Вы находитесь на странице: 1из 22

DAFTAR ISI

Halaman BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional

BAB II. STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


B. Distribusi Ketenagaan

BAB III. STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V. LOGISTIK

BAB VI. KESELAMATAN PASIEN

BAB VII. KESELAMATAN KERJA

BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU BAB IX.

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGATAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Maha Esa yang telah melimpahkan Berkat
dan Rahmat. Kami harus menyelesaikan "Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan" di Puskesmas ABCD.
Terimaksih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
danberkonstribusi sampai pedoman ini selesai
Mohon kritik dan saran dari semua pihak, agar kami bisa memenangkan Pedoman ini.
Harapan kami mudah-perlu "Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan" ini dapat memberikan manfaat dan bagi Puskesmas ABCD sehingga dapat
meningkatkan pelayanan yang berkelanjutan. Aamiin.

Yosomulyo,………………201 ...

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat pasien mengunjungi ke pelayanan kesehatan, harapan pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang menyenangkan dan dengan waktu sesingkat- singkatnya.
Pelayanan kesehatan di Puskesmas sebenarnya tidak hanya memberkan pelayanan medis
profesional, tetapi juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat Selain
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, pasien dan keluarga juga mendapatkan
kenyamanan dan keamanan, baik petugas keamanan yang profesional, ruang tunggu
tunggu, antrian yang tidak perlu lama , kebersihan toilet dan lain-lain.
Pelayanan klinis di Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan pertama
dimana pasien dan keluarga pasien mendapatkan informasi yang jelas sebelum pasien
mendapatkan tindakan peiayanan berikutnya.
Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan harapan pasien dan
keluarga, tenaga klinis di Puskesmas "ABCD" (tuliskan nama Puskesmas Anda) berupaya
terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala
indicator mutu layaynan
Untuk itu perlu disusun pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan yang
berlaku di lingkungan Puskesmas "ABCD". Pedoman ini diharapkan bisa menjadi dasar
bagi tenaga kinis di setiap ruang peiayanan untuk membuat Panduan Pelayaan di masing-
masing kamar, sesuai spesifikasi layanan di ruang pelayanan tersebut.

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di Puskesmas "A B C
D" yang profesional dan berkualitas dengan mengutamakan keselamatan pasien.

b. Tujuan khusus
1. Layanan kesehatan yang dapat berjalan dengan baik berdasarkan SOP dan layanan
kesehatan yang dapat dimaksimalkan
2. Layanan kesehatan yang nyaman dengan lingkungan yang aman,
3. Mendorong tenaga kerja dengan bantuan profesional dengan bantuan yang sesuai,
bertanggung jawab , dan Terpadu,
4. Meningkatnya kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan kesehatan perorangan
di Puskesmas "ABC D"
B. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah
1. Semua penyelenggara layanan klinis : mulai dari petugas pendaftaran, rekam medis
tenaga medis (dokter/ dokter gigi), paramedis (perawat, bidan), ahli gizl, tenaga
kesehatan lingkungan, analis laboratorium, tenaga farmasi
2. Pasien dan keluarga yang terkait untuk keperluan perawatan medis klinis di
Puskesmas "A BC D"
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman pelayanan kesehatan perorangan ini adalah pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang meliputi pelayanan rawat inap, kesehatan tingkat
pertama yang berkaitan dengan pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, dan
layanan penunjang yang diseiangani di ruang-ruang pelayanan, antara lain:
1. Pelayanan Pendaftaran,
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum,
3. Pelayanan ibu dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Anak dan Imunisasi
5. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Pelayanan Konsultasi (Gizi dan Sanitasi)
7. Pelayanan Operasi Medis dan Gawat Darurat,
8. Pelayanan Rawat Inap
9. Pelayanan Laboratorium
10. Pelayanan Obat,
11. Pengelolaan Gudang Obat,
12. Pengelolaan Rekam Medis,
13. Pengelolaan Lingkungan Fisik Puskesmas
D. BATASAN OPERASIONAL.
1. Pelayanan pendaftaran adalah unit pelayanan yang melayani pendaftaran pasien lama,
dan pemberian informasi terkait dengan pelayanan Puskesmas
2. Pelayanán pemenksaan umum adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan
kesehatan dan perawatan umum dewasa dan anak-anak usia dewasa dibeli 5 tahun
3. Pelayanan Ibu dan merupakan unit yang melayani pemeriksaan kesehatan ibu hami,
ibu nifas, Ibu menerima, dan melayani persiapan kontrasepsi (minyak KB, suntik,
implan, IUD) serta pemenksann IVA sehatan
4. Pelayanan Anak dan imunisast adalah unit yang melayani pemerikssank anak
Dibawah 5 tahun dengan menggunakan MTBS dan MTBM, deteksi dini tumbuh
kembang anak dan pemberian imunisasi
5. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah unit yang melayani pemeriksaan dan
perawatan gigi dan mulut
6. Pelayanan konsultasi unit yang membenkan pelayanan penanganan konsultasi gizi dan
sanitasi
7. Pelayanan tindakan medis dan gawat darurat adalah unit pelayanan yang menangani
pasien yang memerlukan tindakan medis dan pasien memerlukan pertolongan segera
dan melakukkan rujukan emergensi ke Rumah sakit sesuabila diperlukan
8. Pelayanan rawat inap adalah unit yang melayani pasien yang memerlukan perawatan
rawat inap dan tidak memerlukan rujukan spesialis
9. Pelayanan laboratorium adalah unit yang dilayani pemeriksaan darah rutin, urin rutin,
feses rutin, pemeriksaan dahak, dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan untuk
menunjang diagnosis
10. Pelayanan obat adalah unit yang menyediakan obat resep dari dokter dan bidan atau
perawat yang mendapat pendelegasian wewenang dari dokter Selain melakukan
pelayanan informasi obat
11. Pengelolaan gudang obat adalah unit yang menerima, menyimpan, dan memberikan
obat ke ruang pelayanan obat dan ke unit pelayanan yang merupakan jaringan
Puskesmas,
12. Pengelolaan rekam medis adalah proses mempersiapkan formulir rekam medis dan
melakukan penomoran rekam medis yang diperlukan untuk pelayanan kepada pasien
baru atau pasien lama,
13. Pengelolaan Lingkungan fisik Puskesmas adalah proses penataan lingkungan di dalam
pagar Puskesmas agar tercipta lingkungan yang bersih, aman, dan nyamansehingga
tenaga kesehatan yang di Puskesmas dan para pengunjung Puskesmas berasa dalam
keadaan terbebas dari kemungkinan tertular penyakit dan akibat negative lainnya

BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN JADWAL PELAYANAN
A KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Semua karyawan Puskesmas yang diwajibkan dalam pelayanan kinis: mula dokter,
perawat, bidan. D3 gizi, analis kesehatan, asisten apoteker, D3 kesling dan petugas
administrasi
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di pelayanan klinis Puskesmas ABCD adalah
sebagai benkut:
No Jenis pelayanan Kualifikasi Sumber Daya Kompetensi
1 Pelayanan Pendaftaran Tenaga D3 Pekarya kesehatan / Punya sertifikat
lulusanSMA
pelatihan “ Service
Excellence”
2 Pelayanan Pemeriksaan Dokter
Umum Perawat lulusan D3
3 Pelayanan ibu dan KB Bidan minimal lulusan D3 Punya sertifikat
pelatihan alat
kontrasepsi seperti
IUD, Implant, punya
sertifikat pelatihan
IVA
4 Pelayanan anak dan Bidan minimal lulusan D3 Punya sertifikat
imunisasi Perawat minimal lulusan D3 pelatihan MTBS dan
MTBM, pelatihan
pelayanan imunisasi
5 Pelayanan kesehatan gigi Dokter gigi
dan mulut Perawat gigi minimal luusan D3
6 Pelayanan konsultasi Ahli gizi minimal lulusan D3 Punya sertifikat
Gizi dan sanitasi minimal lulusan pelatihan “ Tekhnik
D3 Konsultasi”
Kesehatan lingkungan
7 Pelayanan tindakan medis Dokter, perawat lulusan D3, bidan Punya sertifikat
dan gawat darurat lulusan D3 pelatihan ATCLS
(dokter) dan BTCLS
(bidan) APN (Bidan)
8 Pelayanan rawat inap Dokter Sertifikat pelatihan
Perawat S1 Ners atau minimal rawat inap di
lulusan D3 puskesmas
9 Pelayanan laboratorium Analis kesehatan minimal lulusan Sertifikat pelatihan
D3 pewarnaan dan
fiksasi
10 Pelayanan obat Apoteker atau lulusan farmasi D3 Sertifikat pelatihan
pemberian informasi
obat
11 Pelayanan gudang obat Lulusan farmasi D3 Sertifikat pelatihan
pengelolaan gudang
obat
12 Pengelolaan rekam medis penata rekam medis minimal Sertifikat pelatihan
lulusan D3 rekam medis pengelolaan rekam
medis atau surat
keterangan magang di
Rumah sakit
13 Pengelolaan lingkungan Sanitarian lulusan D3 Punya sertifikat
fisik yang aman Kesehatan lingkungan lulusan pelatihan kesehatan
SMA dan keselamatan
kerja

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi dan jumlah tenaga kesehatan yang dihitung di ruang layanan klinis
dikoordinir oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab Upaya Kesehataan
Perorangan (PJ UKP) sesuai dengan analisis Beban Kerja, dan sesuai sesuai
kesepakatan.
C. JADWAL PELAYANAN Puskesmas ABCD melakukan pelayanan setiap hari Senin
hingga dengan Sabtu. Jam buka pendaftaran dan pelayanan Puskesmas "A BC D"
yaitu: - Senin Kamis: 08.00 12.00 WIB: 08.00 11.00 WIB. Jumat: 08.00 11.30 WIB s
Sabtu

BAB III STANDAR FASILITAS


A. DENAH RUANG: Pelayanan klinis dilakukan oleh penyelenggara pelayanaan
klinis pada tiap-tiap ruang atau unit layanan. Setiap ruang pelayanan harus
membuat denah ruang pelayanan yang lapang, aman, nyaman, dan menyenangkan.
Ruang pelayanan bisa disesuaikan dengan beragam - macam asesori sesuai dengan
cirri khas pelayanan di ruangan tersebut.
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang didukung di sini adalah peralatan non medis dan fasilitas pendukung
layanan. Puskesmas "A B C D" adalah Puskesmas (disebutlkan apakah Puskesmas
bukan rawat inap atau Puskesmas rawat inap). Sesuai dengan kategori Puskesmas,
fasilitas pelayanan minimal adalah sebagai berikut

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN


A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN
Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas melayani pelayanan terhadap pasien umum
dan pasien peserta JKN KIS (PBI, BPJS kes ASN/TNI / Polri, JKN Mandiri), yang
membahas layanan rawat jalan, rawat inap bukan spesialis, dan layanan gawat
darurat. Kegiatan layanan klinis terhadap pasien ini terdiri dari:
1. Pelayanan Pendaftaran Pasien,
2.Pengkajian awal untuk pasien baru dan anamnesis untuk pasien ulangan,
3. Pemesiksaan fisik dan penunjang,
4. Keputusan Klinis,
5. Rencana layanan klinis.

B. TATA LAKSANA
a. Pendaftaran Pasien
1. Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode antrian,
2. Pasien lanjut usia atau atas 60 tahun diberikan nomor antrian khusus karena
pasien lansia diberikan prioritas untuk disetujui terlebih dahulu,
3. Untuk pasien yang baru pertama kali datang ke puskesmas , petugas pendaftaran
meminta KTP dan KK untuk meminta serta meminta pasien mengenakan Kartu JKN
atau tidak
4. Untuk pasien lama, petugas meminta kartu kunjungan atau kartu berobat,
5. Petugas meregistrasi pasien ke buku register berdasarkan wilayah tempat tinggal
dan menyediakan nomor rekam medis,
6. Untuk pengkodean rekam medis menggunakan sistem folder keluarga dengan
format 00 - 00-00. (kode desa - kode Dusun / RT - kode KK)
7. Selain itu, pasien juga dapat memberikan informasi kepada pasien mengenai hak
dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan di Puskesmas, jadwal pelayanan, tarif
pelayanan, rumah sakit rujukan, dan lain-lain. -lain.

Hak dan persetujuan pasien harus diinformasikan pada seluruh proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftarar.
1.Hak-hak pasien memuat
a. Memperoleh informasi tentang tata tertib dan peraturan yang berlaku
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa membantah
d. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga terhindar dari kekurangan
fisik dan materi
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang diperoleh
f. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
memiliki Surat Izin Praktek (SIP)
g. Mendapatkan privasi dan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
h. Mendapatkan informasi yang membahas diagnosa dan tata cara penanganan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakuan serta perkiraan biaya perawatan / tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap
i. Memberikan persetujuan atau menolak sebagian dari tindakan yang akan
diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya setelah
menerima dan menentukan informasi tentang tindikan ini dilengkapi dengan lengkap
yang mengatur tentang persyaratan-undangan
J.Didampingi anggaran atau penasehatnya dalam kondisi kritis
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di puskesmas
Mungka
I. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas konsultasi puskesmas terhadap dirinya.

2. Kewajiban pasien berlangganan:


a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di puskesmas Mungka
b. Mematuhi segala petunjuk Dokter dan tenaga paramedis (perawat, bidan, gizi dan
kesling) dalam pengobatannya
c. Memberikan informasi dengan jujur dan lengkap tentang penyakit yang diderita ke
dokter yang merawat
d. Membayar restribusi sesuai perda atas layanan pelayanan puskesmas
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati / diperjanjikan

B. Pengkajian awal, rencana layanan klinis dan pengerjaan rencana rujukan pada
pasien:
1) Pengkajian awal
Kajian awal dilakukan oleh tenaga yang kompeten. Dalam hal ini dilakukan oleh
perawat, bidan dan dokter. Kajian awal yang paripurna tinjauan keperawatan,
penilaian kebidanan dan penilaian medis atau penilaian lain oleh tenaga profesi
kesehatan sesuai dengarn kebutuhan
Informasi yang harus diperoleh pada pembahasan awal adalah keluhan utama
pasien, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyakit keluarga dan riwayat reaksi.
Pengkajian awal juga mengakses kondisi biologis, sosial ekonomi, nilai - nilai
budaya, kondisi spiritual, makanan kegemaran, hobi, dan lain - lain. Setelah selesai
dengan persiapan selesai; antropometri (badan tinggi dan berat badan) dan tanda-
tanda vital seperti frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu, tekanan darah. Khusus
pasien anak di bawah lima tahun dilakukan pengkajian dengan memakai algortma
MTBS dan MTBM.
Proses pengkajian awal selanjutnya adalah pengkajian medis. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fisik khusus, memeriksa leher, THT, thoraks,
perut, ekstremitas, dan genitalia. Jika diperlukan, dilakukan pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium darah, urin atau feses. Semua informasi yang
diperoleh direkam dalam rekam medis khusus untuk kajian awal.
2) Rencana layanan
Rencana layanan diputuskan oleh dokter atau petugas yang kompeten yang diberi
wewenang oleh dokter. Rencana layanan dapat berupa perawatan, tindakan medis,
rawat inap, atau rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Jika diperlukan,
dilakukan oleh tim khusus untuk kasus - kasus tertentu seperti Hipertensi, Diabetes,
Diare, Gizi buruk, dan lain - lain. Untuk itu perlu dibentuk tim kesehatan interprofesi.
Rencana layanan dipandu oleh prosedur yang telah dibakukan dan dilakukan pasien
dan keluarga pasien. Rencana layanan harus memperhatikan kebutuhan biologis,
fisik, psikososial dan memperhatikan tata nilai budaya. Paket layanan yang disusun
dengan hasil dan waktu yang jelas juga membahas tentang sumber daya yang ada.
Efek samping dan risiko pelayanan harus diinformasikan kepada pasien. Semua
rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis, ditandatangani oleh pemberi
layanan dan oleh pasien atau keluarga pasien sebagai tanda mereka dilibatkan
dalam rencana layanan.
Pada pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan berdasarkan triase / panduan triase. Adanya pembentukan tim
kesehataan antar profesi perlu dilakukan oleh tim klinis.
Pada saat dan kondisi tertentu, wewenang pendelegasian pada layanan klinis
diperlukan agar kesinambungan pelayanan, sehingga penanganan pasien dapat
dilakukan dengan baik. Dalam pelaksanannya, dokter atau dokter gigi membuat
surat pendelegasian wewenang untuk perawat yang telah dibor dan memiliki
kompetensi dalam menangai pasien tertentu.

3) Pelaksanaan layanan
Pelaksanaan layanan dilakukan di ruang ruang pelayanan. Agar proses pelayanan
berjalan dengan sistimais, maka masing-masing ruangan pelayanan membuat
"Panduan Pelayanan sesuai dengan spesifikasi layanan yang diberikan di ruangan
itu. Panduan yang perlu dibuat antara lain adalah:
1.Panduan Pelayanan Pendaftaran,
2. Panduan Pelayanan Pemeriksaan Umum, 3.Panduan Pelayanan lbu dan Keluarga
Berencana,
4Panduan Pelayanan Anak dan Imunisasi,
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
6.panduan pelayanan konsultasiGizi dan Sanitasi,
7.Panduan Pelayanan Tindakan Medis dan Gawat Darurat,
8.Panduan Pelayanan Rawat tidur
9. Panduan Pelayanan Laboratorium,
10. Panduan Pelayanan Obat,
11. Panduan Pengelolaan Gudang Obat,
12. Panduan Pengelolaan Rekam Medis,
13. Panduan Pengelolaan Lingkungan Fisik Puskesmas,
14. dan Panduan lain sesuai perkembangan atau pertumbuhan pelayanan
Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam Pelaksanaan Layanan adalah:
1.Bila terjadi perubahan rencana layanan harus dipertimbangkan dalam rekam medis
oleh tenaga medis / paramedis dan profesi kesehatan lainya
2. Pelaksanaan layanan ini dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk penguat
yang tidak diperlukan,
3. Dalam pelaksanaannya layanan klinis ini, pasien dimonitor,dievaluasi dan ditindak
lanjuti
4.bila dalam pelaksanaan Layanan medis yang dilakukan beresiko (anestesi,
pembedahan dan tindakan lainya) kemudian dilakukan bantuan informasi untuk
pasien dan bantuan pasien informed consent) serta didokumentasikan pada rekam
medis,
5. Pasien berhak untuk menolak pengobatan, berhak untuk menolak jika dirujuk ke
fasilitas kesehatan lain,
6. Jika pasien menolak untuk perawatan atau rujukan, maka pasien tersebut
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, hasil dari
keputusan, dan bertanggung jawab berkenaan dengan keputusan tersebut,
7. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus keuangan tinggi harus ditangani
sesuai dengan prosedur pelayanan kasus-kasus keuangan tinggi,
8. Kasus-kasus yang memerlukan kewaspadaan universal terhadap kasus-kasus
yang perlu dipertanggungjawabkan sesuai prosedur menantang (kewaspadaan
universal),
9. Pemberian obat / cairan intravena harus dilakukan dengan prosedur pemberian
obat / cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik,
10. Untuk layanan anestesi lokal dan pembedahan harus dipandu dengan SOP
Anestesi
11. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan,
12. Dalam pelaksanan layanan ini tenaga medis / paramedis / tenaga kesehatan
lainya harus memperhatikan hak dan merawat pasien serta meminta pasien dan
melanjutkan lanjutnya.

4) Rencana Rujukan dan Pemulangan


Beberapa ketentuan dasar untuk Rujukan dan Pemulihan pasien sebagai berikut

1. Dokter yang bertanggung jawab untuk menjalankan proses pemulangan pasien


dari rawat jalan, dari rawat inap di Puskesmas, atau pun proses rujukan,
2. Dokter wajib menindaklanjuti umpan balik atau rujukan balik sesuai dengan
penawaran rujukan,
3. Pada rujukan pasien yang diminta resume klinis,
4. Lanjutkan klinis memuat nama pasien, kondisi klinis, prosedur / tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut,
5. dan meminta informasi pilihan tempat rujukan untuk pasien umum atau BPJS
(sesuai ketentuan yang diperlukan untuk tempat rujukan BPJS) .

Kriteria Penerimaan Pasien


1. Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa pasien tidak dapat diatasi di
Puskesmas 2. Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang
medis di Puskesmas terbukti tidak mampu diatasi,
3. Pasien memeriksa pelayanaan spesialis medis Isubspesialis di Rumah Sakit
sesuai kebutuhan
4. Pasien yang memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih banyak yang
menyediakan fasilitas pelayanan di Puskesmas,
5. Diperlukan lebih dari satu kali kunjungan di Puskesmas untuk memeriksa pasien
yang memerlukan pemeriksaan dan perawatan di fasilitas kesehatan yang lebih
mampu. Pada saat pemulangan (rawat jalan), pasien / keluarga pasien meminta
informasi tentang tindak lanjut layanan.

BAB VI
MANAJEMEN RISIKO DAN KESELAMATAN PASIEN

A. DAFTAR ISTILAH
1. Keselamatan pasien adalah untuk mencegah timbulnya risiko yang tidak perlu terjadi
di dalam kesehatan, sampai pada batas minimum yang dapat diterima (WHO -ICPS,
2009)
2. Keselamatan pasien di layanan pelayanan
3. Kesehatan Tidak Perlu Diharapkan (KTD): Cedera yang diakibatkan oleh tatkelola
kinis bukan karena masalah perawatan di belakang.
4. Kejadian Tidak Dapat Diharapkan Cedera (KTC): Terjadi perawatan klinis yang tidak
sesuai pada pasien, tetapi tidak terjadi cedera.
5. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Kejadian atau tindakan yang sebenamya dapat
menimbulkan masalah, tetapi belum terjadi karena diketahun atau upaya pencegahan
segera dilakukan.
6. Kondisi yang Dihadapi Cedera (KPC) Situasi yang memiliki potensi yang disebabkan
oleh cederan
7. Kejadian Sentinel adalah peristiwa yang tidak diharapkan yang berakibat pada
kematian atau gangguan fisik atau psikologis yang serius.
8. Root Cause Analysis (RCA): suatu proses untuk mengekplorasi semua faktor yang
mungkin berkaitan dengan peristiwa apa yang terjadi, peristiwa yang terjadi, dan apa
yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadiatan yang terjadi lagi di masa
mendatang.
9. Mode Kegagalan dan Analisis Efek (FMEA): suatu tempat untuk membahas dan
menemukan kemungkina tentang kegagalan pada sistem dan strategi untuk mengatasi
masalah tersebut
10. Kesalahan (kesalahan): deviasi antara apa yang dikerjakan dengan apa yang bisa
dikerjakan, perubahan dari tindakan (Alasan James)
11. Risiko: kemungkinan menyangkut peristiwa
12. Hazard: suatu situasi, agen atau tindakan yang disebabkan oleh kerusakan

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO


Manajemen rísiko adalah suatu proses mengenal, mengevaluasi, menegndalikan, dan
resikoo meminimalkan resiko dalam suatu organisasi menyeluruh. Lingkup manajemen resiko
dalam pelayanan kesehatandalam pelayanan kesehatan
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien atau kegiatan pelayanan kesehatan:
adalah masalah yang mungkin ditanggung oleh pasien atau sasaran kegiatan UKM,
atau masyarakat yang terkait dengan pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas,
misainya: pasien yang memerlukan pasien kompilasi obat.
2. Risiko yang terkait dengan petugas klinis yang memberikan pelayanan: adalah
masalah yang mungkin ditanggung oleh petugas klinis yang memberikan pelayanan,
misalnya perawat tertusuk jarum suntik sehabis melakukan penyuntikan.
3. Risiko yang terkait dengan petugas non klinis yang memberikan pelayanan: adalah
petugas yang memerlukan petugas klinis, seperti petugas binatu, petugas kebersihan,
petugas sanitasi, petugas lapangan kompilasi melakukan kegiatan pelayanan
4. Risiko yang berkaitan dengan sarana tempat pelayanan: adalah risiko yang mungkin
ditanggung oleh petugas, pasien, sasaran kegiatan pelayanan, masyarakat, serta
lingkungan akibat fasilitas pelayanan.
5. Risiko finansial: adalah risiko kerugian finansial yang mungkin ditanggung oleh
FKTP.
6. Risiko lain dari lima risiko di atas: adalah risiko-risiko lain yang tidak termasuk pada
risiko 1 sampai dengan 5, misainya kecelakaan ambulans, kecelakaan kendaraan dinas
yang digunakan.

C. LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN RISIKO


1. Membentuk tim mutu klinis dan keselamatan pasien dengan program kerja yang jelas,
2. Menetapka n bidang prioritas dalam pelayanan klinis yang menjadi fokus untuk
pernafasan dan keselamatan pasien,
3. Mengembangkan tata nilai dan budaya pasien,
4. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap mutu pelayanan klinis dan pelaksanaan
perbaikan klinis,
5. Melaksanakan pelayanan klinis sesuai dengan prosedur dan pedoman klinis,
6. Menerapkan manajemen keuangan dalam pelayanan klinis,
7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan klinis dan keselamatan pasien. Pelajaran
terkait keselamatan pasien,
8. Mengupayakan tercapainya enam sasaran keselamatan pasien.
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien
D. UPAYA KESELAMATAN PASIEN
Sesuai dengan standar akreditasi FKTP, maka upaya-upaya keselamatan pasien yang
perlu dilakukan di Puskesmas antara lain adalah
1. mengupayakan tercapainya target keselamatan pasien,
2. Penanganan dan pertolongan selanjutnya adalah kasus yang berhubungan dengan
pasien,
3. .Penerapan manajemen resiko klinis dalam pelayanan pasien
4. meningkatan mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan obat
5. pelayanan laboratorium dan pelayanan penunjang yang lain,
6. Serta pengendalian infeksi dalam pelayanan klinis.

E. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Upaya pelaporan risiko terhadap pasien harus dilakukan untuk setiap-satuan unit
layanan klinis. Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat matan asuhan pasien lebih aman. Didalam pelayanan klinis untuk sasaran, yaitu:
a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100%. Label
identitas tidak tepat membuktikan salah, nama jenis kelamin dan alamat salah.
b. Ketepatan penyampaian informasi, baik informasi sesama petugas maupun antara
petugas dengan pasien atau keluarga pasien. Misalnya ketepatan penyampaian hasil
pemeriksaan penunjang harus 100%. Yang disetujui tidak tepat. salah memasukkan
diberkas pasien / daftar pasien lain.
c. Obat tepat waktu, tepat obat, tepat dosis, tepat caralrute (oral, parental, topikal, rektal,
inhalasi), waktu yang tepat dan tepat dokumentasi.
d. Ketepatan dan keamanan tindakan yang mencakup ketepatan lokasi, tepat prosedur,
tepat operasi, dan penggunaan menginformasikan konsentrasi.
e. Pencegahan dan Pencegahan Infeksi. Menerapkan CTPS sebelum memberikan
layanan atau momen lima, Membiasakan memakai APD, proses sterilisasi alat, ruang
tindakan, linen, tempat tidur, dan lain-lain, tempat pasien mengambil dahak,
mengambil ruang pelayanan anak dengan pasien umum, dan seterusnya.
f. Pengurangan risiko pasien jatuh. Misalnya kursi roda dilengkapi dengan sabuk
pengaman, pasien dikeluarkan mengendarai motor setelah minum obat dengan efek
samping ngantuk, dan lain-lain.
Agar enam sasaran keselamatan pasien dapat dilakukan maka perlu dilakukan kegiatan
- kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - tujuan tersebut, untuk selanjutnya dimonitor
secara periodik dengan menggunakan indikator - indikator yang jelas dan terukur. Indikator -
indikator tersebut perlu disusun oleh masing-masing puskesmas dan disesuaikan dengan
kondisi sarana dan prasarana yang ada. Untuk selanjutnya, Puskesmas perlu membuat
"Panduan Manajemen Ririsko dan Keselamatan Pasien"
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan kerja di Puskesmas menyetujui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52
tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas adalah semua kegiatan untuk menjamin
dan melindungi sumber daya manusia. Puskesmas, pasien, pendamping pasien,
pengunjung,serta masyarakat di sekitar Puskesmas agar sehat, selamat, dan bebas dari
kesehatan pekerjaan, Lingkungan, dan aktivitas kerja. Untuk itu perlu dikembangkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Puskesmas. SMK3 di Puskesmas
adalah bagian dari sistem manajemen. Puskesmas demi seluruh proses kerja yang terkait
dengan proses kerja di Puskesmas guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,
aman dan nyaman
.A. PENYELENGGARAAN K3 DI PUSKESMAS
Penyelenggaraan K3 di Puskesmas meliput
a. Membentuk dan / atau mengembangkan SMK3 di Puskesmas
b. dan menerapkan standar K3 di Fasyankes
Sementara Sistim Manajemen K3 di Puskesmas mengeluarkan:
a. Penetapan kebijakan K3 di Puskesmas,
b. Perencanaan K3 di Puskesmas,
c. Pelaksanaan rencana K3 di Puskesmas,
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di Puskesmas,
e. dan peninjauan dan peningkatan kinerja K3 di Puskesmas.
B. STANDAR K3 DI PUSKESMAS
Standar K3 di Puskesmas yang memuat:
a. Pengenalan potensi bahaya dan penanganan risiko K3 di Puskesmas,
b. Penerapan kewaspadaan standar;
c. Penerapan Prinsip ergonomi;
d. Pemeriksaan kesehatan berkala;
e. Pemberian imunisasi;
f. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes
g. Pengelolaan fasilitas dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja;
h. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja; saya.
i. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;
j. Pengelolaan bahan berbahaya dan konversi dan bahan berbahaya dan beracun
k. Pengelolaan Limbah Domestik.
l.
c. KONTROL PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN MEKANISME
pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan K3 di Puskesmas dilaksanakan secara semester
da tahunan. Sistim Pencatatan dan Pelaporan adalah sebagai berikut
a. Pencatatan dan penerbitan semester yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan
kerja,
b. Pencatatan dan pelaporan secara tahunan meliputi seluruh pelaksanaan kegiatan K3 di
Fasyankes selama 1 (satu) tahun,
c. Mekanisme pelaporan penyelenggaraan K3 di Puskesmas dilakukan secara berjenjang
dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, dan c.
Kementerian Kesehatan
d. Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara terintegrasi dengan sistem informasi
yang ada di Puskesmas,
e. Mekanisme control pelaksanaan kontrol K3 di Puskesmas dilakukan melalui internal
e. Audit internal dan internal Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Untuk selanjutnya, Puskesmas perlu membuat 'Panduan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Puskesmas "dengan pengawasan kerja yang lebih terperinci.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu UKP tidak bisa berdiri sendiri. Pengendalian Mutu harus
terintegrasi dengan bidang lain seperti Bidang Administrsi dan Manajemen dan bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat. Secara umum masalah mutu dan kinerja Puskesmas antara lain :
1. Proses tidak diperlukan dg baik s antara lain
2. Proses tidak dimonitor dg baik,
3. Proses tidak didukung dg baik,
4. Proses tidak dipelihara dg baik,
5. Proses tidak disempurnakan
6. Proses tidak didokumentasi dg baik
Untuk mengatasi Masalah Kualitas dan Kinerja yang rendah, perlu dibuat Indikator
Kualitas yang ingin dicapai. Ciri - ciri indikator mutu adalah sebagai berikut: :
1. Dapat dilihat dg baik,
2. Dapat dimonitor dg baik,
3. Dapat mengatur dg baik,
4. Bisa dipelihara dg baik,
5. Bisa disempurnakan,
6. Bisa didokumentasi dg baik.
Untuk mengoptimalkan kinerja pengendalian mutu, perlu dibuat Tim Manajemen
Mutu di Puskesmas. Tim Manajemen Mutu terdiri dari Tim Mutu Administrasi dan
Manajemen, Tim Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan Tim Mutu Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP. Secara umum pekerjaan Tim Mutu ini adalah menjawab dua
pertanyaan berikut :
1. Kapan Pelayanan Sebuah Puskesmas Membantu Bermutu?
2. Bagaimana Cara Meningkatkan Mutu Pelayanan ..?
A. KAPAN PELAYANAN SEBUAH PUSKESMAS DIKATAKAN BERMUTU?
1. bila petugasnya bekerja sesuai standar, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur .
(SOP),
2. Bila semua peralatan yang diperlukan tersedia Sesuai standar
3. Bila setiap ruangan ditata nyaman dan nyaman untuk klien dan untuk petugas,
4. Bila tingkat kepuasan klienya tinggi terhadap layanan yang diberikan
5. Bila keselamatan pasien dan semua orang yang ada di Lingkungan Puskesmas
terjamin,
6. Bila semua daerah Puskesmas bebas dari persetujuan tentang penularan infeksi.
B. UPAYA PENINGKATAN MUTU
Upaya Peningkatan mutu pelayanan Puskesmas dapat dilihat dari dua sisi dai sisi lembaga
pemberi layanan dan dari sisi penerima layanan.
1. Dari sisi penerima penerima layanan, dilakukan
. a) Audit internal
b) dan kaji banding,
2. Dari sisi penerima layanan, dilakukan;
a) Penanganan kepuasan pelanggan,
b) Survei kepuasan pelanggan c) dan survei Indeks Kepuasan Masyarakat.
3. Khusus untuk UKP, dilakukan kajian Keselamatan pasien dengan dua pembahasan
a) Mendapat FMEA untuk SOP yang Berisiko, agar risiko dapat dikurangi,
b) dan membahas Penanganan Masalah melalui Investigasi Sederhana dan RCA.
4. Untuk keseluruhan area pelayanan, dilakukan upaya - upaya menentang dan
pemberantasan Infeksi

.C. PEKERJAAN SPESIFIK TIM MANAJEMEN MUTU


Pekerjaan Spesifik Tim Manajemen Mutu adalah:
1. Mengidentifikasi semua Indikator Mutu di setiap ruang pelayanan (admen dan UKP),
2. Mengidentifikasi semua indikator mutu dari setiap kegiatan (admen dan UKM),
3. Merancang Sistem Kaji Banding,
4. Merancang Sistim Penanganan Keluhan Pelanggan
5.Merancang Sistim Survei Kepuasan Pelanggan (admen dan UKP),
6.Merancang Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (UKM),
D. DARI MANA DIKUMPULKAN INDIKATOR MUTU?
1. Dari semua Panduan yang dibuat oleh Bidang Admen dan Bidang UKP,
2. Dari semua Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) yang dibuat oleh Bidang Admen dan Bidang
UKM,

E. RANCANGAN SISTIMATIKA PENANGANAN KELUHAN PELANGGAN

1. Menentukan penanggung jawab penanganan keluahan pelanggan


2. Menentukan pengaduan pelanggan; kotak saran, SMS, WA, dan lain-lain,
3. . Menentukan jadwal membuka kotak saran, merekap SMS, WA, dan lain-lain,
4. . Identifikasi keluhan pelanggan, kelompokkan keluhan yang sama atau relatif sama,
5. Lakukan analisis terhadap pelanggan untuk menentukan prioritas penanganan,
6. Rapat Tinjauan Manajemen (jika diperlukan) untuk perbaikan kinerja.

E. RANCANGAN SISTIMATIKA KAJI BANDING


5. Pembentukan tim kaji banding
6. Menentukan penanggung jawab
7. Membuat instrumen kaji banding
8. Menentukan jadwal,
9. Menjalankan kaji banding.
10. . Laporan kaji banding,
11. Analisis hasil kaji banding
12. Mengadakan Rapat Penilaian Manajemen untuk peningkatan kinerja.
F. RANCANGAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN DAN SURVEI INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
1. Penentuan pelaksana survei (siswa, anak-anak SMA, komponen masyarakat, dan lain-
lain lainnya)
2. Menentukan penanggung jawab
3. Membuat instrumen survei,
4. Menentukan jadwal,
5. bertindak survei,
6. Laporan hasil survei,
7. Analisis hasil survei,
8. .Melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen untuk peningkatan kinerja.

BAB IX
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan klinis adalah bagian pelayanan kesehatan Puskesmas yang
mengedepankan akan Tanggung Jawab, Disiplin, Kebersamaan, dan dijaminkan keselamatan
pasien. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan merupakan dasar untuk
ruang pelayanan untuk membuat Panduan pelayanan sesuai dengan spesifikasi dan pola
pelayanan di ruangan masing-masing.
Semoga dengan adanya Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan ini,
pelayanan klinis di Puskesmas "A B C D" dapat berjalan dengan baik dan bermutu, dan
semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat. Diharapkan, untuk jangka panjang,
penghematan yang signifikan dalam pembiayaan kesehatan, karena akan semakin sedikit
pasien yang dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

Вам также может понравиться