Вы находитесь на странице: 1из 5

ETIKA LINGKUNGAN

KELOMPOK 1

RAHMAT SA’BANI 17250707

RAY DANI WAHITO SIAHAAN 17250708

RIZKY FATTAH ANDIKA 17250709

SAFURA MUIN 17250710

SALMA ABD RASYID 17250711

SAMUEL M PAKPAHAN 17250712

SIDIK SATRIA NUGRAHA 17250713

SILFIA NILAMSARI 17250714

STEPHANIE ANGELIKA LW 17250715

ERIO SIHOMBING 14314546


ETIKA LINGKUNGAN

Etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang yang mengenal kewajiban-kewajiban manusia
tentang yang baik dan yang buruk

Etika lingkungan hidup merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam
mengusahakan teruwujudnya moral dan upaya untuk mengendalikan alam agar tetap berada pada
batas kelestarian. Etika lingkungan hidup juga berbicara mengenai relasi di antara semua
kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada
alam dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan.

PARADIGMA LINGKUNGAN HIDUP

paradigma adalah suatu pandangan dasar yang dianut atau diikuti pada kurun waktu tertentu,
diakui kebenarannya serta berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan kehidupan.Harvey dan
Holly (1981) mengutip batasan pengertian paradigma yang dikemukakan oleh Kuhn dalam The
Structure of Scientific Revolution (1970) yang mengartikan paradigma sebagai “keseluruhan
kumpulan (konstelasi) kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, cara-cara (teknik) mempelajari,
menjelaskan, cakupan dan sasaran kajian, dan sebagainya yang dianut oleh warga suatu komunitas
tertentu”.

Perubahan hubungan manusia dengan alam.

1. Antroposentrisme

yang ada di alam semesta dianggap mempunyai nilai sepanjang berfungsi dan berguna bagi
usia. Alam hanya sebagai objek dan sarana sebagai pemenuh kebutuhan manusia tanpa
memperhatikan keadaan alam, dan akibat yang ditimbulkan karena pemanfaatannya. Yang
menjadi masalah adalah apabila antroposentrisme mengakibatkan manusia
mengeksploitasi alam secara berlebihan di luar batas toleransi ekosistem. Krisis lingkungan
hidup bukan diakibatkan oleh pendekatan antroposentrisme, tetapi oleh antro adalah suatu
etika yang memandang manusia sebagai pusat dari alam semesta. Dalam antroposentrisme,
etika nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia. Kepentingan manusia
mempunyai nilai tertinggi dibandingkan makhluk hidup yang lainnya. Manusia dianggap
paling berpengaruh dalam tatanan ekosistem. Segala sesuatu posentrisme yang berlebihan.
Contoh Antroposentrisme :

1. manusia terpisah dari alam

2. mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab
manusia

3. mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya

4. kebijakan dan managemen sumber daya alam untuk kepentingan manusia

5. norma utama adalah untung rugi

6. mengutamakan rencana jangka pendek

7. pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara


miskin

8. menerima secara positif pertumbuhan ekonomi

2. Biosentrisme

memandang bahwa semua makhluk hidup dalam ekosistem mempunyai nilai dan berharga,
sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Semua kehidupan di alam
semesta adalah kesatuan moral. Segala keputusan penggunaannya harus
mempertimbangkan aspek moral. Etika dipahami tidak hanya terbatas pada manusia,
namun juga bagi seluruh makhluk hidup.

Biosentrisme memandang manusia sebagai mahluk biologis yang sama dengan mahluk
biologis yang lain. Manusia dilihat sebagai salah satu bagian saja dari keseluruhan
kehidupan yang ada dimuka bumi, dan bukan merupakan pusat dari seluruh alam semesta.
Maka secara biologis manusia tidak ada bedanya dengan mahluk hidup lainnya.

Contoh Biosentrisme :

1. menghargai hajat hidup orang banyak tak terkecuali hewan dan tumbuhan.
3. Ekosentrisme

Ekosentrisme merupakan lanjutan dari biosentrisme yang merupakan teori bahwa


makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Sebagai lanjutan,
ekosentrisme sering disamakan dengan biosentrisme baik dari sudut pandang maupun dari
pengertiannya

mencakup cakupan yang lebih luas lagi, manusia, makhluk hidup, dan lingkungannya. Etika
diberlakukan tidak hanya kepada makhluk hidup, tapi juga pada lingkungan. Secara
ekologis, makhluk hidup dan lingkungannya terikat pada satu kesatuan. Istilah untuk
pendekatan ekosentrisme adalah deep ecology yang dipopulerkan oleh Arne Naess, seorang
filsuf Norwegia tahun 1973.

Deep Ecology

Salah satu bentuk etika ekosentrisme ini adalah etika lingkungan yang sekarang ini dikenal
sebagai Deep Ecology. Sebagai istilah, Deep Ecology pertama kali diperkenalkan oleh Arne
Naess, seorang filsuf Norwegia, pada 1973, di mana prinsip moral yang dikembangkan
adalah menyangkut seluruh komunitas ekologis.

Istilah Deep Ecology sendiri digunakan untuk menjelaskan kepedulian manusia terhadap
lingkungannya. Kepedulian yang ditujukan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang
sangat mendalam dan mendasar, ketika dia akan melakukan suatu tindakan. Kesadaran
ekologis yang mendalam adalah kesadaran spiritual atau religius, karena ketika konsep
tentang jiwa manusia dimengerti sebagai pola kesadaran di mana individu merasakan suatu
rasa memiliki, dari rasa keberhubungan, kepada kosmos sebagai suatu keseluruhan, maka
jelaslah bahwa kesadaran ekologis bersifat spiritual dalam esensinya yang terdalam.
Contoh sikap Deep ecology terhadap Isu Lingkungan :

1. Isu Pencemaran
Prioritas Deep ecology adalah mengatasi sebab utama yang paling dalam dari
pencemaran, dan bukan sekedar dampak superfisial dan jangka pendek.
2. Isu Sumber daya Alam
Alam dan kekayaan yang terkandung didalamnya tidak direduksi dan dilihat semata-
semata dari segi nilai dan fungsi ekonomis, tetapi juga nilai dan fungsi sosial, budaya,
spiritual dan religius, medis dan biologis
3. Isu Jumlah Penduduk
Pengurangan penduduk adalah yang menjadi prioritas utama.
4. Isu Keberagaman Budaya dan Teknologi Tepat Guna
DE berusaha melindungi keberagaman budaya dari invansi masyarakat industri maju,
karena keberagaman budaya dilihat sebagai analog dan berkaitan dengan keragaman
dan kekayaan bentuk-bentuk kehidupan.
5. Pendidikan dan Penelitian Ilmiah
Prioritas sialihkan dari ”ilmu-ilmu keras ” ke ”ilmu-ilmu lunak”, khususnya
pengetahuan budaya, filsafat dan etika serta penggalian kearifan tradisional untuk
memperkaya wawasan masyarkat modern.

Вам также может понравиться