Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Menyebutkan minimal satu hadits dalam bahasa arab dan terjemahannya tentang hikmah
atau keutamaan sakit
1. Menyebutkan satu nash Qur’an atau Hadits tentang tayamum beserta terjemahan
(Al-Maidah 5 : 6)
Sebab diperbolehkannya tayamum
Ketidakadaan air
Tidak boleh menggunakan air kerana sakit.
Ada air tetapi hanya bisa digunakan untuk keperluan makan dan minum saja.
2. Mempraktekan tayamum
Niat di dalam hati.
Berniat tayamum untuk menghilangkan hadas kecil / besar karena Allah. Seseorang yang akan
melakukan tayammum wajib berniat di dalam hati terlebih dahulu. (Contoh: Nawaitu
tayamuma listibaahatis shalaati farduu lillahi ta’aalaa – niat saya tayamum untuk
melaksanakan shalat fardu karena Allah) Berdasarkan sabda Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa
sallam, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapat balasan
sesuai dengan yang diniatkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Membaca Bismillah.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Huroiroh rodhiyAllahu ‘anhu,
bahwa Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sholat bagi orang yang tidak
berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Menepukkan kedua tangan ke tanah yang suci, cukup sekali tepukan.
Kemudian mengusap telapak tangan ke muka. Setelah itu mengusap telapak tangan yang satu
dengan yang lain secara bergantian, dimulai dari ujung-ujung jari hingga pergelangan tangan.
Hal ini berdasarkan hadits Ammar rodhiyAllahu ‘anhu, “Rasulullah pernah mengutusku untuk
suatu keperluan. Ketika itu saya sedang junub dan tidak mendapatkan air. Maka saya
berguling-guling di tanah sebagaimana berguling-gulingnya seekor binatang. Lalu saya
mendatangi Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam. Saya ceritakan kejadian itu kepada beliau.
Kemudian beliau berkata, “Sebenarnya cukup bagimu untuk menepukkan telapak tangan
demikian.” Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah sekali tepukan,
lalu beliau tiup. Setelah itu beliau usapkan ke muka dan kedua telapak tangan beliau.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
TALKIN
“Wahai paman, ucapkanlah: “Laa ilaaha illa Allah.” Beliau bertanya: “Apakah paman dari
pihak ibu atau bapak? Jawabnya: “Dari pihak ibu”. Maka ia berkata: “Apakah lebih baik
bagi diriku untuk mengucapkan: “Laa ilaaha illa Allah?” . Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab : “Ya”8.
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah ‘Laa ilaaha illa Allah’ maka akan masuk
surga”.
Selain mentalqinkan kalimat laa ilaaha illa Allah ada hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan
oleh orang yang menghadiri saudaranya yang akan meninggal dunia, yaitu:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian menghadiri orang sakit atau akan
meninggal dunia maka hendaklah mengatakan kebaikan. Sebab sesungguhnya malaikat akan
mengaminkan apa yang kalian katakan” (HR. Muslim:919)
Imam An Nawawiy mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengucapkan
ucapan yang baik seperti do’a , istighfar,meminta kelembutan dan rahmat Allah untuknya dan yang
semisalnya” (Syarh Muslim:6/222)
SHALAT JENAZAH
1. Membacakan salah satu nash Qur’an/hadits tentang shalat jenazah beserta terjemahan
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
صلُّ ْوا
َ علَى
َ صاحِ بِ ُك ْْم
َ
Shalatkanlah saudara kalian. [HR Abu Dawud].
2. Hapal do’a shalat mulai takbirotul ihram sampai salam beserta terjemahan
Urutan tata cara menyalatkan mayit :
Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).
Tanpa perlu membaca iftiftah langsung berta’aawudz (الر ِجيم ِ )ِِأَع ُّْوذُ بِاللِ ِمنَ الشَّي َطdan
َّ ان
membaca basmalah. Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.
Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Nabi :
Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
shalawat,
“Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad kamaa shalayta ‘alaa
ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim wa baarik ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad
kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid”
“Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam atas junjungan kami, Muhammad, dan atas
keluarganya, seperti engkau limpahkan shalawat atas junjungan kami, Ibrahim, dan atas
keluarganya; dan berkahilah junjungan kami, Muhammad, dan keluarganya, seperti
engkau berkahi junjungan kami, Ibrahim, dan keluarganya. Sesungguhnya engkau Maha
Terpuji dan Mulia”
ْعافِ ِه
َ ْو
َ ْو
َ ْف َ ار َح ْمهُْلَهُْا ْغف ِْرْاَللَّ ُه َّْم
ُ ع ْنهُْاع ْ َو
(untuk perempuan lahu diganti dengan lahaa)
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia.” (HR. Muslim)
Adapun bila yang dishalatkan itu anak kecil, doa yang dibaca yaitu,
ً اللّ ُه َّم اجْ َع ْلهُ ِل َوا ِلدَ ْي ِه فَ َر
َ طا َوأَجْ ًرا و
ش ِفي ًعا ُم َجابًا
“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan, pahala, dan sebagai syafaat yang mustajab
untuk kedua orang tuanya.” (HR. Al-Bukhari)
Selepas berdoa kemudian melakukan takbir terakhir (takbir keempat), berhenti sejenak,
lalu ditutup dengan salam.
3. Mampu mempraktekkan/mendemonstrasikan shalat jenazah
a. Berjamaah dalam salat jenazah
Sangat dianjurkan jumlah jama’ah sebanyak 40 orang
Dianjurkan dibuat tiga shaf , walaupun yang menshalatkannya sedikit
b. Posisi Berdirinya Imam
Jika jenazah laki-laki maka posisi imam sejajar dengan kepala jenazah
Jika jenazah perempuan maka posisi imam sejajar dengan bagian tengah tubuh jenazah