Вы находитесь на странице: 1из 16

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

“IP ADDRES DA PENGKABELAN”


Dosen : Dr. Rahmatul Irfan, S.T., M.T

DISUSUN OLEH :
LUTHFAN IHTISYAMUDDIN 16502241020

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. TUJUAN
1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
3. Memahami teknik penggunaan subnet mask.

B. DASAR TEORI
1. VLSM (Variable length Subnet Mask)
VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh
pemilik network (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya
(sifatnya local dan tidak dikenal di internet, adapun keuntungan dari subnetting vlsm :
a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)
b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)
d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated
spanning of large geographical distance).

e. Menghemat ruang alamat.

VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting
ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan
banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat
dipisahkan pada suatu subnet maupun class.

C. SKENARIO
Suatu jaringan pada sebuah perkantoran menggunakan ip address class C dengan
alamat network 192.168.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 buah
subnet per divisi dan masing-masing divisi tidak dapat saling berhubungan atau
berkomunikasi melalui jaringan local. Rincian host per divisi sebagai berikut :
Subnet #1 (Divisi Keuangan) sejumlah 50 host.
Subnet #2 (Divisi Tata Usaha) sejumlah 50 host.
Subnet #3 (Divisi R&D) sejumlah 50 host.
Subnet #4 (Divisi HRD) sejumlah 30 host.
Subnet #5 (Divisi Pelayanan) sejumlah 30 host.
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk
hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4
subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5

subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet


tetapi tiap subnet-nya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50
host untuk 3 subnet dan 30 host untuk 2 subnet.

Cara Perhitungan Menggunakan VLSM.

Diketahui alamat network 192.168.32.0, karena masuk ke dalam kelompok ip kelas


C maka subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0.
Desimal Biner
192.168.32.0 11000000.10101000.0100000.00000000
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000

1. Pertama adalah kita tentukan berapa netmask yang akan digunakan untuk 3 divisi yang
jumlah client maksimumnya adalah 50 client atau 50 host. Jika menggunakan teknik
subnetting CIDR paling memungkinkan adalah menggunakan netmask
255.255.255.192 dengan masimal host adalah 62, dengan rincian sebagai berikut,
Desimal Biner
192.168.32.0 11000000.10101000.0100000.00000000
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000

a. Jumlah subnet n = 2𝑥 n = 22 n = 4

b. Menentukan jumlah host tiap subnet


Host = 2𝑦 – 2
Host = 26 – 2
Host = 62 host
c. Menentukan blok subnet dengan perhitungan : 256 – 192 = 64
Sehingga diperoleh blok subnet adalah kelipatan dari angka 64 dimulai dari 0.
Diperoleh 0, 64, 128, dan 192. Sehingga dari perhitungan tersebut didapat tabel
dibawah ini
Subnet #1 #2 #3 #4
Net ID 192.168.32.0 192.168.32.64 192.168.32.128 192.168.32.192
Host 192.168.32.1 192.168.32.65 192.168.32.129 192.168.32.193
Pertama
Host 192.168.32.62 192.168.32.126 192.168.32.190 192.168.32.254
Terakhir
Broadcast 192.168.32.63 192.168.32.127 192.168.32.191 192.168.32.255
Maksimal 62 62 62 62
Host

Jika menggunakan netmask 255.255.255.192 untuk divisi keuangan, tata usaha dan
R&D sudah lebih dari cukup karena kebutuhan host per divisi masimal hanya 50 host.
Bagaimana untuk divisi HRD dan pelayanan dimana jumlah host per divisinya adalah 30
sedangkan hanya tersisa satu subnet dengan maksimum host 62. Jika dilihat dari jumlahnya
mungkin divisi HRD dan pelayanan dapat digabung dan menggunakan subnet ke #4, namun
apakah sesuai scenario? Jawabnya tidak, kedua divisi tersebut masih dapat berkomunikasi
melalui jaringan local. Langkah yang harus dilakukan adalah memecah lagi subnet terakhir
menjadi 2 buah subnetwork atau subnet baru akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
tersebut. Maka dilakukan teknik subnetting lagi untuk subnet terakhir #4 dengan network
atau alamat jaringan 192.168.32.192.
Desimal Biner
192.168.32.192 11000000.10101000.0100000.11000000
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000

Karena yang dibutuhkan adalah 30 client maka rumus yang digunakan terlebih
dahulu adalah;

30 = 2 – 2 32 = 2 y = 5 dimana y tersebut adalah jumlah angka binary 0 pada octet terakhir


netmask kelas C. dengan demikian dapat diperoleh berapa jumlah angka binary 1 pada octet
terakhir netmask tersebut. Dari perhitungan tersebut diatas maka diperoleh netmask ;
Desimal Biner
255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.1100000

Kemudian dihitung blok subnet dengan rumus 256-224 = 32. Maka diperoleh
kelipatan blok subnet-nya adalah 32, namun tidak dimulai dari 0 melainkan dimulai dari
192 sesuai dengan nomor jaringan pada subnet terakhir yang dipecah. Sehingga diperoleh
blok subnet 192 dan 224. Dari data tersebut maka dibuatlah tabel sebagai berikut,
Subnet #1 #2
Net ID 192.168.32.192 192.168.32.224
Host 192.168.32.193 192.168.32.225
Pertama
Host 192.168.32.222 192.168.32.254
Terakhir
Broadcast 192.168.32.223 192.168.32.255
Maksimal 30 30
Host

Subnet #1 #2 #3 #4 #5
Net ID 192.168.32.0 192.168.32.64 192.168.32.128 192.168.32.192 192.168.32.22
Host 192.168.32.1 192.168.32.65 192.168.32.129 192.168.32.193 192.168.32.22
Pertama
Host 192.168.32.62 192.168.32.126 192.168.32.190 192.168.32.222 192.168.32.25
Terakhir
Broadcast 192.168.32.63 192.168.32.127 192.168.32.191 192.168.32.223 192.168.32.25
Maksimal 62 62 62 30 30
Host
Kebutuhan 50 50 50 30 30

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh tabel sebagai berikut

D. ALAT DAN BAHAN


1. Software Simulasi Cisco Paket Tracert 5.3

E. SKENARIO PRAKTIK
Tersisa 12 12 12 0 0
Divisi Divisi Tata Usaha R&D HRD Pelayanan
Keuangan
Netmask 255.255.255.192 255.255.255.192 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.2
1. Uji coba teknik subnetting dengan konsep VLSM

F. LANGKAH KERJA
1. Buka aplikasi Cisco paket tracert 5.3
2. Klik icon end devices pada menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa
komputer.

3. Kemudian pilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar end devices untuk
ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja..

4. Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar
kerja dan buat seperti gambar dibawah ini.
5. Sesuaikan pemasangan ip address dengan gambar diatas. Kemudian uji koneksi antar
kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas
maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet.
Hal tersebut telah mensimulasikan teknik subnetting VLSM sesuai dengan scenario
diatas.

6. Selesai.
G. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING
1. Permasalahan
a. [Pendalaman teknik CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28! Buatlah
simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah
komputer !

b. [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu
A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250
komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer,
dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting ip address 5 buah komputer dengan
network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan
sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana
per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.

2. Troubleshooting
2.1. CIDR
a. perhitungan
Network Address (bin) 1101 0010 0110 0111 0010 1101 0000 0000

Subnet Mask (bin) 1111 1111 1111 1111 1111 1111 1111 0000

Network address (dec) 210 103 45 0

Subnet mask (dec) 255 255 255 240

Jumlah Subnet 2^x (2^4=16)

Jumlah Host persubnet 2^y-2 (2^4-2=14)

Blok Subnet 16 (tabel CIDR)

Subnet 210.103.45.0 210.103.45.16 210.103.45.32 … 210.103.45.240


(dec)
First Host 210.103.45.1 210.103.45.17 210.103.45.33 … 210.103.45.241
(dec)
Last Host 210.103.45.14 210.103.45.30 210.103.45.46 … 210.103.45.254
(dec)
Broadcast 210.103.45.15 210.103.45.31 210.103.45.47 … 210.103.45.255
(dec)
b. Simulasi

Subnet 1
Pc 0 =210.103.45.1
Pc 1 =210.103.45.12

Subnet 2
Pc 2 =210.103.45.17
Pc 3 =210.103.45.20

Subnet 3
Pc 4 =210.103.45.242
Pc 5 =210.103.45.254
Tet ping dari PC 0 ke PC 1 hasilnya terhubung

test Ping PC 0 ke PC 2 tidak terhubung karena berbeda subnet


2.2 Teknik VLSM
a. Perhitungan
Total host yang dibutuhkan =1028
IP jaringan Awal =172.200.0.0/21
Network Address (bin) 1100 0000 1100 1000 0000 0000 0000 0000

Subnet Mask (bin) 1111 1111 1111 1111 1111 1000 0000 0000

Network address (dec) 172 200 0 0

Subnet mask (dec) 255 255 248 0

Jumlah Subnet 2^x (2^5=32)

Jumlah Host persubnet 2^y-2 (2^11-2=2046)

Subnet #1 #2 #3 #4 #5
Net ID 172.200.0.0 172.200.2.0 172.200.3.0 172.200.4.0 172.200.5.0
Host 172.200.0.1 172.200.2.1 172.200.3.1 172.200.4.1 172.200.5.1
Pertama

Host 172.200.1.254 172.200.2.254 172.200.3.254 172.200.4.254 172.200.5.254


Terakhir

Broadcast 172.200.1.255 172.200.2.255 172.200.3.255 172.200.4.255 172.200.5.255


Maksimal 510 254 254 254 254
Host
Kebutuhan 300 200 200 140 140
Tersisa 210 56 54 94 94
Divisi A B C D E
Netmask 255.255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0

b. Simulasi
Divisi A Divisi B
PC 1=172.200.0.1 PC 6=172.200.2.1
PC 2=172.200.0.2 PC 7=172.200.2.2
PC 3=172.200.0.3 PC 8=172.200.2.3
PC 4=172.200.0.4 PC 9=172.200.2.4
PC 5=172.200.0.5 PC 10=172.200.2.5

Divisi C Divisi B
PC 11=172.200.3.1 PC 16=172.200.4.1 PC 12
=172.200.3.2 PC 17=172.200.4.2
PC 13 =172.200.3.3 PC 18=172.200.4.3
PC 14 =172.200.3.4 PC 19=172.200.4.4
PC 15 =172.200.3.5 PC 20=172.200.4.5

Divisi A
PC 21=172.200.5.1
PC 22 =172.200.5.2
PC 23 =172.200.5.3
PC 24 =172.200.5.4
PC 25=172.200.5.5

Test ping dari pc 1 ke 2 hasil terhubung


Test ping dari pc 1 ke pc 6 hasil tidak terhubung karena berbeda divisi

Test ping dari pc 6 ke pc 7 hasil terhubung


Test ping dari pc 6 ke pc11 hasil tidak terhubung karena berbeda divisi

Test ping dari pc 11 ke pc12 hasil terhubung


Test ping dari pc 11 ke pc 16 hasil tidak terhubung karena berbeda divisi

H. KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilakukan dapat disiumpulkan bahwa VLSM merupakan
pengembangan dari teknik subbnetting dimana vlsm lebih effisien dalam
penggunaan host.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya
dapat memenuhi persyaratan :
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa
informasimengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing
protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut
protocol routing :CNAP 1-2),
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi.

Manfaat dari VLSM adalah:


1. Efisien menggunakan alamat IP, alamat IP yang dialokasikan sesuai
dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
2. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara
efektif
3. mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routingtable oleh berbagai
jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat.

Вам также может понравиться