Вы находитесь на странице: 1из 18

DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………….…………………...1


Daftar isi ………………………………………………………………….2

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………3


1.1 Latar belakang …………………………………………………....4
1.2 Identifikasi masalah ……………………………………………....5
1.3 Pembatasan masalah ……………………………………………...5
1.4 Perumusan masalah ……………………………………………....5
1.5 Tujuan penelitian ……………………………………………….. .5
1.6 Manfaat penelitian ………………………………………………..5

BAB II Tinjauan pustaka …………………………..………………………….6


2.1Anggur laut yang menawan …………………………………................6
2.1.1Caulerpa lentillifera ………………………………………….......6
2.2Hipotesis …………………………………………………….................7

BAB III Metodologi penelitian ………………………………………………8


3.1 Metode penelitian ……………......…………………………….. 8
3.2 Populasi dan sampel ………….....………………………………….. 8
3.2.1 Populasi penelitian ...........………………………………….…. 8
3.2.2 Sampel penelitian ………………...........……………….…….. 8
3.3 Alat dan bahan………………………………………………………. 8
4.1.2 Alat……………………………………………………………. 8
4.1.3 Bahan …………………………………………………………. 9
3.4 Waktu dan tempat penelitian………………………………………... 9
3.5 Prosedur Penelitian………………………………………………….. 9
3.6 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………... 10
3.7 Pengumpulan Data …………………………………………………. 10

BAB IV Hasil dan pembahasan ……………………………………………..10


5.1 Cara membuat kerupuk dan empe – empe Caulerpa……….............. 12

BAB V KesimpulanDan saran ……………………….………………….….. 13


5.1Kesimpulan ……………………………………………...................... 13
5.2Saran …………………………………………………….................... 13

Daftar pustaka……………………….......…............................................. 14

KATA PENGANTAR

1
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T, yang telah memberikan rahmat

dan karunianya, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul : “ CAULERPA

SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF YANG BERNILAI EKONOMIS “.

Namun demikian, pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” oleh karena itu,

kami menyadari bahwa dalam penyelasaian karya ilmiah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh

sebab itu, kami dengan senang hati menerima kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penyelasaian karya ilmiah ini.

Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Cipto Edi Sutopo, selaku kepala SMAN 69 Jakarta, yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada kami.

2. Drs.M.sopi, Selaku pembina OSIS dan wakil kesiswaan yang telah

membimbing dan membantu kami mengevaluasi hasil penelitian kami.

3. Orang tua kami yang telah memberikan izin dan mendoakan kami untuk

mengikuti lomba karya ilmiah ini.

4. Ibu Yutik, selaku Pembinal KIR SMAN 69 Jakarta, yang telah mempercayai

kami untuk lomba karya ilmiah tingkat Kabupaten.

5. Teman-teman SMAN 69 yang telah memberikan support kepada kami dan

seluruh pihak yang telah berpartisipasi

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kepulauan Seribu semula merupakan sebuah kecamatan di wilayah Kotamadya

Jakarta Utara. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 1999 statusnya ditingkatkan menjadi

kabupaten administrasi. Pembentukan kabupaten administrasi ini juga telah disahkan

dengan Peraturan Pemerintah No. 55 tanggal 3 Juli 2001.

Kepulauan seribu terletak di wilayah perairan teluk utara jakarta. Yang terdiri atas 2

Kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu

Selatan. Kepulauan Seribu memiliki sumber daya alam laut yang potensial. Kekayaan

terkandung dalam ekosistem pesisir yang terdiri dari ekositem terumbu karang, ekosistem

padang lamun dan ekosistem mangrove.

Diantara sumber daya alam tersebut terdapat sumber daya alam yang pernah

dimanfaatkan tetapi tidak berkelanjutan yaitu jenis alga hijau yakni jenis Caulerpa.

Caulerpa banyak dijumpai di perairan pasang surut.

Masyarakat kepulauan seribu khususnya masyarakat kelurahan pulau panggang

menggunakan Caulerpa untuk dibuat makanan yang disebut lawar, lawar adalah jenis

makanan yang hampir mirip dengan urap.

Semakin berkembangnya jenis makanan modern di Kepulauan Seribu

mengakibatkan para penduduk sudah kurang memanfaatkan Caulerpa sebagai bahan

pangan.

1.2 Identifikasi masalah

a. Apakah Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar pengganti alternatif pangan yang

berbahan dasar ikan ?

3
b. Apakah Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar makanan lain ?

c. Kandungan apa yang terdapat pada Caulerpa ?

1.3 pembatasan masalah

Karena keterbatasan waktu, tempat, tenaga dan biaya yang dimiliki serta minat dan

perhatian penulis, masalah penelitian dibatasi pada butir 1 dan 2 identifikasi masalah di

atas, yaitu :

1. Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar alternatif pengganti pangan yang berbahan dasar

ikan.

2. Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar makanan lain.

1.4 Perumusan masalah

1. Apakah Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar alternatif pengganti pangan yang berbahan

dasar ikan ?

1. Apakah Caulerpa dapat dijadikan bahan dasar makanan lain ?

1.5 Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah agar masyarakat dapat memanfaatkan sayuran

laut ( Caulerpa ) yang populasinya masih melimpah di pesisir kepulauan seribu.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mencari tahu apakah Caulerpa dapat

dijadikan bahan dasar makanan lain.

1.6 Manfaat

4
Manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan tentang apakah Caulerpa dapat

dimanfaatkan menjadi bahan dasar makanan lain, selain lawar.

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 ANGGUR LAUT YANG MENAWAN

Anggur laut adalah nama lain dari salah satu jenis rumput laut yang dikenal dengan nama

caulerpa. Rumput laut ini banyak dijumpai di daerah kawasan terumbu karang yang jernih

perairannya. Sehingga sinar matahari mudah menembus kedasar perairan dan dimanfaatkan untuk

proses fotosintesa bagi tumbuhan laut ini. Oleh karena itu biasanya rumput laut ini banyak tumbuh

di daerah tropis dan sub tropis. Perairan Jepang dan Filipina serta Indonesia banyak dijumpai

beberapa macam species dan varietas dari jenis rumput laut ini yang telah dimanfaatkan secara

tradisional di Negara tersebut sebagai salad atau lalapan segar.

Rumput laut ini mempunyai beberapa jenis seperti Caulerpa lentillifera, Caulerpa

racemosa, Caulerpa prolifera, Caulerpa taxifolia, Caulerpa scalpelliformis, Caulerpa

macrodisca, Caulerpa cupressoides, Caulerpa wubiana, dan lain-lain. Namun dari beberapa jenis

rumput laut tersebut hanya Caulerpa lentillifera merupakan salah satu jenis rumput laut di perairan

dangkal yang banyak dimakan oleh masyarakat di Filipina dan Jepang. Dari jenis-jenis Caulerpa

diatas kami mengambil jenis Caulerpa lentillifera

Di perairan Indonesia terdapat 15 jenis dan 5 varietas dari rumput laut ini.

Masyarakat Jepara memanfaatkan Caulerpa sebagai salah satu menu makanan sehari- hari untuk

campuran masakan pecel. Dengan demikian maka permintaan lokal maupun interlokal akan

anggur laut atau green caviar ini besar sekali teutama pasar ekspor ke Jepang dan Filipina.

Dikemukakan Oleh Dr.AB Susanto, MSc

2.1.2 Caulerpa lentillifera

6
Spesifikasi: Asimilator tumbuh tegak dari stolon, warna hijau, tinggi bisa men-capai 12

cm. Sumbu assimilator silindris, bagian pangkal sumbu tampak telanjang dan menyerupai tangkai,

sedang sebagian besar lainnya dikelilingi oleh rameli yang tersusun teratur.

Sebaran: Habitat: Banyak ditemukan di zona pasang surut, tumbuh di dasar berpasir yang

berlumpur, tetapi juga sering tumbuh epifitik pada sela-sela padang Halimeda opuntia. Kadang

algae ini ditemukan juga di zona subtidal dan tumbuh menempel pada sela-sela karang mati.

Potensi: Manfaat: Dikonsumsi untuk sayur segar. Hasil penelitian menunjukkan algae ini

mengandung berbagai zat bio-aktif yang bermanfaat bagi manusia, vitamin C dan mineral. Potensi:

Algae ini memiliki potensi untuk dibudidayakan dan hal ini telah berhasil dilakukan. IPTEKnet

dengan CODATA ICSU Indonesia

2.1.3 Habitat dan reproduksi

Thallus Caulerpa lentillifera terdiri dari cabang yang menjalar dan tegak, pada cabang

yang tegak dapat mencapai 10 cm panjangnya dan tampak bulatan-bulatan menyerupai buah

anggur yang tumbuh menutupi hampir seluruh cabang tegak secara determinate lateral disebut

ramuli. Spesies ini dapat dibedakan dengan jenis Caulerpa lainnya dengan melihat struktur ramuli

tersebut. Pada cabang yang menjalar biasanya terdapat holdfast yang menyerupai akar yang untuk

menempel pada substrat. Oleh karena itu biasanya caulerpa lentillifera banyak dijumpai pada

substrat yang berpasir dan sedikit berlumpur di area yang tertutup dari kawasan rataan terumbu

karang yang dangkal atau suatu teluk. Kadang kala tumbuhan laut ini dijumpai juga pada substrat

pasir bercampur pecahan karang mati. Dengan demikian perairan di daerah sublitoral dan littoral

benyak dijumpai Caulelrpa baik di daerah subtropis maupun tropis.

7
Caulerpa lentillifera bersifat diplontik dan berkembang biak secara seksual dan terjadi

selama bulan- bulan bersuhu hangat disetiap tahun.(Menurut Enomoto dan Obha, 1987 )

2.7 Hipotesis

a. Caulerpa lentillifera dapat dijadikan bahan pengganti alternatif pangan khususnya ikan.

b. Caulerpa lentillifera dapat dijadikan bahan dasar empe – empe dan kerupuk.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. Eksperimen dilakukan

untuk mengetahui makanan apa saja yang bisa menggunakan bahan dasar Caulerpa.

3.2 Populasi

Populasi penelitian ini adalah Caulerpa di daerah pesisir Pulau Pramuka Kelurahan Pulau

Panggang Kabupaten administrasi Kepulauan Seribu.

3.3 Sampel

Sampel penelitian ini diambil dari jenis Caulerpa lentilafera.

3.4 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam ekperimen ini adalah sebagai berikut.

3.4.1 Alat

No Nama Alat Jumlah

9
1 Wadah(baskom) 2 buah
2 Saringan 1 buah
3 Kompor gas 1 buah
4 Tabung Gas 1 buah
5 Sendok Sayur 3 buah
6 Panci 2 buah
7 Pisau 3 buah
8 Nampan 1 buah
9 Blender 1 buah
10 Wajan 1 buah
11 Soden 1 buah

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut

No Nama Bahan Jumlah Keterangan


1 Caulerpa 2 kg Bahan utama
2 Sagu 2 kg Untuk kerupuk
3 Bawang putih ¼ kg Untuk penyedap
4 Jahe 2 Ons Mengurangi amis
5 Lada 1 sdm Untuk pemedas
6 Merica 1 sdm Untuk penyedap
7 Garam 1 sdm Penambah rasa
8 Minyak kelapa ½ kg Menggoreng
9 Air bersih Secukupnya Membersihkan &
mengukus

3.5 Waktu dan tempat penelitian

10
Penelitian ini dilakukan di pulau pramuka kelurahan pulau panggang kabupaten

administrasi kepulauan seribu dengan membutuhkan waktu dari tanggal 18 februari sampai 28

april 2010.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan

Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini.

3.7 Pelaksanaan

No Urutan kegiatan Waktu


1 Persiapan penelitian 18-30 februari 2010
2 Pengambilan Caulerpa 2-11 maret 2010
3 Pengelolahan Caulerpa 18 maret-5 april 2010
a. Pembersihan
b. Pengurangan rasa amis
c. Pembuatan
d. Penjemuran
4 Analisis data 7 april - 28 april 2010

3.8 Pengambilan Data

Setelah persiapan selesai, pengambilan data dilakukan sebagai berikut.

1. Mengambil Caulerpa di laut, mengurangi lendir dan amis pada Caulerpa dengan

mencucinya hingga bersih.

2. Kemudian, Caulerpa di blender hingga halus, ampas dari Caulerpa yang telah

diblender diambil untuk menjadi bahan dasar makanan Kerupuk dan empe-empe

3. Selanjutnya, Caulerpa dimasak dengan air dan bumbu dapur yaitu jahe yang

sudah dihaluskan untuk mengurangi amis dan pahit yang berasal dari cairan

caulerpa.

11
4. kemudian, Caulerpa diangkat dan disaring untuk memisahkan jahe dengan

Caulerpa. Setelah itu Caulerpa yang sudah disaring dimasak lagi tunggu ± 30

menit.

5. Setelah itu Caulerpa diangkat, dan diamkan hingga mendingin.

3.9 Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data di lakukan dengan mencampurkan bahan-bahan dengan

Caulerpa yang sudah dibersihkan dan di masak dengan jahe. Dan di buat menjadi empe – empe

dan kerupuk.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Membuat empe-empe dan kerupuk Caulerpa.

4.1.1 cara pembuatan

1. pertama-tama blender ketumbar, bawang putih dan lada hingga halus. Setelah itu masak

Caulerpa dengan bumbu yang telah dihaluskan selama ± 20 menit.

2. tuanglah 1 kg sagu kedalam wadah.

3. Kemudian Caulerpa yang sudah masak dicampur kedalam wadah yang berisi sagu, aduk

hingga Caulerpa dan sagu menyatu dan buatlah seperti gulungan yang memanjang.

4. Siapkan kukusan yang diisi dengan air 1 liter. Nyalakan kompor gas, dan letakkan kukusan

diatas kompor gas.

5. Selanjutnya, letakkan gulungan- gulungan Caulerpa yang sudah diolah kedalam kukusan

yang dilapisi daun pisang agar tidak menempel. Tungggu hingga 2 jam agar gulungan

tersebut masak.

6. Gulungan yang sudah masak diangkat dan letakkan diatas nampan, dinginkan selama ± 5

menit. Gulungan yang sudah masak ini disebut empe-empe Caulerpa dan siap untuk

dihidangkan. Sedangkan untuk dibuat kerupuk Caulerpa dengan diamkannya selama satu

hari.

7. Setelah didiamkan satu hari, gulungan empe – empe akan mengeras kemudian gulungan

empe –empe di potong tipis- tipis.

8. Dan langkah yang terakhir adalah gulungan yang telah dipotong menjadi irisan kerupuk

siap dijemur selama 1-2 hari, dengan suhu yang cukup.

9. Dan kerupuk siap digoreng, dengan rasa kerupuk tumbuhan laut yaitu Caulerpa lentillifera.

NO Jenis Makanan Yang Dapat dibuat dengan bahan dasar caulerpa


1 Lawar
2 Empe – empe
3 Juice
13
4 Kerupuk
Dari eksperimen di atas terbukti bahwa caulerpa dapat menjadi bahan dasar alternatif

pangan dan mengandung zat- zat yang yang bergunan bagi tubuh manusia. Dan dapat dibuat

menjadi berbagai jenis pangan. Hasil Dari penelitan ini dapat di pasarkan dan menjadi jenis

makanan yang baru di Kepulauan Seribu.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Bahwa Caulerpa dapat menjadi alternatif bahan dasar makanan selain lawar.

2. Terbukti bahwa Caulerpa tidak mengandung zat yang berbahaya untuk dikonsums.

5.2 Saran

Sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut apakah Caulerpa dapat digunakan dibidang lain,

lalu apakah memiliki keunggulan tersendiri yang lebih berpotensi tinggi.

Caulerpa harus diperkenalkan kepada masyarakat agar masyarakat dapat menjadikan

Caulerpa sebagai sarana usaha yang dapat menunjang kehidupan masyarakat Kepulauan Seribu

khususnya di Kelurahan Pulau Panggang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Penelitian Insitut Teknologi Bandung dan Bappeda DKI Jakarta, 2000.

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu, Laporan

Kemajuan.

Pemerintah Kecamatan Kepulauan Seribu, 2000. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah

Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Tahun 1999/2000. Jakarta.

www.Caulerpa 2010 internet. Jakarta.

Soleh,M dkk. 2003. Modul mulok SMA kelas 1. Jakarta.

15
AB,Dr Susanto.2003. Buku panduan pelatiahan untuk pelatih TRAINING OF TRAINERS

(TOT) Budidaya rumput laut. Jepara:Community college Industri Perikanan Dan Ilmu

Kelautan UNIVERSITAS DIPONEGORO.

IPTEKnet 2002, internet 2010. Jakarta

Rukhiyat, H.Dadang dkk, 2003. Panduan penelitina Bagi Remaja. Jakarta : cv tumaritis.

16
DISUSUS OLEH :

1. Hayati Amali
2. Mariyana
3. M. Purnama Sidik

KIR SMAN 69 JAKARTA

2010

Kepulauan Seribu

17
18

Вам также может понравиться