Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
Sebagai salah satu jalur utama yang menghubungkan pusat kota Manado dengan daerah Paniki Atas
dan kota Bitung, simpang tiga jalan Manado – Bitung – Jalan Paniki Atas sangat sering terjadi
kemacetan dan antrian yang panjang. Kondisi ini terjadi pada jam-jam sibuk di pagi, siang dan sore
hari. Penelitian mengenai kinerja persimpangan jalan Manado – Bitung – Jalan Paniki Atas simpang
tipe 322, bertujuan untuk mengkaji kinerja persimpangan pada kondisi eksisting sampai kondisi 10
tahun ke depan, dengan menggunakan MKJI 1997. Pengumpulan data volume lalulintas dilakukan
pada hari Senin sampai dengan Sabtu di minggu ke tiga Bulan November 2015.
Kajian ini menunjukkan hasil bahwa, derajat kejenuhan (DS) rata-rata simpang telah melebihi nilai
0,75 selama 2/3 hari di siang hari. Dan pada siang hari di sekitar jam 12,00 nilai DS sebesar 0,96
hampir mencapai 1 (satu), dengan tundaan simpang 19,16 det/smp dan peluang terjadinya antrian
sebesar 73,2%. Yang artinya sudah terjadi antrian kendaraan di persimpangan saat ini. Dengan data
survey volume lalulintas dihitung nilai LHR dan dengan menggunakan data pertumbuhan lalulintas
sebesar 7,0% dan faktor k = 0,8, sampai 10 tahun kedepan. Volume jam puncak diambil sebagai
volume rencana yang dihitung dengan mengalikan faktor k pada nilai LHR dan ditetapkan sebagai
dasar perhitungan Kinerja Persimpangan saat sekarang dan 10 tahun kedepan. Volume jam puncak
ditetapkan berdasarkan volume LV+HV yang paling besar pada tiap-tiap pendekat. Selanjutnya
dilakukan perhitungan kembali dengan memperhatikan proporsi volume MC untuk dilakukan
penyesuaian pada geometrik persimpangan.
Penyesuaian pertama dengan memperbesar lebar jalan minor, jalan Paniki Atas, dari 5.00 m menjadi
7.00 m dan jalan mayor, jalan Manado – Bitung, tidak berubah yaitu 7.00 m dengan tetap
mempertahankan tipe persimpangan yaitu tipe 322. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DS
masih diatas 1. Kemudian dilakukan penyesuaian berikutnya yaitu merubah tipe simpang 344 dengan
menerapkan belok kiri langsung, dan hasil perhitungan DS = 0,41 untuk tahun sekarang dan untuk
tahun ke-10 DS = 0,80. Hal ini dianggap hasil kajian telah cukup memadai untuk Kinerja
Persimpangan tak bersignal jalan Manado – Bitung – jalan Paniki Atas sampai dengan 10 tahun
kedepan.
Kata Kunci : Derajat Kejenuhan, Tundaan Simpang, Peluang Antrian
453
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
Pengolahan Data
- Volume Lalulintas
- Volume Jam Puncak (QDH)
- Derajat Kejenuhan
- Tundaan
- Peluang Antrian
- Keperluan Penyesuaian
- LHR 10 tahun ke depan Jenis Pertemuan Gerakan Persimpangan
- Perencanaan Geometrik Ada 4 jenis pergerakan lalulintas yang
terjadi pada persimpangan, yaitu:
1. Memotong (Crossing)
Kesimpulan dan Saran
2. Menyilang (Weaving)
Gambar 1. Bagan alir penelitian 3. Mengumpul (Merging)
4. Memisah (Diverging)
454
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
C=Co×FW×FM×FCS×FRSU×FLT×FRT×FMI
455
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
2. Pendekat Bitung
Pendekat Bitung adalah semua kendaraan
yang dari arah Bitung ke Manado dan ke arah
Paniki Atas. Pada hari Senin, jam puncak
pendekat ini terjadi pada jam 09.00, dan 18.00
untuk MC, sedangkan jam 08.00, 11.00 dan
18.00 adalah jam puncak untuk LV + HV.
Ditampilkan dalam bentuk gambar di bawah
ini :
PENDEKAT BITUNG (VJP)
SENIN 800
MC LV HV LV+HV TOTAL
7.00 80 236 104 340 420 MC
8.00 468 436 120 556 1024 LV
9.00 716 456 68 524 1240
700 HV
10.00 680 456 128 584 1264
LV+HV
11.00 328 472 132 604 932
12.00 240 392 76 468 708
13.00 392 408 144 552 944
14.00 232 320 124 444 676 600
15.00 416 464 120 584 1000
16.00 456 388 160 548 1004
17.00 652 516 84 600 1252
18.00 728 576 116 692 1420 500
Volume Kend/Jam
19.00 592 544 100 644 1236
Total 5980 5664 1476 7140 13120
% 45.6 43.2 11.3 54.4 100.0
400
77.4
% ST
45.3 43.7 11.0 54.7 100.0
22.6
% RT
45.7 46.3 8.0 54.3 100.0
300
200
100
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jam
300
368
6276
40.5
636
7684
49.5
84
1552
10.0
720
9236
59.5
1088
15512
100.0 500
Gambar 5. Volume Kendaraan per Jam pada Pendekat
42.7
76.3
46.3
23.7
11.0 57.3 100.0
400
Paniki Atas hari Senin
45.7 46.3 8.0 54.3 100.0
300
200
Kemudian dibuat rata-rata untuk tiap-tiap
100
pendekat yang ditampilkan dalam bentuk gambar
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
berikut.
Jam
456
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
76
50
LV
512
577
HV
107
84
LV+HV
619
661
TOTAL
1095
1411
740
LV+HV
Perhitungan Rasio belok, yaitu belok kiri
29
09
71
594
555
485
106
146
139
700
701
624
1529
1310
1095
720
dan Belok Kanan sesuai masing-masing
QDH(723 Kend/jam)
38
44
90
511
545
527
127
136
115
637
681
643
975
1025
1033
pendekat. Perhitungan Rasio Jl. Minor / total
15 541 128 669 1085 700
53
29
605
608
117
114
723
722
1175
1251
Jl. Utama dan Minor juga diikut sertakan.
42 574 99 673 1315
.3
73.5
42.1
26.5
10.6 52.7 100.0
660
karena tidak ada kendaraan tak bermotor
.8
MC
50.7
LV
8.5
HV
59.2
LV+HV
100.0
TOTAL
(UM) yang melalui persimpangan ini.
640
57
45
599
941
396
124
100
723
496 ST
1280
2. Formulir USIG-II
339
38 172 29 200 LT 620 Lebar pendekat dan tipe simpang,
600
Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tundaan,
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jam Peluang Antrian. Lebar pendekat digunakan
Gambar 6. Rata-rata Kendaraan Per Jam pada sesuai yang diukur di lapangan, yaitu Jl.
Pendekat Manado Utama 7,00 m dan Jl. Minor 5,00 m. Karena
persimpangan memiliki 3 simpang dan 2 lajur
PENDEKAT BITUNG (VJP)
2
9
LV
423
527
HV
131
112
LV+HV
555
639
TOTAL
937
1238
800
LV+HV
di jalan utama dan jalan minor, maka kode
QDH(672 Kend/jam)
4
7
2
551
517
506
121
133
119
672
650
625
1326
1207
1077
700 simpang yang digunakan adalah 322. Karena
7
5
1
440
435
499
104
105
118
544
540
617
871
875
1089 600
menggunakan kode simpang 322, maka
0
3
5
553
531
560
105
121
81
658
651
641
1068
1025
1106
500
Kapasitas dasar (Co) yang digunakan adalah
7 569 95 664 1321
2700 smp/jam.
Volume Kend/Jam
7
90.8
45.9 10.3 56.3 100.0
400
Kemudian dibuat rekapitulasi Derajat
9.2
2
C
41.4
LV
4.4
HV
45.8
LV+HV
100.0
TOTAL
300
Kejenuhan, Tundaan dan Peluang Antrian dari
9
3
552
1082
497
120
112
672
609 ST
1191
200 jam 07.00 – 19.00 disajikan dalam bentuk
9
109
45 5 50 RT
100
gambar-gambar berikut.
0
KINERJA PERSIMPANGAN
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
DERAJAT TUNDAAN 1.10 25.00
Jam WAKTU
KEJENUHAN SIMPANG TUNDAAN SIMPANG
7.00 0.81 14.88 1.00
Gambar 7. Rata-rata Kendaraan Per Jam pada 8.00
9.00
0.84
0.78
15.56
14.30
DERAJAT KEJENUHAN
DS = 0.75
0.90
Pendekat Bitung 10.00
11.00
0.82
0.94
15.11
18.61
20.00
0.80
12.00 0.96 19.16
13.00 0.88 16.68
TUNDAAN (det/smp)
PENDEKAT PANIKI ATAS (VJP) 0.70
DERAJAT KEJENUHAN
69 2 71 329 0.20
1723 123 1846 6038
28.5 2.0 30.6 100.0 150
29.7 0.10
16.9 1.0 17.9 100.0
70.3
27.8 2.1 29.9 100.0 0.00 0.00
100 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0
LV HV LV+HV TOTAL
263 19 281 920 WAKTU
274
46 3 49 LT
647
180 14 193 RT 50 Gambar 9. Derajat Kejenuhan dan Tundaan
0 KINERJA PERSIMPANGAN
80.0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 PELUANG
WAKTU
Jam ANTRIAN %
7.00 26.4 - 52.4 PELUANG ANTRIAN %
70.0
Gambar 8. Rata-rata Kendaraan Per Jam pada 8.00
9.00
28.2 - 55.7
24.4 - 48.6
PELUANG ANTRIAN %
457
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
dari jam 06.00 – 19.00 yang menunjukkan DS menghitung LHR (LV+HV) sampai 10 tahun
yang paling tinggi adalah di sekitar jam 12.00 kedepan, maka digunakan rumus :
yaitu 0.96 dengan tundaan simpang sebesar
19,16 det/smp. Dalam gambar kurva tersebut LHRn = LHRo x ( 1 + i ) n
menunjukkan bahwa 2/3 dari jam kerja 06.00 –
19.00 kemungkinan terjadi macet sangatlah besar Dimana : i = pertumbuhan lalulintas
karena DS sudah ≥ 0,75. n = tahun
Kemudian gambar peluang antrian
LHRO diambil dari % LHR (LV+HV) yang
menunjukkan, di sekitar jam 07.00 - 14.00
paling besar ditiap pendekatnya, pada tahun 2015
berpeluang terjadinya antrian karena nilai
i diambil 0,7 sesuai dengan data pertumbuhan
peluang antrian sudah lebih besar dari 50%.
lalulintas yang ada di Sulawesi Utara. Berikut
Keperluan Penyesuaian adalah Tabel LHR dan Volume Rencana:
Melihat dari gambar DS, Tundaan, dan
Tabel 2. LHR dan Volume Rencana
Peluang Antrian diatas, kinerja persimpangan Pendekat Manado Pendekat Bitung Pendekat Paniki Atas
Faktor k
TAHUN LHR VJP LHR VJP LHR VJP
yang digambarkan oleh derajat kejenuhan sudah (Kend/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam) (%)
lebih besar dari 1 maka diperlukan penyesuaian 2015
2016
15998
17118
1280
1369
14889
15932
1191
1275
11503
13169
920
1054
8
8
untuk mendapatkan derajat kejenuhan dibawah 1. 2017
2018
18316
19598
1465
1568
17047
18240
1364
1459
13169
14091
1054
1127
8
8
Karena itu diambil penyesuaian sebagai berikut : 2019 20970 1678 19517 1561 15077 1206 8
2020 22438 1795 20883 1671 16133 1291 8
1. Memperlebar jalan, Jl. Minor yaitu Jl. Paniki 2021 24009 1921 22345 1788 17262 1381 8
2022 25689 2055 23909 1913 18471 1478 8
Atas dari 5,00 m menjadi 7,00 m. Dengan 2023 27487 2199 25583 2047 19763 1581 8
2024 29411 2353 27373 2190 21147 1692
menggunakan proporsi dan volume yang 2025 31470 2518 29289 2343 22627 1810
8
8
sama maka dilakukan analisa kembali pada
USIG-II dengan menggunakan lebar yang Selanjutnya dilakukan kembali perhitungan
baru DS = 1.03, yang artinya persimpangan Kinerja Persimpangan dengan menggunakan
masih terjadi gangguan. proporsi pada Tabel dibawah ini :
2. Melihat poin 1 diatas DS menunjukkan masih
diatas 1, maka diambil penyesuaian untuk Tabel 3. Proporsi Tiap Jenis Kendaraan
PENDEKAT MANADO PENDEKAT BITUNG PENDEKAT PANIKI ATAS
Merubah persimpangan dari 322 menjadi 344 15373 kend/jam 14343 kend/jam 6038 kend/jam
dengan Kapasitas Dasar 3200 dan MC % LV % HV % MC % LV % HV % MC % LV % HV %
43.5 46.8 9.7 43.6 46.4 10.0 69.4 28.5 2.0
menerapkan belok kiri langsung dengan
goemetri jalan Mayor lebar 13,00 m dan jalan Perhitungan dibuat kembali dalam bentuk
Minor 12,00 m. Dan didapat DS = 0,22.
USIG-I, USIG-II dan Grafik Derajat Kejenuhan,
Tundaan dan Peluang Antrian. Kemudian dibuat
Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) rekapitulasi Derajat Kejenuhan, Tundaan, dan
Dari perhitungan volume lalulintas diatas,
Peluang Antrian dari tahun 2015 – 2025
maka akan dibuat Lalulintas Harian Rata-Rata disajikan dalam bentuk gambar di bawah ini :
(LHR). Untuk menghitung LHR digunakan
pertumbuhan lalulintas sebesar 7,0% dan faktor k
= 0,8. Dihitung menggunakan rumus sebagai KINERJA PERSIMPANGAN
DERAJAT TUNDAAN
1.00
TAHUN
berikut : QDH = k * LHRT 2015
KEJENUHAN SIMPANG
0.41 8.67 0.90
TUNDAAN SIMPANG 14.00
DERAJAT KEJENUHAN
Untuk Faktor k diambil dari % LHR
2016
2017
0.45
0.47
8.98
9.13
0.80 0.75
0.80
12.00
2018 0.50 9.40
(LV+HV) yang paling besar dan disesuaikan
2019 0.53
0.57
9.71
10.07 0.70 0.65
0.70
2020
dengan Tabel faktor k - ukuran kota yang ada
2021 0.61 10.49 0.61 10.00
Derajat Kejenuhan
(satu). 0.20
2.00
0.10
458
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
KINERJA PERSIMPANGAN
TAHUN
PELUANG
ANTRIAN %
60.0
PENUTUP
PELUANG ANTRIAN %
2015 7.8 - 19.2
PELUANG ANTRIAN %
2016 9.0 - 21.3
50.0
2017
2018
9.8 - 22.6
11.0 - 24.7
Kesimpulan
12.3 - 27.0
2019
2020 13.9 - 29.7 Kesimpulan yang dapat diambil adalah
2021 15.6 - 32.9 40.0
2022 17.7 - 36.5 sebagai berikut:
PELUANG ANTRIA
Tahun 2020 :
Pada Pendekat Manado: LHR = 22438
Kendaraan.
Gambar 13. Persimpangan Jalan dengan Tipe
Persimpangan yang Baru
Pada Pendekat Bitung: LHR = 20883
Kendaraan.
459
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (453-460) ISSN: 2337-6732
Pada Pendekat Paniki Atas: LHR = 16133 menerapkan belok kiri langsung dan
Kendaraan. penyesuaian lebar pendekat, yaitu Pendekat
Paniki Atas menjadi 12 m, Pendekat Manado
Tahun 2025 : dan Pendekat Bitung menjadi 13 m, simpang
Pada Pendekat Manado: LHR = 31 470 dapat melayani lalulintas sampai dengan
Kendaraan. tahun 2025.
Pada Pendekat Bitung: LHR = 29.289
Kendaraan. Saran
Pada Pendekat Paniki Atas: LHR = 22.627 1. Dalam penelitian ini, perencanaan simpang
Kendaraan. disesuaikan dengan tanpa pengaturan sinyal
unsignalized intersection, disarankan untuk
Dengan menggunakan LHR yang ada, dilakukan perencanaan simpang dengan
didapatkan kinerja persimpangan dengan nilai pengaturan lampu lalulintas signalized
DS = 0,57 dan DS = 0,80 berturut-turut untuk intersection.
tahun 2020 dan tahun 2025. 2. Dengan pesatnya pertumbuhan lalulintas
disarankan untuk membuat penelitian dengan
4. Dengan demikian, mengubah tipe mengubah persimpangan ini menjadi simpang
persimpangan dari 322 menjadi 344 dengan tidak sebidang interchange.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2013. Sulawesi Utara Dalam Angka 2013, BPS Kota Manado.
Clarkson, O dan Hicks, G. R, 1999, “Teknik Jalan Raya”, Jilid IV Erlangga, Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Hobbs, F.D 1995, Perencanaan dan Teknik Lalulintas, Gadjah Mada University press Yogyakarta.
Tamin, Ofyar Z, Edisi ke-2, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung.
Tamin, Ofyar Z, 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi : Contoh soal dan aplikasi,
Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.
Monita Sailany Watuseke, ST, Skripsi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Manado, 2015, Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan – Jalan Sam Ratulangi
Menurut MKJI 1997.
Brigitha Raco, ST, Skripsi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado, 2016,
Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Persimpangan Jalan Dotulolong Lasut – Jalan
Sudirman – Jalan Sarapung – Jalan Sudirman Kota Manado.
Irwan Jhony Parlindungan Samosir, ST, Skripsi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2012, Analisa Kinerja Arus Lalulintas Ruas Jalan Jendral Ahmad Yani,
Kota Sorong – Papua Barat.
460