Вы находитесь на странице: 1из 6

MAKALAH MIKOLOGI

Non Dermatophytosis (Piedra, Tricomikosis aksilaris, Otomikosis)

DISUSUN OLEH:

Fyvin Phatarina (1634006)

Riyana (1634009)

Celine Dian K (16340013)

DOSEN PEMBIMBING:

Haridawati, Bsc.S.Pd

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN

PALEMBANG

TAHUN 2018
A. Piedra
Piedra adalah infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan/nodus
sepanjang rambut. Disebabkan oleh Piedreaia hortae (black piedra) dan Trichosporon
beigelii (white piedra).
1. Gejala Klinis :
a. Piedra hanya menyerang rambut kepala, janggut dan kumis tanpa memberi
keluhan. Krusta melekat erat sekali pada rambut yang terserang. Ukurannya
dapat sangat kecil sampai besar. Benjolan yang besar dapat mudah dilihat,
diraba dan teraba kasar bila rambut diraba dengan jari. Jika rambut disisir, maka
akan terdengar suara metal (klik).
b. Piedra hitam menyerang rambut kepala di bawah kutikel, kemudian
membengkak dan pecah untuk menyebar di sekitar rambut (shaft) dan
membentuk benjolan tengguli dan hitam. Piedra ini ditemukan di daerah iklim
tropis.
c. Piedra putih menyerang janggut dan kumis. Benjolan berwarna coklat muda dan
tidak begitu melekat pada rambut.
2. Diagnosis :
a. Piedra hitam : hasil KOH menunjukkan benjolan berukuran macam-macam dan
terpisah satu dengan yang lain. Benjolan berwarna tengguli hitam ini terdiri dari
hifa bersputum, teranyam padat dan di antaranya terdapat askus-askus. Dalam
askus terdapat 4-8 askospora.
b. Piedra putih : hasil KOH menunjukkan benjolan tidak begitu terpisah satu
dengan yang lainnya. Anyaman hifa mengelilingi rambut seperti selubung.
Benjolan lebih mudah lepas dari rambut dan berwarna kehijau-hijauan yang
transparan.
3. . Pengobatan :
memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci rambut dengan larutan
sublimat setia hari. Obat anti jamur yang konvensional juga dapat dipakai
B. Trikomikosis aksilaris
penyakit akibat kuman yang menyerang rambut, biasanya rambut ketiak.
Penyebabnya adalah Corynebacterium tenuis. Rambut tampak berkerak, yang pada
pemeriksaan mikroskopis terlihat adanya kuman berbentuk basil dan kokus. Dulu
penyakit ini dimasukkan ke dalam penyakit jamur, karena penyebabnya digolongkan
jamur yang disebut Nocardia tenuis.
1. Penyebab
Nocardia tenuis/Corynebacterium tenuis
2. Morfologi
Pada rambut ketiak terdapat kerak yang berwarna kekuningan dan lipatan kerak
yang disertai koloni bakteri/jamur.
3. Patologi klinis
Kerak pada rambut ketiak/pubis, keringat berwarna kemerahan dan gatal.
4. Diagnosis
Rambut dengan kelainan ditambah larutan KOH 10%
5. Pengobatan
 Mencukur rambut yang terdapat kelainan
 Salep antijamur/sublimat 1% dalam alkohol

C. Otomikosis
Otomikosis adalah suatu proses peradangan pada liang telinga yang disebabkan
oleh infeksi jamur. Otomikosis adalah infeksi jamur superfisial atau sub akut pada
kanalis auditorius externus. Jamur yang bertanggung jawab pada keadaan klinis ini
ditemukan sebagai saprofit terhadap lingkungan. Jamur biasanya menginvasi secara
sekunder pada jaringan luka yang pertama kali disebabkan oleh infeksi bakteri, cedera
fisik atau penimbunan serumen yang berlebihan di kanalis auditorius externus.
Banyak faktor yang dikemukakan sebagai predisposisi terjadinya otomikosis,
termasuk cuaca yang lembab, adanya serumen, instrumentasi pada telinga, status pasien
yang immunocompromised , dan peningkatan pemakaian preparat steroid dan antibiotik
topikal.
1. Penyebab
Otomikosis disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat
saprofit. Aspergillus dan Candida adalah kelompok jamur yang sering ditemukan
pada kasus-kasus otomikosis. Selain itu jamur Pityrosporum juga sering ditemukan
sebagai penyebab dari otomikosis. Pityrosporum dapat menyebabkan terbentuknya
sisik yang menyerupai ketombe.
2. Gejala Klinis
Gejala yang sering dirasakan adalah rasa penuh pada telinga, otore (keluar
cairan dari telinga) ,otalgia (sakit pada telinga), gangguan pendengaran dan tinnitus.
Gejala gangguan pendengaran pada kasus otomikosis biasanya disebabkan oleh
adanya akumulasi dari debris mikotik dalam liang telinga.
Pada liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan
kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun
telinga sebelah dalam. Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama
halus. Bila meluas sampai kedalam, sampai ke membran timpani, maka akan dapat
mengeluarkan cairan serosanguinos.
Pada pemeriksaan telinga yang dicurigai otomikosis, didapati adanya akumulasi
debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang berwana putih dan
panjang dari permukaan kulit, hilangnya pembengkakan signifikan pada dinding
kanalis, dan area melingkar dari jaringan granulasi diantara kanalis eksterna atau
pada membran timpani.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Preparat langsung : skuama dari kerokan kulit liang telinga diperiksa dengan
KOH 10 % akan tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan kadang-kadang dapat
ditemyukan spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.
b. Pembiakan : Skuama dibiakkan pada media Agar Saboraud, dan dieramkan
pada suhu kamar. Koloni akan tumbuh dalam satu minggu berupa koloni
filament berwarna putih. Dengan mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada
ujung-ujung hifa dapat ditemukan sterigma dan spora berjejer melekat pada
permukaannya.
4. Pengobatan
 Dengan mengeluarkan kotoran liang telinga.
 Antimikotik topikal akan lebih efektif dalam bentuk bubuk atau dalam
bentuk salep seperti nystatin dan triamcinolone.Antimikotik topikal dapat
digunakan selama 4-6 minggu.
 Antimikotik oral seperti flukonazol dapat digunakan pada kasus-kasus yang
sulit disembuhkan.
 Otomikosis akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan sebagai obat tetes
adalah sulit untuk diobati. Antibiotik dan steroid tidak dapat membantu
menyembuhkan otomikosis tetapi akan meningkatkan pertumbuhan jamur
khususnya Candida.
5. Pencegahan
 biasakan mengorek kuping dengan bahan yang soft (katenbat)
 untuk serumen yang basah perlu sering” dibersihkan
DAFTAR PUSTAKA

Trelia Boel. (2003).Mikosis Superfisial.Retrieved from USU digital Library.

External Ear Canal. Available from www.entusa.com, last update on June 29, 2009

Dixon, Bernard. (1995). Treating swimmer's ear. British Medical Journal, 310(6976), 405.
Retrieved July 6, 2009, from ProQuest Medical Library. (Document ID: 6308792).

Fungal Ear Infection. available from www.patient.co.uk last update on June 22,2008.

Ali Zarei Mahmoudabadi. (2006). Mycological Studies in 15 Cases of Otomycosis. Pakistan


Journal of Medical Sciences, 22 (4 ),486-488

Вам также может понравиться