Вы находитесь на странице: 1из 5

RANGKUMAN MATERI MATEMATIKA KELAS 7 SMP

======================================================================================

BAB 1 b. Operasi perkalian (  ) dan pembagian ( : ) sama


BILANGAN kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri
dikerjakan terlebih dahulu.
1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, c. Operasi perkalian (  ) dan pembagian ( : ) lebih
dan bilangan bulat positif. kuat daripada operasi penjumlahan ( + ) dan
2. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat. pengurangan ( – ), artinya operasi perkalian (  )
a. Sifat tertutup dan pembagian ( : ) dikerjakan terlebih dahulu
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku: daripada operasi penjumlahan ( + ) dan
a+b=c pengurangan ( – ).
b. Sifat komutatif
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu ========================================
berlaku: a + b = b + a
c. Sifat asosiatif BAB 2
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu PECAHAN
berlaku: (a + b) + c = a + (b + c)
d. Mempunyai unsur identitas 1. Pecahan merupakan bilangan yang menggambarkan
Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku: bagian dari keseluruhan.Pecahan adalah bilangan
a + 0 = 0 + a. 𝑝
yang dapat dinyatakan sebagai ; dengan p dan q
Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada 𝑞
penjumlahan. bilangan bulat dan q ≠ 0. Bilangan p disebut
e. Mempunyai invers pembilang dan q disebut penyebut.
Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku: 2. Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang
a + (–a) = (–a) + a = 0. bernilai sama. Pecahan senilai diperoleh dengan cara
Invers dari a adalah –a, sedangkan invers dari –a mengalikan atau membagi pembilang dan
adalah a. penyebutnya dengan bilangan yang sama.Suatu
𝑝
3. Jika a dan b bilangan bulat maka berlaku: pecahan, 𝑞 , q ≠ 0 dapat disederhanakan dengan cara
a – b = a + (–b). membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut
4. Operasi pengurangan pada bilangan bulat berlaku dengan faktor persekutuan terbesarnya.
sifat tertutup. 3. Jika penyebut kedua pecahan berbeda, untuk
5. Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka membandingkan pecahan tersebut, nyatakan menjadi
berlaku pecahan yang senilai, kemudian bandingkan
𝐚 + 𝐚+.. … … + 𝐚
⏟ pembilangnya.
𝐧×𝐚=
sebanyak 𝐧 suku 4. Pada garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada
6. Jika p dan q bilangan bulat maka di sebelah kanan, sedangkan pecahan yang lebih kecil
a. p  q = pq berada di sebelah kiri.
b. (–p)  q = –(p  q) = –pq 5. Di antara dua pecahan yang berbeda selalu dapat
c. p  (–q) = –(p  q) = –pq ditemukan pecahan yang nilainya di antara dua
d. (–p)  (–q) = p  q = pq pecahan tersebut.
7. Untuk setiap p, q, dan r bilangan bulat berlaku sifat: 6. Setiap bilangan bulat p dan q dapat dinyatakan dalam
𝑝
a. tertutup terhadap operasi perkalian bentuk pecahan 𝑞 , di mana p merupakan kelipatan
b. komutatif: pq=qp dari q, q ≠ 0.
c. asosiatif: (p  q)  r = p  (q  r) 𝑞
7. Bentuk pecahan campuran 𝑝 𝑟 dengan r ≠ 0 dapat
d. distributif perkalian terhadap penjumlahan 𝑝×𝑟+𝑞
p  (q + r) = (p  q) + (p  r) dinyatakan dalam bentuk pecahan biasa: 𝑟
e. distributif perkalian terhadap pengurangan 8. Untuk mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen
p  (q – r) = (p  q) – (p  r) dapat dilakukan dengan cara mengubah pecahan
8. Unsur identitas pada perkalian adalah 1, sehingga semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut
untuk setiap bilangan bulat p berlaku: 100. Jika hal itu sulit dilakukan maka dapat dilakukan
p1=1p=p dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan
9. Pembagian merupakan operasi kebalikan dari 100%.
perkalian. 9. Untuk menentukan hasil penjumlahan atau
10. Pada operasi pembagian bilangan bulat tidak bersifat pengurangan dua pecahan, samakan penyebut kedua
tertutup. pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK
11. Jika a2 = b sama artinya dengan: √𝐛 = 𝐚 dari penyebut-penyebutnya, kemudian baru
𝟑 dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya.
12. Jika a3 = b sama artinya dengan: √𝐛 = 𝐚
10. Untuk menentukan hasil perkalian dua pecahan
13. Apabila dalam suatu operasi hitung campuran
dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dengan
bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung,
pembilang dan penyebut dengan penyebut.
pengerjaannya berdasarkan sifatsifat operasi hitung 𝑝 𝑞
berikut. 11. Invers perkalian dari pecahan adalah atau invers
𝑞 𝑝
a. Operasi penjumlahan ( + ) dan pengurangan ( – ) 𝑞 𝑝
perkalian dari 𝑝 adalah 𝑞
sama kuat, artinya operasi yang terletak di
12. Suatu bilangan jika dikalikan dengan invers
sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
perkaliannya hasilnya sama dengan 1.
𝑝 𝑟
13. Untuk sebarang pecahan 𝑞 dan dengan q ≠ 0, r ≠ 0, c. (x + a) (x – a) = x2 – a2
𝑠
𝑝 𝑟 𝑝 𝑠 5. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien
s ≠ 0 berlaku: 𝑞 ÷ 𝑠 = 𝑞 × 𝑟 sukusukunya ditentukan dengan segitiga Pascal.
14. Untuk sebarang bilangan bulat p dan p, q ≠ 0 dan m a. (a + b)1 = a + b, untuk pangkat 1 tidak perlu
bilangan bulat positif berlaku: ditulis.
𝐩 𝐩 𝐩
𝐩 𝐦 × 𝐪 × ……× 𝐪 b. (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
(𝐪 ) = ⏟
𝐪
c. (a + b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
𝐦 faktor 6. Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan
𝑝
Bilangan pecahan 𝑞 disebut sebagai bilangan pokok. cara menyubstitusikan sebarang bilangan pada
15. Untuk sebarang bilangan bulat p, q dengan q ≠ 0 dan variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
m, n bilangan bulat positif berlaku sifat-sifat berikut: 7. Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling
𝐩 𝐦 𝐩𝐦 sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak
a. (𝐪) = 𝐪𝐦 mempunyai faktor persekutuan kecuali 1 dan
𝐩 𝐦 𝐩 𝐧 𝐩 𝐦+𝐧 penyebutnya tidak sama dengan nol.
b. (𝐪) × (𝐪) = (𝐪)
8. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan pada
𝐩 𝐦 𝐩 𝐧 𝐩 𝐦−𝐧 pecahan aljabar diperoleh dengan cara menyamakan
c. ( ) ÷( ) =( )
𝐪 𝐪 𝐪 penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau
𝐧
𝐩 𝐦 𝐩 𝐦×𝐧
d. (( ) ) = ( ) mengurangkan pembilangnya.
𝐪 𝐪
16. Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
========================================
dilakukan pada masing-masing nilai tempat dengan
cara bersusun. Urutkan angka-angka ratusan,
BAB 4
puluhan, satuan, persepuluhan, perseratusan dan
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR
seterusnya dalam satu kolom.
SATU VARIABEL
17. Hasil kali bilangan desimal dengan bilangan desimal
diperoleh dengan cara mengalikan bilangan tersebut 1. Pernyataan adalah kalimat yang dapat ditentukan nilai
seperti mengalikan bilangan bulat. Banyak desimal
kebenarannya (bernilai benar atau bernilai salah).
hasil kali bilangan-bilangan desimal diperoleh dengan Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat
menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali- variabel dan belum diketahui nilai kebenarannya.
pengalinya.
Himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah
18. Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan
himpunan semua pengganti dari variabel-variabel
dengan: a  10n dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut
asli. bernilai benar. Persamaan adalah kalimat terbuka
19. Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1 yang dihubungkan oleh tanda sama dengan ( = ).
dinyatakan dengan: a  10–n dengan 1 ≤ a < 10 dan n 2. Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka
bilangan asli. yang dihubungkan oleh tanda sama dengan ( = ) dan
hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu.
======================================== Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah
ax + b = 0 dan a ≠ 0.
BAB 3 3. Penyelesaian persamaan linear adalah pengganti
ALJABAR variabel x yang menyebabkan persamaan bernilai
benar.
1. Variabel, konstanta, faktor, serta suku sejenis dan tak 4. Dua persamaan atau lebih dikatakan ekuivalen jika
sejenis. mempunyai himpunan penyelesaian yang sama dan
a. Variabel adalah lambang pengganti suatu dinotasikan dengan tanda “ ↔ ”.
bilangan yang belum diketahui nilainya dengan 5. Suatu persamaan dapat dinyatakan ke dalam
jelas. persamaan yang ekuivalen dengan cara:
b. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar a. menambah atau mengurangi kedua ruas dengan
yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. bilangan yang sama;
c. Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki b. mengalikan atau membagi kedua ruas dengan
variabel dan pangkat dari masing-masing variabel bilangan yang sama.
yang sama. 6. Suatu ketidaksamaan selalu ditandai dengan salah
d. Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki satu tanda hubung berikut.
variabel dan pangkat dari masing-masing variabel a. “ < ” untuk menyatakan kurang dari.
yang tidak sama. b. “ > ” untuk menyatakan lebih dari.
2. Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan c. “ ≥ ” untuk menyatakan tidak lebih dari atau
pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku kurang dari atau sama dengan.
yang sejenis. d. “ ≥ ” untuk menyatakan tidak kurang dari atau
3. Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk lebih dari atau sama dengan.
aljabar suku satu dan suku dua dinyatakan sebagai 7. Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang
berikut: menyatakan hubungan ketidaksamaan (>, <, ≥ , atau
a. k (ax) = kax ≥ ).
b. k (ax + b) = kax + kb 8. Untuk menentukan penyelesaian pertidaksamaan
4. Perkalian antara dua bentuk aljabar dinyatakan linear satu variabel, dapat dilakukan dalam dua cara
sebagai berikut: sebagai berikut.
a. (ax + b) (cx + d) = acx2 + (ad + bc) x + bd a. Mencari lebih dahulu penyelesaian persamaan
b. (ax + b) (cx2 + dx + e) yang diperoleh dari pertidaksamaan dengan
= acx3 + (ad + bc) x2 + (ae + bd) x + be
mengganti tanda ketidaksamaan dengan tanda 12. Pada perbandingan berbalik nilai, jika nilai sebuah
“=”. barang naik maka nilai barang yang dibandingkan
b. Menyatakan ke dalam pertidaksamaan yang akan turun atau sebaliknya. Grafik perbandingan
ekuivalen. berbalik nilai berupa kurva mulus.
13. Perbandingan antara dua besaran dapat dinyatakan
======================================== dengan tabel seperti berikut.

BAB 5 Variabel Pertama Variabel Kedua


PERBANDINGAN DAN ARITMETIKA SOSIAL a ↔ p
b ↔ q
1. Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi.
a. Harga pembelian adalah harga barang dari pabrik, 𝑎 𝑝
(i) Pada perbandingan senilai berlaku: 𝑏 = 𝑞
grosir, atau tempat lainnya. 𝑎 𝑞
b. Harga penjualan adalah harga barang yang (ii) Pada perbandingan berbalik nilai berlaku: 𝑏 = 𝑝
ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli.
c. Untung atau laba adalah selisih antara harga =========================================
penjualan dengan harga pembelian jika harga
penjualan lebih dari harga pembelian. BAB 6
Untung = harga penjualan – harga pembelian HIMPUNAN
d. Rugi adalah selisih antara harga penjualan
dengan harga pembelian jika harga penjualan 1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang
kurang dari harga pembelian. ciri-cirinya jelas, sehingga dengan tepat dapat
Rugi = harga pembelian – harga penjualan diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang
2. Menentukan persentase untung atau rugi tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
untung
a. Persentase untung = harga pembelian × 100% 2. Suatu himpunan biasanya diberi nama atau
rugi dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B, C,
b. Persentase rugi = harga pembelian × 100% ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam
3. Menentukan harga pembelian dan harga penjualan himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan
jika persentase untung atau rugi diketahui. pasangan kurung kurawal {...}.
a. Jika untung maka berlaku 3. Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara,
harga penjualan = harga pembelian + untung yaitu dengan kata-kata, dengan notasi pembentuk
harga pembelian = harga penjualan – untung himpunan, dan dengan mendaftar anggota-
b. Jika rugi maka berlaku anggotanya.
harga penjualan = harga pembelian – rugi 4. Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga
harga pembelian = harga penjualan + rugi disebut himpunan berhingga. Himpunan yang
4. Bruto, tara, dan neto memiliki banyak anggota tak berhingga disebut
a. Bruto = neto + tara himpunan tak berhingga.
b. Neto = bruto – tara 5. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah
c. Tara = bruto – neto himpunan yang memuat semua anggota atau objek
5. Persen tara dan harga bersih himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta
a. Rabat = persen rabat  bruto biasanya dilambangkan dengan S.
b. Harga bersih = neto  harga/satuan berat 6. Himpunan Bagian
6. Ada dua jenis bunga tabungan, yaitu bunga tunggal a. Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika
dan bunga majemuk. Bunga tunggal adalah bunga setiap anggota A juga menjadi anggota B dan
yang dihitung berdasarkan besarnya modal saja, dinotasikan:
sedangkan bunga majemuk adalah bunga yang A  B atau B  A
dihitung berdasarkan besarnya modal dan bunga. b. Himpunan A bukan merupakan himpunan bagian
7. Pajak adalah suatu kewajiban yang dibebankan B, jika terdapat anggota A yang bukan anggota B
kepada masyarakat untuk menyerahkan sebagian dan dinotasikan:
kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan A B
yang telah ditetapkan pemerintah. c. Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian
8. Ada dua cara dalam membandingkan dua besaran dari himpunan A sendiri, ditulis: A  A
sebagai berikut. d. Banyaknya semua himpunan bagian dari suatu
a. Dengan mencari selisih. himpunan adalah 2n, dengan n banyaknya
b. Dengan mencari hasil bagi. anggota himpunan tersebut.
9. Menyederhanakan perbandingan hanya dapat e. Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan
dilakukan pada dua besaran yang sejenis. saling lepas atau saling asing jika kedua
10. Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar himpunan tersebut tidak mempunyai anggota
dengan jarak sebenarnya. Pada gambar berskala persekutuan.
selalu berlaku hal berikut. f. Dua himpunan dikatakan sama, jika kedua
a. Mengubah ukuran tetapi tidak mengubah bentuk. himpunan mempunyai anggota yang tepat sama.
b. Ukuran dapat diperbesar atau diperkecil. g. Dua himpunan A dan B dikatakan ekuivalen jika:
11. Pada perbandingan senilai, nilai suatu barang akan n (A) = n (B)
naik/turun sejalan dengan nilai barang yang 7. Irisan (interseksi) dua himpunan adalah suatu
dibandingkan. Grafik perbandingan senilai berupa himpunan yang anggotanya merupakan anggota
garis lurus. persekutuan dari dua himpunan tersebut. Irisan
himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A  B = {x | x  A dan x  B}
8. Gabungan (union) himpunan A dan B adalah suatu c. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis
himpunan yang anggotanya terdiri atas anggota- lain maka besar sudut-sudut luar berseberangan
anggota A atau anggota-anggota B. Gabungan yang terbentuk adalah sama besar.
himpunan A dan B dinotasikan dengan: d. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis
A  B = {x | x  A atau x  B} lain maka jumlah sudut-sudut dalam sepihak
Banyak anggota dari gabungan himpunan A dan B adalah 180o.
dirumuskan dengan: e. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis
n (A  B) = n (A) + n (B) – n (A  B) lain maka jumlah sudut-sudut luar sepihak adalah
9. Untuk setiap himpunan A, B, dan C berlaku sifat 180o.
komutatif, asosiatif, dan distributif.
========================================
========================================
BAB 8
BAB 7 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT
GARIS DAN SUDUT
1. Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi
1. Suatu sudut dapat terbentuk dari suatu sinar yang panjang yang dipotong menurut diagonalnya. Besar
diputar pada pangkal sinar. Sudut dinotasikan dengan salah satu sudut pada segitiga siku-siku adalah 90o.
“  ”. Untuk menyatakan besar suatu sudut 2. Sifat-sifat segitiga sama kaki:
digunakan satuan derajat (o), menit (  ), dan detik (  ), a. dapat dibentuk dari dua buah segitiga siku-siku
dimana yang sama besar dan sebangun;
a. 1o = 60 b. 1 = 60 c. 1o = 3600 b. mempunyai satu sumbu simetri;
2. Jenis Sudut: c. mempunyai dua buah sisi yang sama panjang;
a. Sudut yang besarnya 90o disebut sudut siku- d. mempunyai dua buah sudut yang sama besar;
siku. e. dapat menempati bingkainya dengan tepat dalam
b. Sudut yang besarnya 180o disebut sudut lurus. dua cara.
c. Sudut yang besarnya antara 0o dan 90o disebut 3. Sifat-sifat segitiga sama sisi:
sudut lancip. a. mempunyai tiga buah sumbu simetri;
d. Sudut yang besarnya antara 90o dan 180o disebut b. mempunyai tiga buah sisi yang sama panjang;
sudut tumpul. c. mempunyai tiga buah sudut yang sama besar
e. Sudut yang besarnya lebih dari 180o dan kurang (60o);
dari 360o disebut sudut refleks. d. dapat menempati bingkainya dengan tepat dalam
3. Dua Sudut: enam cara.
a. Jumlah dua sudut yang saling berpelurus 4. Jumlah ketiga sudut segitiga adalah 180o.
(bersuplemen) adalah 180o. Sudut yang satu 5. Ketidaksamaan segitiga Jumlah dua buah sisi pada
merupakan pelurus dari sudut yang lain. segitiga selalu lebih panjang daripada sisi ketiga.
b. Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku 6. Pada setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak
(berkomplemen) adalah 90o. Sudut yang satu berhadapan dengan sisi terpanjang, sedangkan sudut
merupakan penyiku dari sudut yang lain. terkecil terletak berhadapan dengan sisi terpendek.
c. Jika dua garis berpotongan maka dua sudut yang 7. Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah
letaknya saling membelakangi titik potongnya dua sudut dalam yang tidak berpelurus dengan sudut
disebut dua sudut yang saling bertolak belakang. luar tersebut.
Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah a. Keliling segitiga yang panjang sisinya a, b, dan c
sama besar. adalah: K = a + b + c
4. Kedudukan dua garis b. Luas segitiga dengan panjang alas (a) dan tinggi
a. Dua garis atau lebih dikatakan sejajar apabila (t) adalah: 𝐋 = 𝟏𝟐 × 𝐚 × 𝐭
garis-garis tersebut terletak pada satu bidang 8. Persegi panjang adalah bangun segi empat dengan
datar dan tidak akan pernah bertemu atau panjang sisi yang berhadapan sama panjang dan
berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sejajar. Sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut:
sampai tak berhingga. a. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi
b. Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan
mempunyai satu titik potong. sudut siku-siku (90o).
c. Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis c. Kedua diagonalnya sama panjang dan
tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga berpotongan membagi dua sama besar.
hanya terlihat satu garis lurus saja. d. Dapat menempati bingkainya kembali dengan
d. Dua garis dikatakan bersilangan apabila garis- empat cara.
garis tersebut tidak terletak pada satu bidang e. Keliling: K = 2 (p + l)
datar dan tidak akan berpotongan apabila f. Luas: L = p  l
diperpanjang. 9. Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki
5. Hubungan antarsudut jika dua garis sejajar dipotong empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku.
oleh garis lain a. Sifat-sifat persegi sebagai berikut:
a. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis (iii) Semua sifat persegi panjang merupakan sifat
lain, akan terbentuk empat pasang sudut sehadap persegi.
yang besarnya sama. (iv) Suatu persegi dapat menempati bingkainya
b. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis dengan delapan cara.
lain, besar sudut-sudut dalam berseberangan yang (v) Semua sisi persegi adalah sama panjang.
terbentuk adalah sama besar.
(vi) Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama 12. Layang-layang adalah segi empat yang dibentuk dari
besar oleh diagonal- diagonalnya. gabungan dua buah segitiga sama kaki yang alasnya
(vii) Diagonal-diagonal persegi saling sama panjang dan berimpit.
berpotongan sama panjang membentuk a. Sifat layang-layang sebagai berikut:
sudut siku-siku. (i) Masing-masing sepasang sisinya sama
b. Keliling: K = 4s panjang.
c. Luas: L = s2 (ii) Sepasang sudut yang berhadapan sama
10. Jajargenjang adalah bangun segi empat yang dibentuk besar.
dari sebuah segitiga dan bayangannya yang diputar (iii) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu
setengah putaran (180o) pada titik tengah salah satu simetri.
sisinya. (iv) Salah satu diagonal layang-layang membagi
a. Sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut: diagonal lainnya menjadi dua bagian sama
(i) Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap panjang dan kedua diagonal itu saling tegak
jajargenjang sama panjang dan sejajar. lurus.
(ii) Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap b. Keliling dan luas layang-layang dengan sisi
jajargenjang sama besar. pendek a dan sisi panjang b serta diagonal d1 dan
(iii) Jumlah pasangan sudut yang saling d2 adalah K = 2 (a + b)
berdekatan pada setiap jajargenjang adalah c. Luas: 𝐋 = 𝟏𝟐 × 𝐝𝟏 × 𝐝𝟐
180o. 13. Trapesium adalah bangun segi empat yang
(iv) Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan
saling membagi dua sama panjang. sejajar.
b. Keliling: K = 2 (a + b) a. Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua sisi
c. Luas: L = a  t sejajar pada trapesium adalah 180o.
11. Belah ketupat adalah bangun segi empat yang b. Trapesium sebarang adalah trapesium yang
dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan keempat sisinya tidak sama panjang.
bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya. c. Trapesium siku-siku adalah trapesium yang salah
a. Sifat-sifat belah ketupat sebagai berikut: satu sudutnya merupakan sudut siku-siku (90o).
(i) Semua sisi pada belah ketupat sama d. Trapesium sama kaki adalah trapesium yang
panjang. mempunyai sepasang sisi yang sama panjang, di
(ii) Kedua diagonal pada belah ketupat samping mempunyai sepasang sisi yang
merupakan sumbu simetri. sejajar.Trapesium sama kaki mempunyai ciri-ciri
(iii) Kedua diagonal belah ketupat saling khusus, yaitu:
membagi dua sama panjang dan saling 1) diagonal-diagonalnya sama panjang;
berpotongan tegak lurus. 2) sudut-sudut alasnya sama besar;
(iv) Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang 3) dapat menempati bingkainya dengan dua
berhadapan sama besar dan dibagi dua sama cara.
besar oleh diagonal-diagonalnya. e. Keliling dan luas trapesium dengan panjang sisi
b. Keliling: K = 4s sejajar a dan b, panjang sisi tidak sejajar c dan d,
c. Luas: 𝐋 = 𝟏𝟐 × 𝐝𝟏 × 𝐝𝟐 serta tinggi t adalah: K = a + b + c + d
f. Luas: 𝐋 = 𝟏𝟐 × (𝐚+𝐛) × 𝐝𝟐

Вам также может понравиться