Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KARDIOVASKULER
Di Susun Oleh :
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan
kardiovaskuler ” ini dapat terselesaikan. Pembuatan makalah ini bermaksud untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah Maternitas.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kesulitan mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas perkuliahan, penulis berkeyakinan bahwa bacaan seperti ini sangat
diperlukan. Kelengkapan bahasan seluruh materi dalam tulisan ini dapat menjadi pedoman
praktis bagi mahasiswa program studi sarjana keperawatan dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu
dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi para mahasiswa yang ingin mempelajari tentang gangguan kardiovaskuler
pada ibu hamil. Kami mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang membacanya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dapat menyebabkan perubahan dalam sistem kardiovaskular yang membuat ibu
hamil untuk mau tidak mau meningkatkan kebutuhan metabolik akibat pertumbuhan janinnya.
Ibu hamil dengan fungsi jantung normal dapat beradaptasi dengan baik sedangkan ibu dengan
penyakit jantung akan mengalami dekompensasi yang dapat mengakibatkan komplikasi dalam
kehamilan bahkan menyebabkan kematian janin dan ibu.
Perubahan sistem kardiovaskular yang terjadi pada awal trimester pertama kehamilan yang
tidak terdiagnosis sebelumnya akan mengakibatkan cadangan jantung berkurang.
Peningkatan kerja jantung disebabkan oleh karena:
1. Peningkatan konsumsi oksigen karena pertumbuhan janin
2. Pembesaran rahim dan payudara yang membutuhkan oksigen yang lebih besar
3. Peningkatan berat badan ibu hamil berkisar 10-14 kg
4. Lapisan plasenta bekerja seperti fistula arterio-vena
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kardiovaskuler pada ibu hamil?
2. Apa saja macam gangguan kardiovaskuler yang mungkin muncul pada ibu hamil?
3. Apa yang dimaksud dengan gangguan Kardiomiopati Peripartum?
4. Bagaimana etiologi dari Kardiomiopati Peripartum?
5. Bagaimana Patofisiologi dari Kardiopati Peripartum?
6. Apa saja manifestasi klinik dari Kardiomiopati Peripartum?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk Kardiomiopati Peripartum?
8. Bagaimana penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kardiomiopati Peripartum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan Kardiomiopati Peripartum.
2. Untuk mengetahui macam gangguan Kardiomiopati Peripartum.
3. Untuk mengetahui gangguan Kardiomiopati Peripartum.
4. Untuk mengetahui etiologi Kardiomiopati Peripartum.
5. Untuk mengetahui patofisiologi Kardiomiopati Peripartum.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari Kardiomiopati Peripartum.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Kardiomiopati Peripartum.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Kardiomiopati Peripartum.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan untuk Kardiomiopati Peripartum.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan penyakit Modern, penyakit pada
kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsi kerja
jantung karena tidak adekuatnya aliran darah.
Pada ibu hamil terjadi adaptasi fisiologis sehingga terjadi perubahan signifikan
pada sistem kardiovaskuler selama masa kehamilan,ibu hamil dengan jantung normal
akan dapat beradaptasi dengan baik sementara yang mengalami gangguan
kardiovaskuler dapat mengalami komplikasi yang akan berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin,bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan janinnya.
2. Klasifikasi
1. Penyakit Jantung Iskemik
Infark miokard atau penyakit jantung iskemik merupakan penyebab kematian
tersering akibat jantung pada kehamilan (25% dari semua kematian
jantung).Kematian ibu dengan infark miokard meningkat, 20% angka kematian ibu
diseluruh dunia dengan infark miokard akut. Kehamilan meningkatkan risiko
kejadian infark miokard
Penyakit jantung katup, yang mempengaruhi wanita usia subur dapat berupa
penyakit jantung bawaan atau penyakit yang didapat. Penyebab paling tinggi
dari penyakit jantung katup yang dimiliki adalah penyakit jantung rematik.
3. Infeksi Endokarditis
Infeksi endokarditis (IE) jarang terjadi pada kehamilan, namun ketika hal itu
terjadi bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin.
Infeksi endokarditis biasanya berhubungan dengan penyakit katup jantung,
infeksi dalam jantung juga dapat terjadi pada defek septum, pengalihan aliran
darah dalam jantung dan baffle, malformasi atrioventrikular (AV) dan infeksi
endokarditis juga dapat terjadi pada katup jantung normal (terutama trikuspid)
pada wanita hamil dengan penyalahgunaan narkoba IV. Perempuan dianggap
berisiko lebih besar terjadinya endokarditis pada
kehamilan karena dua alasan utama:
a. Kehamilan adalah keadaan dimana sistemik kekebalan itu terganggu.
b. Infeksi tertentu, misalnya ISK lebih sering pada kehamilan.
4. Kehamilan Pasca Operasi Jantung
Mengendalikan wanita hamil yang telah mengalami operasi jantung sebelumnya
membutuhkan pendekatan multidisiplin dan penting bahwa perawatan antenatal
bersama dilakukan dengan tim obstetrik di rumah sakit.
Operasi jantung pada kehamilan jarang dan hanya dilakukan ketika terapi
medis gagal dan pengobatan tidak tersedia atau tidak cocok. Operasi bypass
jantung memiliki risiko tinggi terhadap janin (20-33% kematian janin) tetapi
beberapa literatur menjelaskan berisiko juga terhadap ibu.
6. Aritmia
Palpitasi pada kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. Aritmia jantung
dapat diidentifikasi melalui rekaman Holter sampai 60% pada orang normal
dibawah usia 40 tahun. Denyut ektopik dan aritmia yang tidak menetap terjadi
pada lebih dari 50% wanita hamil yang diteliti disebabkan karena palpitasi
7. Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyebab hampir seperempat kematian ibu hamil
akibat jantung. Kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofi dan
kardiomiopati restriktif biasanya terjadi sebelum kehamilan, tapi bisa juga
muncul saat masa kehamilan. Kardiomiopati peripartum khusus terjadi pada
kehamilan
8. Hipertensi Paru
Kehamilan berkontraindikasi pada hipertensi paru.
Mengubah cara pengobatan penyakit, yang memungkinkan wanita dengan
diagnosis HTP dapat hidup lebih lama dengan gejala yang berkurang, sehingga
perempuan mulai berusaha untuk dapat hamil.
Banyaknya pengalaman yang diperoleh dan beberapa wanita berhasil
melahirkan dengan baik tetapi angka kematian masih sangat tinggi (>25%),
karena itu kehamilan masih tetap tidak dianjurkan pada wanita dengan HTP.
Pada wanita dengan HTP yamg hamil tanpa direncanakan, sebaiknya
direncanakan untuk menghentikan kehamilan kecuali janin dapat dilahirkan.
Wanita yang ingin tetap mempertahankan kehamilannya meskipun melalui
konseling harus ditangani dengan risiko tinggi di rumah sakit yang memiliki
dokter spesialis yang bisa menangani HTP pada kehamilan.
9. Penyakit Jantung Sianotik
Sianosis disebabkan kandungan oksigen dalam arteri darah sistemik berkurang, >5
gr/dL. Dengan meningkatnya sianosis, kesempatan untuk menjaga janin sampai pada
waktu kelahirannya berkurang drastis dari 92% untuk wanita dengan penghentian
saturasi O2 diatas 90%, menjadi 12% untuk wanita yang saturasinya dihentikan saat
dibawah 85%.
10. Hipertensi
Hipertensi:nilai tekanan darah (TD) ≥140/90 mmHg yang ditemukan pada lebih dari
satu kali pemeriksaan setidaknya selang 4 jam. Gangguan hipertensi merupakan
komplikasi medis yang paling sering ditemukan pada kehamilan, dengan
mempengaruhi 10-15% dari wanita hamil. 3-5% wanita hamil mengalami
preeklampsia yang dapat menyebabkan kondisi serius pada maternal berupa
kesakitan dan kematian
3. Kardiomiopati Peripartum
5. Patofisiologi
6. Manifestasi klinik
Tanda fisik pasien gagal jantung akibat kardiomiopati dilatasi pada masa
peripartum bervariasi tergantung derajat kompensasi, tingkat kronisitas (gagal
jantung akut dibandingkan dengan gagal jantung kronik), dan keterlibatan ruang
jantung (jantung sebelah kiri atau kanan). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
konfigurasi jantung dan hepar yang membesar dengan tingginya tekanan vena
sistemik. Tanda fisik overload cairan atau kongesti yang dapat ditemukan pada
pasien dengan gagal jantung kronik antara lain ronkhi basah pada auskultasi paru,
tanda efusi pleura, distensi/peningkatan tekanan vena jugularis, asites,
hepatomegali, edema perifer, bising sistolik sebagai tanda adanya regurgitasi
mitral akibat dilatasi masif lumen ventrikel dan atrium kiri.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai dan memantau aktivitas kelistrikan otot
jantung secara non-invasif dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Dengan
pemeriksaan EKG dapat dideteksi tanda adanya gagal jantung dan faktor pencetus
lain misalnya gangguan irama jantung (takikarida ventrikular, takikardia
supraventrikular dan sindroma preeksitasi) serta abnormalitas segmen ST dan
gelombang hipertrofi ventrikel kiri.
2. Foto Rontgen Thoraks
Pemeriksaan radiologi dapat menilai ukuran jantung (kardiomegali), kondisi
parenkim paru, derajat kongesti, edema alveoli, edema interstitial, efusi pleura dan
dilatasi pembuluh darah lobus superior paru/sefalisasi. Perlu diingat
pemeriksaan rontgen toraks memberikan risiko cukup signifikan terhadap janin
dalam kandungan. Penggunaan teknik diagnostik ini sedapat mungkin dihindari
dan dalam keadaan terpaksa dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung
regio abdomen ibu selama proses pengambilan gambar.
3. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai fungsi sistolik dan diastolik pasien
kardiomiopati peripartum dengan kondisi gagal jantung kronik. Selain itu
pemeriksaan ekokardiografi dapat digunakan untuk mencari kemungkinan
penyebab utama gagal jantung lain, misalnya iskemia, kardiomiopati, gangguan
katup jantung dan sebagainya.
4. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan darah rutin, kimia darah dan kadar elektrolit (natrium, kalium) sangat
penting dilakukan terutama untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya aritmia.
Pemeriksaan laboratorium lain dapat ditambahkan sesuai kondisi klinis masing-
masing pasien.
8. Penatalaksanaan
Sama seperti ACE-I, obat golongan ini juga dikontraindikasikan secara absolut
pada wanita hamil karena bersifat teratogen dan fetotoksik. Obat ini merupakan
antagonis spesifik reseptor angiotensin II tipe 1. Obat golongan ini biasa
digunakan sebagai obat antihipertensi, namun penggunaan pada gagal jantung
kronik makin meningkat karena sama seperti golongan ACE-I, obat golongan ini
dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Penggunaan dan pemantauan
obat golongan ARB sama dengan golongan ACE-I, pemeriksaan kadar kalium dan
kreatinin serum harus dilakukan secara berkala pada terapi jangka panjang. ARB
digunakan apabila pasien intoleran terhadap efek samping ACE-I, namun secara
klinis obat golongan ini lebih sering dipakai karena dapat ditoleransi dengan baik.
Obat golongan ini merupakan terapi lini pertama pasien kardiomiopati peripartum
dengan gejala gagal jantung untuk mengurangi afterload. Kombinasi obat ini
sekarang sudah tersedia dalam fixed dose combination (FDC) dan menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas.
4. Beta-Blocker
5. Diuretik
Obat golongan ini hanya digunakan jika terdapat gejala kongesti,
karena jika penggunaannya tidak tepat, dapat menimbulkan kondisi hipovolemia
yang berbahaya terhadap aliran darah menuju plasenta dan janin
7. Inotropik
Dopamin, dobutamin dan levosimendan merupakan obat golongan inotropik yang
dapat digunakan dengan aman pada pasien hamil dengan kondisi hemodinamik
tidak stabil misalnya gagal jantung akut.
8. Suplementasi Kalium
Pasien gagal jantung yang diberi terapi diuretik loop sering mengalami
hipokalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia dan defisiensi tiamin. Secara umum
suplementasi kalium dapat diberikan pada pasien untuk mempertahankan kadar
kalium darah berkisar antara 4,0-5,0 mEq/L. Suplementasi kalium harus lebih
hati-hati pada pasien yang mendapat terapi ACE-I, antagonis aldosteron dan
insufisiensi ginjal karena sering mengalami hiperkalemia yang dapat
menyebabkan aritmia
9. Antikoagulan
Periode peripartum merupakan suatu kondisi peningkatan aktivitas prokoagulan,
sehingga obat golongan antikoagulan harus digunakan secara hati-hati sesaat
setelah melahirkan, namun dapat segera diberikan setelah perdarahan dapat
ditangani
Asuhan Keperawatan Gangguan Kardiopati Peripartum
Kasus :
.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KARDIOPATI
PERIPARTUM
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama Klien : Ny. Cinta
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Surakarta
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Menikah
1. Keluhan-keluhan
Sakit kepala,sesak napas apabila kecapekan,nyeri dada
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pegkajian pasien mengatakan dibawa ke Rumah sakit karena
akhir-akhir ini sering mengalami pusing dan sesak napas setelah melakukan
aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien meinggal akibat gagal jantung.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Suami-Istri
: Tinggal serumah
: Keturunan
: meninggal
III. ANAMNESA
1. Kunjungan ke : tiga
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : umur 14 tahun
b. Teratur/tidak teratur : teratur
c. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : 6 hari
e. Banyaknya : 2x ganti pembalut
f. Sifat darah : menggumpal
g. Desmenorrhoe :-
3. 35 6 bulan - Dr - - - - - - -
4. Kehamilan sekarang
a. G..P..A : G3P2A0
b. Usia kehamilan : 6 bulan
c. Taksiran persalinan : 24 juli 2019
d. Imunisasi : TT ( √ )sudah ( ) belum
e. ANC : 3 kali, tempat : RS.Dr.Oen
f. Keluhan selama hamil atau saat ini : pusing,sesak napas
g. Pengobatan selama hamil : belum ada
h. Pergerakan janin, sejak usia : 4 bulan
i. Rencana perawatan bayi : ( √ )sendiri ( )orang tua ( )
lain-lain
j. Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
1) Breast care : sanggup
2) Perineal care : sanggup
3) Nutrisi : sanggup
4) Senam nifas : sanggup
5) KB : sanggup
6) Menyusui : sanggup
IV. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
1. Melaksanakan KB : ( √ )Ya ( )Tidak
2. Bila Ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : pil KB
3. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : 5 tahun lalu
4. Masalah yang terjadi :-
V. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Apakah kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan pasangan :
Ya,kehamilan direncanakan bersama suami
2. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan :
Ibu menginginkan anak perempuan
3. Bagaimana dukungan pasangan terhadap kehamilan ini :
Suami selalu mengantarkan istri periksa rutin akan tetapi tuntutan pekerjaan suami
yang berada diluar daerah menyebabkan suami jarang menghabiskan waktu
dirumah bersama istri.
4. Bagaimana sikap anggota keluarga lainnya terhadap kehamilan ini :
Sangan menantikan kelahiran
5. Kesiapan mental untuk menjadi ibu :
Secara mental ibu sangat siap
2. Pola eleminasi
a. BAK
- Frekuensi 10x ( √ )terkontrol ( )tidak terkontrol
- Warna : kuning kecoklatan
- Keluhan saat BAK : tidak ada
- Pemakaian kateter : ( ) ya ( √ ) tidak, jenis
b. BAB
- Frekuensi : 2 x/hari
- Warna : kuning
- Bau : normal
- Konsistensi : tetap
- Keluhan : tidak ada keluhan
c. Pola personal hygiene ( √ )mandiri ( )dibantu sebagian ( )dibantu total
Mandi / seka : mandi
- Frekuensi : 2x/hari
- Sabun : ( √ )Ya ( )Tidak
Oral hygiene
- Frekuensi : 3x/hari
- Waktu : ( √ )pagi ( √ )sore ( √ )setelah makan
Cuci rambut
- Frekuensi : 1x sehari
- Shampoo : ( √ )ya ( )tidak
e. Pola aktivitas
- Senam hamil ( √ ) ya ( ) tidak
B. PEMERIKSAAN FISIK
I. Keadaan umum :
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah : 170/100 mmHg
2) Nadi
- Frekuensi : 60x/menit
- Irama : tidak teratur
3) Pernafasan
- Frekuensi : 11x/menit
- Irama : tidak teratur
4) Suhu : 36,6°C
5) Nyeri :
- P : Nyeri saat kecapekan
- Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
- R : dada
- S :6
- T : hilang-timbul
b. Muka
1) Mata
- Kebersihan : Bersih
- Fungsi penglihatan : normal
- Palpebral : normal
- Konjungtiva : merah pucat
- Sclera : putih
- Pupil : normal
- Diameter ki/ka : 14,2mm
- Reflek terhadap cahaya : pupil mengecil saat terkena cahaya
- Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
2) Hidung
- Fungsi penghidung : normal
- Secret : tidak terdapat secret
- Nyeri sinus : tidak nyeri sinus
- Polip : tidak ada polip
- Napas cuping hidung : normal
3) Mulut
- Kemampuan bicara : mampu bicara normal
- Keadaan bibir : bibir merah muda
- Selaput mukosa : normal
- Warna lidah : merah muda
- Keadaan gigi : gigi bersih tidak terdapat flek
- Bau nafas : tidak bau nafas
- Dahak : tidak terdapat dahak
4) Gigi
- Jumlah : 32 buah
- Kebersihan : bersih
- Masalah : tidak ada masalah
5) Telinga
- Fungsi pendengaran : mampu mendengar dengan baik
- Bentuk : simetris
- Kebersihan : bersih
- Serumen : tidak terdapat serumen
- Nyeri telinga : tidak mengalami nyeri telinga
c. Leher
- Bentuk : normal
- Pembesaran Tyroid : tidak terdapat pembesaran tiroid
- Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
- Nyeri waktu menelan : tidak ada nyeri
d. Dada (thorax)
- Bentuk Payudara : () Simetris ( ) tidak
- Putting susu : () Menonjol ( ) tidak
- Hiperpigmentasi pada : () Ya ( ) tidak
Kebersihan aerola mamae : () Cukup ( ) kurang
- Colostrum : ( ) keluar ( ) tidak
e. Abdomen
- Linea :
- Striae :
- Luka bekas operasi :
- Leopold I : TFU diantara simfilis pubis dan umbilikus
- Leopold II : punggung janin teraba
- Leopold III : bagian terbawah janin melewati PAP : ( )sudah ( √ )belum
- Leopold IV : -
- Denyut jantung janin : ada
- Osborn Test : sudah
- Kontraksi uterus : ada
f. Genetalia : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda
infeksi,tidak terpasang kateter tidak ada keluaran pada vagina.
g. Anus dan rectum : dan tidak ada hemoroid.
h. Ekstremitas
a. Atas
Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas sinistra dan dextra yaitu
masing-masing 5,ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
b. Bawah
Skala kekuatan pada ekstremitas bawah sinistra dan dextra yaitu masing-
masing 5,ditandai dengan bisa berjalan dengan normal
c. Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, bersih, tidak ada
edema, dan utuh.
d. Capillary refill : lambat
i. Integumen :
a. Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, edema pada
kedua kaki.
b. Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda infeksi
C. Analisis Data
Data Problem Etiologi
Ketidakefektifan pola keletihan
- DS:pasien mengatakan sesak nafas nafas(00032)
apabila kecapekan
.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola nafas b.d keletihan
2. Nyeri akut b.d agent cidera biologis
3. Intoleransi aktivitas b.d fisik tidak bugar
E. Rencana Keperawatan
No
Diangnosa
Diang Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi TTD
Keperawatan
nosa
1. ketidakefektifa Setelah dilakukan tindakan 1.ketidakefektifan pola
n pola nafas keperawatan 1x24jam nafas kelitan.
b.d kelelahan
diharapkan pasien : Monitor pernafasan
1). Status pernafasan(0415) (3350)
- Gangguan dengan
aktifitas sehari-hari dan
skala 1 (berat)menjadi
skala 4(ringan)
- gangguan pemeliharaan
rumah dari skala
1(berat)menjadi skala
4(rigan)
- gangguan aktifitas fisik
dari skala
1(berat)menjadi skala
4(ringan)
2. - nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan nyeri akut b.d agen
agent cidera keperawatan 1x24jam cidera biologis
Dx Tanggal
Implementasi TTD
Keperawatan /jam Respon Pasien
ketidakefekti 14 mei - memonitor kecepatan S : pasien
fan pola 2019/12. ,irama,kedalamam dan mengatakan
nafas b.d
00 WIB kesulitan bernapas pernafasannya
kelelahan
sudah lebih baik
O : pasien tidak
tampak kesulitan
bernafas
- memonitor pada S : pasien
nafas(misalnya mengatakan
bradipneu,takipneu,hiperve pernafasannya
ntilasi,pernafasan sudah lebih baik
kusmaui,pernafasan
1:1,apneustik,respirasi O : pasien tidak
biot,pola atoxic) tampak kesulitan
bernafas
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
- intoleransi Rabu/05/2019 S = pasien mengatakan lebih baik
aktifitas b.d fisik /10.00 WIB dari sebelumnya
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Woods,L.Susan.dkk.2000.Cardiac Nursing.Lippincolt:Williams&wilkins