Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
global yang belakangan ini menjadi booming dan menjadi perhatian banyak negara
kehidupan manusia dan kejahatan ini menyerang usia produktif secara global.
kebijakan dan sejumlah besar pemerintah, mencakup beberapa isu penting dan
pemerintah terlibat di dalam perdebatan publik mengenai isu tersebut. Kedua, isu
tersebut memperleh liputan secara terus-menerus dalam pers dunia, dalam surat
kabar dan majalah-majalah, siaran radio, dan tayangan televisi. Ketiga, isu tersebut
menjadi onjek dari studi, penelitian, perdebatan secara serius dan terus menerus
diseluruh masyarakat internasional atau dunia. Keempat, isu tersebut nampak dalam
internasional1.
1
James E. Dougherty. 1981. “The Configuration of the Global System”, dalam Gavin Boyd and
Charles Pentland (eds.), Issues in Global Politics, London: The Free Press, hal. 6.
1
2
perhatian khusus dari pemerintah serta elit politik pembuat kebijakan seluruh dunia.
Pembuat kebijakan elit di dunia bahkan membuat regulasi khusus yang mengatur
Indikator kedua, perdagangan narkoba telah menjadi liputan secara terus menerus
mafia di Eropa Timur sering menjadi pemberitaan pers diseluruh dunia. Indikator
adalah isu ini telah menjadi subjek studi dan penelitian-penelitian secara serius oleh
para ahli dan ilmuwan diseluruh dunia. Banyak penelitian yang membahas
informasi tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh narkoba tersebut. indikator
keempat yang juga terakhir adalah perdagangan narkoba telah menjadi agenda
perdagangan narkoba, yaitu United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Oleh karena beberapa alasan di ataslah perdagangan narkoba bisa dikatakan sebagai
isu global kontemporer yang layak memperoleh perhatian khusus dari seluruh
negara di dunia.
lintas batas negara. hal inilah yang mendorong serta semakin memudahkan aktivitas
gerakan revolusioner maupun teorisme telah kehilangan pasokan dana yang berasal
pendanaan baru dengan berbisnis narkoba yang dianggap sebagai cara yang paling
signifikan untuk mencapai tujuan tersebut. Profitnya yang besar dan tidak
membutuhkan sarana operasional yang rumit, sehingga produsen bisa bisa meraup
yang bisa dihasilkan dari kejahatan perdagangan narkoba mencapai US$ 500 Juta2.
narkoba di seluruh dunia. Globalisasi yang menjadikan dunia seolah tanpa batas
membuat pergerakan barang dan jasa serta pertukaran informasi semakin mudah
secara tidak terkontrol justru menjadi ancaman bagi sebuah negara. sebagai dampak
agen narkoba dunia seperti dari Kolombia, Meksiko, China dan negara lainnya
menjual narkoba ke negara seperti Amerika Serikat dan Indonesia. Kejahatan yang
tanpa adanya jaringan tersebut maka aktivitasnya akan sulit untuk dilakukan.
2
Chris Brown. 1997. Understanding International Relations. Basingstoke: MacMillan, hal. 228.
3
Neil Boister. 2003. “Transnational Criminal Law. European Journal of International Law.
4
ruanglingkup suatu negara namun dampaknya turut dirasakan oleh negara lain. bila
dilihat ruang lingkup peredaran narkoba, merupakan kejahatan yang sangat luas dan
melampaui batas suatu negara, bisa bergerak ke semua lapisan sosial ekonomi
distribution and sale of substances which are subject to drug prohibition laws.
Berdasarkan pengertian ini, bahwa perdagangan narkoba bukan hanya terbatas pada
Convention on Narcotic Drugs pada tahun 1961 yang kemudian diamandemen pada
tahun 1972, Single Convention on Narcotic Drugs pada tahun 1971, dan selanjutnya
Psycotropic substances yang dilaksanakan pada tahun 1988 (UNODC). Selain itu,
negara-negara dunia, termasuk salah satunya Indonesia melalui Interpol juga telah
4
Kompasiana. Dependency Theory and Indonesia, 26 Juni 2009 dalam
(www.kompasiana.com/post/bisnis/2009/06/26/dependency-theory-and-indonesia), diakses 29
Mei 2016.
5
masing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Narkotika dan bahan berbahaya atau biasa dikenal dengan istilah narkoba,
secara harfiah berasal dari bahasa Yunani dari kata narke, yang berarti beku,
lumpuh, kelenger, dan dungu5. Narkotika merujuk pada sesuatu yang bisa membuat
seseorang tidak sadarkan diri (fly). Dalam bahasa inggris narcotic lebih mengarah
Indonesia tahun 1997, narkotika didefinisikan sebagai zat atau obat yang berasal
dari tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang bisa menyebabkan atau
tigas level, yaitu level I, II dan III di mana letak perbedaannya pada skala potensi
yang mengakibatkan ketergantungan dari mulai skala sangat tinggi. Level I berupa
opium, koka, Ganja, dan heroin, level II berupa morfina, fetanil, dan petidina, yang
merupakan zat padat, cair maupun yang dimasukkan ke dalam tubuh yang dapat
mengubah fungsi dan struktur secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan,
air dan oksigen yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal.
5
Wison Nadack. 1983. Korban Ganja dan Masalah Narkotika. Bandung: Indonesia Publishing
House, hal. 122.
6
Pemerintah DI Yogyakarta. 2004. Narkoba dan Permasalahannya. Yogyakarta.
6
7
sejak awal peradaban manusia, narkoba atau yang biasa dikenal orang dngan
sebutan “candu” sudah digunakan sebagai salah satu obat terapi. Pada tahun 2000
SM bangsa Sumeria pertam sekali mengenal serbuk sari bunga Opion (opium), atau
candu atau yang biasa disebut “Hul Gill”, yang berarti obat yang menggembirakan
yang memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang rasa sakit saat dihirup.
Namun, filsuf dan ahli medis Hippocrates, Plinus, Theophratus, dan Dioscorides
pembedahan. Saat itu Hippocrates belum menemukan bahan aktif candu, namun
dia mengetahui manfaat dari candu yang sifatnya analgesik (pereda rasa sakit) dan
narkotik. Pada zaman dulu, candu masih dikonsumsi mentah, baru kemudia pada
tahun 1805 morfin mulai dikenal untuk pertama kalinya menggantikan candu
dan sesak. Candu mentah hanya digunakan untuk pengobatan sampai pada akhirnya
Inggris7.
Candu mulai dikenalkan di India dan Persia oleh Alexander the Great pada
330 SM. Pada saat itu orang India dan Persia menggunakan candu hanya dalam
tembakau untuk menghisap candu pada tahun 1680. Sementara itu, penggunaan
7
Budi Winarno. 2014. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS, hal. 400.
8
jarum suntuk baru dikenalkan oleh Dr. Alexander Wood dari Edinburgh yang
memudahkan orang dalam mengkonsumsi candu yang bahkan tiga kali lebih cepat
dari biasanya8.
Pada akhir abad ke-19 ahli kimia mulai mengubah struktur melekul morfin
menjadi obat yang kurang menyebabkan ketagihan. Pada tahun 1874 seorang
pesat di Amerika Serikat dan mudah sekali ditemukan dalam bentuk tonikum dan
obat paten. Pada tahun 1878 kerajaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk
mengerem penggunaan dan impor opium secara bebas terutama dari China. Hal ini
sama juga seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat yang mengeluarkan
Undang-Undang Makanan dan Obat (Food and Drug Act) pada tahun 1906 dan
label yang jelas untuk setiap kandungan opium dalam obat yang mereka produksi.
Pada tahun 1923 Badan Obat Amerika Serikat (FDA) melarang penjualan semua
bahan narkotika terutama heroin, namun walau demikian para pecandu tetap
membelinya dari pasar gelap. Pada tahun 1970 Presiden Amerika Serikat yaitu
8
Jangkar. “Sejarah Narkoba”, dalam (http://www.jangkar.org) diakses 29 Mei 2016.
9
Ibid.
9
menyebabkan perdagangan narkoba sehingga sampai pada saat ini semakin marak.
Hal ini terjadi karena globalisasi menciptakan ruang di mana negara tidak lagi
kedudukan negara menjadi lemah dan batas antaregara menjadi tidak jelas. Dampak
yang ditimbulkan oleh globalisasi ini adalah sebagai akibat dari pesatnya
transfortasi yang menyebabkan negara seolah tanpa batas, dan dunia dengan semua
dimensi kehidupannya nampak menjadi satu. Hal ini membawa dampak interaksi
komunikasi antara satu tempat dengan tempat lainnya semakin masif. Fenomena ini
membawa juga pengaruh arah kehidupan masyarakat bangsa dan negara yang
Kawasan Asia Pasifik yang memiliki pertumbuhan ekonomi relatif baik jika
dibandingkan dengan negara-negara yang ada di Afrika dan Amerika Latin menjadi
perdagangan narkoba.
Pasifik membawa dampak kawasan ini menjadi rawan terhadap kejahatan berupa
penyelundupan narkotika, baik yang bersumber dari kawasan ini sendiri, mapun
yang berasal dari berbagai negara, antara lain seperti Amerika Serikat, Asia Selatan,
dan Asia Tenggara. Dibukanya pasar bebas Asia Tenggara (AFTA) tahun 2003,
pengaruhnya, mengingat di dalam kawasan ini terdapat daerah segitig emas, yaitu
Laos, Myanmar dan Thailand yang merupakan wilayah penghasil dan produsen
peredaran sampai ke Asia Pasifik dan Asia Tenggara11. Kondisi politik dan
ekonomi yang belum stabil di Asia Tenggara menguntungkan bagi para sindikat
10
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Upaya ASEAN dalam Mencapai Drugs Free ASEAN
2015. dalam (http://www.setkab.go.id/artikel-5850-.html) diakses 29 Mei 2016.
11
Ibid.
11
BAB III
PEMBAHASAN
dulu hingga saat ini perdagangan ilegal ini dilakukan bahkan semakin luas hingga
sampai saat ini diera globalisasi. Jika pada masa lalu perdagangan narkoba terpusat
di benua Amerika, maka saat ini jaringan narkoba telah menyebar hingga ke Asia,
bahkan Afrika. Selain meluasnya pasar secara internasional, para aktor kejahatan
perdagangan narkoba ini semakin bertambah dan beragam masuk dalam berbagai
Narkoba sendiri memiliki banyak jenis, namun secara global hanya ada dua
jenis yang diperjualbelikan dalam jaringan perdagangan utama, yaitu heroin dan
kokain. Heroin merupakan jenis narkoba yang terbuat dari morfin dan biasanya
diperoleh dari getah opium. Opium, banyak ditemui di daerah Golden Crescent
(Afganistan, Iran, dan Pakistan) dan Golden Triangle (Myanmar, Laos, dan
Vietnam)12. Kedua kawasan inilah yang menjadi pusat persebaran heroin di dunia.
12
Zhang Yong-an. Asia, International Drug Trafficking and US-China Counternarcotics
Cooperation. dalam (http://www.brookings.edu/research/papers/202/02/drug-trafficking-zhang)
diakses 31 Mei 2016.
11
12
Tahun 2010, perdagangan narkoba antara Afganistan dengan Asia Barat dan
Tengah mencapai lebih dari US$ 3 miliar13. Sementara dengan Myanmar dan
negara-negara bekas Uni Soviet lain bahkan bisa mencapai US$ 13 miliar14.
Myanmar, pada tahun 2006 ladang opium yang dimilikinya hanya 21.600 hektar,
namun pada tahun 2011 meningkat menjadi 43.600 hektar15, yang dari hasil ini
penyebarannya melalui jalur darat. Bagi kawasan Golden Crescent, jalaur darat
melalui stasiun kereta api yang menjadi transit utama. Afganistan semakin
Afganistan dan negara-negara Asia Tengah dan Barat, hal ini jelas berdampak
oleh akses yang mudah, melalui stasiun kereta api kuantitas heroin yang bisa
diangkut akan lebih banyak. Arus peredaran narkoba juag didukung dengan adanya
jaringan Al-Qaeda di wilayah tersebut, yang dalam laporan juga terlibat dalam
penyelundupan barang haram ini17. Selain heroin, Al-Qaeda juga terlibat dalam
peredaran kokain.
13
Data dari IMF yang tercantum dalam laporan United Nations on Drugs and Crime (UNODC),
yang berjudul “Misuse of Licit Trade for Opiate Trafficking in Western and Central Asia, p. 11.
dalam (http://www.unodc.org/document/data-and-
analysis/studies/Opiate_Trafficking_and_Trade_Agreements_english_web.pdf.) diakses 31 Mei
2016.
14
United Nations of Drugs Crime. “Drug Trafficking”, dalam
(http://www.unodc.org/unodc/en/drug-trafficking/index.html) diakses 31 Mei 2016.
15
UNODC. 2009. Opium Poppy Cultivation in South-East Asia. Viena: UNODC. hal. 65.
16
UNESCAP. “Expert Group Meeting on Preparations for the Ministerial Conference on
Transport”. Bangkok, 14-15 July 2011.
17
UNODC. “The Transatlantic Cocaine Market”. Research Paper. dalam
(http://www.unodc.org/documents/dat-and-analysis/studies/transatlantic_cocaine_market.pdf)
13
untuk mengangkut barang dagangan dari Amerika Latin menuju ke Afrika Barat.
Dari Afrika Barat ini selanjutnya kokain tersebut dialihkan ke kapal-kapal kecil dan
belahan dunia sebagai akibat dari adanyaa kemudahan dalam bertransaksi antara
konsumen dan produsen. Hasil riset yang dilakukan oleh Bovin menunjukkan
yang di teorikan dalam perspektif sistem dunia (world system) sebagai negara-
negara inti dan negara periferi. Negara-negara inti adalah negara-negara maju,
Dalm hal ini, negara berkembang selalu berada di posisi yang paling lemah daripada
dapat dijual dengan harga tinggi, tetapi dengan biaya produksi yang rendah. Hal ini
18
Ibid.
19
R. Bovin. “Drugs Trafficking Networks in the World Economy”. dalam
(http://www.erdr.org/texes/boivin-pdf) diakses 30 Mei 2016. hal. 4.
14
maju yang bisa menjual barang dengan harga tinggi di negara berkembang.
Dalam perspektif sistem dunia saat ini menganggap bahw fenomena tertentu
rute perdagangan yang sama untuk obat yang berbeda dapat dijelaskan oleh jarak
geografis antara sumber dan negara yang dituju. Negara-negara yang rentan dengan
Amerika Latin dan Afrika telah menciptakan struktur perdagangan “gelap” yang
baru semakin besar dan semakin terorganisir. Menurut laopran Uni Eropa, jaringan
pasar narkoba Eropa semakin kuat dan rumit. Narkoba jenis baru diciptakan,
berfungsi sebagai pasar dan tempat pertukaran produksi dan konsumsi narkoba,
narkoba di Eropa digambarkan sebagai pasar yang “semakin dinamis dan inovatif”.
Narkoba beredar di Eropa berasal dari seluruh dunia. Terlebih kokain yang
diproduksi di wilayah Andes : Kolombisa, Bolivia dan Peru. Masuk Eropa melalui
heroin dipasok dari Afganistan, Pakistan dan Iran. Dengan demikian, perdagangan
20
Jennifer Fraczek. Perdagangan Narkoba di Eropa. Deutche Welle. dalam
(http://www.dw.de/perdagangan-narkoba-di-eropa/a-16568806) diakses 01 Juni 2016.
15
Eropa yang berasal dari Asia, Amerika Latin dan Afrika menunjukan adanya upaya
mereka. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika narkoba terus menerus diproduksi
dari negra-negar dunia ketiga. Dalam kasus ini, faktor ekonomi sangat
sistematis. Sebagai contoh, penyelundupan narkoba dan obat bius yang berasal dari
Amerika Latin ke Amerika Serikat terus meningkkat dengan angka penjualan yang
utama di balik semua perdagangan gelap yang bernilai US$ 13 miliar atau sekitar
Rp. 17 triliun (dengan kurs Rp. 9000,00) pertahun22. Dengan pendapatan yang
ekonomi dunia yang mengarah pada “perjuangan negara berkembang agar sejajar
21
Boivin, Loc. Cit.
22
Pascal. S. Bin Saju. Mafia Amerika Latin: Kartel Menguat, Negara Tak Berdaya. Kompas.
Edisi 28 September 2010.
23
Winarno. Loc. Cit., hal. 408.
16
sudah ada sejak zaman kolonial Belanda seiring dengan adanya penanaman opium
di Jawa Timur, serta beberapa opium yang dibeli dari India oleh pemerintah
kolonial Belanda. Namun, penyalahgunaan narkoba baru disadari pada tahun 1970-
an seiring dengan adanya upaya pemerintah Orde Baru untuk mencegah hal tersebut
yang kritikal24. Masalah penyalahgunaan narkoba pada era tersebut masih belum
begitu signifikan dan tidak ada kebijakan khusus dari pemerintahan Orde Baru
berlandaskan pada pancasila dan agama dapat mengontrol diri, serta menjaga diri
secara ilegal. Pada akhirnya, seiring dengan krisis ekonomi dan keuangan yang
jadi dan tidak dapat dikontrol karena tidak ada badan khusus yang memiliki
24
Badan Narkotika Nasional (BNN). “Sejarah BNN”. dalam
(http://www.bnn.go.id/portal/index/php/konten/detail/bnn-pusat/profil/8005/sejarah-bnn)
diakses 02 Juni 2016.
17
Pada tahun 2011 menurut data dari BNN, jumlah penduduk Indonesia
yang positif menggunakan narkoba mencapai hingga 4.7 juta orang atau
sekitar 2.2 persen dari seluruh penduduk Indonesia usia 10-59 tahun. Sekitar
Bila kita lihat dari jumlah data tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
25
BNN. “Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba
Di Indonesia Tahun 2011 (Kerugian Sosial Dan Ekonomi). dalam
(http://www.bnn.go.id/read/hasil_penelitian/10263/ringkasan-eksekutif-survey-nasional-
lahgun-narkoba-2011-kerugian-sosial-dan-ekonomi) diakses 02 Juni 2016.
26
Ibid.
18
terpusat di Jawa.
level darurat. Hal ini dikarenakan banyak anak muda yang berusia rata-rata
16 tahun sudah mencoba barang haram yang sangat berbahaya ini. Narkoba
jenis ganja adalah yang paling sering dikonsumsi oleh para perempuan, yaitu
maupun lemahnya upaya yang dilakukan oleh aparat untuk menekn angka
kerugian akibat biaya konsumsi narkoba yang sangat mahal serta biaya
27
Ibid.
19
Selain mengenai biaya ekonomi yang terbuang sia-sia, ada juga biaya
parameter dalam survei yang dilakukan oleh BNN. Total biaya yang
hampir ada di seluruh dunia dan terutama berasal dari Amerika Selatan.
berasal dari wilayah Eropa Timur dan Eropa Barat, seperti dari Polandia,
28
Ibid., hal. 34.
20
Kolombia yang memiliki lahan koka yag nantinya diolah menjadi kokain.
yang banyak berasal dari Afganistan dan Myanmar yang merupakan negara
pembuat bahan asar heroin. Selain yang telah disebutkan di atas banyaak lagi
keseluruh sendi kehidupan, Indonesia sekitar satu dekade lalu masih belum
kita lihat saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu negara sebagai produsen
narkoba. Hal ini bukan hanya omongan belaka tanpa bukti nyata,
narkoba jenis alat suntuk seperi shabu, dari hari ke hari semakin bertambah
29
BNN. “Jalur Peredaran Gelap”. dalam
(http://www.bnn.go.id/portalbru/portal/konten.php?nama=jalur&opjalur&mn=3&smn=b)
diakses pada 06 Juni 2016.
30
BNN. “Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2011”.
dalam (http://www.bnn.go.id/portl/uploads/post/2012/05/29/20120529145842-10263.pdf.)
diakses 06 Juni 2016.
21
wewenang operasional dan tidak memiliki alokasi dana dari APBN31. Hal ini
31
BNN. “Sejarah BNN”. Dalam (http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/bnn-
pust/profil/8005/sejarh-bnn) diakses 06 Juni 2016.
22
zat atau obat yang alamiah maupun sintetis dan bukan narkotika. Berkhasiat
alokasi dana dari APBN hingga tahun 2002. Kurangnya personil ditambah
lagi tiadanya anggaran yang memadai, BKNN tidak banyak yang bisa
menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) dan memperoleh alokasi dana dari
APBN sebagai biaya operasional dan BNN diperkuat lagi dengan Perpres
kepolisian pada tahun 2009. UU Nomor 22 tahun 2007, BNN diberikan fungsi
di Indonesia. Dari tahun 2007 hingga tahun 2011 sebanyak 138.475 kasus
aparat, seperti kepolisian dan BNN adalah contoh nyata apa upaya yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Namun, tentu hal tersebut belum cukup
32
BNN. “Data Tindak Pidana Narkoba 2007-2011”. Dalam
(http://bnn.go.id/portal/uploads/post/2012/05/31/20120531153207-10234.pdf.) diakses 06 Juni
2016.
24
Selain itu, Interpol juga merupakan salah satu alat bantu negara-negara yang
Bila bicara dalam level dunia internasional, maka tidak terlepas dari
Afganistan dan negara tetangga dalam program kurun waktu tahun 2011
and Psychotropic Substances pada tahun 1988 yang saat ini telah diratifikasi
Tahun 1997. Pada dasarnya, apa yang ditawarkan oleh UNODC terkait erat
dengan efisiensi pengendalian narkotika. Begitu juga dengan Uni Eropa, yang
Masih segar dalam ingatan kita, eksekusi mati terhadap terpidana narkoba.
Eksekusi ini berdampak pada hubungan diplomatik antara negara Indonesia dan
negara yang warganya akan dihukum mati, yaitu reaksi dari pemerintah Brasil dan
kedua negara itu memanas dan tidak harmonis. Efeknya, politik luar negeri sangat
Toto Riyanto, dinilai telah menyalahi tata krama hubungan diplomatik karena
menanggapinya dengan sikap elegan dan siap menarik duta besarnya pulang
sangat tidak lazim dan menyalahi tata krama hubungan diplomatik, apalagi
penolakan itu berlangsung saat upacara resmi penerimaan surat kepercayaan dubes
33
Meeting Summary: Russia and Eurasia Programme. 2012. International Relations of the
Narcotics Trade Throught Central Asia. London: Chatam House Rule.
26
dari berbagai negara lain dan Dubes Indonesia turut diundang dalam acara
dengan kebijakan hukum pemerintah Indonesia tidak terlalu signifikan dan relevan.
Sebab, eksekusi hukuman mati sudah sesuai dengan penerapan hukum yang berlaku
yang sedang menunggu eksekusi hukuman mati jilid II, kelompok Bali Nine,
ungkit kebaikan pemerintah Australia dalam membantu tragedi tsunami Aceh tahun
kemanusiaan untuk musibah tsunami di Aceh bukan hanya berasal dari Australia,
melainkan juga berasal dari 55 negara lain. Dengan demikian, pemberian bantuan
Australia memiliki motif lain, karena Tony Abbot menganggap Indonesia lupa akan
kebaikan Australia. Menurut Wapres Jusuf Kalla, bantuan Australia berasal dari
palang merah dan masyarakat Australia, hanya sedikit yang murni dari pemerintah
Australia demi mempertahankan harkat dan martabat serta harga diri rakyat
Indonesia.
dari seluruh elemen masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Aceh. Aksi
penggalangan koin untuk Tony Abbot merupakan bentuk protes terhadap intervensi
27
Selain pernyataan bantuan tsunami Aceh, PM Tony Abbot pun merilis bukti
tiga warga negara Indonesia yang menjadi terpidana kasus narkoba di Australia.
hanya dengan mengenakan hukuman paling tinggi adalah hukuman seumur hidup.
Interpretasi politik dari pernyataan itu adalah seberat apapun kesalahan warga
negara lain, termasuk kasus narkoba tidak akan dikenakan eksekusi hukuman mati.
Bagi Australia, sistem hukum eksekusi mati yang diterapkan oleh Indonesia,
Indonesia. Penolakan grasi dan pemberian hukuman mati tahap II terhadap dua
tersangka dari kelompok Bali Nine sudah tepat karena narkoba dinilai sebagai
ancaman dan bahaya laten bagi generasi muda. Informasi dari BNN, ada sekira 50
orang kaum muda harus meregang nyawa setiap hari di Indonesia akibat
menggalang koin untuk Australia. Lukman Edy, salah seorang anggota DPR dan
politikus dari PKB, berinisiatif menyiapkan kardus besar bagi usaha pengumpulan
34
Tribun Makassar. 2015. Dalam (http://makassar.tribunnews.com/2015/03/03/diplomasi-narkoba)
diakses 08 Juni 2016.
28
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sikap Abbot hanya pandangan politik
melakukan eksekusi hukuman mati tahap II, menimbulkan persepsi dan interpretasi
dikenal dengan nama Bali Nine sangat menyita perhatian dunia internasional.
hukuman mati tahap I. Berbagai tekanan politik luar negeri yang disampaikan
Sekjen PBB Bang Kin Hoo, Presiden Brasil Dilma Rousseff, dan Perdana Menteri
Australia Tony Abbot sebagai bahan ujian bagi ketegasan Presiden Jokowi.
Berbagai pendapat dari para pakar hukum dan hubungan internasional yang
dan menjaga kedaulatan negara. Begitu pula di parlemen, para legislator di Komisi
I sudah menegaskan bahwa negara lain tidak boleh mencampuri sistem hukum di
Indonesia. Semua pendapat dan opini yang bergulir itu dapat dijadikan bahan
29
Indonesia dan popularitas Presiden Jokowi akan terpuruk di mata rakyat. Sebab,
semua negara yang warga negaranya menanti hukuman eksekusi mati akan
warganya dari proses hukuman mati. Presiden Jokowi berada di persimpangan jalan
yang cukup rumit. Di satu jalan, Presiden Jokowi harus menyelamatkan generasi
muda Indonesia dari narkoba yang sangat berbahaya mengancam republik ini. Di
jalan lain, Presiden Jokowi harus menjaga hubungan diplomatik dengan negara lain.
Diplomasi narkoba menjadi penentu arah ketegasan Presiden Jokowi. Yang pasti
apapun yang akan dilakukan oleh juga merupakan representatif dari rakyat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
yang dapat merusak kehidupan, yang merasakan damaknya bukan hanya satu dua
orang saja atau beberapa negara, namun seluruh masyarakat yang ada di dunia.
Sebenarnya jenis narkotika, seperti candu dan kokain dulu digunakan dalam
pengobatan, namun jika dosis yang digunakan berlebihan akan berdampak sangat
besar dan parahnya lagi perdagangan narkoba ini telah melintasi batas-batas negara,
perdagangan ilegal narkoba semakin berkembang dengan begitu cepat dan meluas.
pedagang narkoba untuk melakukan money loundry dengan sangat cepat dan mudah
30
31
negara-negara dunia ketiga terjun ke dalam bisnis narkoba dan membentuk jaringan
jaringan hampir di seluruh dunia tidak dapat diberantas hanya dengan usaha dari
Indonsia, pemerintah telah melakukan upaya kerjasama dengan negara lain, seperti
perdagangan narkoba serta para pelakunya guna ditindaklanjuti. Selain itu, dalam
telah dilakukan oleh banyak negara melalui berbagai kerjasama, baik secara global
untuk mengkoordinir barang haram ini sebagai dampak dari globalisasi yang
perdagangan narkoba juga merusak tatanan sosial dan keamanan sampai pada
tingkatan global. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh Mahathir Muhammad
terus-menerus seperti yang dilakukan oleh Richard Nixon bahwa war on drugs.
4.2 Saran
ini dimasukkan dalam agenda global, melihat dampaknya yang meluas ke seluruh
negara di dunia. Diperlukan komitmen dan peran serta kerjasama yang bukan
global. Maka sangat dibutuhkan peran yang bukan hanya negara, namun juga
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Boister, Neil. 2003. “Transnasional Criminal Law”. European Journal of
International Law.
Brown, Chris. 1997. Understanding International Relations. Basingtoke:
Macmillan.
Dougherty, James E. 1981. “The Configuration of the Global System”, dalam Gavin
and Charles Pentland (eds.), Issues in Global Politics. London: The
Free Press.
Meeting Summary: Russia and Eurasia Programme. 2012. International Relations
of the Narcotics Trade Throught Central Asia. London: Chatam House
Rule.
Nadack, Wison. 1983. Korban Ganja dan Masalah Narkotika. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Saju, Pascal. S. Bin. Mafia Amerika Latin: Kartel Menguat, Negara Tak Berdaya.
Kompas. Edisi 28 September 2010.
UNESCAP. “Expert Group Meeting on Preparations for the Ministerial
Conference on Transport”. Bangkok, 14-15 July 2011.
UNODC. 2009. Opium Poppy Cultivation in South-East Asia. Viena: UNODC. hal.
65.
Winarno, Budi. 2014. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS.
Websites:
Badan Narkotika Nasional (BNN). “Sejarah BNN”. dalam
(http://www.bnn.go.id/portal/index/php/konten/detail/bnn-
pusat/profil/8005/sejarah-bnn) diakses 02 Juni 2016.
BNN. “Data Tindak Pidana Narkoba 2007-2011”. Dalam
(http://bnn.go.id/portal/uploads/post/2012/05/31/20120531153207-
10234.pdf.) diakses 06 Juni 2016.
BNN. “Jalur Peredaran Gelap”. dalam
(http://www.bnn.go.id/portalbru/portal/konten.php?nama=jalur&opjal
ur&mn=3&smn=b) diakses pada 06 Juni 2016.
BNN. “Sejarah BNN”. Dalam
(http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/bnn-
pust/profil/8005/sejarh-bnn) diakses 06 Juni 2016.
BNN. “Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
Tahun 2011”. dalam
34
(http://www.bnn.go.id/portl/uploads/post/2012/05/29/2012052914584
2-10263.pdf.) diakses 06 Juni 2016.
BNN. “Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba
Di Indonesia Tahun 2011 (Kerugian Sosial Dan Ekonomi). dalam
(http://www.bnn.go.id/read/hasil_penelitian/10263/ringkasan-
eksekutif-survey-nasional-lahgun-narkoba-2011-kerugian-sosial-dan-
ekonomi) diakses 02 Juni 2016.
Bovin, R. “Drugs Trafficking Networks in the World Economy”. dalam
(http://www.erdr.org/texes/boivin-pdf) diakses 30 Mei 2016. hal. 4.
Data dari IMF yang tercantum dalam laporan United Nations on Drugs and Crime
(UNODC), yang berjudul “Misuse of Licit Trade for Opiate Trafficking
in Western and Central Asia, p. 11. dalam
(http://www.unodc.org/document/data-and-
analysis/studies/Opiate_Trafficking_and_Trade_Agreements_english_
web.pdf.) diakses 31 Mei 2016.
Fraczek, Jennifer. Perdagangan Narkoba di Eropa. Deutche Welle. dalam
(http://www.dw.de/perdagangan-narkoba-di-eropa/a-16568806)
diakses 01 Juni 2016.
Jangkar. “Sejarah Narkoba”, dalam (http://www.jangkar.org) diakses 29 Mei
2016.
Kompasiana. Dependency Theory and Indonesia, 26 Juni 2009 dalam
(www.kompasiana.com/post/bisnis/2009/06/26/dependency-theory-
and-indonesia), diakses 29 Mei 2016.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2004. Narkoba dan Permasalahannya.
Yogyakarta.
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Upaya ASEAN dalam Mencapai Drugs
Free ASEAN 2015. dalam (http://www.setkab.go.id/artikel-5850-.html)
diakses 29 Mei 2016.
Tribun Makassar. 2015. Dalam
(http://makassar.tribunnews.com/2015/03/03/diplomasi-narkoba)
diakses 08 Juni 2016.
United Nations of Drugs Crime. “Drug Trafficking”, dalam
(http://www.unodc.org/unodc/en/drug-trafficking/index.html) diakses
31 Mei 2016.
UNODC. “Introduction, Drug Trafficking”. dalam
(http://www.unodc.org/unodc/en/drug-trafficking/) diakses 29 Mei
2016.
UNODC. “Legal Framework for Drug Trafficking”. dalam
(http://www.unodc.org/unodc/en/unodc/en/drug-trafficking/legal-
framework.html) diakses 29 Mei 2016.
UNODC. “The Transatlantic Cocaine Market”. Research Paper. dalam
(http://www.unodc.org/documents/dat-and-
analysis/studies/transatlantic_cocaine_market.pdf)
35