Вы находитесь на странице: 1из 5

Hikmah sakit

1. Menyebutkan minimal satu hadits dalam bahasa arab dan terjemahannya tentang hikmah
atau keutamaan sakit

2. Menyebutkan minimal 3 keutamaan sakit bagi orang beriman


 Sakit akan menghapuskan dosa
”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit,
dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan
dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
 Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya
merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia
mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan
jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.
(HR. Muslim)
 Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka,
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar,
shohih)
 Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
“Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka
cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu,
kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan,
supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-
An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku,
dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-
Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)

3. Membacakan satu do’a bagi pasien beserta artinya


TAYAMUM

1. Menyebutkan satu nash Qur’an atau Hadits tentang tayamum beserta terjemahan
(Al-Maidah 5 : 6)
Sebab diperbolehkannya tayamum
Ketidakadaan air
Tidak boleh menggunakan air kerana sakit.
Ada air tetapi hanya bisa digunakan untuk keperluan makan dan minum saja.

2. Mempraktekan tayamum
 Niat di dalam hati.
Berniat tayamum untuk menghilangkan hadas kecil / besar karena Allah. Seseorang yang akan
melakukan tayammum wajib berniat di dalam hati terlebih dahulu. (Contoh: Nawaitu
tayamuma listibaahatis shalaati farduu lillahi ta’aalaa – niat saya tayamum untuk
melaksanakan shalat fardu karena Allah) Berdasarkan sabda Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa
sallam, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapat balasan
sesuai dengan yang diniatkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
 Membaca Bismillah.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Huroiroh rodhiyAllahu ‘anhu,
bahwa Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sholat bagi orang yang tidak
berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
 Menepukkan kedua tangan ke tanah yang suci, cukup sekali tepukan.
Kemudian mengusap telapak tangan ke muka. Setelah itu mengusap telapak tangan yang satu
dengan yang lain secara bergantian, dimulai dari ujung-ujung jari hingga pergelangan tangan.
Hal ini berdasarkan hadits Ammar rodhiyAllahu ‘anhu, “Rasulullah pernah mengutusku untuk
suatu keperluan. Ketika itu saya sedang junub dan tidak mendapatkan air. Maka saya
berguling-guling di tanah sebagaimana berguling-gulingnya seekor binatang. Lalu saya
mendatangi Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam. Saya ceritakan kejadian itu kepada beliau.
Kemudian beliau berkata, “Sebenarnya cukup bagimu untuk menepukkan telapak tangan
demikian.” Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah sekali tepukan,
lalu beliau tiup. Setelah itu beliau usapkan ke muka dan kedua telapak tangan beliau.” (HR.
Bukhori dan Muslim)

TALKIN

1. Membacakan satu ayat / hadits tentang sakaratul maut beserta terjemahan

‫لقنوا موتا كم ال إله إال هللا‬

( laqqinuu mautaakum laa ilaha illallah )


“Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa
Allah’” (H.R.Muslim: 916)

2. Mendemostrasikan bimbingan talkin sakaratul maut


a. Mentalqinkan kalimat syahadat
Mentalqin orang yang akan meninggal dunia cukup sekali saja, tidak perlu diulang-ulang
kecuali apabila setelah di-talqin dia mengucapkan kalimat yang lain maka hendaknya diulang
sekali lagi agar akhir ucapannya adalah kalimat syahadat.
Ibnu Al Mubarak berkata: ”Talqinlah orang yang akan meninggal dunia dengan kalimat ‘Laa
Ilaaha Illa Allah’ dan jika telah mengucapakannya maka jangan diulangi lagi” (Tadzkirah fi
ahwalil mautaa wa umuril akhirah: 30,imam Al Qurthubiy, cet:Daarul ‘Aqidah).

Bukanlah yang dinamakan mentalqin dengan menyebut-nyebut kalimat syahadat di depan


orang orang akan meninggal dunia dan memperdengarkannya, akan tetapi dengan
memerintahkan seseorang yang akan meninggal dunia agar mengucapkannya. Dalilnya adalah
Hadits Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjenguk salah seorang sahabat dari kalangan Anshar lalu mengatakan:

“Wahai paman, ucapkanlah: “Laa ilaaha illa Allah.” Beliau bertanya: “Apakah paman dari
pihak ibu atau bapak? Jawabnya: “Dari pihak ibu”. Maka ia berkata: “Apakah lebih baik
bagi diriku untuk mengucapkan: “Laa ilaaha illa Allah?” . Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab : “Ya”8.

Mentalqin bisa juga dengan mengingatkan hadits tentang talqin

Imam al Qurthubiy mengatakan: “Dan kadang kala talqin dilakukan dengan


menyebutkan hadits tentang talqin di sisi seorang yang alim sebagaimana disebutkan oleh
Abu Nu’aim bahwasanya Abu Zur’ah sedang dalam keadaan akan meninggal dunia dan di
sisinya ada Abu Hatim, Muhammad bin Salamah, Mundzir bin Syaadzaan dan sekelompok
ulama’ yang lainnya. Lalu mereka menyebutkan hadits talqin namun merasa malu terhadap
Abu Zur’ah. Lantas mereka mengatakan, wahai sahabat- sahabat kami marilah kita
mengingat-ingat kembali hadits tentang talqin. Abu Maslamah berkata: ‘Telah
menceritakan kepada kami Adh Dhahak bin Makhlad,telah menceritakan kepada kami Abu
‘Ashim, ia berkata telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih bin
Abi Gharib…. dan Abu Masalamah tidak melanjutkan sementara yang lain diam. Berkata Abu
Zur’ah sedangkan beliau dalam keadaan akan meninggal dunia: Telah menceritakan kepada
kami Abu ‘Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih bin Abi Gharib dari Katsir bin
Murrah al Hadhramiy dari Mu’ad bin Jabal berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda:

“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah ‘Laa ilaaha illa Allah’ maka akan masuk
surga”.

b. Menghadapkannya ke arah kiblat. Ada dua cara:


 Tidur terlentang sambil menghadapkan wajahnya ke arah kiblat
 Berbaring miring ke kanan dan wajahnya menghadap ke arah kiblat

Selain mentalqinkan kalimat laa ilaaha illa Allah ada hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan
oleh orang yang menghadiri saudaranya yang akan meninggal dunia, yaitu:

- Mendo’akan kebaikan kepadanya dan tidaklah mengucapkan sesuatu di sisinya melainkan


kebaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian menghadiri orang sakit atau akan
meninggal dunia maka hendaklah mengatakan kebaikan. Sebab sesungguhnya malaikat akan
mengaminkan apa yang kalian katakan” (HR. Muslim:919)
Imam An Nawawiy mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengucapkan
ucapan yang baik seperti do’a , istighfar,meminta kelembutan dan rahmat Allah untuknya dan yang
semisalnya” (Syarh Muslim:6/222)

- Memberikan rasa tenang kepada orang yang akan meninggal dunia


Yaitu mengabarkan tentang dekatnya rahmat Allah serta menganjurkannya untuk husnuzhan
(berbaik sangka) terhadap Tuhannya. Imam An Nawawiy mengatakan:
“Disunnahkan bagi yang hadir di sisi orang yang akan meninggal dunia untuk memberikan
motivasi agar sangat mengharapkan rahmat Allah serta menganjur kannya untuk berbaik sangka terhadap
Tuhannya. Dan juga menyebut kan dalil-dalil tentang pengharapan rahmat Allah serta memotivasi orang
yang akan meninggal dunia untuk mendapatkannya. (Al Majmu’ Syarh al Muhadzab: 5/109, Imam an
Nawawiy – Maktabah syamilah)

SHALAT JENAZAH

1. Membacakan salah satu nash Qur’an/hadits tentang shalat jenazah beserta terjemahan
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‫صلُّ ْوا‬
َ ‫علَى‬
َ ‫صاحِ بِ ُك ْْم‬
َ
Shalatkanlah saudara kalian. [HR Abu Dawud].
2. Hapal do’a shalat mulai takbirotul ihram sampai salam beserta terjemahan
Urutan tata cara menyalatkan mayit :
 Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).
Tanpa perlu membaca iftiftah langsung berta’aawudz (‫الر ِجيم‬ ِ ‫ )ِِأَع ُّْوذُ بِاللِ ِمنَ الشَّي َط‬dan
َّ ‫ان‬
membaca basmalah. Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.
 Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Nabi :
Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
shalawat,

“Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad kamaa shalayta ‘alaa
ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim wa baarik ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad
kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid”

“Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam atas junjungan kami, Muhammad, dan atas
keluarganya, seperti engkau limpahkan shalawat atas junjungan kami, Ibrahim, dan atas
keluarganya; dan berkahilah junjungan kami, Muhammad, dan keluarganya, seperti
engkau berkahi junjungan kami, Ibrahim, dan keluarganya. Sesungguhnya engkau Maha
Terpuji dan Mulia”

 Melakukan takbir ketiga dan mendoakan jenazah dengan doa-doa

ْ‫عافِ ِه‬
َ ‫ْو‬
َ ‫ْو‬
َ ‫ْف‬ َ ‫ار َح ْمهُْلَهُْا ْغف ِْرْاَللَّ ُه َّْم‬
ُ ‫ع ْنهُْاع‬ ْ ‫َو‬
(untuk perempuan lahu diganti dengan lahaa)
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia.” (HR. Muslim)

Adapun bila yang dishalatkan itu anak kecil, doa yang dibaca yaitu,
ً ‫اللّ ُه َّم اجْ َع ْلهُ ِل َوا ِلدَ ْي ِه فَ َر‬
َ ‫طا َوأَجْ ًرا و‬
‫ش ِفي ًعا ُم َجابًا‬
“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan, pahala, dan sebagai syafaat yang mustajab
untuk kedua orang tuanya.” (HR. Al-Bukhari)

 Selepas berdoa kemudian melakukan takbir terakhir (takbir keempat), berhenti sejenak,
lalu ditutup dengan salam.
3. Mampu mempraktekkan/mendemonstrasikan shalat jenazah
a. Berjamaah dalam salat jenazah
 Sangat dianjurkan jumlah jama’ah sebanyak 40 orang
 Dianjurkan dibuat tiga shaf , walaupun yang menshalatkannya sedikit
b. Posisi Berdirinya Imam
Jika jenazah laki-laki maka posisi imam sejajar dengan kepala jenazah
Jika jenazah perempuan maka posisi imam sejajar dengan bagian tengah tubuh jenazah

Вам также может понравиться