Вы находитесь на странице: 1из 10

JIME, Vol. 3. No.

1 ISSN 2442-9511 April 2017

Perlindungan Pasien Atas Tindakan Malprakter Dokter

Muhammad Afzal
Universitas Mahasaraswati Mataram
Afzalalex369@gmail.com

Abstrak; One of the causes of malpractice is a mistake whose shape is intentional and
negligence in criminal law. So that in case of actions carried out by doctors and patients more
menenderita result of the disease initially, disability, and even death, then it is categorized as a
medical malpractice that may be subject to criminal. But if we look at the malpractice of a legal
point of view, it is difficult to find the point of balance and fairness objective for both sides both
and physicians as a victim itself. A responsibility will arise after the legal act occurred, which is
basically the responsibility aims to make something bad into balance by doing something else
instead. In particular criminal act of malpractice itself would be difficult to give a rational
accountability for actions carried out, but public law gives space to the forced power in it to give
an account as well the protection of victims and private law will provide space for compensation
for actions that harm the other person, which includes how much compensation costs incurred
during the treatment and after the occurrence of malpractice. In addition there is also immaterial
damages that are difficult to determine where the nominal amount as losses related to mental and
psychic victim, so it needs a better approach to form emotional relationships that are the
responsibility and protection.

Keywords: Malpractice, Justice.

PENDAHULUAN Dalam sengketa medik, ada dua hal


Dokter merupakan ilmuan yang telah mendasar. Pertama, dari pihak pasien atau
dididik secara profesional untuk keluarga pasien yang kurang mengerti
memberikan pertolongan agar hak-hak untuk tentang tindakan atau prosedur medik yang
memperoleh kesehatan dapat dipenuhi. kadang dapat menimbulkan resiko. Kedua,
Tidak jarang pasien meminta perlindungan dari pihak dokter yang kurang komunikatif,
yang dan menggantungkan harapannya tidak memberikan penjelasan yang kuat
dengan percaya sepenuhnya kepada keahlian tentang penyakit ataupun tindakan medik
dokter. yang dilakukannya. Pengertian akan hak dan
Akhir-akhir ini profesi yang bergerak di kewajiban masing-masing pihak dalam
bidang kesehatan terutama profesi sebagai hubungan dokter pasien, serta adanya
dokter banyak disoroti oleh masyarakat, komunikasi yang baik tentu dapat
khususnya setelah terjadi beberapa kasus menghindarkan terjadinya sengketa itu.
kelalaian, kesengajaan maupun kurangnya Dari uraian yang disampaikan tersebut
keahlian dalam tindakan medis dokter yang terlihat bahwa malpraktek medik dalam
merugikan pasiennya, seiring dengan lingkungan profesi kedokteran atau lembaga
keadaan tersebut maka berkembang istilah pelayanan kesehatan dapat terjadi baik
malpraktik medik. karena kelalaian, kesengajaan maupun
Menurut Ari Yunanto dan Helmi:1 kesalahan dalam proses pelayanan, karena
itu masyarakat harus mendapat pelayanan
1
Ari Yunanto dan Helmi, Hukum Pidana kesehatan yang sebaik-baiknya sesuai
Malpraktek Medik Tinjauan dan Perspektif
Medikolegal, (Yogyakarta:Penerbit andi, 2010), Hlm iii.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 435


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

dengan standar prosedur operasional yang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


dibutuhkan, sebab hak atas kesehatan Tentang Kesehatan.
merupakan hak asasi manusia dan salah satu Menurut Muladi,” ada beberapa
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan elemen malpraktek, diantaranya:2”
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia 1. Merupakan kesalahan professional;
sebagaimana diamanahkan dalam Pancasila 2. Termasuk ke dalam ketiada keahlian/
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik keteitian;
Indonesia Tahun 1945. 3. Tidak bertindak sesuai dengan
Harapan masyarakat untuk kewajiban-kewajiban yang timbul dari
mendapatkan pelayanan kesehatan yang profesinya;
merupakan hak setiap orang, dalam 4. Kesalahan yang dilakukan oleh dokter
kaitannya dengan hukum kedokteran yang bertindak di bawah standar yang
merupakan hak pasien. Hubungan antara diharapkan secara rata-rata dan layak
dokter dan pasien yang menghasilkan dilakukan oleh dokter lain;
persetujuan karena dalam memberikan dan 5. Kemampuan profesional tersebut dapat
menerima perawatan kesehatan sebagai hal meliputi: kekurangan pengetahuan,
yang dapat dibenarkan dalam masyarakat. kekurangan pengalaman dan kekurangan
Hubungan kepercayaan antara dokter dan pengertian;
pasien, yaitu penyembuh dan yang 6. Adanya hubungan antara dokter-pasien
disembuhkan. Dalam zaman modern yang menimbulkan kewajiban dari dokter
hubungan kepercayaan tersebut sebagai untuk berbuat sesuai dengan norma-
hubungan “transaksi terapeutik”. Hubungan norma spesifik/ standar yang diciptakan
“transaksi terapeutik” adalah transaksi oleh profesi guna melindungi pasien dari
antara dokter dengan pasien untuk mencari resiko yang tidak layak;
atau menemukan terapi sebagai upaya 7. Adanya pembuktian bahwa telah terjadi
penyembuhan penyakit pasien oleh dokter. pelanggaran terhadap kewajiban dalam
Hubungan transaksi terapeutik antara bentuk kegagalan dalam bertindak sesuai
dokter dan pasien melahirkan kemungkinan dengan norma-norma di atas dalam
adanya tindak pidana, pertanggungjawaban bentuk berbuat/ tidak berbuat yang
pidana dan sanksi pidana. Konflik pasien melanggar standar pelayanan;
dengan dokter atau pasien dengan rumah 8. Harus dapat dibuktikan adanya hubungan
sakit terjadi bila ada kesenjangan antara kausalitas antara perbuatan dokter
harapan pasien dengan kenyataan yang tersebut dengan kerugian yang terjadi;
diperolehnya menyangkut upaya medik. Elemen malpraktek di atas
Dari kondisi tersebut masyarakat mengemukakan hak-hal yang mirip dengan
membutuhkan perlindungan hukum pidana penentuan tindak pidana seseorang dalam
atas tindakan dokter yang mengakibatkan hal pertanggungjawaban pidana, maka
kerugian atau penderitaan lebih lanjut pada malpraktek merupakan kealpaan. Klasifikasi
pasien. Untuk mengakomodasi kebutuhan tindakan Malpraktek Medik selain masuk ke
tersebut, selain Kitab Undang-undang dalam lingkup etika profesi dan Hukum
Hukum Pidana, pemerintah telah Pidana, juga masuk ke dalam lingkup
mengeluarkan perundang-undangan di Hukum Perdata yaitu Perbuatan Melawan
bidang kesehatan dan praktik kedokteran Hukum dan wanprestasi karena
yaitu Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran dan 2
Muladi, Malpraktek Ditinjau Dari Segi
Hukum Pidana, (Fakultas Hukum UNDIP,
1985,) Hal 2

Jurnal Ilmiah Mandala Education 436


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

dilanggarnya suatu perjanjian sebagaimana mendalam hubungan terapeutik antara


diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum pasien dengan dokter.
Perdata. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Penerapan hukum pidana dalam hukum normatif yang kajiannya adalah
malpraktek dirasa lebih kompeks karena hukum yang dikonsepkan sebagai norma
tindak pidana dianggap menyangkut atau kaidah yang berlaku dalam masyarakat
langsung kepentingan umum dan individu dan menjadi acuan prilaku setiap orang.
sedangkan perbuatan melawan hukum Sehingga penelitian hukum normatif
berkaitan terutama dengan perlindungan difokuskan pada inventarisasi hukum positif,
terhadap kepentingan individu. asas-asas dan doktrin hukum, penemuan
Ketiadaan definisi yang resmi (otentik) hukum dalam perkara in concrito, sistematik
mengenai apa yang dimaksud malpraktek hukum, taraf sinkronisasi hukum,
medik menyebabkan banyak pihak yang perbandingan hukum dan sejarah hukum.
menentukan sendiri definisinya baik dari PEMBAHASAN
sudut pandang medis maupun hukum dan A. TANGGUNGJAWAB DOKTER
kriminologi. DALAM MALPRAKTEK MEDIK
Berdasarkan uraian di atas, peneliti 1. Tanggungjawab Dokter Menurut Kode
tertarik untuk melakukan penelitian Etik Profesi
mengenai pertanggung jawaban pidana Dokter, sebagaimana profesi-profesi
malpraktek dokter terhadap pasien, sehingga lain yang banyak di butuhkan jasanya sudah
dapat ditarik rumusan masalah terkait hal tentu memiliki tanggungjawab dalam
tersebut yaitu: 1) Bagaimana melaksanakan profesinya karena
pertanggungjawaban pidana dokter terhadap menyangkut kepentingan dan kebutuhan
pasien dalam malpraktek medik?; dan 2) orang lain, dalam hal ini adalah kesehatan,
Bagaimana pengaturan perlindungan hukum sehingga dibutuhkan etika moral dan kerja
pasien atas tindakan malpraktek medik yang yang professional serta bertanggungjawab.
dilakukan oleh dokter?. Majelis Kehormatan Etika
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kedokteran (MKEK) merupakan sebuah
dan menganalisis: a) Perkembangan badan di dalam struktur organisasi profesi
pertanggungjawaban dokter terhadap pasien Ikatan Dokter Indonesia (IDI). MKEK ini
dalam malpraktek medik; b) Perkembangan akan menentukan kasus yang terjadi
pengaturan perlindungan hukum pasien atas merpuakan pelanggaran etika ataukah
tindakan malpraktek medik yang dilakukan pelanggaran hukum. Selain itu ada Majelis
oleh dokter. Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
Adapun manfaat dalam penelitian ini (MKDKI) yang berfungsi juga menegakkan
adalah: a) Manfaat teoritis, penelitian ini disiplin yang terkait dengan etika profesi
diharapkan dapat memberikan manfaat kedokteran.
teoritis berupa sumbangan bagi Perbedaan antara MKEK dan
pengembangan ilmu pengetahuan hukum, MKDKI adalah MKEK memiliki tugas
khususnya khususnya bidang Hukum menegakkan etika profesi kedokteran,
Kesehatan dan Hukum Kedokteran dalam sedangkan MKDKI memiliki tugas
konteks Hukum Pidana; b) Manfaat praktis, menentukan ada tidaknya kesalahan
sebagai sumbangan bagi pengembangan penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
perlindungan hukum dalam praktek menjatuhkan sanksi atas itu.
kedokteran dan untuk mengetahui secara Secara lebih spesifik tugas dari
MKDKI tersebut adalah memeriksa dan

Jurnal Ilmiah Mandala Education 437


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

memberikan keputusan terhadap pengaduan undang tentang Praktek Kedokteran


yang berkaitan dengan disiplin dokter dan ditambah dengan sanksi administratif
dokter gigi (Pasal 67 Undang-undang langsung dari pemerintah sebagai pengawas
Praktik Kedokteran). Adapun keputusan kebijakan melalui lembaga terkait dengan
MKDKI itu sifatnya mengikat dokter, dokter pencabutan izin praktek.
gigi, dan KKI yang isinya dapat berupa 3. Tanggungjawaban Pidana Dokter
dinyatakan tidak bersalah atau pemberian Dalam Malpraktek Medik
sanksi disiplin. Menurut Munir Fuady,4 agar suatu
2. Pertanggungjawaban Administrasi tindakan dokter dapat digolongkan sebagai
Dokter Dalam Malpraktek Medik tindakan malpraktek haruslah memenuhi
Menurut Sofyan Dahlan, Malpraktek elemen-elemen yuridis sebagai berikut :
administratif terjadi apabila petugas 1. Adanya tindakan, dalam arti “berbuat”
melanggar hukum administrasi negara. atau “tidak berbuat” (pengabaian);
Pemerintah memiliki kewenangan Police 2. Tindakan tersebut dilakukan oleh dokter
Power untuk mengeluarkan berbagai aturan atau oleh orang di bawah
di bidang kesehatan. Apabila aturan tersebut pengawasannya (seperti oleh perawat),
dilanggar, maka tenaga kesehatan tersebut bahkan juga oleh penyelia fasilitas
dapat dipersalahkan.3 kesehatan, seperti rumah sakit, klinik,
Contoh tindakan malpraktek apotik, dan lain-lain;
adminstratif yaitu: 3. Tindakan tersebut berupa tindakan
1. Menjalankan prakktek tanpa izin; medik, baik berupa tindakan diagnostik,
2. Melakukan tindakan di luar lisensi atau terapi, atau managemen kesehatan;
izin yang dimiliki; 4. Tindakan tersebut dilakukan terhadap
3. Melakukan praktik dengan izin yang pasiennya;
kadaluarsa. 5. Tindakan tersebut dilakukan secara :
Kasus malpraktek administratif cukup a. Melanggar hukum, dan atau;
menarik karena hakikat pelanggaran seperti b. Melanggar kepatutan, dan atau;
contoh di atas masuk ke dalam ranah hukum c. Melanggar kesusilaan, dan atau;
administrasi negara sehingga sanksinya d. Melanggar prinsip-prinsip
adalah adminstrasi. Akan tetapi di dalam profesionalitas.
Undang-undang Praktek kedokteran pasal 6. Dilakukan dengan kesengajaan atau
76 ditegaskan, bahwa setiap dokter atau ketidak hati-hatian (kelalaian,
dokter gigi yang dengan sengaja melakukan kecerobohan);
praktek kedokteran tanpa memiliki surat izin 7. Tindakan tersebut mengakibatkan
praktik sebagaimana dimaksud dalam pasal pasiennya mengalami :
36 dipidana dengan pidana penjara paling a. Salah tindak, dan atau;
lama tiga tahun atau denda paling banyak b. Rasa sakit, dan atau;
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). c. Luka, dan atau;
Dalam malpraktek medik bisa saja d. Cacat, dan atau;
diterapkan dua hukum yang berbeda sebagai e. Kematian, dan atau;
sanksi terhadap pelanggar hukum f. Kerusakan pada tubuh dan atau jiwa,
administrasi yaitu sebagaimana yang dan atau;
teradapat dalam ketentuan pasal 76 Undang- g. Kerugian lainnya terhadap pasien

3 4
Dahlan Sofyan, Hukum Kesehatan: Munir Fuady, Sumpah Hippocrates
Rambu-rambu Bagi Profesi Dokter, (Semarang: (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), Jakarta,
Undip Press, 1999) hal 54 Citra Aditya Bakti, 2005, halaman 2

Jurnal Ilmiah Mandala Education 438


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

yang menyebabkan dokter harus banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta


bertanggungjawab secara rupiah)
administrasi, perdata, maupun Ayat (2) berbunyi:”Setiap Dokter atau
pidana. Dokter Gigi warga negara asing yang
Malpraktek medik dapat masuk ke dengan sengaja melakukan praktek
dalam ranah hukum pidana apabila kedokteran tanpa memiliki surat registrasi
memenuhi syarat-syarat dalam 3 (tiga) sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat
aspek, yaitu: (1) dipidana dengan pidana penjara paling
1. Syarat sikap batin dokter lama tiga tahun atau denda paling banyak
2. Syarat dalam perlakuan medis, dan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”
3. Syarat mengenal akibat. Pada dasarnya Ayat (3) berbunyi:” Setiap Dokter atau
syarat dalam sikap batin adalah syarat Dokter Gigi warga negara asing yang
sengaja atau culpa yaitu wujud dengan sengaja melakukan praktek
perbuatan dalam melakukan tindakan kedokteran tanpa memiliki surat registrasi
medik, syarat perlakuan medis adalah bersyarat sebagaimana dimaksud dalam
perlakuan medis yang menyimpang, dan pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana
syarat akibat adalah syarat mengenai penjara paling lama tiga tahun atau denda
timbulnya kerugian bagi kesehatan atau paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus
nyawa pasien.5 juta rupiah).”
Pasal-pasal dalam Hukum Pidana yang 2. Pasal 76
relevan dengan pertanggungjawaban pidana Pasal 76 berbunyi:”Setiap Dokter atau
dalam malpraktek medik adalah pasal 359, Dokter Gigi yang dengan sengaja
360 dan 361. melakukan praktik kedokteran tanpa
4. Petanggungjawaban Pidana dokter memiliki izin praktek kedokteran
dalam Undang-undang Nomor 29 sebagaimana dimaksud dalam pasal 36
Tahun 2004 Tentang Praktek dipidana dengan pidana penjara paling lama
Kedokteran. tiga tahun atau denda paling banyak Rp
Dengan berlakunya Putusan 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Mahkamah Konstitusi No.4/PPU/-V/2007 3. Pasal 79
terhadap uji materil Undang-undang Nomor Pasal 79 berbunyi:”Dipidana dengan
29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, pidana kurungan paling lama satu tahun atau
maka perubahan pasal-pasal yang terdapat denda paling banyak Rp 50.000.000,00
dalam undang-undang tersebut adalah (lima puluh juta rupiah) setiap Dokter atau
sebagai berikut: dokter Gigi yang:
1. Pasal 75 a. Dengan sengaja tidak memasang papan
Ayat (1) berbunyi:”Setiap Dokter atau nama sebagaimana dimaksud dalam
dokter Gigi yang dengan sengaja melakukan pasal 41 ayat (1)
praktek kedokteran tanpa memiliki surat b. Dengan sengaja tidak membuat rekam
regestrasi sebagaimana dimaksud dalam medis sebagaimana dimaksud dalam
pasal 29 (1) dipidana dengan pidana penjara pasal 46 ayat (1)
paling lama tiga tahun atau denda paling c. Dengan sengaja tidak memenuhu
kewajiban sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam pasal 51
5
Adami Chazami, Malpraktek huruf a, b, c ,d atau e.
Kedokteran Tinjauan Norma Dan Doktrin
Hukum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007)
Hlm 81

Jurnal Ilmiah Mandala Education 439


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

5. Tanggungjawab Rumah Sakit/ 6. Tanggungjawaban Perdata


Instansi Kesehatan lain Atas Malpraktek Medik Yang Dilakukan
Tindakan Malpraktek Yang Oleh Dokter
Dilakukan Pelayan Kesehatan . Pada hakikatnya ada 2 (dua) bentuk
Berkaitan dengan tanggung jawab pertanggungjawaban dokter dalam hukum
hukum pemberi pelayanan kesehatan perdata sebagai bentuk perlindungan
terutama tanggung jawab hukum Rumah terhadap pasien jika terjadi malpraktek.
Sakit, dalam hal ini sebagai suatu badan Pertanggungjawaban yang dapat digugat
hukum yang memilikinya bisa dituntut atas oleh pasien korban malpraktek terhadap
kerugian yang terjadi, bisa melalui dua dokter itu, adalah pertanggungjawaban atas
cara:6 kerugian yang disebabkan karena
1. Langsung sebagai pihak pihak pada wanprestasi (prestasi yang buruk) dalam
suatu perjanjian bila ada wanprestasi; perjanjian terapeutik dan
2. Tidak langsung sebagai majikan bila pertanggungjawaban atas kerugian yang
karyawannya dalam pengertian disebabkan oleh perbuatan melawan hukum
peraturan perundang-undangan (onrechtmatige daad) oleh dokter, yaitu
melakukan perbuatan melawan hukum. perbuatan yang bertentangan dengan
Hukum Perdata membedakan kewajiban profesi.
kategori Rumah Sakit selaku pihak B. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
tergugat (korporasi) yaitu Rumah Sakit PASIEN KARENA MALPRAKTEK
pemerintah dan Rumah Sakit swasta. MEDIK OLEH DOKTER
Berkaitan dengan Rumah Sakit 1. Hak Pasien Dalam Transaksi
pemerintah, maka manajemen Rumah Terapeutik Antara Dokter dan Pasien
Sakit pemerintah c.q Dinas Kesehatan/ Pasal 52 dan 53 Undang-undang
Menteri Kesehatan dapat dituntut. Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik
Menurut Pasal 1367 Kitab Undang- Kedokteran menagtur tentang hak dan
Undang Hukum Perdata, karena kewajiban pasien dalam hubungannya
pegawai yang bekerja pada Rumah dengan kontrak terapeutik dimana pasien
Sakit Pemerintah menjadi pegawai mempunyai hak dan kewajiban tertentu.
negeri dan negara sebagai suatu badan Pada pasal 52 tentang hak pasien
hukum dapat dituntut untuk membayar disebutkan, bahwa dalam menerima
ganti rugi atas tindakan pegawai negeri pelayanan pada praktik kedokteran pasien
yang dalam menjalankan tugasnya mempunyai hak: Mendapat penjelasan
merugikan pihak lain. Sedangkan untuk secara lengkap tentang tindakan medis
manajemen Rumah Sakit swasta sebagai sebagaimana dimaksud alam pasal 45 ayat
badan hukum memiliki kekayaan (3); Meminta pendapat dokter atau dokter
sendiri dan dapat bertindak dalam gigi lain; Mendapatkan pelayanan sesuai
hukum dan dapat dituntut seperti halnya dengan kebutuhan medik; Menolak tindakan
manusia. medik; Mendapatkan isi rekam medik.

6
Triwulan Tutik, dan Shinta Febriana,
Perlindungan Hukum Bagi Pasien.
(Jakarta:Prestasi Pustaka, 2010), Hlm 72

Jurnal Ilmiah Mandala Education 440


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

2. Perlindungan Hukum Bagi Pasien Kesimpulan


Karena Malpraktek Medik oleh Dari keseluruhan uraian yang telah
Dokter disajikan dalam penelitian ini dapat
Konsep perlindungan hukum pidana disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Di
bagi pasien dalam malpraktek medik di dalam hukum positif Indonesia pengertian
Indonesia terdapat 2 (dua) penerapan yaitu tentang malpraktek medik tidak diatur
konsep retributive justice (keadilan secara spesifik, sehingga mengakibatkan
retributif) dan konsep restorative justice segala sesuatu yang terkait dengan
(keadilan restoratif). malpraktek medik di tafsirkan berbeda
Konsep hukum pidana menurut secara teori oleh para ahli dan dapat
keadilan retributif beroientasi kepada disimpulkan bahwa malpraktek medik
keadilan yang ditujukan kepada pelanggar adalah kelalaian atau ketidakhati-hatian
dan semata-mata karena pelanggaran seorang dokter dalam pelaksanaan
hukumnya, pelanggaran terhadap hukum kewajiban profesinya. Ruang lingkup
pidana adalah melanggar hak negara malpraktek sama dengan ruang lingkup
sehingga korban kejahatan adalah negara. kesalahan yang ada dalam hukum pidana
Sehingga konsep Retributive Justice yang yaitu terkait dengan kesengajaan dan
tidak memberikan tempat terhadap korban kelalaian; 2) Hubungan kausalitas antara
dalam sistem peradilan pidana karena dokter dan pasien dalam hal usaha
konsep tersebut tidak dapat memberikan penyembuhan penyakit yang diderita oleh
perlindungan terhadap korban. Mengingat pasien secara langsung maupun tidak
korban tindak pidana tidak hanya dapat langsung akan menyentuh berbagai ranah
mengalami kerugian materiil melainkan hukum baik itu hukum pidana, perdata,
sangat dimungkinkan mengalami kerugian administrasi maupun aturan secara etika
immateriil.7 yang mengikat pfofesi dokter itu sendiri.
Sedangkan konsep restorative justice Dokter akan melakukan
adalah Restorative Justice (Keadilan pertanggungjawaban secara pidana apabila
Restoratif) adalah suatu penyelesaian secara ia melakukan hal-hal yang dalam ruang
adil yang melibatkan pelaku, korban, lingkup malpraktek medik, sebagaimana
keluarga mereka dan pihak lain yang terkait kesalahan yang ada dalam hukum pidana
dalam suatu tindak pidana secara bersama- yaitu seseorang melakukan kesengajaan atau
sama mencari penyelesaian terhadap tindak kelalaian. Pasal-pasal yang terdapat dalam
pidana tersebut dan implikasinya dengan ruang lingkup malpraktek tersebut diatur
menekankan pemulihan kembali pada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
keadaan semula. Dalam penerapan konsep dan Undang-undang Nomor 29 tahun 2004
ini, kerugian materil dan immaterial yang tentang Praktek Kedokteran pasca uji materi
menimpa korban dapat diganti semaksimal Mahkamah Konstitusi. Pertanggungjawaban
mungkin dengan melakukan pendekatan- perdata dalam kasus malpraktek dapat
pendekatan yang sifatnya emosional dan dilakukan karena adanya unsur wanprestasi
moral. dan Perbuatan Melawan Hukum dari
tindakan dan hubungan dokter dengan
pasien tersebut. Dikatakan wanprestasi,
karena hubungan hukum antara dokter dan
pasien merupakan suatu perjanjian dimana
jika prestasi dalam perjanjian tersebut tidak
dipenuhi maka dapat dituntut wanprestasi.
7
Bagir Manan, Op.Cit, Hlm 16

Jurnal Ilmiah Mandala Education 441


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Dikatakan Perbuatan Melawan Hukum kebijakan publik dan bekerja di dalam


karena Dokter telah melakukan pelanggaran program-program pengembangan
terhadap undang-undang yaitu Kitab perlindungan untuk korban.
Undang-Undang Hukum Perdata yang SARAN
mengakibatkan orang lain rugi dan kerugian Adapun saran yang perlu
itu harus dipertanggungjawabkan dimana disampaikan penulis berdasarkan penjabaran
kerugian yang terdapatdalam malpraktek tentang tanggungjawab pidana dokter dalam
tersebut adalah kerugian mareriil dan malpraktek medik adalah: 1) Sebaiknya
imateriil. Pertanggungjawaban secara etika diberikan rumusan yang pasti dan otentik
profesi akan diterapkan secara oleh Majelis terkait rumusan pengertian malpraktek
Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) dan medik di dalam sebuah undang-undang
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran sehingga semua pihak mengerti tentang
Indonesia (MKDKI) jika terbukti dokter batasan-batasan mengenai malpraktek medik
melakukan pelanggaran-pelanggaran etika tersebut dan tidak menimbulkan kerancuan;
sebagaimana yang telah ditentukan oleh 2) Bagi para penegak hukum seharusnya
wadah yang menaungi profesi tersebut. mempelajari lebih mendalam tentang kasus-
Dan pertanggung jawaban kasus malpraktek, karena ada dua pihak
administrasi lebih menitik beratkan kepada yang sekaligus akan dirugikan jika salah
izin praktek yang disalah gunakan dan menerapkan dan menafsirkan hukum terkait
mengakibatkan izin dari dokter yang malpraktek tersebut.
bersangkutan dapat dicabut. Penerapan DAFTAR PUSTAKA
sanksi administrasi dapat diikuti oleh sanksi Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana,
pidana untuk melengkapi sanksi pidana yang Memahami Tindak Pidana dan
tidak bisa berdiri sendiri; 3) Berbagai bentuk Pertanggungjawaban Pidana Sebagai
perlindungan terhadap korban tindak pidana Syarat Pemidanaan, Rangkang
merupakan upaya pemulihan kerugian yang Education Yogyakarta-PuKAP
telah di derita oleh korban. Hal tersebut akan Indonesia, Yogyakarta, 2012
lebih termaknai apabila korban dilibatkan Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan,
langsung dalam proses penyelesaian perkara Akademika Pressindo, Jakarta, 1993
pidana tersebut. Konsep seperti inilah yang Ari Yunanto dan Helmi, Hukum Pidana
sering disebut dengan Restorative Justice Malpraktek Medik Tinjauan dan
dan Retributive Justice; 4) Memberikan Perspektif Medikolegal, Penerbit Andi,
pelayanan kepada korban malpraktek Yogyakarta, 2010
merupakan suatu bentuk perlindungan dalam A. Zainal Abidin Farid, Asas Hukum Pidana
rangka respon terhadap viktimisasi dengan dan Beberapa Pengupasan tentang
maksud untuk mengurangi penderitaan dan Delik-delik Khusus, Prapantja, Jakarta,
memfasilitasi pemulihan korban. Termasuk 1962
ke dalam aktifitas pelayanan korban adalah Bambang Waluyo, Penelitian Hukum
memberikan informasi, melakukan tindakan Dalam Praktek, Sinar Grafika.
atau pemeriksaan, melakukan interfensi Jakarta, 1991
individual dalam bentuk pendekatan secara Bambang Sunggono, Metode Penelitian
psikis yang bersifat lebih mendalam kea rah Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 1996
pribadi korban, terlibat dalam advokasi Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan
sosial berupa perlindungan secara hukum Pertanggungjawaban Dokter, Rineka
dan peraturan-peraturan terkait agar korban Cipta, Jakarta
merasa terjamin secara hukum, mengajukan Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek

Jurnal Ilmiah Mandala Education 442


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Kebijakan Penegakan dan Kanter E.Y & S.R. Sianturi, Azas-azas


Pengembangan Hukum Pidana, PT. Hukum Pidana di Indonesia dan
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998 Penerapannya. 2002
Black Law Dictionary 5 th ed, dalam Ari Lili Rasjidi, Ira Thania Rasjidi, Pengantar
Yunanto dan Helmi, Hukum Pidana Filsafat Hukum, Mandar Maju,
Malpraktek Medik, Andi, Yogyakarta, Bandung, 2002
2009 Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, Bina
..............................., Masalah Penegakan Aksara, Jakarta, 1983
Hukum & Kebijakan Penanggulangan Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-
Kejahatan, PT. Citra Aditya Bhakti, Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni,
Bandung, 2001 Bandung, 1984
................................, Masalah Penegakan Mardjono Reksodiputro, Kriminologi dan
Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Peradilan Pidana, Lembaga
Kejahatan, PT. Citra Aditya Bakti, Kriminologi UI, Jakarta, 1994
Bandung, 2001 Marzuki, Metodologi Riset, PT. Prasetya
……………………, Kapita Selekta Hukum Widia Pratama, Yogyakarta, 2000
Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, Muhamad Abdulkadir, Hukum dan
2003 Penelitian Hukum, Citra Aditya Bhakti,
Chazawi Adami, Pelajaran Hukum Pidana, Bandung, 2004,
Bagian 1; Stelsel Pidana, Teori-Teori Nurhasan, Melindungi Diri dari Kesalahan
Pemidanaan & Batas Berlakunya Dokter, Menguak Gunung Es
Hukum Pidana, PT Raja Grafindo, Malpraktik Kedokteran dan Kesehatan,
Jakarta, 2002 Gramedia, Jakarta, 2003
Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan
Hukum Kedokteran, Binarupa Aksara, Pertanggung Jawab Pidana, Penerbit
Jakarta, 1996 Aksara Baru, Jakarta, 1981
Ellen I. Picard and Gerald B. Robertson, .............., Suatu Reorientasi Dalam Hukum
Legal Liability of Doctors and Hospital Pidana, Aksara Baru, Jakarta, 1983
in Canada, Thomson Profesional Soedarto, Suatu Dilema Dalam Pembaruan
Publishing, Carswel, 1984 Hukum Sistem Pidana Indonesia, Pusat
Hermien Hadiati Koeswadji, Hukum Studi Hukum dan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran (Studi Tentang Hubungan Hukum Undip, 1974
Dalam Mana Dokter Sebagai Salah ...................., Hukum Pidana I, Cetakan II,
Satu Pihak), PT. Citra Aditya Bakti, Yayasan Sudarto Fakultas Hukum
Bandung, 1988 Universitas Diponegoro,
J. Guwandi, Kelalaian Medik (Medical Semarang,1990
Negligence), Fakultas Kedokteran Soerjono Soekanto & Herkutanto,
Universitas Indonesia, Jakarta, 1994 Pengantar Hukum Kesehatan, Remaja
....................., Dokter, Pasien dan Hukum, Karya CV. Bandung, 198
Fakultas Kedokteran Universitas P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum
Indonesia, Jakarta, 1996 Pidana Indonesia, Citra Aditya Bhakti,
......................., Dokter dan Hukum, Monella, Bandung, 1997
Jakarta. Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,
Johnny Ibrahim, Teori & Metode Penelitian Kencana, Jakarta, 2008
Hukum Normatif, Bayumedia, Philipus M. Hadjon, Perlindungan hukum
Surabaya, 2005 bagi Rakyat Indonesia, PT Bina

Jurnal Ilmiah Mandala Education 443


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Ilmu,Surabaya, 1987
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
Pidana Indonesia, PT Eresko, Bandung,
1986
Zainal Abidin Farid Andi, Hukum Pidana I,
Sinar Grafika, Jakarta, 1995
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Harian Kompas, diakses melalui
www.kompas.com pada tanggal 12
Desember 2016

Jurnal Ilmiah Mandala Education 444

Вам также может понравиться