Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus


Desain studi kasus ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi
kasus untuk mengeksplorasi masalah implementasi keperawatan pada pasien
diabetes melitus tipe II dengan masalah kerusakan integritas kulit diruang
Komering 1.2 di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
serta dokumentasi.

3.2 Kerangka konsep

PengkajianKeperawatan

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan integritas
kulit Perencanaan Keperawatan

Implementasi Keperawatan
a. Melakukan perawatan
luka
b. Melatih rentan gerak

Evaluasi Keperawatan

66 Poltekkes Kemenkes Palembang


67

Keterangan

: Tidak di teliti

: Di teliti

3.3 Definisi Istilah


a. Pasien diabetes melitus adalah suatu keadaan yakni tubuh tidak dapat
menghasilkan hormon insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak dapat
memanfaatkan secara optimal insulin yang dihasilkan. Dalam hal ini,
terjadi lonjakan kadar gula dalam darah melebihi normal
b. Kerusakan integritas kulit adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis). Dengan batasan karakteristik kerusakan kulit dan jaringan
(misalnya kulit, membran mukosa, integumen, atau subkutan) dan
kerusakan jaringan.

3.4 SubyekStudi Kasus


Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian keperawatan adalah
pasien diabetes melitus tipe II dengan masalah kerusakan integritas kulit.
Adapun subyek penelitian yang telahditeliti minimal berjumlah dua kasus
dengan masalah keperawatan yang sama yaitu diabetes melitus tipe II
dengan masalah kerusakan integritas kulit.

3.5 Fokus Studi Kasus


Studi kasus penelitian ini berfokus pada pelaksanaan implementasi
keperawatan pada pasiendiabetes melitus tipe II dengan masalah kerusakan
integritas kulit dalam penatalaksanaan perawatan luka pada pasien.

3.6 Tempatdan Waktu


Studi kasus ini akan dilakukan diruangKomering 1.2 di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian telah dilakukan pada bulan mei

Poltekkes Kemenkes Palembang


68

2018. Lama waktu penelitian yaitu minimal selama 3 hari dan maksimal 1
minggu.

3.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam studi
kasus ini adalah format pengkajian asuhan keperawatan, yang meliputi
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Metode yang digunakandalampengumpulan data pada studi kasus
iniadalah :
a. Observasi dan pemeriksaan fisik yaitu dengan pendekatan IPPA
(Inspeksi palpasi perkusi dan auskultasi)
b. Wawancara yaitu hasil anamnesa berisi tentang identitas klien keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayatpenyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, sedangkan sumber data di dapatkan dari
pasien,keluarga, dan perawat di rumah sakit.
c. Studi dokumentasi kesehatan pasien dan hasil dari pemeriksaan
diagnostik.

3.8 Analisa dan Penyajian data


Menurut Sudjanan (2005) penyajian data yang telah dikumpulkan, baik
berasal dari populasi ataupun sampel, untuk keperluan laporan dan analisis
selanjutnya, perlu ditur, disusun, disajikan dalam bentuk yang lebih jelas
dan baik. Adapun bentuk penyajian data dalam penelitian ini yaitu meliputi
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

3.9 Etika Studi Kasus


Menurut Notoadmodjo (2014) secara garis besar dalam melaksanakan
sebuah penelitian atau studi kasus ada empat prinsip yang harus dipegang
teguh yakni :

Poltekkes Kemenkes Palembang


69

a. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human


Dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Didamping itu,
penelitian juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk berpartisipasi
atau tidak berpartisipasi dalam penelitian.

b. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for


Privacy and Confidentially)
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan
kerahasian identitas subjek.
c. Keadilan dan Inklusivitas/ keterbukaan (Respect for Justice and
Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dana perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
leterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan
menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa
semua objek npenelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang
sama tanpa membedakan gender, agama , etis dan sebagainya.
d. Memperhatikan Manfaat dan Kerugian yang ditimbulkan (Balancing
Harms and Benefis)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin
bagi masyarakat pada umumnya, dan subyek penelitian pada khususnya.
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan
subjyek. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mecegah atau
paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres maupun kematian subyek
penelitian.

Poltekkes Kemenkes Palembang

Вам также может понравиться