Вы находитесь на странице: 1из 2

Kanker pada Anak

2.2.1 Definisi Anak


Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Bab 1 Pasal 1
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
2.2.2 Kanker yang tersering

Table 2.2 Neoplasma Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan Anak

(Maitra et al., 2007)

2.2.3 Leukemia
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering, mencapai lebih kurang 33% dari keganasan pediatrik. Leukemia
limfoblastik akut (LLA) berjumlah kira-kira 75% dari semua kasus. Leukemia mieloid akut (LMA) berjumlah kira-
kira 20% 0 – 4 tahun 5 – 9 tahun 10 – 15 tahun Leukemia Retinoblastoma Neuroblastoma Tumor Wilms
Hepatoblastoma Sarkoma jaringan lunak (terutma rabdomiosarkoma) Teratoma Tumor sistem saraf pusat Leukemia
Retinoblastoma Neuroblastoma Hepatokarsinoma Sarkoma jaringan lunak Tumor sistem saraf pusat Tumor Ewing
Limfoma Hepatokarsinoma Sarkoma jaringan lunak Sarkoma osteogenik Karsinoma tiroid Penyakit Hodgkin dari
leukemia. Leukemia sisanya adalah berbentuk kronis (LLK) (William et al., 2000; Smith et al., 1999 ).

2.2.3.1 Klasifikasi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah penyakit yang
ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi,
yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal.

Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi dari FAB ( French-American-British). Klasifikasi ini
klasifikasi morfologi dan didasarkan pada diferensiasi dan maturasi sel leukemia yang dominan dalam sumsum
tulang, serta pada penelitian sitokimia (Baldy, 2006).

Tabel 2.3 Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenai Leukemia Akut


Leukemia Limfoblastik Akut L- 1 L- 2 L- 3 Leukemia limfositik akut anak-anak; Populasi sel homogen Leukemia
limfositik akut pada dewasa; Populasi sel heterogen Leukemia jenis limfoma Burkitt: sel besar, Populasi sel
homogen Leukemia Mieloblastik Akut M- 0 M- 1 M- 2 M- 3 M- 4 Berdiferensiasi minimal Diferensiasi
granulositik tanpa maturasi Diferensiasi granulositik dengan maturasi sampai stadium promielositik Diferensiasi
granulositik dengan promielosit hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi intravascular diseminata Leukemia
mielomonosit akut; garis sel monosit dan granulosit Universitas Sumatera Utara M- 5a M- 5b M- 6 M- 7 Leukemia
monosit akut; berdiferensiasi buruk Leukemia monosit akut; berdiferensiasi baik Eritroblastosis yang menonjol
dengan diseritropoiesis berat Leukemia megakariosit (Baldy, 2006).
2.2.3.2 Leukemia Limfoblastik Akut(LLA)

LLA anak adalah kanker tersebar yang pertama terbukti dapat disembuhkan dengan kemoterapi dan radiasi.

Gejala pertama biasanya nonspesifik dan meliputi anoreksia, iritabel, dan letargi. Kegagalan sumsum tulang yang
progresif sehingga timbul anemia, perdarahan(trombositopenia), dan deman (neutropenia, keganasan). Pada
pemeriksaan inisial, lebih kurang 50% menunjukkan petekie atau perdarahan mukosa. Limfoadenopati biasanya
nyata dan spenomegali dijumpai.

Diagnosis leukemia dikesankan oleh adanya sel blas pada preparat apus darah tepi tetapi dipastikan dengan
pemeriksaan sumsum tulang, yang biasanya sama sekali oleh limfoblas leukemia. Terapi LLA diringkas pada Table
2.4 (William et al., 2000).

Table 2.4 Regimen Terapi yang Efektif bagi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko- Rendah

Induksi Remisi ( 4-6 minggu) Vinkristin 1,5 mg/m³ (maks. 2mg) IV/ minggu Prednison 40 mg/m² (maks. 60mg)
PO/ hari Asparaginase (E.coli) 10,000 U/m²/hari 2 mingguan IM. Terapi Intratekal Terapi tripel: MTX* HC* Ara-
C* Mingguan 6x selama induksi dan kemudian tiap 8 minggu untuk 2 tahun Universitas Sumatera Utara Terapi
Lanjutan Sistemik 6- MP 50 mg/ m²/ hari PO MTX 20 mg/ m²/ minggu PO, IV, IM Atur MTX ± 6- MP diberikan
dengan dosis tinggi Penambahan ( Reinforcement) Vinkristin 1,5 mg/m² (maks. 2mg) IV tiap 4 minggu Prednison
40mg/ m²/ hari PO x 7 hari tiap 4 minggu MTX = metotreksat; HC = hidrokortison; Ara-C = sitarabin; IV =
intravena; PO = oral; IM = intramuscular; 6- MP = 6- merkaptopurin *Dosis pengobatan intratekal disesuaikan
dengan umur Umur MTX HC Ara- C ≤ 1 thn 10 mg 10 mg 20 mg 2 – 8 thn 12,5 mg 12,5 mg 25 mg ≥ 9 thn 15 mg
16 mg 30 mg
(William et al., 2000)

2.2.4 Limfoma
Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik.(Price et al., 2006). Dua kategori besar limfoma, yaitu penyakit
Hodgkin dan limfoma non- Hodgkin (LNH), mempunyai manifestasi klinis, terapi dan prognosis yang berbeda.

2.2.4.1 Penyakit Hodgkin


Sel Reed- Sternberg adalah sel yang besar (berdiameter 15- 45 μm) dengan multipel atau multilobulated nuclei. Sel
ini merupukan hallmark penyakit Hodgkin.

Gambaran yang tampak paling umum adalah pembesaran kelenjar limfe tanpa nyeri di leher, supraklavikula, atau
kadang- kadang daerah aksila atau inguinal. Gejala seperti batuk, sesak nafas, hipoksia, efusi pleural, disfungsi
hepatosellular, anemia, neutropenia, dan trombositopenia akan terjadi tergantung kepada lokasi kelenjar limfe yang
terkena (Cairo et al., 2007).

2.2.4.2 Limfoma Non- Hodgkin (LNH)

LNH merupakan proliferasi klonal yang ganas limfosit T dan B yang terdapat bersama berbagai tingkat beban
tumor. LNH masa kanak-kanak, berbeda dengan pada orang dewasa, biasanya difus, ekstranodal, tumor stadium
tinggi (Sandlund, 2000) .

Вам также может понравиться