel C (CNP) bisa digunakan untuk : purlin (balok dudukan
penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya
material sheet) dll.
d. RHS (Rectangular Hollow Section) – Cold Formed (Hollow Persegi)
Baja jenis ini isa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling,
partisi gipsum, dll), rangka dan suport ornamen-ornamen non struktural.
e. SHS (Squre Hollow Section) – Cold Formed (Hollow Kotak)
Baja ini
f. Steel Pipe
g. H Beam
H Beam bisa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top &
bottom chord member pada truss composite beam atau column, dll.

2.3 Baut Baja

Baut adalah alat sambung dengan batang berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya
dipasang mur/pengunci.

Dalam uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi
tiga (ulir tajam) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga
misalnya dongkrak atau alat-alat pemesinan yang lain.
2.3.1 Jenis-jenis Baut

Adapun jenis-jenis baut antara lain :

a. Baut Hitam

Yaitu baut dari baja lunak (St-34) banyak dipakai untuk konstruksi
ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter
batang baut memiliki kelonggaram 1 mm.

b. Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42) dipakai untuk konstruksi berat
atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan
diameter batang relatif pass yaitu kelonggaran <0,1 mm.

2.3.2 Diameter Baut

Baut memiliki bermacam-macam ukuran diameter, diantaranya :

a. Ø 7/16 (d=11,11 mm) e. Ø 7/8 (d=22,22)


b. Ø ½ (d=12,70) f. Ø 1 (d=25,40)
c. Ø 5/8 (d=15,87) g. Ø
d. Ø ¾ (d=19,05)
2.3.3 Jenis – jenis Sambungan Baut

1. Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut.

2. Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

3. Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya

4. Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu

2.3.4 Jarak-jarak Baut Pada Sambungan


a. Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar araj gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah.
b. Jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari
3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambung)
c. Pada sambungan yang terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak
berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari
2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.

Jarak antar pesat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali
diameter nominal pengencang . jarak minimum pada plat harus melalui
perhitungan struktur seperti pada SNI.

Jarak tepi minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat profil
harus memenuhi spesifikasi

Tepi dipotong dengan Tepi dipotong dengan Tepi profil bukan hasil
tangan mesin potongan
1,75 d2 1,50 d2 1,25 d2

Jarak tepi maksimum dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu
bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali
tebal pelat lapia luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150
mm.
BAB 3

HASIL SURVEY

3.1 Profil Baja Lapangan Futsal

Dari hasil survey yang telah kami lakukan baja Wide Flange atau
kebanyakan orang menyebunya baja WF atau baja H-Beam ini digunakan sebagai
kolom pada konstruksi lapangan futsal ini.

3.2 Diameter Baut

Diameter baut yang digunakan untuk sambungan antara plat lantai dengan
kolom baja adalah :

1. Diameter Kepala Baut : 22.0 mm


2. Diameter Badan Baut : 11,0 mm

3.3 Jarak Antar Baut


Untuk jarak baut adalah Jarak tepi maksimum dari pusat tiap pengencang
ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh
lebih dari 12 kali tebal pelat lapia luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak
boleh melebihi 150 mm.

Untuk baut pada sambugan kolom dengan plat beton, jarak antar
sambungannya adalah 13,5 cm yang berarti jarak antar baut tersebut masih
memenuhi syarat pemasangan baut.

3.4 Ukuran Tebal, tinggi, lebar Penampang Baja WF

Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan pada kolom lapangan
futsal adalah sebagai berikut :

1. Lebar total : 10 cm
2. Tinggi : 20.35 cm
3. Tebal sayap : 1 mm
4. Tebal badan : 2.6 mm

Вам также может понравиться