Вы находитесь на странице: 1из 13

PERANCANGAN STRATEGI BERBASIS METODOLOGI

LEAN STARTUP UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN RINTISAN BERBASIS TEKNOLOGI DI INDONESIA
Zihramna Afdi1, Bambang Purwanggono2
Departemen Teknik Industri, Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Soedarto SH., Tembalang, Semarang
Telp. 087832064408
E-mail: zihramna.afdi@gmail.com1

Abstrak
Zihramna Afdi, Perancangan Strategi Berbasis Metodologi Lean Startup untuk Mendorong
Pertumbuhan Perusahaan Rintisan Berbasis Teknologi di Indonesia. Rasio kegagalan startup sangat
tinggi, 75% startup yang sedang berkembang mengalami kegagalan dalam perkembangannya.
Prosentase kegagalan startup dalam berkembang dipengaruhi oleh periode dan sektor industri yang
dijalankan. Startup gagal berkembang karena pemilihan strategi yang tidak tepat pada tahun
pertama hingga tahun keempat setelah berdiri. Penelitian ini berupa perancangan strategi baru yang
bersifat umum dengan berdasar pada metode lean startup untuk mengatasi tingginya prosentase
kegagalan pertumbuhan startup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel
yang mempengaruhi keberlangsungan proses pertumbuhan startup, mengidentifikasi failure factor
sebagai faktor penghambat pertumbuhan yang harus diatasi oleh startup, dan merancang strategi
yang tepat yang dapat diimplementasikan oleh startup di Indonesia. Penelitian dimulai dengan in-
depth interview dengan responden ahli menggunakan metode delphi untuk mengidentifikasi
variabel dan indikator kegagalan startup, dilanjutkan dengan menyeleksi indikator utama penyebab
kegagalan startup menggunakan metode analytical network process. Setelah diperoleh prioritas
penyebab kegagalan dilakukan formulasi strategi dengan berdasar pada metode lean startup. Hasil
penelitian menunjukan bahwa responden ahli setuju dengan 8 variabel beserta 55 indikator yang
diusulkan dan didapatkan 10 prioritas penyebab kegagalan yang direkomendasikan untuk diatasi
dengan metode minimum viable product, agile development, customer relationship management,
dan pengelolaan sumber daya manusia.

Kata kunci: startup, lean, failure factor, formulasi strategi

Abstract
Zihramna Afdi, Strategic Formulation Based on Lean Startup Methodology to Encourage The
Growth of Technology Based Startup Companies in Indonesia. The amount of startup failure ratio
is very high, about 75% of growing startup failed to grow properly. Startup failure affected by
period and their respective field. Startup failed to grow due to inappropiate strategy selection in
their very first year until the fouth year. This research is about designing of new general strategies
based on lean startup methodology to encourage startup growth. The purpose of this study are
identifying startup failure variables an indicator with Delphi method, continued by prioritize it’s
main failed factor using Analytical Network Process (ANP). After failure factor obtained, the next
step of the research is to formulate the strategy. The result of this sudy, researcher obtained 8
variables and 55 indicator of startup failure factor. By ANP model, obtained 10 priorities to be
solved by formulating the new strategy using minimum viable product concept, agile development
method, customer relationship management and human resource management. In the end gained a
new strategy that can be used by startups to encourage their growth.

Keywords: Startup, lean, failure factor, strategy formulation

1
1. Pendahuluan 2. Studi Literatur
Startup merupakan suatu organisasi yang Literatur yang dibahas merupakan pendekatan-
dirancang untuk menemukan model bisnis yang tepat pendekatan yang digunakan pada penelitian ini,
agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal diantaranya adalah manajemen strategi, Lean
(Blank, 2013). Puluhan ribu startup berdiri dan Startup, Metode Deplhi dan Analytical Network
memulai bisnis pada periode milenial. Tercatat oleh Process.
Nasscom (2014) sebuah asosiasi non-profit di India 2.1 Manajemen Strategi
terdapat 47.000 startup lahir di Amerika Serikat dan Manajemen strategi adalah proses
secara berurutan terdapat 4.500, 4.200, 3.300 startup pengembangan dan pratinjau strategi di masa
berdiri di Inggris, India dan China. Pada tahun 2016 mendatang yang dapat membawa organisasi meraih
Indonesia memiliki 2.000 startup, menurut lembaga tujuan-tujuan dengan menimbang kapabilitas,
riset Nasscom angka tersebut merupakan yang batasan dan lingkungan operasional (Mitchell, 2010).
tertinggi di Asia Tenggara. Mayoritas startup Formulasi strategi adalah bagian dari manajemen
merupakan perusahaan baru berbasis teknologi, strategi yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: diagnosis,
sains, dan teknik dengan presentase sebesar 60.8 %, formulasi, dan implementasi.
edukasi sebesar 9.4%, jasa pangan dan akomodasi 2.2 Lean Startup
sebesar 11.4% dan sisanya terbagi oleh ritel, properti, Lean Startup mengambil nama dari revolusi lean
administrasi bisnis, dan konstruksi. manufacturing Toyota Production System (TPS).
Data menunjukan bahwa rasio kegagalan startup Lean thinking secara radikal mengubah sistem rantai
sangat tinggi, hasil survey penelitian yang disusun pasok dan sistem produksi. Dalam hubungan itu
oleh peneliti senior Universitas Harvard (Ghosh, dapat digambarkan mengenai pengetahuan dan
2012) yang dipublikasikan oleh Wall Street Journal kreatifitas pekerja untuk menyederhanakan batch,
bahwa 75% startup yang sedang berkembang just in time production, inventory dan mempercepat
mengalami kegagalan dalam perkembangannya. cycle time (Ries, 2011). Lean startup mengadaptasi
Penelitian dilakukan terhadap 2.000 startup pada konsep ini dalam konteks entrepreneurship. Lean
periode 2004 hingga 2010 di Amerika Serikat. startup mengajarkan perbedaan tentang aktivitas
Definisi dari kegagalan startup adalah kegagalan memberikan nilai tambah serta waste, dan
pengelolaan sumber daya perusahaan yang terbatas menunjukkan bagaimana menciptakan sebuah
sehingga startup tidak mendapatkan siklus produk berkualitas.
perputaran uang yang baik, bahkan tidak 2.3 Metode Delphi
memperoleh revenue yang memadai dalam awal- Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik
awal tahun keberjalanannya (Colis, 2016). brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel
Ries (2011) mengimplementasikan pendekatan digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui
Lean diimplementasikan dalam bisnis startup yang beberapa kuesioner yang tertuang dalam tulisan
pada mulanya berfokus pada industri software, (Powell, 2003). Teknik Delphi dikembangkan pada
dengan prinsip utama berupa iterasi dan validasi awal tahun 1950 untuk memperoleh opini dari ahli.
konsumen dimana dalam periode ini kecepatan akses Objek dari metode ini adalah memperoleh konsensus
bernilai kritis. Pendekatan Lean dalam konteks yang paling reliabel dari sebuah grup ahli. Teknik ini
entrepreneurship dapat menjadi panutan untuk diterapkan diberbagai bidang, misalnya untuk
menghindari perencanaan yang kaku dan ekperimen teknologi peramalan, analisis kebijakan publik,
yang tidak terkendali (Colis, 2016). inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain –
Berdasarkan fenomena startup yang terjadi, lain. Tujuan dari metode ini adalah untuk
penelitian disusun berupa perancangan strategi baru mengkombinasikan para pakar/ahli terhadap suatu
yang bersifat umum dengan berdasar pada metode masalah/kejadian. Metode Delphi ini dilakukan
lean startup. Serangkaian penelitian ini dimulai dari untuk penyempurnaan terhadap pendapat yang ada
penentuan variabel dan indikator failure factor yang dari responden (Powell, 2003).
menjadi penyebab kegagalan startup dalam 2.4 Analytical Network Process
berkembang. Penelitian dilakukan dengan cara in- Analytic Network Process adalah metode
depth interview menggunakan metode delphi kepada penilaian multi kriteria untuk strukturiasasi
responden ahli dalam industri startup yang diwakili keputusan dan analisis yang memiliki kemampuan
oleh pelaku startup, inkubator dan perwakilan untuk mengukur konsistensi dari peniaian dan
pemerintah. Tahap selanjutnya dilakukan dengan fleksibilitas pada pilihan dalam level subkriteria.
menyeleksi failure factore yang telah didefinisikan Sementara itu, Figueira et. al. (2005) mendefinisikan
berdasarkan prioritas terbesar menggunakan metode ANP sebagai metode pengukuran relatif yang
Analytical Network Process melalui software super digunakan untuk menurunkan rasio prioritas
deision v2.8. Failure factore dikerucutkan menjadi komposit dari skala rasio individu yang
10 faktor dengan prioritas terbesar. Langkah terakhir mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh
dari penelitian ini adalah merancang formulasi elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan
strategi berdasarkan metode lean dan metode lain dengan criteria kontrol. Aziz (2003) mendefinisikan
yang sesuai dengan permasalahan failure factor. ANP sebagai penerapan teori matematika yang

2
memungkinkan seseorang untuk mempelakukan responden diminta untuk menilai tingkat
dependence dan feedback secara sistematis sehingga kepentingan (1-4) pada setiap krteria dan
dapat menangkap dan mengkombinasikan faktor- subkriteria yang ditanyakan. Kuesioner ini
faktor yang bersifat tangible dan intangible. ANP bersifat terbuka dan mengizinkan responden
menggunakan proses prioritas berdasarkan penilaian untuk menambahkan kriteria (variabel) dan
berpasangan seperti layaknya AHP. ANP mampu subkriteria (indikator) lain yang dianggap
mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau penting dan tidak terdapat pada daftar yang
alternatif, dan mengizinkan adanya interaksi dan ditanyakan. Berikut merupakan responden
umpan balik dari elemen-elemen dalam cluster dan penelitian ini:
antar cluster. Tabel 1 Responden Penelitian
3. Metode Penelitian No. Nama Jabatan dan Instansi
Metode penelitian ini digunakan sebagai acuan Mustafa, S.T.,
dalam melakukan penelitian. Metode penelitian ini 1 Direktur Inkubator Ikitas
M.M.
terdiri dari penentuan tujuan penelitian dan Penanggung Jawab
perancangan metode penelitian Novan Program IBT
2
3.1 Penentuan Tujuan Penelitian Setiawan, SE Kemenristek Dikti UPP
Penelitian ini dilakukan atas dasar tujuan sebagai IPTEKIN Jawa Tengah
berikut: Avian Dimas,
3 CEO Inigame
S.Kom.
1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang
Pridana CEO Dannov (2014-
mempengaruhi keberlangsungan proses 4
Nasution, S.Si 2017)
pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis 3) Identifikasi Failure Factor Menggunakan
teknologi atau startup di Indonesia. Metode Analytical Network Process (ANP)
2. Mengidentifikasi failure factor sebagai faktor Untuk membuat ANP, diperlukan variabel dan
penghambat pertumbuhan yang harus diatasi indikator yang akan dinilai bobotnya. Selain itu,
oleh perusahaan rintisan berbasis teknologi atau diperlukan juga identifikasi hubungan antar
startup di Indonesia. indikator. Untuk mengidentifikasi hal tersebut,
3. Merancang strategi yang tepat yang dapat disebarkan kuesioner 2 dengan responden yang
diimplementasikan oleh startup di Indonesia sama pada kuesioner 1. Kuesioner 2 ini bertujuan
sehingga dapat mendorong pertumbuhan startup menentukan ada/tidaknya pengaruh setiap
di Indonesia. indikator pada indikator lainnya. Bentuk
3.2 Perancangan Metode Penelitian kuesioner telah dijelaskan pada bagian
Dalam perancangan model penelitian, dilakukan sebelumnya. Setelah didapatkan hasil kuesioner
tahapan-tahapan berupa perancangan desain 2 dilanjutkan dengan langkah berikut:
penelitian, perancangan variabel, proses dan metode ✓ Membuat Matriks Perbandingan
pengambilan data hingga pengolahan data penelitian. Berpasangan
1) Perancangan Variabel Penelitian Matriks perbandingan berpasangan didapatkan
Dalam penelitian ini terdapat delapan variabel dengan menyebarkan kuesioner 3.
yang merupakan variabel laten, atau variabel ✓ Mengukur Rasio Konsistensi
yang tidak dapat diukur secara langsung. Setiap Untuk setiap matriks perbandingan, harus dicek
variabel akan dijelaskan ke dalam sejumlah konsistensi dari data yang dimasukkan. Jika
indikator yang digunakan sebagai item konsistensi lebih dari 0.1, maka verifikasi data
pertanyaan kuesioner. delapan variabel yang yang dimasukkan harus dilakukan.
didapatkan dari penggabungan beberapa jurnal ✓ Membentuk Supermatrix
acuan penelitian, yaitu variabel formulasi Setelah seluruh data nilai perbandingan
strategi, implementasi strategi human resources, dimasukkan, maka diperoleh unweighted matrix,
finansial, budaya perusahaan, aspek produksi – weighted matrix, dan limit matrix. Nilai pada
layanan konsumen, aktivitas inovasi, evaluasi limit matrix merupakan nilai prioritas yang
strategi dan pengukuran performa bisnis, serta menunjukkan bobot setiap subkrtiteria.
aspek legal dan ekosistem perusahaan. Variabel ✓ Pemilihan Failure Factor
ditentukan untuk mengidentifikasi failure factor Pemilihan failure factor menggunakan bobot
pertumbuhan statup. Penentuan variabel dan global.
indikator penelitian failure factor. 4) Formulasi Strategi
2) In-depth Interview – Kuesioner Delphi Berikut merupakan tahapan akhir dari penelitian.
Teknik Delphi yang digunakan dalam penelitian Input pada tahapan ini adalah 10 failure factor
ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen yang didapatkan dari tahapan sebelumnya.
pengumpul data. Kuesioner dalam penelitian ini Proses yang dilaksanalan adalah perancangan
dikembangkan untuk menghimpun pendapat strategi untuk mengatasi failure factor. Strategi
serta validasi para pakar terkait dengan indikator disesuaikan dengan masing-masing failure
– indikator failure factor perancangan strategi factor yang akan diatasi. Output berupa strategi
perusahaan. Pada kuesioner ini (kuesioner I), level teknis untuk startup.

3
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data tambahan. Pelaksanaan validasi dilakukan terhadap
Berikut merupakan tahapan pengumpulan dan variabel dan indikator yang telah ditentukan
pengolahan data dari penelitian yang dilaksanakan. berdasarkan literatur pada bab sebelumnya.
4.1 Penentuan Failure Factor Perkembangan Hasil kuesioner Delphi dapat dilihat pada
Startup tabel 2 dan tabel 3. Berdasarkan hasil dari
Tahap penentuan failure factor merupakan tahap penyelarasan yang dilakukan dengan penilaian
pertama yang terdiri dari perancangan variabel, Delphi pendekatan Rating Scale kepada keempat
identifikasi failure factor dan seleksi prioritas failure pakar, diketahui bahwa responden setuju terhadap
factor. semua variabel dan indikator,
1. Validasi Variabel dan Indikator Metode Delphi digunakan untuk melakukan
Penyesuaian validasi penelitian ini verifikasi terhadap variabel dan indikator yang
menggunakan Metode Delphi dengan pendekatan diusulkan. Syarat minimum variabel dan indikator
rating scale yang disusun berdasarkan kesepakatan disetujui adalah mendapatkan persetujuan 3 dari 4
dari empat pakar. Pakar akan diberikan beberapa ahli responden (Britania, 2011). Sehingga apabila
pernyataan mengenai dimensi dan variabel penelitian jumlah persetujuan dibawah nilai 0,75 maka variabel
yang akan digunakan, dan selanjutnya pakar akan atau indikator tersebut digugurkan. Dapat dilihat
memilih setuju atau tidak setuju, dan memberikan bahwa semua indikator disetujui oleh ahli.
masukan untuk dimensi variabel maupun indikator

Tabel 2 Hasil Kuesioner Delphi Variabel


Pakar Pakar Pakar Pakar
No. Variabel Hasil Suara
1 2 3 4
1 A. Formulasi Strategi S S S S 1
2 B. Implementasi Strategi Human Resources S S S S 1
3 C. Implementasi Strategi Finansial S S S S 1
Variabel

4 D. Implementasi Strategi Budaya Perusahaan S S S S 1


5 E. Implementasi Strategi Aspek Produksi dan Layanan Konsumen S S S S 1
6 F. Implementasi Strategi Aktivitas Inovasi dan Penelitian Pengembangan S S S S 1
7 G. Evaluasi Strategi Dan Pengukuran Performa Bisnis S S S S 1
8 H. Aspek Legal dan Ekosistem Perusahaan S S S S 1
Tabel 3 Hasil Kuesioner Delphi Indikator
Pakar Pakar Pakar Pakar Hasil Pakar Pakar Pakar Pakar Hasil
Var Ind Var Ind
1 2 3 4 Suara 1 2 3 4 Suara
A1 S S S S 1 E3 S S S S 1
A2 S S S S 1 E4 S S S S 1
A3 S S S S 1 E5 S S S S 1
E
A4 S S S S 1 E6 S S S S 1
A
A5 S S S S 1 E7 TS S S S 0.75
A6 S S S S 1 E8 S S TS S 0.75
A7 S S S TS 0.75 F1 S S S TS 0.75
A8 S S S S 1 F2 S S TS S 0.75
B1 S S S S 1 F3 S S S S 1
B2 S S S S 1 F4 S S S S 1
B3 S S S S 1 F F5 TS S S S 0.75
B
B4 TS S S S 0.75 F6 S S S S 1
B5 S S S S 1 F7 S S S S 1
B6 S S S S 1 F8 S S S S 1
C1 S S S S 1 F9 S S S S 1
C2 S S S S 1 G1 S S S S 1
C3 S S S S 1 G2 S S S S 1
C C4 TS S S S 0.75 G3 S S S S 1
G
C5 S S S S 1 G4 S S S S 1
C6 S S S S 1 G5 S S S S 1
C7 S S S S 1 G6 S S S S 1
D1 S S S S 1 H1 TS S S S 0.75
D2 S S S S 1 H2 TS S S S 0.75
D D3 S S S TS 0.75 H3 S S S S 1
H
D4 S S S S 1 H4 S S S S 1
D5 S S S S 1 H5 TS S S S 0.75
E1 S S S S 1 H6 S S S S 1
E
E2 S S S S 1

2. Penentuan Failure Factor Menggunakan Konstruksi Model


Analytical Network Process (ANP) Proses konstruksi model dilakukan dengan cara
Berikut merupakan pengolahan data mengidentifikasi hubungan dan pengaruh antar
menggunakan Metode ANP variabel dan indikator. Pada prosesnya dilakukan

4
penyebaran kuesioner 2 yang ditujukan pada para ahli Pada verifikasi ini, responden memberi rating 1-4
untuk menilai pengaruh / hubungan yang dimiliki. untuk menilai tingkat pengaruh yang diberikan satu
Pada kuesioner ini responden diminta untuk indikator terhadap indikator lainnya. Selanjutnya,
menjawab “ya/tidak” atas ada/tidaknya pengaruh untuk hubungan pengaruh yang memiliki tingkat
antar satu indikator dengan indikator lainnya. Nilai pengaruh ≥ 12 maka dianggap memiliki pengaruh.
maksimal untuk setiap hubungan pengaruh ini adalah Hasil rekapitulasi pengaruh antar indikator dapat
“4 jawaban ya”. Untuk hubungan pengaruh yang dilihat pada tabel 3
memiliki 3 dan 4 jawaban “ya” maka dinilai bahwa
Setelah diperoleh variabel dan indikator
ada pengaruh antar indikator. Untuk jawaban 1 “ya”,
melalui metode Delphi serta hubungan pengaruhnya,
dinilai tidak memiliki pengaruh, dan untuk jawaban
maka selanjutnya dibuat model ANP pada software
2 “ya”, dilakukan verifikasi pada hubungan pengaruh
Super Decision. Konstruksi model dapat dilihat pada
antar subkriteria tersebut. Verifikasi ini dilakukan
gambar 1
dengan menanyakan ulang kepada responden
mengenai tingkat hubungan antar indikator tersebut.

Tabel 3 Rekapitulasi Pengaruh Indikator IMPLEMENTASI EVALUASI STRATEGI DAN


IMPLEMENTASI STRATEGI IMPLEMENTASI STRATEGI IMPEMENTASI STRATEGI ASPEK IMPLEMENTASI STRATEGI AKTIVITAS ASPEK LEGAL DAN EKOSISTEM
FORMULASI STRATEGI STRATEGI BUDAYA PENGUKURAN PERFORMA
HUMAN RESOURCES FINANSIAL PRODUKSI DAN LAYANAN KONSUMEN INOVASI DAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN
PERUSAHAAN BISNIS
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1
FORMULASI STRATEGI

2
3
4
5
6
7
8
1
STRATEGI HUMAN
IMPLEMENTASI

2
RESOURCES

3
4
5
6
IMPLEMENTASI STRATEGI

1
2
FINANSIAL

3
4
5
6
7
STRATEGI BUDAYA

1
IMPLEMENTASI STRATEGI AKTIVITAS IMPEMENTASI STRATEGI ASPEK IMPLEMENTASI

PERUSAHAAN

2
3
4
5
1
PRODUKSI DAN LAYANAN

2
3
KONSUMEN

4
5
6
7
8
1
2
INOVASI DAN PENELITIAN

3
PENGEMBANGAN

4
5

7
8
9
1
EVALUASI STRATEGI
DAN PENGUKURAN
PERFORMA BISNIS

2
3
4
5
6
1
ASPEK LEGAL DAN

PERUSAHAAN

2
EKOSISTEM

3
4
5
6

Gambar 1 Konstruksi Model ANP Menggunakan Software Super Decision

5
Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan tingkat pengaruh antar variabel dan indikator yang
Matriks perbandingan berpasangan didapatkan saling berkaitan, dan bagian C untuk mengukur
dengan mengolah data kuesioner 3 yang disebarkan tingkat pengaruh antar variabel.
kepada responden. Responden untuk kuesioner ini Setelah seluruh responden memberi
adalah sama dengan responden pada kuesioner penilaian, langkah selanjutnya adalah mencari nilai
sebelumnya. Pada kuesioner ini, responden diminta rata-rata atas setiap penilaian. Hal ini diperlukan
untuk menilai tingkat pengaruh antara satu indikator karena hanya ada satu nilai yang dapat dimasukkan
dengan indikator lainnya yang diniliai memiliki ke dalam model. Rata-rata yang digunakan adalah
hubungan pengaruh pada hasil kuesioner geometric mean menggunakan microsoft excel.
sebelumnya. Kuesioner 3 dibagi ke dalam tiga Berikut merupakan contoh input data dari kuesioner
bagian, yaitu bagian A untuk mengukur tingkat 3 di software super decision:
pengaruh antar indikator, bagian B untuk mengukur
.

Gambar 2 Contoh Input Super Decision

Menghitung Rasio Konsistensi


Untuk setiap matriks perbandingan, dicek Membentuk Supermatrix
konsistensi dari data yang dimasukkan. Jika Pada tahapan ini diperoleh bobot cluster, limit,
konsistensi lebih dari 0.1, maka verifikasi data yang unweighted supermatrix dan weighted supermatrix.
dimasukkan harus dilakukan. Gambar 3 dan gambar Untuk detail hasil perhitungan keempat matriks
4 menunjukkan contoh pengecekan konsistensi yang tersebut dapat dilihat di bagian lampiran.
dilakukan. Penarikan Kesimpulan Failure Factor
Software Superdecision membantu mengurutkan
prioritas dari seluruh indikator yang diusulkan.
Pengolahan mempertimbangkan feedback dari
responden ahli dan menilai tingkat kepentingan
dalam skala 0 s/d 1. Untuk mendapatkannya
dilakukan pengolahan prioritas yang terdapat dalam
menu computations. Dari 55 indikator, terpilih
menjadi 10 indikator sebab kegagalan startup yang
akan digunakan sebagai dasar penyusunan strategi
Gambar 3 Matriks Perbandingan Berpasangan lean startup pada bab selanjutnya. Berikut
merupakan 10 prioritas failure factor pertumbuhan
startup.
Berdsasarkan tabel 4 disimpulkan 10 failure
factor perkembangan startup. Berikut merupakan
rangkuman dari 10 prioritas tersebut. 10 Prioritas
Gambar 4 Laporan Nilai Inkonistensi berikut akan digunakan sebagai dasar penyusunan
strategi pada bab selanjutnya

6
1. D4 = Tidak terjalin kepercayaan antara founder Elemen lean startup yang memudahkan para
dengan karyawan entrepreneur teknologi mampu mengelola
2. H4 = Trend pasar dan status teknologi yang cepat akuntabilitas dan memaksimalkan dampak (outcome)
berubah dengan melakukan pengukuran kemajuan
3. C6 = Profitability rendah perencanaan, milestone dan skala prioritas.
4. B6 = Kebijakan metode dan besaran gaji Manajemen Adalah Kunci Kewirausahaan
5. G4 = Tingkat kepuasan pelanggan tidak diukur Startup merupakan institusi bukan hanya produk
6. B1 = Kompetensi sumber daya manusia yang saja, maka membutuhkan manajemen jenis baru yang
dimiliki rendah dirancang untuk menghadapi ketidakpastian ekstrem.
7. C5 = Tingkat pertumbuhan tak terkendali Dalam prosesnya ilmu manajemen diperlukan untuk
8. G3 = Pengukuran performa organisasi tidak mengelola organisasi agar dapat bertahan dan meraih
dijalankan perkembangan.
9. D2 = Metode komunikasi dan kolaborasi dalam 5. Analisis dan Formulasi Strategi
organisasi kaku Berdasarkan pengolahan data dan informasi
10. C7 = Penetapan harga produk secara emosional yang dilakukan analisis pada bab sebelumnya,
dilanjutkan dengan rekomendasi formulasi strategi.
Tabel 4 Prioritas Failure Factor Global 5.1 Analisis Pengolahan Data
No Nama Indikator Prioritas Bobot Global Analisis Karakteristik Responden
1 D4 0.48917
Pada penelitian ini responden yang digunakan
adalah praktisi startup dari berbagai komponen
2 H4 0.44772 dalam ekosistem startup yang diwakili oleh Ikitas
3 C6 0.39921 sebagai inkubator startup yang terbiasa membimbing
4 B6 0.36552 dan mendorong startup untuk maju berkembang,
UPP IPTEKIN sebagai perwakilan pemerintah yang
5 G4 0.27228
biasa membina startup untuk mengikuti program
6 B1 0.24689 Kemenristek Dikti, dan melaksanakan berbagai
7 C5 0.23501 program kerja yang terkait dengan perkembangan
8 G3 0.21901 teknologi, inovasi dan usaha berbasis teknologi.
Responden ketiga diwakili oleh Inigame sebagai
9 D2 0.21456
startup yang menerima hibah PIBT tahun 2015 yang
10 C7 0.20931 hingga kini sukses berkembang dan menciptakan
eksistensi di dunia game. Responden keempat
4.2 Metodologi Lean Startup diwakili oleh Dannov Engineering yang juga
Build-Measure-Learn mendapatkan hibah yang sama namun mengalami
Mendefinisikan sebuah hipotesis, membangun kegagalan dalam proses perkembangannya dalam
sebuah produk atau fitur yang dapat menguji dua tahun terakhir hingga akhirnya melakukan pivot.
hipotesis tersebut, kemudian mempelajari apa yang Setiap responden mewakili masing-masing
terjadi, dan menyesuaikannya dengan tepat. Build- komponen dalam ekosistem startup dengan
Measure-Learn dapat dimplementasikan dalam dilakukan wawancara untuk menggali dan mencari
berbagai hal misalnya, melakukan uji layanan tahu penyebab kegagalan startup yang angkanya
konsumen, proses tinjauan manajemen, pendefinisian sangat tinggi.
fitur baru dari suatu produk. Tujuan dari metodologi Analisis Validasi Variabel Penelitian
ini adalah menemukan cara tercepat untuk Proses pertama yang dilaksanakan adalah
melakukan iterasi melalui siklus Build-Measure- validasi variabel penelitian menggunakan metode
Learn, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa siklus delphi, tujuannya adalah untuk memastikan semua
membutuhkan iterasi, ataukah menghentikan iterasi variabel disetujui oleh semua responden. Proses
dan beralih ke ide lain. validasi melalui dua proses yaitu validasi variabel
Minimal Viable Product (MVP) dan validasi indikator. Suatu variabel atau indikator
Minimun viable product (MVP) merupakan versi disetujui apabila mendapat persetujuan dari minimal
dari produk baru yang mampu memberikan hasil tiga responden dari empat responden yang tersedia.
maksimum tentang pengetahuan konsumen secara Hasil proses validasi delapan variabel mulai dari
mudah. Tujuan MVP adalah membuktikan kebenaran variabel A hingga variabel H disetujui mutlak oleh
hipotesis dasar bisnis, membantu seorang semua responden, tidak terdapat penolakan oleh
entrepreneur memulai proses pembelajaran secepat responden. Semua indikator faktor kegagalan startup
mungkin. yang digunakan dalam penelitian juga disetujui oleh
Actionable Metrics responden, dengan beberapa mendapatkan nilai 0.75
Matriks operasional bisa membantu untuk pada beberapa poin, artinya tiga dari empat
menginformasikan pengambilan keputusan bisnis responden setuju dan sebagian besar disetujui dengan
dan tindakan selanjutnya. empat responden menyetujui indikator. Dengan
Innovation Accounting demikian tidak dilakukan iterasi atas metode delphi

7
karena hasil menunjukan bahwa tidak ada indikator Sehingga diperlukan mekanisme yang dapat
yang ditolak atau digantikan. Namun terdapat beradaptasi dengan cepat terhadap trend dan kondisi
tambahan untuk beberapa indikator berupa pasar. Permasalahan tersebut dapat diatasi
redaksional dalam definisi operasional. menggunakan strategi yang diformulasikan berfokus
Analisis Pengolahan ANP Menggunakan Super pada product development yang menganut prinsip
Decision MVP dan bersifat agile development. Strategi
Pengolahan mempertimbangkan feedback dari berbasis lean startup tersebut dipilih untuk
responden ahli dan menilai tingkat kepentingan memberikan fleksibilitas dan ruang gerak lebih bagi
dalam skala 0 s/d 1. Untuk mendapatkannya startup. Melaui penerapan startegi tersebut startup
dilakukan pengolahan prioritas yang terdapat dalam dapat mengatasi trend yang cepat berubah.
menu computations. Dari 55 indikator, terpilih ➢ Profitability rendah (C6)
menjadi 10 indikator sebab kegagalan startup yang Tingkat keuntungan yang rendah menjadi
akan digunakan sebagai dasar penyusunan strategi penyebab ketiga kegagalan startup dengan nilai
lean startup. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 0.39921. Permasalahan tersebut disebabkan
indikator D4 = Tidak terjalin kepercayaan antara oleh manajemen keuangan yang kurang bijak.
founder dengan karyawan dengan nilai sebesar Manajemen keuangan terutama untuk
0.48917. Nilai tersebut menjadi tertinggi dan menjadi perusahaan yang tergolong baru harus memiliki
pertimbangan utama dalam penentuan strategi metode-metode yang tepat sehingga mendapatkan
startup. Peringkat kedua adalah H4 = Trend pasar dan efisiensi keuangan. Penyebab pertama adalah karena
status teknologi dengan 0.44772, peringkat ketiga manajemen keuangan dasar belum dikelola dengan
adalah indikator C6 = Profitability rendah sebesar baik seperti, manjemen cashflow, pengelolaan
0.39921. piutang dengan klien dan status hutang organisasi.
5.2 Analisis Failure Factor Perkembangan Startup ➢ Kebijakan metode dan besaran gaji yang
Melalui pengolahan data yang telah memberatkan startup (B6)
dilaksanakan dalam bagian sebelumnya didapatkan Kebijakan metode dan besaran gaji menjadi
10 failure factor yang menjadi penyebab startup penyebab keempat kegagalan startup dengan nilai
gagal dalam berkembang menurut responden ahli. sebesar 0.36552. Metode dan besaran gaji diatur
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan strategi dalam bagian sumber daya manusia dalam
untuk mengatasi permasalahan tersebut aspek personel admin, pemilik/pimpinan startup
menggunakan metodologi lean startup. Sebelum harus dapat memberikan hak dasar dari setiap
menformulasikan strategi, dilakukan analisis anggota organisasi kita dengan sebaik mungkin
mengenai 10 failure factor tersebut. seperti gaji bulanan yang rutin, THR, jatah cuti,
➢ Tidak terjalin kepercayaan antara founder perizinan sakit, dan sebagainya. Pemberian hak
dengan karyawan (D4) beserta pencatatannya masuk kedalam area ini.
Failure factor tidak terjalin kepercayaan antara Pemberian gaji tidak harus dalam jumlah yang besar
founder dengan karyawan merupakan penyebab karena akan memberikan beban bagi perusahaan,
utama kegagalan startup untuk berkembang, menurut lebih baik apabila memberikan gaji dengan
penelitian ini nilainya adalah sebesar 0.48917. Hasil mempertimbangkan tingkat biaya hidup di kota
tersebut menunjukan harmonisasi organisasi menjadi startup beroprasi dan mengacu pada peraturan
kunci dalam perkembangan startup. Setiap orang perundangan ketenagakerjaan. Gaji yang diberikan
harus percaya terhadap kemampuan dan menjalin sebaiknya disesuaikan dengan beban kerja dan
hubungan profesional serta tidak saling menjatuhkan tingkat performansi yang dilakukan. Metode
satu dengan yang lain. Penyebabnya adalah elemen penggajian menjadi lebih fleksibel.
dalam startup tidak memiliki tujuan dan nilai-nilai ➢ Tingkat kepuasan pelanggan tidak diukur
yang sama dalam menjalankan startup. Untuk (G4)
mengatasinya diperlukan strategi relasi karyawan, Tingkat kepuasan pelanggan yang tidak diukur
baik antar founder dan karyawan, maupun diantara menjadi penyebab kelima kegagalan startup dengan
karyawan itu sendiri. Kata kunci dalam employee nilai sebesar 0.27228. Tingkat kepuasan pelanggan
relation adalah engangement. bernilai penting dalam proses pengembangan produk.
➢ Trend pasar dan status teknologi yang cepat Tingkat kepuasan pelanggan juga menjadi tolok ukur
berubah (H4) tingkat penerimaan produk oleh konsumen. Apabila
Trend pasar dan status teknologi berada dalam tingkat kepuasan pelanggan tidak diukur dapat
peringkat kedua dengan nilai sebesar 0.44772. Trend menjadi suatu masalah karena organisasi terutama
pasar startup di Indonesia adalah berbasis sosial bagian produksi dan pengembangan produk tidak
media dan internet. Untuk startup berbasis teknologi mendapatkan feedback dan data atas kebutuhan
mempunyai status teknologi yang masih belum pelanggan, sehingga dapat dimungkinkan terjadi
dipercaya oleh konsumen jika dibandingkan dengan kesalahan dalam proses peramalan jumlah produksi
produk impor. Contohnya adalah smartphone, yang berujung pada inefisiensi produksi.
peralatan permesinan dsb. Untuk startup berbasis IT, Permasalahan kedua yang dapat muncul adalah
memiliki kecenderungan trend yang cepat berubah. bagian penelitian dan pengembangan tidak

8
mendapatkan data yang cukup yang digunakan sekaligus, merupakan ancaman serius yang
sebagai input dalam pengembangan produk baru. membahayakan infrastruktur bisnis. Startup yang
Permasalaan tersebut dapat mengakibatkan produk baik senantiasa menciptakan pertumbuhan terkendali
baru yang dikembangkan tidak sesuai dengan dan stabil, yang dicapai secara bertahap.
keinginan dan kebutuhan konsumen. ➢ Pengukuran performa organisasi tidak
➢ Kompetensi sumber daya manusia yang dijalankan (G3)
dimiliki rendah (B1) Pengukuran performa organisasi yang tidak
Kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki dijalankan menjadi penyebab nomor delapan
rendah menjadi penyebab keenam kegagalan startup kegagalan startup dengan nilai sebesar 0.21901.
dengan nilai sebesar 0.24689. Ketidakmampuan Apabila pengukuran tersebut tidak dilaksanakan,
anggota dalam melaksanakan proses bisnis berakibat pada ketidakmampuan organisasi startup
menimbulkan inefisiensi karena tujua-tujuan yang untuk memetakan diri dalam usaha pencapaian visi
ditetapkan tidak dapat tercapai. Dilema terjadi dalam dan tujuan organisasi. Menilai kinerja startup
bisnis startup, di suatu sisi startup kesulitan untuk menjadi tugas penting bagi founder. Dengan
merekrut individu potensial karena tuntutan gaji mengetahui pencapaian sasaran dan posisi startup,
tinggi. Sedangkan di lain sisi jika menggunakan maka startup mampu melakukan improvement untuk
sumber daya yang tidak kompeten dapat meraih level yang diinginkan. Jika tidak
menghambat perkembangan startup. Sehingga dilaksanakan startup menjadi bergerak tanpa arah dan
diperlukan usaha untuk mengatasi permasalahan tujuan jelas karena tidak ada pengukuran terhadap
tersebut. Selain keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh target yang spesifik. Untuk mengatasinya dapat
founder juga menyebabkan startup memiliki dilakukan dengan pengukuran dengan berbagai
keterbatasan-keterbatasan teknis. Sebagian besar metode seperti balanced scorecard dengan berbagai
founder berasal dari disiplin ilmu terapan seperti indikator kinerja yang disesuaikan dengan kebutuhan
informatika dan keteknikan, dimana tidak memiliki dari startup.
ketrampilan manajerial yang memadai, tidak ➢ Metode komunikasi dan kolaborasi dalam
memiliki kemampuan memasarkan produk dan tidak organisasi kaku (D2)
mampu mengembangkan pasar. Salah satu solusinya Metode komunikasi dan kolaborasi dalam
adalah strategi pengembangan sumber daya manusia organisasi kaku menjadi penyebab nomor sembilan
/ people development. Program ini dilakukan dengan kegagalan startup dengan nilai sebesar 0.21456.
minimasi budget dengan cara melakukan analisis job Startup adalah organisasi temporer yang sedang
desc dari masing-masing pekerjaan, menetapkan KPI mencari bentuk terbaik dalam melaksanakan proses
keberhasilan setiap posisi tersebut, dan bisnis. Sehingga terdapat banyak hal yang menjadi
menyimpulkan kebutuhan minimal yang dibutuhkan tidak pasti dan belum terstruktur dengan baik. Startup
untuk dapat melaksanakan tugas tersebut. Di titik perlu untuk merancang struktur organisasi, proses
tersebutlah kita mulai susun prioritas program bisnis dan pembagian beban kerja dengan baik. Satu
pengembangan yang dapat dilakukan sesuai hal yang menjadi pertimbangan utama adalah
dengan budget. mengenai fleksibilitas komunikasi dan kolaborasi.
➢ Tingkat pertumbuhan tak terkendali (C5) Startup akan berkembang dengan baik apabila proses
Tingkat pertumbuhan tak terkendali menjadi komunikasi berjalan mengalir, tidak terdapat banyak
penyebab nomor ketujuh kegagalan startup dengan birokrasi yang menghambat. Antar anggota perlu
nilai sebesar 0.23501. Pertumbuhan merupakan untuk saling memahami kondisi dan tidak keberatan
sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh untuk saling membantu pekerjaan walaupun bukan
semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah tanggung jawab yang bersangkutan.
terencana dan terkendali. Perusahaan yang baru ➢ Penetapan harga produk secara emosional
berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan (C7)
terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal yang Penetapan harga produk secara emosional
dimiliki, apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 menjadi penyebab nomor 10 kegagalan startup
persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari dengan nilai sebesar 0.20931. Sering dijumpai bahwa
laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, founder startup tidak melakukan analisis penetapan
tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman harga jual produk dengan baik. Seringkali hanya
paling tidak untuk sebagian investasi modalnya. menggunakan intuisi dan perasaan tanpa
Pertumbuhan yang tidak terkendali memberikan mempertimbangkan data dan fakta yang seharusnya
risiko kegagalan ketika organisasi tidak siap dalam dipertimbangkan. Apabila harga yang ditetapkan
menghadapi perubahan. Beberapa bisnis tumbuh terlalu rendah berakibat pada pross perkembangan
terlalu lambat, menghambat keuntungan bisnis yang menjadi lambat, profitabilitas rendah dan kalah
karena mengabaikan risiko dan akhirnya bisnis tidak bersaing dengan kompetitor. Sedangkan jika harga
pernah berkembang. Sebaliknya, tumbuh terlalu yang ditetapkan terlalu mahal berakibat pada
cepat dapat merugikan bisnis startup. Terlalu cepat penjualan yang sedikit karena konsumen
merekrut karyawan, terlalu cepat memperluas bisnis, menghindari produk dan memilih membeli produk
atau terlalu cepat mendapat banyak pelanggan kompetitor. Metode penentuan biaya yang telah

9
dikembangkan ahli seperti metode penetapan harga mendefiniskan model bisnis yang tepat, startup
berbasis biaya, Metode penetapan harga berbasis dengan cepat dapat melakukan pivot atau pergantian
permintaan, metode penetapan harga berbasis laba model bisnis baru.
dan metode penetapan harga berbasis permintaan. Strategi pendefinisian model bisnis untuk
Startup perlu mengimplementasikan metode tersebut mendorong pertumbuhan dilakukan dengan konsep
dengan penesuaian dengan karakteristik startup yang build-measure-learn yaitu sebuah siklus
dimiliki. pembelajaran mulai dari kreasi ide hingga menjadi
5.3 Formulasi Strategi produk, mengukur reaksi dan perilaku pelanggan
Terminologi terhadap pengembangan produk, dan kemudian
Goal dari formulasi strategi adalah untuk memutuskan produk mana yang diteruskan, atau
mengatasi 10 failure factor startup yang didefinisikan melakukan strategi Pivot, dan proses ini bisa diulang
pada bagian sebelumnya. Formulasi strategi berada sebanyak yang dibutuhkan. Build-Measure-Learn
pada tingkat teknis operasional startup. dapat dimplementasikan dalam berbagai hal
Kerangka Waktu misalnya, melakukan uji layanan konsumen, proses
Perencanaan strategis berikut dirancang dengan tinjauan manajemen, pendefinisian fitur baru dari
kerangka waktu tiga tahun dengan proses evaluasi suatu produk. Hal yang terpenting adalah proses
dan pemantauan perkembangan setiap semester. dokumentasi data yang lengkap dan benar sehingga
Pertimbangan perencanaan kerangka waktu selama manajemen dapat melakukan pengukuran.
tiga tahun adalah terkait dengan jangka waktu yang
tepat untuk mempertimbangkan masa kelanjutan
startup, berbeda dengan perencanaan pada
perusahaan mapan.
Pengukuran
Untuk dokumen ini diberikan tiga metriks
pengukuran, yaitu metriks proses bisnis, metriks
finansial dan metriks produk & engagement.
Rekomendasi Formulasi Strategi Lean Startup
Tahapan ini meliputi pendefinisian strategi
merujuk pada teori formulasi strategi Mitchell (2010)
dengan berdasar pada metodologi Lean Startup yang Gambar 5 Siklus Build-Measure-Learn (Gaffney,
dikembangkan oleh Ries (2012). Formulasi strategi dkk, 2014)
terdiri dari tiga bagian, yaitu pertama adalah
formulasi strategi korporat untuk menentukan arah • Buat (build)
kebijakan organisasi, kedua adalah strategi bisnis Membuat minimum viable product (MVP) yaitu
untuk berkompetisi pada lini bisnis yang telah dipilih. produk dengan fitur yang cukup untuk memperoleh
Tujuan utama dari aspek ini adalah membangun dan pembelajaran dan dapat terus dikembangkan.
meningkatkan posisi kompetitif suatu usaha untuk • Ukur (measure)
setiap lini bisnis. Ketiga adalah strategi fungsional Mengukur apakah usaha yang dikeluarkan
yang dirancang sebagai strategi jangka pendek pada mengarah pada kemajuan.
tingkatan teknis startup. • Pelajari (learn)
Strategi Korporat Mempelajari produk yang dihasilkan apakah akan
Aspek strategi tingkat korporasi berfokus pada bertahan atau mengharuskan startup mencari produk
arah kebijakan organisasi. Aspek ini meliputi strategi baru sesuai dengan kebutuhan konsumen. Fase ini
secara keseluruhan dari sebuah organisasi. Strategi merupakan keputusan yang paling krusial yang harus
tingkat korporat untuk startup dirancang untuk dibuat.
memperoleh model bisnis yang tepat dengan proses Strategi Kompetitif Bisnis
yang efisien untuk menghindari sumberdaya yang Aspek kedua fokus pada proses untuk
terbatas digunakan untuk melakukan aktivitas yang berkompetisi pada lini bisnis yang telah dipilih.
tidak diperlukan atau tidak dibutuhkan oleh Tujuan utama dari aspek ini adalah membangun dan
konsumen. Metode lean manufacturing meningkatkan posisi kompetitif suatu startup.
diimplementasikan untuk mengeliminasi waste dan Kesukesan strategi kompetitif mempengaruhi
meningkatkan efisiensi pada sebuah perusahaan perancangan kompetensi pembeda yang unik dan
besar yang telah berjalan pada model bisnisnya, menggunakannya untuk membedakan diri dengan
sedangkan pada kasus ini strategi korporat dirancang kompetitor. Pada tingkatan ini direkomendasikan dua
dengan dasar lean startup untuk menemukan model strategi yaitu pertama adalah strategi kompetisi dan
bisnis yang sesuai sehingga dapat mendorong kedua adalah strategi kooperasi. Strategi kompetisi
pertumbuhan startup. Metode lean startup dirancang ditujukan agar startup memiliki nilai unik yang
untuk menempatkan startup pada tingkat agresifitas diciptakan sehingga menjadikannya mampu bersaing
yang tinggi, dimana startup dirancang untuk tumbuh dengan kompetitor, bahkan dapat menguasai pasar
secara cepat, namun apabila startup gagal baru yang diciptakan. Strategi kedua adalah strategi

10
kooperasi. Strategi ini dipilih dengan pertimbangan mengurangi ketidakpastian. Startup berbasis
sebagai solusi atas perkembangan model bisnis pada teknologi berada pada pasar dengan siklus cepat,
era ini. Fokus pada hubungan jangka panjang dengan strategi kooperasi yang dirancang adalah untuk
mitra dalam bentuk value chain partnership. meningkatkan kecepatan produk hingga masuk pasar
Strategi kompetisi dengan metode minimum viable product, membagi
Strategi kompetisi dirancang dengan impelemtasi pengeluaran R&D, dan membagi data bersama mitra
model lean canvas. Lean Canvas Model merupakan seperti data analissi pasar, data pengembangan
modifikasi dari Business Model Canvas yang produk, dan data-data lain yang berhubungan dengan
diciptakan oleh Osterwalder (2010). proses bisnis startup.
Strategi Kooperasi Strategi Fungsional
Strategi kooperasi adalah melakukan kemitraan Strategi fungsional adalah strategi tataran teknis
antar startup dimana sumberdaya, kapabilitas, dan keberlangsungan startup yang terdiri dari strategi
kompetensi inti digabungkan guna mencapai human resources, strategi inovasi, strategi finansial,
kepentingan bersama untuk mengembangkan, strategi operasional, dan strategi pemasaran. Strategi
memproduksi hingga memasarkan produk atau fungsional dirancang untuk mengatasi failure factor
layanan. Strategi kooperasi direkomendasikan untuk yang telah didefinisikan sebelumnya. Strategi ini
mengatasi keterbatasan sumber daya dan jaringan digunakan untuk menjalankan startup dengan
yang dimiliki. Jenis kooperasi yang dimaksudkan menghindari failure factor perkembangan startup.
adalah aliansi untuk mengurangi persaingan, Rancangan strategi fungsional dijelaskan di tabel 5:

Gambar 6 Formulasi Strategi Kompetitif Lean Canvas (Gaffney, dkk, 2014)

Tabel 5 Formulasi Strategi Fungsional


No Jenis Deskripsi
1 Strategi Human Resources
1.1 Failure factor D4 = Tidak terjalin kepercayaan antara founder dengan karyawan
Strategi Memperthatikan relasi karyawan, baik antar founder dan karyawan, maupun
diantara karyawan itu sendiri. Kata kunci dalam employee
relation adalah engangement dengan teknis sebagai berikut
• Menciptakan nilai-nilai dasar yang menyatukan elemen organisasi, sehingga
akan memiliki alasan kuat untuk bersatu
• Menciptakan pertemanan yang erat antar anggota
• Founder memberikan perintah, memberikan umpan balik dan bertoleransi
dengan segala kekurangan yang ada
KPI • Tercipta budaya visi dan nilai perusahaan,
• Peta rantai perintah

11
Lanjutan Tabel 5 Formulasi Strategi Fungsional
No Jenis Deskripsi
1.2 Failure Factor D2 = Metode komunikasi dan kolaborasi dalam organisasi kaku
Memperthatikan relasi karyawan, dengan menciptakan pertemanan yang erat
Strategi
antar anggota dan bertoleransi atas semua kelebihan dan kekurangan.
KPI • Beban kerja
• Tingkat birokrasi
2 Strategi Inovasi
2.1 Failure factor H4 = Trend pasar dan status teknologi yang cepat berubah
Strategi Mengimplementasikan konsep Lean startup yaitu minimum viable product dalam
proses pengembangan produk. Startup tidak perlu untuk mengembangkan produk
hingga sempurna, akan tetapi startup harus melakukan testing secara cepat dengan
cara melemparkan produk mvp kepada konsumen untuk mendapatkan feedback
yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk yang sesuasi dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
KPI • Kesesuaian fitur produk dengan feedback
• Input data dari konsumen melalui survey
3 Strategi Finansial
3.1 Failure Factor C6 = Profitability rendah
Menyusun proyeksi keuangan, mengelola keuangan dasar, mengatur harga pokok
Strategi
produksi
KPI • Kesesuaian fitur produk dengan feedback
• Input data dari konsumen
3.2 Failure Factor B6 = Kebijakan metode dan besaran gaji yang memberatkan startup
Memberikan hak dasar dari setiap anggota organisasi kita dengan sebaik mungkin
Strategi seperti gaji bulanan yang rutin dalam nilai minimum (UMR) dengan melengkapi
jatah cuti, perizinan sakit, dan sebagainya
KPI • Besaran pengeluaran gaji
3.3 Failure Factor C7 = Penetapan harga produk secara emosional
Melakukan perencanaan harga jual dengan memimilih metode yang cocok dengan
Strategi proses bisnis startup, dapat berupa metode penetapan harga berbasis biaya,
metode penetapan harga berbasis permintaan,
KPI • Efektivitas metode penentuan HPP

4 Strategi Operasional
4.1 Failure Factor B1 = Kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki rendah
Strategi • Mengikuti training melalui bergabung dengan inkubator atau komunitas
startup
• Mengimplementasikan development program dengan cara menganalisa job
desc dari masing-masing pekerjaan, menetapkan KPI keberhasilan setiap
posisi tersebut, dan menyimpulkan kebutuhan minimal yang dibutuhkan
untuk dapat melaksanakan tugas tersebut.
KPI • Besaran pengeluaran gaji
4.2 Failure Factor C5 = Tingkat pertumbuhan tak terkendali
Strategi Menyusun proyeksi pertumbuhan startup, mengukur kemampuan startup dalam
menerima proyek/pekerjaan
KPI • Besaran rasio pertumbuhan terhadap modal/kapital
5 Strategi Pemasaran
5.1 Failure Factor G4 = Tingkat kepuasan pelanggan tidak diukur
Strategi Mengukur kepuasan pelanggan menggunakan metode customer relationship
management.
KPI • Survey tingkat kepuasan pelanggan

12
6. Kesimpulan dan Saran Saran
Kesimpulan Saran yang dapat diberikan untuk penelitian
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil selanjutnya adalah sebagai berikut.
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan indikator sebaiknya diseleksi lebih
1. Berdasarkan hasil in-depth interview ketat dan padat lagi karena pada prosesnya
menggunakan Metode Delphi, disepakati delapan dengan 55 indikator membuat pengolahan data
variabel yang mempengaruhi keberlangsungan membutuhkan waktu yang lama karena ANP
proses pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis mempertimbangkan pola hubungan antar setiap
teknologi yaitu, formulasi strategi, strategi human indikator yang berhubungan. Di lain sisi indikator
resources, strategi finansial, strategi budaya yang terlalu banyak mengakibatkan responden
perusahaan, strategi aspek produksi & layanan menjadi bingung dan data akan cenderung
konsumen, strategi aktivitas inovasi & penelitian inkonsisten karena input terlalu banyak.
pengembangan, evaluasi strategi & pengukuran 2. Penelitian ini hanya sebatas memberikan
performa bisnis, aspek legal & ekosistem rekomendasi rancangan strategi, maka untuk
perusahaan. Delapan variabel tersebut diikuti selanjutnya juga dapat membahas penelitian
oleh 55 indikator yang disepakati oleh responden mengenai hasil implementasi strategi berbasis
pakar. metodologi lean berikut pada startup tertentu
2. Berdasarkan pengolahan data menggunakan untuk menguji kebermanfaatannya.
Analytical Network Process pada software 3. Menambah responden untuk kepentingan
Superdecision v2.8 terpilih 10 failure factor yang penelitian yang lebih baik dan lebih lengkap, serta
menghambat perkembangan startup dari total 55 mendapat analisis dan interpretasi yang lebih
indikator yang diberikan. Berikut merupakan 10 dalam serta hasil sesuai yang diinginkan.
failure factor tersebut beserta dengan nilai 4. Membuat kuesioner yang singkat, padat, dan jelas
prioritasnya; (1) D4 - Tidak terjalin kepercayaan untuk menambah minat responden dalam mengisi
antara founder dengan karyawan dengan prioritas kuesioner penelitian.
normalisasi sebesar 0.48917; (2) H4 - Trend pasar Daftar Pustaka
dan status teknologi prioritas sebesar 0.44772; (3) Aziz, I. J., 2003. Analytic Network Process with
C6 - Profitability rendah prioritas sebesar Feedback Influence: A New Approach to Impact
0.39921; (4) B6 - Kebijakan metode dan besaran Study. Urbana Campaign.
gaji sebesar 0.36552; (5) G4 - Tingkat kepuasan Blank, S., 2013. Why The Lean Start-Up Changes
pelanggan tidak diukur sebesar 0.27228; (6) B1 - Everything. Harvard Business Review.
Kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki Britania, R., 2011. Penentuan Keputusan Pembelian
rendah sebesar 0.24689; (7) C5 - Tingkat Bahan Baku yang Optimal dengan Metode
pertumbuhan tak terkendali sebesar 0.23501; (8) AnalyticalNetwork Process dan Goal
G3 - Pengukuran performa organisasi tidak Programing, Jakarta: Universitas Indonesia.
dijalankan sebesar 0.21901; (9) D2 - Metode Colis, D., 2016. Lean Strategy. Harvard Business
komunikasi dan kolaborasi dalam organisasi kaku Review.
sebesar 0.21456; (10) C7 - Penetapan harga Figueira, J., Greco, S. & Ehrgott , M., 2005. Multiple
produk secara emosional sebesar 0.20931 Criteria Decision Analysis. Boston: Springer
3. Formulasi strategi telah dilakukan untuk Science.
mengatasi failure factor perkembangan startup. Gaffney, S. dkk, 2014. Lean Startup Methodology for
Formulasi strategi disusun untuk mengatasi setiap Enterprises How Established Companies Can
failure factor yang telah didefinisikan. Formulasi Leverage Lean Startup methodology for
strategi yang disusun berdasar pada kebutuhan Sustaining and Disruptive innovation,
untuk mengatasi permasalahan failure factor California: UC Berkeley Engineering
secara spesifik sehingga tercipta 10 strategi Leadership White Paper.
operasional yang dilaksanakan dalam tiga tahun Ghosh, S., 2012. Venture Capital Secret: 3 Out of 4
awal proses berdirinya startup dengan proses Start-Ups Fail. The Wall Street Journal.
evaluasi setiap semester. Penyusunan strategi Mitchell, R. C., 2010. Strategic and Critical
melibatkan metodologi lean startup dengan Thinking, California: CSUN Edu.
prinsip build, measure dan learn, konsep MVP Nasscom, 2014. India -The Fastest Growing and 3rd
beserta agile development dan dikombinasikan Largest Start-Up Ecosystem Globally:
dengan disiplin manajemen strategis yang terdiri NASSCOM Startup Report 2014. [Online]
dari perancangan infrastuktur manajemen, Available at: http://www.nasscom.in
manajemen sumber daya manusia, aspek [Accessed 1 April 2017].
pengembangan produk dan aspek teknis seperti Powell, C., 2003. The Delphi Technique: Myth and
produksi, penjualan dan pemasaran serta Realities. Journal of Advanced Nursing, 41 (4),
kerangka pola hubungan dengan pelanggan. pp. 376-382.
Ries, E., 2011. The Lean Startup. New York: Crown
Business.

13

Вам также может понравиться