Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
ACER 1
di bawah 5 tahun tetapi diagnosis sulit ditegakkan. World Health Organization
memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara
berkembang dengan angka kejadian ISPA pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15%-20% pertahun pada 13 juta anak balita di dunia golongan usia
balita. Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) anak – anak di seluruh dunia meninggal
karena ISPA, 70 % dari Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2002).
Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia.
ISPA merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien pada sarana kesehatan.
Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat dipuskesmas dan 15%-30% kunjungan
berobat dirawat jalan dan rawat inap (triska, 2007). Berdasarkan penelitian Djaja et
al. (2001) didapatkan bahwa prevalensi ISPA di perkotaan sebesar 11,2%, sementara
di pedesaan 8,4%; di Jawa-Bali 10,7%, dan di luar Jawa-bali 7,8%. Berdasarkan
klasifikasi daerah, prevalensi ISPA untuk daerah tidak tertinggal sebesar 9,7%,
sementara di daerah tertinggal 8,4%. Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan
kasus tertinggi dari 10 besar penyakit baik pneumoni maupun non pneumoni pada
Puskesmas Mangaran tahun 2016 yakni sebesar 201 kasus ISPA Pneumonia dan
1900 ISPA non pneumoia kasus dari 32.358 orang jumlah penduduk wilayah
Puskesmas Mangaran.
Beberapa indikator untuk mengetahui mutu efisiensi rawat inap antara lain :
pemanfaatan tempat tidur, pemanfaatan tenaga, pemanfaatan penunjang medik, dan
keuangan. Indikator pemanfaatan tempat tidur sendiri yang mudah kita lihat dan kita
ketahui adalah melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate, BTO/ Bed Turn Over,
ALOS/ Average Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval (Sabarguna, 2004). BOR
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rawat inap.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). TOI
adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. ALOS adalah
suatu gambaran mutu pelayanan yang Pada tahun 2004 rata-rata nilai BOR nasional
adalah sebesar 55,6%, tahun 2005 rata-rata BOR nasional sebesar 56,2%, dan BOR
nasional tahun 2006 sebesar 57%. Selain itu, untuk rata-rata lama hari perawatan
(LOS) nasional secara umum cenderung fluktuatif. Rata-rata nilai LOS nasional
pada tahun 2004 adalah 4,4 hari, rata-rata LOS nasional tahun 2005 adalah 5,1 hari,
dan pada tahun 2006 rata-rata LOS nasional adalah 4 hari (Depkes RI, 2008).
menggambarkan rata-rata lama rawat seorang pasien Depkes RI (2005).
Cakupan BOR pada puskesmas Mangaran tahun 2016 tadalah sebesar 25%
sedangkan target nasional yakni 60% dan terdapat kesenjangan sebesar -16,99%.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,
mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan.
ACER 2
Untuk mengoptimalkan kinerja Puskesmas, perlu dibuat Rencana Pelaksanaan Kerja
Puskesmas atau yang biasa disebut dengan Plan Of Action Puskesmas (POA).
Adanya RUK-RPK Puskesmas Mangaran tahun 2017 ini, maka diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan aktivitasnya dalam tahun 2018.
Kegiatan yang terencana tentu akan mengoptimalkan pencapaian target yang telah
ditentukan sehingga pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Mangaran lebih
terarah.
1.2.TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan klinis pengobatan dasar Puskesmas Mangaran
.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kompetensi petugas Puskesmas Mangaran sesuai dengan
standar puskesmas;
2. Meningkatkan Bangunan, Alat, Bahan, serta Sarana dan prasaran UGD,
rawat inap, dan BP sesuai dengan standar puskesmas;
3. Menurunkan angka kesakitan pasien Puskesmas Mangaran ;
4. Meningkatkan kepercayaan dan kunjungan masyarakat ke Puskesmas
Mangaran .
5. Meningkatkan kepuasan pasien
1.2 Manfaat
1.3.1 Visi
“meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Mangaran ”
1.3.2 Misi
ACER 3
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM klinis melalui
pelatihan dan peningkatan kompetensi SDM klinis
2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi masalah
penyakit.
3. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan melalui peningkatan sarana dan prasarana layanan
klinis.
4. Meningkatkan kesadaran tenaga klinis tentang keselamatan
pasien
ACER 4