Вы находитесь на странице: 1из 1

Audit Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendidikan yang berkualitas menjadi cita-cita besar konstituti kita, hal itu temaktub di Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Untuk mengurai lebih jauh dalam
meningkatkan kualitas pendidikan itu diperlukan sebuah sistem salah satunya audit mutu. Sistem audit
mutu di tiap institusi pendidikan baik di perguruan tinggi maupun pendidikan dasar dan menengah
dapat berjalan dengan adanya sebuah komitmen. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam audit mutu
yaitu membentuk suatu sistem yang disebut Sistem Audit Mutu Internal. Sistem audit mutu internal
tidak semudah yang dibayangkan, selain komitmen juga dibutuhkan pendukung lain dalam
pelaksanaanya. Tulisan ini hendak mengelaborasi beberapa pendekatan mengenai penerapan audit
mutu internal dan sejauh mana peran unit tersebut mampu meningkatkan mutu pendidikan. Terutama
pendidikan di tingkat dasar dan menengah.

Bagaimana prosedurnya?
Audit mutu internal sangat diperlukan mengingat unit ini berperan dalam mencatat, merekam proses
belajar malalui dokumentasi dan bukti-bukti audit. Audit mutu internal bertujuan meningkatkan mutu
secara internal artinya menigkatkan mutu dan kualitas pendidian secara berkelanjutan. Sistem
penjaminan mutu internal di dalam pedoman menjelaskan bahwa sistem penjaminan mutu internal
pendidikan dasar dan menengah (SPMI-Dikdasmen, 2016) adalah satu kesatuan unsur yang terdiri
dari atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan pembangunan yang
dilaksanakan oleh sistem pendidikan dasar dan menegah untuk mewujudkan pendidikan bermutu yang
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. Penerapan standar mutu di tingkat sekolah
dasar dan menengah memang menjadi suatu kebutuhan. Hasil pemetaan pemerintah menunjukkan
bahwa hanya 16 persen satuan pendidikan yang memenuhi satuan standar pendidikan (SNP). Yang
paling memiriskan lagi ada satuan pendidikan yang tidak melakukan standar minimal layanan mutu
pendidikan. Lemahnya standar layanan mutu di sekolah bukan karena sifat abai namun bisa saja
ketersediaan sumber daya, pengetahuan tentang system pelayanan mutu di sekolah. Ada beberapa
indikator yang diperlukan di sekolah dalam mencapai standar layanan mutu antara lain: cara penilaian
hasil belajar, cara membuat perencanaan peningkatan mutu pendidikan, cara implementasi
peningkatan mutu pendidikan, cara melakukan evaluasi pengelolaan sekolah maupun proses
pembelajaran. Indicator-indikator ini akan terlaksana dengan baik jika penyelenggara pendidikan
memiliki kapasitas dalam melaksanakan audit mutu. Dan audit mutu internal sangat dibutuhkan untuk
menjawab persoalan yang dihadapi di sekolah.

Prinsip Dasar Audit Internal Mutu


Ada bebapa prinsip dasar dalam sistem penjaminan mutu internal (SPMI) antara lain adalah: mandiri,
terstandar, akurat, sistemik dan keberlanjutan, holistic, dan terdokumentasi. Prinsip kemandirian
mengandung arti bahwa SPMI dikembangkan secara mandiri. Terstandar berarti SPMI menggunakan
standar nasional pendidikan (SNP). Akurat artinya setiap informasi dan data yang digunakan dapat
dipertanggungjawabkan. Sistemik dan berkelanjutan adalah SPMI mengimplemenasikan lima langkah
penjaminan mutu yaitu pemetaan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan
pemenuhan mutu, audit/evaluasi pemenuhan mutu, dan penetapan standar yang berkelanjutan.
Holistic adalah SPMI dilaksanakan meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait.
Terdokumentasi, bahwa aktivitas SPMI terdokumentasi dengan baik dalam dokumen-dokumen. Lima
prinsip dasar dalam pelaksaaan penjaminan mutu internal di sekolah akan terlaksanan dengan baik jika
budaya mutu dikembangkan. Dalam pedoman mutu kemendikbud dengan gamblang menyebutkan
bahwa factor penentu keberhasilan penyelenggara pendidikan dalam mencapai pendidikan yang
bermutu di sekolah antara lain adanya budaya mutu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif,
partisipasi pemangku kepentingan, komitmen dan konsistensi pemangku kepentingan, akuntabilitas,
transparansi, dan integritas. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah upaya menciptakan
budaya mutu penyelenggara pendidikan. Budaya mutu akan berjalan dengan baik apabila didukung
oleh pemangku kepentingan mengutamakan prinsip-prinsip pelaksanaan penjaminan mutu dari tahap
pelaksanaan hingga tahap evaluasi dengan menjalankan kepemimpinan yang baik, komitmen, dan
integritas penyelenggara pendidikan. Kepala sekolah dan guru, bersama menciptakan budaya mutu di
sekolah penerapan SPMI diharapkan dapat mencipatakan kualitas pendidikan yang bermutu atau
setidak memenuhi unsure minimal stadar kualitas pelayanan pendidikan sehingga kualitas pendidikan
di tingkat dasar dan menengah dapat meningkat secara kuantitas dan kualitas. Pembenahan system
pendidikan di Indonesia perlu dilakukan secara internal memperkuat kelembagaan internal diantar
penyelenggara pendidikan. Dengan prinsip kepemimpinan, akuntabilitas dan integritas secara perlahan
budaya mutu akan tercipta dan pada akhirnya melahirkan budaya mutu.

Вам также может понравиться