Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium yang terjangkau oleh
seluruh kalangan karena harganya yang murah dan mudah didapat. Ikan teri
hampir dapat dijumpai di seluruh lautan kecuali daerah Kutub, mulai dari
Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan lebih senang
berada di perairan yang beriklim sedang. Teri dapat beradaptasi dengan berbagai
lebih tinggi dari pada susu. Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium terbaik
untuk mencegah pengeroposan tulang. Ikan teri merupakan sumber kalsium yang
tahan dan tidak mudah larut dalam air. Ikan teri termasuk dalam famili
Engraulidae dengan nama ilmiah Stolephorus sp dan ikan teri ini dipasaran terdiri
dari beberapa macam, misalnya ikan teri nasi, ikan teri tawar dan ikan teri belah
Ikan teri nasi (Stolephorus sp.) merupakan salah satu sumber daya hayati
laut yang tersedia hampir di seluruh perairan Indonesia dan merupakan salah satu
komoditas ekspor andalan dari sub sektor perikanan. Teri nasi merupakan jenis
ikan yang hidup bergerombol hingga mencapai ribuan ekor. Ikan teri nasi
mengandung protein, mineral, vitamin, kalsium dan zat gizi lainnya yang sangat
Susu merupakan salah satu pangan hewani yang sangat penting bagi
manusia karena memiliki nilai gizi yang tinggi dan lengkap. Susu mengandung
kalsium, fosfor, zat besi dan protein yang tinggi. Selain itu, susu juga mengandung
sapi per 100% Berat Dapat Dimakan (BDD) sebesar 143 mg. Sumber kalsium lain
yang memiliki kandungan kalsium lebih besar dari pada susu yaitu ikan teri.
Kandungan kalsium dalam ikan teri per 100 % BDD yaitu sebesar 2,381 mg (Ilmu
Keseimbangan mineral dalam cairan tubuh sangat penting dalam pengaturan kerja
penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap
Kalsium dari ikan teri akan bermanfaat jika dikonsumsi secara langsung.
Di dalam tubuh kalsium bekerja sama dengan laktosa dan vitamin D dalam
pembentukan massa tulang, serta dengan kalium untuk menurunkan tekanan darah
tinggi (Ahira, 2010). Kalsium merupakan mineral yang banyak terdapat dalam
tubuh. Sebagian besar berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama
dewasa. Selain itu kalsium berada dalam intra dan ekstraseluler dan memegang
peranan penting dalam mengatur fungsi sel dan impuls syaraf (Linder, 1992).
3
metode ini memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama. Penetapan
kadar kalsium secara spektrofotometri serapan atom sangat sensitif sehingga dapat
dilakukan untuk kadar analit yang sangat kecil dan memerlukan waktu yang
tinggi, waktu yang dibutuhkn juga singkat. Karena kadar kalsium pada ikan teri
antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Zat pembentuk kompleks yang
banyak digunakan adalah garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (dinatrium
tentang penetapan kadar kalsium pada ikan teri nasi secara kompleksometri.
kalsium yang baik adalah susu beserta produk olahan susu, dan sering
1. Apakah kadar kalsium dalam ikan teri nasi dapat ditetapkan secara
kompleksometri?
2. Apakah ada efek pemanasan (dekstruksi) terhadap kadar ikan teri nasi ?
1. Untuk mengetahui apakah kadar kalsium dalam ikan teri nasi dapat
nasi
3. Untuk mengetahui kadar kalsium yang terdapat dalam ikan teri nasi
1.4 Hipotesis
3. Kadar kalsium yang terdapat dalam ikan teri nasi sangat tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Ikan teri (teri) masuk dalam famili Engraulidae dengan nama ilmiah
c. Kepala pendek
Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium yang terjangkau oleh
seluruh kalangan karena harganya yang murah dan mudah didapat. Berdasarkan
Nutry Survey Indonesia, kandungan kalsium dalam ikan teri lebih tinggi dari pada
susu, dan akan bermanfaat jika dikonsumsi langsung. Dalam tubuh kalsium
bekerja sama dengan laktosa dan vitamin D dalam pembentukan massa tulang,
serta dengan kalium untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Ahira, 2010).
termasuk tulangnya. Oleh karena itu ikan teri merupakan sumber zat kapur (Ca),
selain kandungan gizinya yang tinggi, harga ikan teri relatif murah dibandingkan
masyarakat berpenghasilan rendah (Perana, 2003). Kandungan gizi pada ikan teri
6
segar yaitu energi 77 kkal, protein 16 gram, lemak 1 gram, kalsium 500 mg, fosfor
Ikan teri merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Jenis
ikan teri yang biasa diperjualbelikan adalah ikan teri nasi, ikan teri halus dan ikan
teri jengki. Teri dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, seperti: pepes,
rempeyek, sambal goreng, balado, atau digoreng kering bersama kacang tanah
(Astawan, 2008).
1 gram per hari. Kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari ikan teri yang banyak
terdapat di wilayah Indonesia. Ikan teri yang selama ini lebih banyak dikonsumsi
Ikan teri yang terbaik adalah sebagai sumber kalsium yaitu tulangnya, jadi
bukan hanya dagingnya. Sebenarnya semua jenis ikan bisa menjadi sumber
kalsium, namun tulang pada ikan, selain teri, besar dan keras, maka tidak mungkin
dikonsumsi, sedangkan pada ikan teri tulangnya empuk dan enak dimakan.
Pemilihan pada ikan teri lebih dikarenakan murah dan mudah didapat. Karena
sebenarnya susu dan keju adalah sumber kalsium yang terbaik. Namun untuk
mengkonsumsi kedua jenis kalsium ini harganya mahal dan tidak semua orang
Ikan teri merupakan salah satu sumber kalori dan sudah lama menjadi
teman makan nasi ataupun makanan lainnya. Teri juga dikenal karena rasa dan
7
membuat satu masakan. Teri adalah satu-satunya jenis ikan yang semua bagian
tubuhnya bisa dimakan mulai dari ekor, badan sampai kepala (Gustanten, 2009).
Ikan teri sangat tinggi kandungan proteinnya, yaitu 68,7 g/100 g teri
kering tawar dan 42 g/100 g teri kering asin. Protein ikan teri mengandung
sejumlah asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk di
dalam tubuh, tetapi harus berasal dari makanan. Asam amino esensial yang paling
menonjol pada ikan teri adalah isoleusin, leusin, lisin dan valin. Selain
mengandung asam amino esensial, teri juga kaya akan asam amino non esensial.
Asam amino non esensial yang menonjol pada ikan teri adalah asam glutamat dan
asam aspartat, masing-masing kadarnya mencapai 1.439 dan 966 mg/100 g teri
segar. Sumbangan zat gizi yang sangat berarti dari ikan teri adalah mineral,
kalsium, fosfor dan zat besi. Kandungan kalsium pada ikan teri segar, kering
tawar dan kering asin per 100 gramnya, masing-masing adalah 500, 2.381, dan
2.000 mg, Sedangkan kadar fosfornya, masing-masing adalah 500, 1.500, dan
Ikan segar yang ada di Indonesia adalah ikan teri nasi, pemanfaatan teri
nasi yang kurang optimal dan harga teri nasi yang relatif terjangkau. Ikan teri nasi
merupakan sumber kalsium yang tahan dan tidak mudah larut dalam air. Kalsium
yang terdapat pada ikan teri sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi. Teri nasi
banyak mengandung sumber protein hewani yang sangat baik, 100 g teri nasi
8
mengandung protein 32,5 g, teri nasi juga kaya akan kalsium dan fosfor, 100 g teri
Sistematika dan klasifikasi ikan teri nasi menurut Saanin (1984) adalah
sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Clupeidae
Genus : Stolephorus
Untuk mempertahankan mutu ikan teri nasi, bahan bakunya harus cepat diolah.
Apabila terpaksa menunggu maka ikan teri nasi harus disimpan dengan es atau air
Ikan teri nasi mengandung protein, mineral, vitamin, dan zat gizi lainnya
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kecerdasan. Protein teri nasi
biologis dan alami. Faktor biologis antara lain jenis ikan, umur dan jenis kelamin.
Faktor alami yaitu faktor luar yang tidak berasal dari ikan, yang dapat
mempengaruhi komposisi daging ikan. Golongan faktor ini terdiri atas daerah
Sugiyono, 1989).
Ikan teri harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan
pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat
alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan.
Ikan teri yang akan diolah harus dari mutu yang baik dan cocok bagi konsumen
(SNI 01-3466-1994).
2.4 Mineral
Unsur logam dan mineral yang ditemukan dalam sel makhluk hidup,
namun hanya 22 unsur yang diketahui sebagai mineral esensial. Mineral esensial
berperan penting dalam aktivitas fungsi organ yang sangat penting untuk
kehidupan, yaitu untuk pertumbuhan atau daya reproduksi. Bila salah satu unsur
mineral hilang, maka dapat menyebabkan gejala-gejala defisiensi dan bila unsur
tersebut. Mineral esensial dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen yang
ditemukan cukup tinggi dalam jaringan dan mikroelemen yang terkandung dalam
jumlah yang sangat rendah dalam jaringan. Yang termasuk ke dalam makroelemen
yang esensial adalah kalsium,fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor dan magnesium.
10
fungsi otak dan saraf, fungsi telinga, mata, hidung, kelenjar timus, cabang
tenggorok, fungsi paru-paru, fungsi jantung, fungsi kelenjar susu, fungsi kelenjar
adrenalin, fungsi buah pinggang, untuk organ reproduksi pria dan wanita, fungsi
prostat, kandung kemih, persendian, kulit, kuku, merawat ekstra sel agar sel dapat
masih diperlukan lebih lanjut walaupun telah mencapai tahap dewasa. Pada proses
pembentukan tulang baru dan penghancuran tulang yang telah tua. Ca yang berada
dalam peredaran darah dan jaringan tubuh mempunyai fungsi dalam berbagai
(Wirosaputro, 1998).
Susu merupakan salah satu pangan hewani yang sangat penting bagi
manusia karena memiliki nilai gizi yang tinggi dan lengkap. Susu mengandung
kalsium, fosfor, zat besi dan protein yang tinggi. Susu juga mengandung sejumlah
sumber kalsium utama berasal dari susu. Kandungan kalsium pada susu sapi per
100% Berat Dapat Dimakan (BDD) sebesar 143 mg. sumber kalsium lain yang
memiliki kandungan kalsium lebih besar daripada susu yaitu ikan teri. Kandungan
11
kalsium dalam ikan teri per 100 % BDD yaitu sebesar 2,381 mg. (Ilmu Gizi Dasar
2.5 Kalsium
yaitu 1,5 - 2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1 kg. 99% dari jumlah
ini berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk
dan kalsium plasma berada dalam konsentrasi 2,25 - 2,60 mmol/liter juga tersebar
luas dalam tubuh. Dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan
Selain pada pembentukan tulang dan gigi, kalsium juga berperan pada
proses fisiologik dan biokimia tubuh seperti proses pembekuan darah, eksitabilitas
Dilihat dari senyawa kimia, bentuk tulang tidak stabil. Kerangka tulang yang
merupakan cadangan besar kalsium kompleks yang tidak larut, berada dalam
2000).
Kalsium dan fosfor dari tulang dapat dibebaskan dan diresorpsi dalam
tubuh jika terjadi kekuarangan, terutama pada masa hamil dan menyusui. Resorpsi
12
ini diatur oleh hormon paratinoid. Jika asupan kalsium rendah, glandula paratinoid
kalsium dari tulang dan untuk menjaga kekurangan kalsium tersebut. Fosfor yang
terikat dengan kalsium akan ikut terbebaskan dari tulang dan diekskresikan.
Absorpsi kalsium dari usus juga diatur oleh hormon paratinoid dengan
1995).
usia kanak-kanak atau masa pertumbuhan, sekitar 50-70% kalsium yang dicerna
diserap. Tetapi pada usia dewasa, hanya sekitar 10-40% yang mampu diserap
tubuh. Penyerapan kalsium terjadi pada usus kecil bagian atas, tepat setelah
lambung. Penyerapan kalsium dapat dihambat apabila ada zat organik yang dapat
bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut. Contoh
senyawa organik tersebut adalah asam oksalat dan asam fitat. Kalsium dan asam
okasalat akan membentuk garam kalsium oksalat yang tidak larut. Asam oksalat
banyak ditemukan dalam buah bit yang masih hijau, bayam rhubarb dan coklat.
membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air yang dapat menyebabkan absorpsi
kuat, mudah bengkok dan rapuh. Setelah dewasa, terutama setelah usia 50 tahun,
terjadi kehilangan kalsium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh
dan mudah patah. Keadaan ini dikenal sebagai osteoporosis yang dapat dipercepat
oleh keadaan stres sehari-hari. Selain itu kekurangan kalsium juga dapat
Rendahnya kadar kalsium dalam darah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
Kelebihan kalsium dapat menyebabkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Selain
itu dapat juga menyebabkan konstipasi. Karena itu, sebaiknya konsumsi kalsium
Susu dan produk olahan susu seperti keju dan es krim merupakan sumber
buahbuahan juga merupakan sumber kalsium (Suhardjo, 2000). Selain itu ikan
yang dimakan dengan tulangnya termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium
yang baik. Serelia, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe,
dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga. Tetapi bahan ini
14
Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium yang terjangkau oleh
seluruh kalangan karena harganya yang murah dan mudah didapat. Berdasarkan
Nutry Survey Indonesia, kandungan kalsium dalam ikan teri lebih tinggi daripada
susu, dan akan bermanfaat jika dikonsumsi langsung. Dalam tubuh kalsium
bekerja sama dengan laktosa dan vitamin D dalam pembentukan massa tulang,
serta dengan kalium untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Ahira, 2010).
suatu larutan dalam asam klorida panas dengan amonium oksalat dan perlahan-
amonium oksalat encer dan kemudian ditimbang sebagai kalsium karbonat dengan
radiasi yang diserap oleh atom yang tidak tereksitasi dalam bentuk uap. Pada suhu
nyala udara etilen (± 2300°C) atom kalsium berada dalam keadaan dasar. Jika
seberkas energi radiasi yang terdiri dari spektrum untuk kalsium dilewatkan
melalui nyala ini, sejumlah atom dalam keadaan dasar akan menyerap energi dari
panjang gelombang yang khas dan mencapai keadaan energi yang lebih tinggi.
15
Jumlah energi radiasi yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi unsur
antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Sebagai zat pembentuk kompleks
yang banyak digunakan adalah garam dinatrium etilen diamin tetra asetat
(dinatrium EDTA). Untuk setiap ml larutan dinatrium EDTA setara dengan 2,004
menetukan kadar garam garam logam. Titran yang sering digunakan untuk adalah
etilen diamin tetra asetat 9 (EDTA), kecuali dengan natrium dan kalium, EDTA
dapat membentuk kompleks yang stabil dengen logam alkali tanah seperti kalsium
dan magnesium akan membentuk kompleks yang stabil. Karena titrasi untuk
dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi, sedikit kelebihan EDTA
jingga pirokatekol; jingga xilenol; asam kalkon karbonat; kalmagit; dan biru
1. Titrasi Langsung
kadar logam pada titik ekivalen ditetatpkan dari perubahan warna suatu indikator
logam yang berespon terhadap perubahan-perubahan pM. Titik akhir titrasi juga
2. Titrasi Kembali
Metode ini digunakan bila reaksi antara kation dan EDTA lambat atau
kestabilan nya lebih rendah dan kation yang akan ditetapkan, tidak terseger oleh
endapan-endapan, seperti timbel dalam timbel sulfat dan kalsium dalam kalsium
3. Titrasi Substitusi
Apabila ion logam tidak memberikan hasil yang jelas bila dititrasi secara
menggunakan metode ini atau jika ion logam tersebut membentuk kompleks
dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium
dankalsium. Kalsium, timbal dan raksa dapat ditentukan dengan metode ini
(Rohman, 2007).
4. Titrasi Alkalimetri
kepada suatu larutan yang mengandung logam dan terbentuk kompleks yang
disertai pembebasan dua ekivalen ion hidrogen. Ion hidrogen yang dibebaskan
ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum titrasi. Hal ini sangat sukar
a. Kecermatan
Metode simulasi
konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu di analisis dengan metode
yang akan divalidasi. Hasilnya dibandingkan dengan sampel yang dianalisis tanpa
ditemukan kembali. Rentang persen perolehan kembali yang diizinkan pada setiap
b. Keseksamaan
Kesekamaan (presisi) diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien
antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk
sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan
c. Selektivitas
menentukan analit tertentu (s) dalam campuran yang kompleks tanpa gangguan
dalam sampel. Rentang merupakan batas terendah dan batas tertinggi analit yang
dapat ditetapkan secara cermat, seksama dan dalam linearitas yang dapat diterima
(Harmita, 2004).
20
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
merupakan kuantitas terkecil analit dalam smapel yang masih dapat memenuhi
BAB III
METODE PENELITIAN
UMN Al-Washliyah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei
2017.
3.2 Bahan-Bahan
3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan teri nasi yang
3.2.2 Pereaksi
analisis dari E.Merck jika tidak dinyatakan lain yaitu: asam klorida, hydrogen
diamin tetra asetat, kalkon, natrium sulfat anhidrat, zink sulfat, amonium klorida,
eriokrom black T, natrium klorida, kalsium karbonat, asam klorida, asam sulfat,
3.3 Alat-Alat
kalsiumnya.
Pembuatan larutan NaOH 30% b/v sesuai dengan prosedur yang tercantum
pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 30 gram NaOH
yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 10
gram hidroksilamin HCl dengan sedikit akuades, dan diencerkan dengan akuades
tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Sebanyak 18,61 gram
tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Kalkon ditimbang
yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 7
yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dicampur 10 mg
Pembuatan larutan asam klorida 7,4% b/v sesuai dengan prosedur yang
tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 20 ml asam
yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 4
yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Dilarutkan 2,5
100 ml air, didinginkan hingga suhu kamar dan diencerkan dengan akuades
pada Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979. Sebanyak 1 gram kalsium
asam klorida 7,4% b/v dengan pipet disisipkan diantara mulut labu dengan tutup
labu, digoyang untuk melarutkan kalsium karbonat. Dibilas mulut labu, tutup labu
dan permukaan pipet bagian luar dengan akuades. Diencerkan dengan akuades
warna biru yang stabil (Ditjen POM, 1979). Normalitas Na 2EDTA dihitung
w
Normalitas Na2EDTA =
(Vt −Vb ) BE ZnS O4. 7 H 2 O
Keterangan:
bubur. Ditutup dengan gelas arloji, ditambahkan 2 ml asam klorida 7,4% b/v
Digoyangkan sampai kalsium karbonat larut. Dibilas gelas arloji, bagian luar pipet
kalkon campur hingga terbentuk warna biru (Depkes RI, 1979). Kadar kalsium
Keterangan:
blender. Ditimbang seksama 4 gram ikan teri yang telah dihaluskan, lalu
dengan jarak waktu penimbangan selama 1 jam (Ditjen POM, 1995). Kadar air
selama 24 jam dengan tujuan agar dapat mempercepat proses destruksi yang akan
destruksi ini digunakan untuk uji kualitatif dan uji kuantitatif (Haswell, 1991).
labu tentukur 100 ml dan ditambahkan akuades sampai garis tanda, dan disaring.
labu tentukur 100 ml kemudian ditambahkan air sampai garis tanda, kemudian
disaring. Diambil 25 ml, diencerkan dengan air suling hingga 100 ml,
ditambahkan 8 ml NaOH 30% b/v, 5 ml larutan hidroksilamin HCl 10% b/v dan
campur. Titrasi dilanjutkan hingga warna larutan berubah dari merah ungu
250 ml, ditambahkan 10 ml larutan baku kalsium. Dilakukan proses yang sama
seperti prosedur 3.5.3 dan 3.5.5 Persen recovery dihitung dengan rumus:
Hasil yang diperoleh dari satu seri penetapan kadar terhadap satu macam
perlu dilakukan analisis data secara statistikam pada taraf kepercayaan 95% (α =
0,05), hasil analisis ditolak jika Qhitung> Qtabel (Rohman, 2007). Untuk menghitung
Selanjutnya nilai Qhitung ini dibandingkan dengan nilai Q tabel. Jika nilai Qhitung ini
BAB IV
mengetahui ada tidaknya kalsium dalam sampel. Pereaksi yang digunakan untuk
analisis kualitatif adalah asam sulfat encer dan etanol dan amonium oksalat 2,5%
b/v. Hasil analisis kualitatif logam kalsium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kualitatif Kalsium Dalam Sampel Ikan Teri
Pereaksi
N Sampel Ammonium Oksalat H2SO4 (e) dan etanol
O
1 Ikan Teri Nasi Endapan Putih Endapan Putih
Kristal Jarum
33
encer dan etanol akan membentuk endapan putih berupa kristal jarum yang dapat
Hasil penetapan kadar air pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2
Dari table diatas dapat diketahui bahwa kadar kalsium yang diperoleh dari
hasil percobaan tidak menunjukkan perbedaan kadar kalsium yang terlalu jauh.
Hal ini menunjukkan bahwa ikan teri merupakan sumber kalsium yang tidak larut
air sehingga bila terjadi penguapan akibat pemanasan maka kandungan kalsium
pada ikan teri nasi kering adalah 1000 mg/100 gram sampel.
sampel, dan 2381 mg/100 gram sampel untuk ikan teri kering
kalsium yang ditambahkan sebesar 101% dan persen RSD rata-rata adalah
0,1931%. Data, hasil perhitungan dan contoh perhitungan uji perolehan kembali
Halaman 57. Kisaran rata-rata hasil uji perolehan kembali yang diizinkan untuk
>1% adalah 97-103%, sedangkan persen RSD yang diizinkan adalah tidak lebih
dari 2% (Harmita, 2004). Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kadar kalsium pada ikan
teri nasi
3. Dari hasil percobaan ikan teri nasi pada waktu 16, 17, 18, 19, 20, dan 21
5.2 Saran
lainnya yang terkandung dalam ikan teri, seperti magnesium, fosfor dan besi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta : Hal : 228, 235, 242.
Anonim. (2009). Pengasinan Ikan Teri Nasi. http://www.bi.ig./sipuk/id/?id=4&n0
=5251&idrb=46701 .Dikutip: 27 Oktober 2009
Astawan,M. (2008). Sehat Dengan Hidangan Hewani. Jakarta: Penebar Suadaya.
Badan Standar Nasional (BSN). (1994). Syarat Mutu Ikan Teri Nasi Setengah
Kering.(SNI 01-3461-1994).jakarta :Badan Standralisai Nasional.
Badan Standar Nasional (BSN). (1994). Persyaratan bahan baku ikan teri nasi
setengah kering. (SNI 01-3471-1994). Jakarta :Badan Standralisai
Nasional.
Brix. H. (1983). The Reproducibility In The Determination Of Heavy Metals In
Marine Plant Material. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing
Company. Hal: 73.
Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta. UI
Press. Hal: 49-50, 124.
Darmautomo,E. (2004). IkanTeri Cegah Osteoporosis. Dalam Suara Pembaruan 9
Febuari 2004.
Dept. Gizi Masy.FEMA IPB. 2009. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (1996). Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta: Penerbit Bhratara. Hal: 27-28.
Ditjen POM, (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal: 53, 644, 649, 653, 665, 683,
693, 712, 745.
Ditjen POM, (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal: 1036.
Gustanten. (2009). Ikan Teri. hhtp://www. Pandaisikek.Net/index. Php?
option=com content&task=view&id=306&Itemid=61.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksaan Validasi Metode Dan Cara Perhitungannya.
Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol.1 No.3. Hal: 117-119,
122, 123, 127, 128, 130-132.
Hasswell, S. J. (1991). Atomic Absorption Spectrometry. Amsterdam: Elsevier
Scientific Publishing Company. Hal: 198.
Hendradi. (2009). Ikan Teri Cegah Osteoporosis. hhtp://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid1076388924.5402.Dikutip:27.
Linder, M. C. (1992). Biokimia Nutrisi Dan Metabolisme. Jakarta. Universitas
Indonesia Press. Hal: 248.
Muchtadi,T.R dan Sugiono. (1989). Petunuk Labortorium Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan. IPB.bogor.
Nurhafni. (2011). Penetapan Kadar Kalsium Pada Ikan Teri Secara
Kompleksometri. Skripsi. Medan: USU.
38
LAMPIRAN
1 110 8 0,4
2 110 8,3 0,4
3 110 8,1 0,4
W
Normalitas Na2EDTA =
(Vt −Vb ) BE ZnS O4. 7 H 2 O
Keterangan :
110
N1 = = 0,0503 N
( 8−0,4 ) x 287,43
110
N2 = = 0,0484 N
( 8,3−0,4 ) x 287,43
110
N3 = = 0,04970 N
(8,1−0,4)x 28743,
N 1+ N 2 0,0503+ 0,0484
Nr1 = = = 0,0493 N
2 2
N 1+ N 3 0,0503+ 0,0497
Nr2 = = = 0,0500 N
2 2
N 2+ N 3 0,0484+0,0497
Nr2 = = = 0,0490 N
2 2
41
N 1+ Nr 1 0,0500−0,0493
d1 = x100% = x100% = 2,02 %
Nr 1 0,0493
N 3+ Nr 2 0,0497−0,0500
d2 = x100% = x100% = 0,6 %
Nr 2 0,0500
N 3+ Nr 3 0,0497−0,0490
d3 = x100% = x100% = 1,42 %
Nr 3 0,0490
Normalitas Na2EDTA adalah normalitas rata – rata dengan deviasi terkecil ,dalam
hal ini adalah Nr2 = 0,0500 N karena memiliki deviasi terkecil d2 = 0,16%
Keterangan:
Perhitungan:
kalsium1+kalsium 2+kalsium3
% Rata-rata kalsium =
3
= 11,48 %
Karbonat Baku
No Xi (%) ( Xi - X ) ( Xi – X )2
1 11,42 -0,06 0,12
2 11,82 0,34 0,1156
3 11,22 -0,26 0,0676
∑Xi = 34,46 ∑( Xi – X́ ) 2 = 0,
X́ = 11,48 3032
Dari 3 data yang diperoleh, data ke-2 adalah data yang paling
menyimpang maka dilakukan uji Q.
11,82−11,42
Q=
11,82−11,22
44
0,4
=
0,6
= 0,6666
Nilai Qhitung melebihi nilai Q0,95yaitu 0,621 sehingga data ke-2 ditolak.
adalah :
μ= X́ ± t 1 SD/ √ n
α , dk
2
¿ 11,48± 4,9469
4,00−3,225
Kadar air ( ) = X 100
4,00
= 19.38 %
N Lama pemanasan Berat awal (g) Berat akhir (g) Kadar air (%)
o (jam)
1 16 4,00 3,224 19,40
2 17 4,00 3,225 19,37
3 18 4,00 3,225 19,37
4 19 4,00 3,224 19,40
5 20 4,00 3,223 19,42
6 21 4,00 3,225 19,37
X́ =19,38
Ditimbang 4 gram
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 20 ml HCl
Didiamkan selama 24 jam
Sampel + HCl (e)
Nasi
( Vt −Vb ) X BA X N
Kadar Kalsium(mg/g sampel)
Bs X (Va/Vl)
Keterangan:
Volume aliquot = 25 ml
Sampel I
= 1983,96 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1983,96 (mg/100 g)
¿ X 100
100 g
1,98396 g
¿ X 100
100 g
= 1,98%
Sampel II
= 19,4388 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1943,88(mg/100 g)
¿ X 100
100 g
1,94388 g
¿ X 100
100 g
50
= 1,94%
Sampel III
= 19,498 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1949,8(mg /100 g)
¿ X 100
100 g
1,9498 g
¿ X 100
100 g
= 1,94%
Sampel IV
= 19,2384 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1923,84 (mg/100 g)
¿ X 100
100 g
1,92384 g
¿ X 100
100 g
= 1,92%
51
Sampel V
= 19,478 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1947,8(mg /100 g)
¿ X 100
100 g
1,9478 g
¿ X 100
100 g
= 1,94%
Sampel VI
= 19,5189 mg/g
Kadar( mg/100 g)
Kadar Kalsium ( )= X 100
100 g
1951,89(mg/100 g)
¿ X 100
100 g
1,95189 g
¿ X 100
100 g
= 1,95%
52
mg/100 g sampel
˭˭ 1,148 mg/ml
konsentrasilarutan standar
kadar = × volume yang ditambah
Berat sampel
1,148 mg/ ml
¿ ×10 ml
4,00 g
¿ 287 mg /100 g
Sampel I
= 22,3446 mg/g
2234,46−1950,19
¿
287
x 100%
= 99,04%
Sampel II
= 22,3846 mg/g
= 2238,46mg/100 g sampel
2238,46−1950,19
= x 100 %
287
= 100 %
Sampel III
= 22,4047 mg/100 g
= 2240,47mg/100 g sampel
2240,47 – 1950,19
= x 100 %
287
= 101%
56
Sampel IV
= 22,4448mg/g
= 2244,48mg/100 g sampel
2244,48 – 1950,19
= x 100 %
287
= 102%
Sampel V
= 22,4247 mg/g
= 2242,47mg/100 g sampel
2242,47 – 1950,19
= x 100 %
287
= 101%
57
Sampel VI
= 22,4648mg/g
= 2246,48mg/100 g sampel
2246,48 – 1950,19
= x 100 %
287
= 103%
Baku
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-5 adalah data yang paling
2246,48 – 2244,48
¿
2246,48 – 2234,46
2
¿
12,02
¿ 0,1663
2244,48 – 2242,47
Q2=
2246,48 – 2234,46
2, 01
¿
12,02
¿ 0 ,167
2242,47−2240,47
Q3=
2246,48 – 2234,46
2
¿
12,02
59
¿ 0,1663
2240,47−2238,46
Q 4=
2246,48 – 2234,46
2,01
¿
12,02
¿ 0,167
2238,46−2234,46
Q5=
2246,48 – 2234,46
4
¿
12,02
¿ 0,332
2234,46−2238,46
Q 6=
2246,48 – 2234,46
−4
¿
12,02
¿−0,332
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,332 sehingga semua
data diterima.
SD=
√ ∑ ( Xi – X́ )
n−1
¿
√ 93,697
6−1
¿
√ 93,697
5
SD=4,3289
SD
RSD= × 100
X́
60
4,3289
¿ ×100 =¿ 0,1931%
2241,13
95% yaitu :
μ= X́ ± t 1/ 2 α , dk SD / √ n
4,3289
μ=2241,13 ± 2,5706 .
√6
¿ 2241,13 ±2,6369 mg/100 g
61
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar kalsium Dari Sampel Yang Dianalisis
Pada Ikan Teri Nasi
Dari 6 data yang di peroleh data ke-1 adalah data yang paling
1983,96 – 1943,88
¿
1983,96 – 1923,84
40.08
¿
60,12
¿ 0,66
data diterima.
SD=
√ ∑ ( Xi – X́ )
n−1
¿
√ 1885,07
6−1
62
¿
√ 1885,07
5
SD=19,416
SD
RSD= × 100
X́
19,416
¿ ×100
1950,19
¿ 0,99%
95% yaitu :
μ= X́ ± t 1/ 2 α , dk SD / √ n