Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Iritasi jalan
Penyebaran kuman di alveoli
Disfungsional silia
Peradangan alveoli
Inflamasi bronkus
Ekstrapasasi eksudat
serosa ke dalam alveoli
BRONKOPNEUMONIA
B1
B2
MK:
MK : Hipertermi
B3 B4
Hipoksia jaringan
otak Oksigen dalam
tubuh menurun
Iskemia jaringan
otak
Anoksi jaringan
Infark Otak
MK : Perubahan MK : Intoleransi
nutrisi kurang dari Diare
aktivitas
kebutuhan tubuh
MK : Gg.
Keseimbangan cairan
dan elektrolit
KASUS
Nama An. A, jenis kelamin perempuan, umur 4 tahun, alamat Desa Gejlig Kecamatan
Kajen Kabupaten Pekalongan. Klien dirawat di ruang Flamboyan RSUD Kajen, nomor
register 504278, diagnosa medis bronkopneumonia (Brpn). Sebagai penanggung jawab
adalah Tn. K (ayah kandung) umur 27 tahun bekerja sebagai buruh bangunan, pendidikan
terakhir SMA, dan Ny. R (ibu kandung) umur 23 tahun, pendidikan terakhir SD bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pada Rabu 29 Agustus 2018 pukul 13.50 WIB, An. A dibawa ke
IGD RSUD Kajen dengan keluhan : Ibu klien mengatakan 4 hari sebelumnya pada tanggal 25
Agustus 2018, klien mengalami panas, batuk-batuk berdahak, dan sesak nafas , klien
kemudian dibawa ke Puskesmas Kajen I dan disarankan oleh bidan untuk dibawa ke RSUD
Kajen. Namun kondisi klien saat itu membaik dan masih tenang, sehingga keluarga klien
menunda untuk membawa klien ke RSUD Kajen. Pada hari Senin, 27 Agustus 2018, sakit
klien muncul lagi dan dibawa lagi ke RSUD Kajen dengan keluhan panas, batuk-batuk
berdahak, dan sesak nafas. Klien kemudian dirawat di ruang Flamboyan kamar F/1.
Pada saat pengkajian tanggal 29 Agustus 2018 pukul 13.50 WIB didapatkan data
subjektif : Ibu klien mengatakan klien panas, batuk-batuk berdahak, diare dan sesak nafas, ,
serta rewel terus. Data objektif : RR : 35x/ menit, Nadi : 109x/ menit, Suhu : 38,4˚C, saat
dilakukan auskultasi terdengar suara ronkhi basah halus di paru kanan dan kiri. Kemudian
An. A diberi terapi O2 (oksigen) 2 liter/ menit via selang canul. Klien tampak lemas dan
rewel, kulit teraba hangat, klien hanya tiduran dan dalam beraktivitas klien dibantu oleh
keluarganya.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29 Agustus 2018 diketahui 10,5 gr/dl
(normal : 12-14 gr/dl ), Leukosit : 11.300 (normal : 4000 – 10000), Limfosit : 52 (normal : 20
– 40), Monosit : 12 (normal : 2-8), LED : 32-60 (normal : ♂ <10, ♀ <15). Hasil rontgen pada
tanggal 29 Agustus 2018 menunjukan adanya konsolidasi bercak-bercak infiltrat pada lobus
anterior paru kanan dan kiri, kesan : bronkhopneumonia. Terapi yang diberikan untuk An. A
adalah Nebulizer (Inhalasi uap) dengan Ventolin 1ml ditambah NaCl 1ml diberikan 2 kali
sehari, infus D ½ NS 20 tetes per menit, injeksi Efotax 3 x 250 mg.
Identitas Anak
Nama : An. A
Tanggal Lahir :29 Agustus 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 4 tahun
Diagnosa Medis : Bronkopnemoni
Alamat : Pekalongan
Sumber Informasi : orangtua klien
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. K
Nama Ibu : Ny. R
Pekerjaan Ayah /Ibu : Buruh
Pendidikan Ayah/Ibu : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Pekalongan
Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan utama :
Ibu klien mengatakan 4 hari sebelumnya anak a mengalami sesak napas, diare panas
dan batuk berdahak kemudian dibawa ke puskesmas. Disaranakan untuk merujuk ke RSUD
Kajen, namun kondisi membaik sehingga diperbolehkan untuk rawat jalan. Setelah 2 hari
keadaan klien memburuk, sehingga keluarga membawa klien ke RSUD kajen.
- Tidak ada
Lingkungan rumah dan komunitas :
Padat penduduk
Ayah merokok
Sedih, cobaan
Keadaan Umum :
TD : 110/75 mmHg
Suhu : 38,40C
RR : 35x/ menit
B1
Sesak napas : iya, penapasan cuping hidung, dan terpasang canul 2 lpm
B2
Akral : Hangat
GCS : 4, 5, 6
Penglihatan
Pupil : isokor
Sclera/konjungtiva : anemis
B4
Kebersiahan : bersih
B5
Mulut : bersih
Mukosa : pucat
Abdomen
Kekuatan otot : 5
Turgor : baik
Kebersihan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Labolatorium :
- Leukosit : 11.300
- Limfosit : 52
- Monosit : 12
- LED : 32
Foto Rontgen :
- Terapi yang diberikan untuk An. A adalah Nebulizer (Inhalasi uap) dengan
Ventolin 1ml ditambah NaCl 1ml diberikan 2 kali sehari, infus D ½ NS 20 tetes
per menit, injeksi Efotax 3 x 250 mg.
Analisa data
Hipertermi
DO: Kuman berlebih di bronkus Bersihan jalan nafas tidak
- Batuk tidak efektif efektif
- Sputum berlebih
- Ronki Proses peradangan dinding
bronkus
DS :
- Klien mengatakan Akumulasi secret di bronkus
sesak nafas
- Batuk berdahak Obstruksi jalan napas
Definisi : Suhu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam (3740) 1. Tanda-tanda vital
keperawatan selama 1x24
- Pantau suhu dan tanda- merupakan acuan untuk
jam, diharapkan masalah
keperawatan hipertermia tanda vital lainnya mengetahui keadaan
pada klien dapat teratasi
- Monitor warna kulit dan umum klien
dengan kriteria hasil :
Tanda-tanda Vital suhu 2. Perubahan warna kulit
(0802)
- Fasilitasi istirahat, dan suhu dapat terjadi
- Suhu tubuh
normal terapkan pembatasan proses fase demam yang
- Denyut nadi
aktivitas jika diperlukan tinggi
radial normal
- Tingkat 3. Meminimalisirkan
pernapasan
Monitor Tanda-tanda vital produksi panas yang
normal
- Tekanan darah (6680) diproduksi oleh tubuh
normal
- Monitor tekanan darah, 4. Tanda-tanda vital
Termoregulasi (0800)
- Tidak ada nadi suhu dan status merupakan acuan untuk
peningkatan suhu mengetahui keadaan
pernapasan dengan tepat
kulit
- Tidak ada - Monior warna kulit, umum klien dan
hipertermia dilakukan permeriksaan
suhu dan kelembaban
- Identifikasi selanjutnya
kemungkinan penyebab 5. Mengenali penyebab
perubahan tanda-tanda perubhan TTV untuk
vital mengetahui kondisi
klien
Diagnosa: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hipersekresi Jalan Nafas Ditandai
dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih dan adanya ronkhi
Definisi: ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas 1. Posisi memaksimalkan
keperawatan dalam 3x24 (3140) ekspansi paru dan
jam, diharapkan bersihan - Posisikan pasien untuk menurunkan upaya
jalan nafas klien menjadi pernafasan. Ventilasi
memaksimalkan
efektif dengan kriteria hasil : maksimal membuka
1. Frekuensi pernafasan ventilasi area atelectasis dan
menjadi normal RR : - Identifikasi kebutuhan meningkatkan gerakan
30x/menit (5) secret kejalan nafas
aktual/potensial pasien
2. Irama pernafasan besar untuk dikeluarkan
menjadi normal (5) untuk memasukkan alat 2. Untuk mempermudah
3. Suara nafas tambahan dan memperlancar
membuka jalan nafas
tidak ada (5) proses suction untuk
4. Dispnea dengan aktivitas - Lakukan fisioterapi membuka jalan nafas
ringan tidak ada (5) 3. Mengumpulkan secret
dada, sebagaimana
5. Sianosis tidak ada dalam satu tempat dan
(5)Tanda-tanda vital mestinya memudahkan dalam
dalam rentan normal (5) penyedotan lendir
- Buang secret dengan
4. Mencegah obstruksi
memotivasi pasien untuk atau respirasi.
Penghisapan dapat
melakukan batuk atau
diperlukan bila klien tak
menyedot lendir mampu mengeluarkan
secret sendiri