Вы находитесь на странице: 1из 8

Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi …

Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa
SMP di Denpasar
Bella Nadya Rachman*, I Gede Mustika, I. G. A Wita Kusumawati

ABSTRACT

Background : Adolescence is the transition from child to adulthood. Adolescents usually change their lifestyle, includes
consumption patterns, because it is influenced by peers’ environment. Adolescents nutritional needs are relatively large because
of rapid growth and development process. One of the nutrition problems among adolescents is the lack of fruit and vegetable
consumption that is influenced by internal and external factors.
Objective : The purpose of this research was to know the relationship between attitude, nutrition knowledge, food preference,
food availability, media exposure, and parents income with fruit and vegetable consumption behavior among SMPK 1 Harapan
students.
Methods : This study used cross sectional design and was conducted on April-May 2017. Subjects of this study were 85 grade
VIII students selected by using simple random sampling. Information on attitude, nutrition knowledge, food preference, food
availability, media exposure, and parents’ income were collected using questionnaire, while fruit and vegetables consumption
behaviour were collected using semi quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ).
Results : The results of this study showed that most subjects has good fruit and vegetables consumption behavior (71.8%). There
was a significant correlation between fruit and vegetables consumption behaviour with attitude (p<0,01), nutrition knowledge
(p<0.01), food availability (p<0.01), media exposure (p<0.01), and parents income (p<0.01), but not related with food
preference (p = 0.55).
Conclusion :This study indicated a significant relationship between attitude, nutritional knowledge, food availability, media
exposure, and parents income with fruits and vegetables consumption behaviour.

Keywords : fruit consumption; vegetable consumption; adolescents

ABSTRAK

Latar belakang : Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja biasanya mengalami perubahan
gaya hidup termasuk di dalamnya pola konsumsi karena dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya. Kebutuhan gizi remaja
relatif besar karena pada masa remaja terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Salah satu masalah pada
fase ini adalah kurangnya konsumsi buah dan sayur yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sikap, pengetahuan gizi, preferensi makanan, ketersediaan
makanan, keterpaparan media, pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPK 1 Harapan
Denpasar.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2017. Subjek penelitian
terdiri dari 85 siswa kelas VIII yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Data sikap, pengetahuan gizi, preferensi
makanan, ketersediaan makanan, keterpaparan media, pendapatan orang tua diambil menggunakan kuisioner, sedangkan
perilaku konsumsi buah dan sayur diukur menggunakan form SQ-FFQ.
Hasil : Sebagian besar subjek mempunyai perilaku konsumsi buah dan sayur dalam kategori baik yaitu 71,8%. Terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku konsumsi buah dan sayur dengan sikap (p<0,01), pengetahuan gizi (p<0,01),
ketersediaan makanan (p<0,01), keterpaparan media (p<0,01), pendapatan orang tua (p<0,01), tetapi tidak terdapat hubungan
dengan preferensi makanan (p=0,55).
Simpulan : Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap, pengetahuan gizi, ketersediaan,
keterpaparan media, dan pendapatan orang tua terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur.

Kata kunci : konsumsi buah; konsumsi sayur; remaja

PENDAHULUAN pada remaja. Pada remaja terjadi perubahan gaya hidup


termasuk pola konsumsi karena dipengaruhi oleh
Masa remaja merupakan masa peralihan dari lingkungan teman sebaya agar dapat diterima dalam
anak-anak menuju dewasa. Terjadi banyak perubahan sebuah kelompok. Usia remaja (10-18 tahun) adalah
baik pada fisik, psikis, sosial, maupun kebutuhan gizi periode yang rentan dengan zat gizi tertentu karena
pada masa ini terjadi peningkatan proses pertumbuhan
dan perkembangan fisik.1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan, Sains, dan
Teknologi, Universitas Dhyana Pura. Jalan Raya Padang
World Health Organization (WHO)
Luwih, Tegaljaya, Dalung, Badung-Bali. menyebutkan bahwa kurangnya konsumsi buah dan
*
Korespondensi: bellanadya07@gmail.com sayur dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti

Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia


Indonesia,(The
6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 9
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Bella Nadya Rachman, I Gede Mustika, I. G. A Wita Kusumawati

obesitas, diabetes hipertensi, tekanan darah tinggi, dan digali sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan yang
kanker. Kematian dini dan kehidupan produktif yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
hilang karena cacat, 28% dari kematian di seluruh menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku
dunia disebabkan karena rendahnya konsumsi buah dan konsumsi buah dan sayur pada masa remaja di
sayur. Selain itu, tidak cukup buah dan sayur Denpasar.
diperkirakan menyebabkan sekitar 14% dari kematian
akibat kanker pencernaan, sekitar 11% dari jantung dan BAHAN DAN METODE
sekitar 9% kematian stroke. Rekomendasi kecukupan
konsumsi buah untuk mencegah penyakit kronis adalah Desain penelitian ini adalah Cross sectional
400-600 gram per hari.2 yang dilakukan di SMPK 1 Harapan Denpasar pada
Rekomendasi kecukupan konsumsi buah dan bulan April-Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini
sayur di Indonesia terdapat dalam tumpeng gizi adalah siswa SMPK 1 Harapan Denpasar kelas VIII
seimbang yang berisi anjuran untuk mengkonsumsi yang berjumlah 576 orang. Teknik pengambilan
buah sebanyak dua sampai tiga porsi sehari dan sayuran sampel menggunakan simple random sampling dan
sebanyak tiga sampai lima porsi sehari. Pentingnya diperoleh sampel sebanyak 85 orang. Identitas sampel
konsumsi buah dan sayur masih kurang disadari oleh diperoleh dengan wawancara menggunakan form
penduduk Indonesia khususnya pada remaja. Menurut identitas sampel yang berisi nama, jenis kelamin, usia,
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), konsumsi buah dan tanggal lahir, dan nomer telepon.
sayur dikategorikan “kurang” apabila tidak sesuai Data perilaku konsumsi buah dan sayur
dengan anjuran dalam tumpeng gizi seimbang.3 diperoleh dengan melakukan wawancara
Proporsi kurang makan buah dan sayur (< lima porsi menggunakan form SQ-FFQ dan dianalisis
per minggu) pada penduduk usia 10 tahun ke atas di menggunakan nutrisurvey. Data sikap, pengetahuan
Bali mengalami peningkatan dari 96,5% pada tahun gizi, preferensi makanan, ketersediaan makanan,
2007 menjadi 97,5% pada tahun 2013.3,4 Di kota keterpaparan media, dan pendapatan orang tua
Denpasar, konsumsi buah dan sayur lima porsi atau diperoleh menggunakan kuisioner yang sebelumnya
lebih baru mencapai 0,5%. Sementara itu, perilaku telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis
konsumsi buah dan sayur pada kelompok usia 10-14 dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman
tahun baru sebesar 1,2%. Usia ini merupakan masa untuk mengetahui hubungan antar variabel.
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat serta masa
yang rentan kekurangan gizi. Pada masa ini mereka HASIL
sedang berada pada jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 85
Beberapa hasil penelitian menunjukkan responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
konsumsi buah dan sayur yang masih kurang. Hasil Adapun karakteristik responden diketahui sebagian
penelitian di Pekanbaru menunjukkan konsumsi buah besar responden berjenis kelamin perempuan (70,6%)
dan sayur pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru kurang dan berusia 14 tahun (71,8%). Sementara itu,
dari 200 gram per hari (64,6%) dengan frekuensi responden yang berusia 15 tahun berjumlah 24 orang
kurang dari dua kali sehari.5 Penelitian yang dilakukan (28,2%).
di kota Makassar pada mahasiswa obesitas
menunjukkan bahwa 98,3% jarang mengkonsumsi Perilaku konsumsi buah dan sayur
sayur, 80,7% mengkonsumsi sayur dalam porsi yang Konsumsi buah dan sayur dikategorikan kurang
kurang, dan sebagian besar mengkonsumsi buah dalam jika konsumsi buah dan sayur <400 gram per hari.
frekuensi yang jarang.6 Beberapa penelitian lain di Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-
Jakarta juga menunjukkan hasil serupa dimana hanya rata konsumsi buah dan sayur responden yaitu 452
57,5% siswa SMPN 8 Depok yang memenuhi gram. Perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPK
konsumsi buah dan sayur 400 gram per hari, sementara 1 Harapan menunjukkan bahwa 61 orang (71,8%)
pada 68,9% siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan dan memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur dalam
82,4% siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta kategori baik dan 24 orang (28,2%) dalam kategori
Barat mengkonsumsi buah dan sayur dalam kategori kurang baik. Berdasarkan distribusi perilaku konsumsi
kurang.7,8,9 buah dan sayur menurut jenis kelamin diketahui bahwa
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa lebih dari separuh responden perempuan memiliki
secara umum konsumsi buah dan sayur pada remaja perilaku konsumsi dengan kategori baik yaitu sebanyak
masing kurang. Selain itu, proporsi kurang konsumsi 46 orang (54,1%) dan 14 orang (16,5%) memiliki
sayur dan buah di Denpasar lebih tinggi dibanding di kategori kurang baik. Sementara itu, responden laki-
kota-kota lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi laki yang memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur
konsumsi buah dan sayur di Denpasar penting untuk dalam kategori baik sebanyak 15 orang (17,6%), dan

10 Copyright
Copyright © 2017;
© 2017; Jurnal
Jurnal GiziGizi Indonesia
Indonesia, (The2017;
6 (1), Indonesian
e-ISSNJournal of Nutrition),
: 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
(1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi …

yang memiliki kategori kurang baik sebanyak 10 orang Responden perempuan yang memiliki preferensi baik
(11,8%). terhadap buah dan sayur berjumlah 57 orang (95%),
tidak berbeda jauh dengan preferensi baik pada laki-
Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi laki yaitu sebanyak 23 orang (92%).
buah dan sayur Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian ketersediaan makanan berupa buah dan sayur pada
besar responden perempuan memiliki sikap yang baik perempuan lebih baik dibandingkan pada laki-laki.
terhadap konsumsi buah dan sayur yaitu sebanyak 52 Ketersediaan makanan kategori baik pada perempuan
orang (86,2%). Sementara itu, responden laki-laki yang yaitu sebesar 56,7% dan pada laki-laki sebesar 40%.
yang memiliki sikap dalam kategori baik hanya 16 Keterpaparan media lebih banyak pada
orang (64,0%), lebih rendah dibandingkan responden perempuan dibandingkan pada laki-laki. Dari Tabel 1
perempuan. diketahui sebanyak 71,7% responden perempuan
Sebagian besar responden mempunyai terpapar media dengan baik, sementara hanya 44%
pengetahuan gizi dalam kategori baik. Berdasarkan responden laki-laki yang terpapar media dengan baik.
Tabel 1, responden perempuan yang mempunyai Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa lebih dari
pengetahuan gizi dalam kategori baik (90%), lebih separuh responden mempunyai orang tua dengan
banyak dibandingkan pada responden laki-laki (68%). pendapatan cukup. Perempuan yang memiliki orang
Preferensi makanan adalah suka atau tidaknya tua dengan pendapatan cukup berjumlah 36 orang
seseorang terhadap suatu makanan dipengaruhi oleh (60%), sedangkan responden laki-laki yang memiliki
beberapa faktor antara lain rasa, tekstur, dan warna. orang tua dengan pendapatan cukup berjumlah 13
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa mayoritas orang (52%).
responden mempunyai preferensi makanan yang baik.

Tabel 1. Hasil analisis sikap, pengetahuan gizi, preferensi makanan, ketersediaan makanan, keterpaparan media,
pendapatan orang tua terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur
Konsumsi Buah dan Sayur
Variabel Kategori Kurang Baik Baik Total
n % n % n %
Sikap
Laki-laki Kurang Baik 9 36,0 0 0,0 9 36,0
Baik 1 4,0 15 60,0 16 64,0
Perempuan Kurang Baik 6 10,0 2 3,3 8 13,3
Baik 8 13,3 44 73,3 52 86,7
Pengetahuan Gizi
Laki-laki Kurang Baik 7 28,0 1 4,0 8 32,0
Baik 3 12,0 14 56,0 17 68,0
Perempuan Kurang Baik 5 8,3 1 1,7 6 10,0
Baik 9 15,0 45 75,0 54 90,0
Preferensi Makanan
Laki-laki Kurang Baik 1 4,0 1 4,0 2 8,0
Baik 9 36,0 14 56,0 23 92,0
Perempuan Kurang Baik 1 1,7 2 3,3 3 5,0
Baik 13 21,7 44 73,3 57 95,0
Ketersediaan Makanan
Laki-laki Kurang Baik 9 36,0 6 24,0 15 60,0
Baik 1 4,0 9 36,0 10 40,0
Perempuan Kurang Baik 10 16,7 16 26,7 26 43,3
Baik 4 6,7 30 50,0 34 56,7
Keterpaparan Media
Laki-laki Kurang Baik 8 32,0 6 24,0 14 56,0
Baik 2 8,0 9 36,0 11 44,0
Perempuan Kurang Baik 7 11,7 10 16,7 17 28,3
Baik 7 11,7 36 60,0 43 71,7
Pendapatan Orang Tua
Laki-laki Rendah 8 32,0 1 4,0 9 36,0
Cukup 1 4,0 12 48,0 13 52,0
Tinggi 1 4,0 2 8,0 3 12,0
Perempuan Rendah 10 16,7 2 3,3 12 20,0
Cukup 4 6,7 32 53,3 36 60,0
Tinggi 0 0,0 12 20,0 12 20,0

Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia


Indonesia,(The
6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 11
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Bella Nadya Rachman, I Gede Mustika, I. G. A Wita Kusumawati

Hubungan sikap, pengetahuan gizi, preferensi Pemilihan jenis makanan pada remaja
makanan, ketersediaan makanan, keterpaparan merupakan penentuan status sosial dalam kelompok
media, pendapatan orang tua dengan perilaku tersebut. Dengan demikian sikap dalam pemilihan
konsumsi buah dan sayur makanan yang terjadi pada usia remaja merupakan
Hasil uji korelasi Spearman antara sikap, suatu simbol penerimaan seseorang dalam sebuah
pengetahuan gizi, ketersediaan makanan, keterpaparan kelompok. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
media, pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi sikap merupakan salah satu faktor yang dapat
buah dan sayur siswa SMPK 1 Harapan menunjukkan menentukan perilaku konsumsi buah dan sayur.
hubungan yang signifikan dengan p<0,01. Akan tetapi,
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Perilaku
preferensi makanan dengan perilaku konsumsi buah Konsumsi Buah dan Sayur
dan sayur (p = 0,55). Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang
tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi zat gizi
PEMBAHASAN terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan
tentang makanan yang sehat menjadi faktor yang
Hubungan Sikap terhadap Perilaku Konsumsi penting dalam pemilihan makanan karena merupakan
Buah dan Sayur salah satu faktor untuk perilaku makan yang sehat.
Sikap merupakan suatu reaksi terhadap stimulus Kurangnya pengetahuan tentang gizi akan
atau objek dalam hal ini terhadap perilaku konsumsi menyebabkan seseorang salah memilih makanan
buah dan sayur. Pada remaja, makanan dapat dijadikan sehingga akan menurunkan konsumsi makanan sehat
sebagai simbol penerimaan pertemanan dalam dan berdampak pada masalah gizi.8
hubungan sosial. Sikap penentuan pemilihan makanan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
pada remaja yang sebagian besar waktunya sangat responden laki-laki yang memiliki pengetahuan gizi
tergantung pada teman sebaya juga dipengaruhi yang baik terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur
hubungan dengan teman sebaya.8 berjumlah 17 orang (68%). Sementara itu, responden
Berdasarkan Tabel 1 diketahui responden laki- sebagian besar responden perempuan memiliki
laki yang memiliki sikap yang baik terhadap perilaku pengetahuan gizi yang baik yaitu 54 orang (90%). Hasil
konsumsi buah dan sayur berjumlah 16 orang (64%). uji korelasi Spearman antara variabel pengetahuan gizi
Sementara itu, responden perempuan yang memiliki terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur siswa
sikap yang baik berjumlah 52 orang (86,7%). Hasil uji SMPK 1 Harapan diperoleh hasil bahwa p<0,01 yang
korelasi Spearman antara variabel sikap terhadap berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPK 1 variabel pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi
Harapan diperoleh hasil bahwa p<0,01 yang memiliki buah dan sayur. Pengetahuan gizi dan perilaku
arti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel konsumsi buah dan sayur mempunyai hubungan yang
sikap dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal positif yang berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan
tersebut menunjukan bahwa semakin baik sikap remaja gizi remaja, maka akan semakin tinggi pula konsumsi
tentang pemilihan buah dan sayur, maka perilaku buah dan sayur.
konsumsi buah dan sayur pada remaja akan semakin Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
baik. Penelitian sejenis menyebutkan bahwa terdapat lain yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
hubungan yang signifikan antara sikap dengan signifikan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
kebiasaan konsumsi buah dan sayur pada orang dewasa konsumsi buah dan sayur. Pengetahuan tentang nilai
di Malaysia.10 gizi dapat mempengaruhi konsumsi buah dan sayur
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sesorang.14 Selain itu, terdapat penelitian yang
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap menyebutkan bahwa terjadi peningkatan konsumsi
terhadap perilaku. Sebuah penelitian menyebutkan buah dan sayur pada responden setelah mendapatkan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap intervensi mengenai manfaat konsumsi sumber zat gizi
terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa serat pada siswa di Depok.14 Hasil serupa juga
kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat.9 Selain itu, didapatkan oleh penelitian lain yang menemukan
penelitian lain menyebutkan bahwa konsumsi buah dan bahwa frekuensi konsumsi buah dan sayur lebih besar
sayur yang lebih banyak terdapat pada siswa yang terdapat pada mahasiswa gizi (63%) dibandingkan
memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur. 12 Lebih dengan mahasiswa jurusan lain.16
lanjut, penelitian lain juga menyebutkan bahwa sikap Pendidikan mengenai gizi penting diketahui
adalah evaluasi secara keseluruhan termasuk perasaan dalam mewujudkan perilaku memilih makanan sehat
yang mempengaruhi perilaku konsumsi termasuk khususnya konsumsi buah dan sayur. Pengetahuan gizi
terhadap konsumsi buah dan sayur. 13 merupakan modal utama sesorang dalam pemilihan
makanan. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik

12 Copyright
Copyright © 2017;
© 2017; Jurnal
Jurnal GiziGizi Indonesia
Indonesia, (The2017;
6 (1), Indonesian
e-ISSNJournal of Nutrition),
: 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
(1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi …

pengetahuan gizi seseorang, maka semakin baik pula Preferensi merupakan kesukaan seseorang
perilaku konsumsi buah dan sayur orang tersebut. terhadap suatu makanan yang dapat dipengaruhi oleh
Upaya peningkatan pengetahuan gizi sesorang banyak faktor seperti rasa, tekstur, dan tampilan. Faktor
dapat dilakukan melalui pemberian penyuluhan, lain yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap
melalui media massa, elektronik, buku, permainan, dan buah dan sayur yaitu ketersediaan. Seseorang akan
kerabatan dekat. Peningkatan pengetahuan gizi tentang mengkonsumsi buah dan sayur yang tersedia di rumah
konsumsi buah dan sayur pada remaja diharapkan maupun di sekolah. Jika ketersediaan buah dan sayur
dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku kurang, maka paparan seseorang terhadap buah dan
konsumsi buah dan sayur yang lebih baik. 15 sayur pun ikut berkurang sehingga akan mempengaruhi
preferensi orang tersebut.
Hubungan Preferensi Makanan terhadap Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Hubungan Ketersediaan Makanan terhadap
Preferensi atau kesukaan terhadap makanan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
merupakan sikap seseorang untuk suka atau tidak suka Ketersediaan makanan dapat mempengaruhi
terhadap makanan tertentu. Kesukaan terhadap pola konsumsi seseorang terhadap pemilihan makanan
makanan dianggap sebagai faktor penentu dalam yang akan dikonsumsi. Jika ketersediaan terhadap
mengkonsumsi makanan termasuk buah dan sayur. suatu makanan rendah, kemampuan seseorang untuk
Suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu makanan mendapatkan makanan tersebut akan semakin sulit.
antara lain bergantung pada rasa, tekstur, tampilan, dan Jenis makanan yang tersedia lebih banyak mempunyai
kebiasaan makan. Preferensi buah dan sayur memiliki peluang lebih besar untuk dikonsumsi.
hubungan secara langsung terhadap konsumsi buah dan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
sayur, baik di rumah maupun di sekolah.8 sebagian besar responden laki-laki memiliki
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian ketersediaan buah dan sayur kurang baik yaitu
besar responden laki-laki memiliki preferensi makanan sejumlah 15 orang (60%). Sementara itu, responden
yang baik terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur perempuan yang memiliki ketersediaan buah dan sayur
(92%). Selain itu, responden perempuan juga memiliki yang kurang baik berjumlah 26 orang (43,3%). Hasil
preferensi makanan yang baik (95%). Hasil korelasi uji korelasi Spearman antara variabel ketersediaan
Spearman antara variabel preferensi makanan dengan makanan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPK 1 siswa SMPK 1 Harapan diperoleh hasil bahwa p < 0,01
Harapan diperoleh hasil bahwa p = 0,552 yang berarti yang berarti terdapat hubungan yang signifikan.
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Hubungannya mempunyai korelasi positif yang
preferensi makanan dengan perilaku konsumsi buah menunjukan bahwa semakin tinggi ketersediaan buah
dan sayur. dan sayur maka semakin tinggi pula konsumsi buah dan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang sayur seseorang.
menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan yang Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
signifikan antara preferensi makanan dengan konsumsi mengatakan bahwa ketersediaan buah di rumah
buah dan sayur yang dilakukan pada siswa SMPN 8 berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi buah
Depok.7 Penelitiannya memperoleh hasil bahwa responden.18 Selain itu, hasil penelitian lain
responden yang menyukai buah dan sayur sebanyak menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna
59,1% sedangkan responden yang tidak menyukai buah antara ketersediaan buah dan sayur di rumah dengan
dan sayur sebanyak 47,8%. Penelitian lain yang sejenis tingkat konsumsi buah dan sayur anak berusia 11 tahun
juga memperoleh hasil bahwa sebagian besar pada sembilan kota di Eropa.19 Penelitian lain yang
responden tidak menyukai buah dan sayur karena dilakukan di Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
beranggapan bahwa buah dan sayur tidak memiliki rasa mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
enak.9 signifikan antara ketersediaan ikan, sayur, dan buah
Demikian juga halnya dengan penelitian dengan konsumsi ikan, sayur dan buah pada anak usia
menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan yang prasekolah. Ketersediaan makanan yang kurang di
signifikan antara preferensi terhadap konsumsi buah rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan orang tua
dan sayur pada remaja SMP 1 Kesu di kabupaten yang kurang mencukupi.20
Toraja Utara.16 Penelitian lain menyebutkan bahwa Penelitian sejenis yang dilakukan di Amerika
tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa signifikan antara ketersediaan buah dan sayur dengan
SMP Negeri 28 Jakarta dan SMP Negeri 1 Jakarta konsumsi rata-rata nasional pada remaja.21 Demikian
tahun 2013 karena kurangnya motivasi mengkonsumsi juga dalam penelitian oleh Chandrawati yang
buah dan sayur. 17 menyebutkan bahwa jika ketersediaan buah dan sayur
kurang maka paparan buah dan sayur pada anak akan

Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia


Indonesia,(The
6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 13
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Bella Nadya Rachman, I Gede Mustika, I. G. A Wita Kusumawati

terbatas sehingga mengurangi preferensi anak terhadap untuk menangkap informasi semakin banyak pula
buah dan sayur.22 Penelitian oleh Layade menyebutkan informasi yang didapatkan.
bahwa ketersediaan dan akses terhadap buah dan sayur
bergantung pada musim sehingga dapat mempengaruhi Hubungan Pendapatan Orang Tua terhadap
konsumsi buah dan sayur.23 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Ketersediaan buah dan sayur dapat Pemenuhan kebutuhan suatu keluarga
mempengaruhui seseorang dalam mengkonsumsi buah bergantung pada pendapatan keluarga terutama
dan sayur baik di rumah maupun di sekolah. Jika pendapatan orang tua. Pendapatan merupakan faktor
ketersediaan buah dan sayur kurang maka akan yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang
menyebabkan berkurangnya tingkat kesukaan terhadap dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan maka semakin
buah dan sayur tersebut. besar peluang untuk memilih makanan yang baik.
Sejalan dengan perubahan pendapatan seseorang maka
Hubungan Keterpaparan Media terhadap Perilaku akan diikuti pula dengan perubahan dalam susunan
Konsumsi Buah dan Sayur makanan yang dikonsumsi. Seseorang dengan status
Keterpaparan media memiliki pengaruh besar ekonomi yang tinggi cenderung akan mengkonsumsi
terhadap perilaku konsumsi termasuk perilaku makan makanan dengan memperhatikan kandungan gizi.
remaja. Salah satu keterpaparan media yang dapat Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa responden
mempengaruhi perilaku konsumsi makan khususnya laki-laki yang memiliki orang tua dengan pendapatan
buah dan sayur yaitu iklan. Selain menjadi media cukup berjumlah 13 orang (52%). Sementara itu,
pemasaran, iklan juga juga memiliki peran penting perilaku konsumsi buah dan sayur yang baik pada
sebagai sumber penyampaian informasi mengenai gizi. responden laki-laki dengan pendapatan orang tua
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa lebih dari rendah berjumlah 1 orang (4%). Sebagian besar
separuh responden laki-laki tidak terpapar oleh media, responden perempuan memiliki orang tua dengan
yaitu sebanyak 14 orang (56%). Sementara itu, pendapatan cukup, yaitu sejumlah 36 orang (60%).
sebagian besar responden perempuan terpapar oleh Sementara itu, perilaku konsumsi buah dan sayur yang
media, yaitu sebanyak 43 orang (71,7%). Hasil uji baik pada responden perempuan dengan pendapatan
korelasi Spearman antara variabel keterpaparan media orang tua rendah sebanyak 2 orang (3,3%).
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPK Hasil uji korelasi Spearman antara variabel
1 Harapan diperoleh hasil bahwa p<0,01 yang berarti pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi buah
terdapat hubungan yang signifikan anatara variabel dan sayur siswa SMPK 1 Harapan diperoleh hasil
keterpaparan media terhadap perilaku konsumsi buah bahwa p<0,01 yang berarti bahwa terdapat hubungan
dan sayur. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh yang signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian di
Farisa yang mendapatkan hubungan yang signifikan Palu yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
antara keterpaparan media terhadap perilaku konsumsi signifikan antara pendapatan orang tua terhadap
buah dan sayur. Responden yang terpapar oleh media perilaku makan pada remaja SMA.26 Keluarga dari
lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur (60,1%) kalangan ekonomi yang tinggi lebih mampu
dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar menyediakan makanan beranekaragam seperti daging,
oleh media (39,9%).7 ikan dan buah-buahan dibandingkan dengan keluarga
Penelitian lain menyebutkan bahwa terdapat dari kalangan ekonomi rendah. Selain itu, penelitian
hubungan yang signifikan antara pengaruh edukasi gizi oleh Suryani juga menyebutkan bahwa terdapat
melalui media booklet dengan perilaku konsumsi buah hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga
dan sayur. 24 Selain itu, penelitian lain yang dilakukan dengan konsumsi buah dan sayur.27 Hal ini
oleh Saputra menyebutkan bahwa terdapat pengaruh membuktikan bahwa tingkat pendapatan turut
pemberian edukasi gizi melalui media video dan leaflet menentukan konsumsi buah dan sayur pada remaja.
terhadap perubahan konsumsi buah dan sayur. Media Pendapatan yang tinggi cenderung diikuti dengan
mampu merangsang atau memasukkan informasi tingginya jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi.
melalui berbagai indera, dimana semakin banyak Pendapatan orang tua sangat mempengaruhi
indera yang dirangsang maka masuknya informasi akan pemenuhan kebutuhan dalam sebuah keluarga.
semakin mudah.25 Semakin tinggi pendapatan orang tua semakin tinggi
Pemberian edukasi gizi sangat dibutuhkan untuk pula daya beli makanan khususnya buah dan sayur.
anak-anak agar dapat membentuk sikap positif Tingkat pendapatan keluarga yang tinggi akan
terutama dalam pemilihan makanan. Pengaruh cenderung diikuti dengan tingginya jumlah dan jenis
penggunaan media dan alat peraga dapat makanan yang dikonsumsi. Tingkat pendapatan akan
mempengaruhi penerimaan informasi tersebut. mencerminkan kemampuan daya beli bahan makanan
Informasi akan ditangkap menggunakan panca indera, di tingkat rumah tangga, sehingga konsumsi makanan
sehingga semakin banyak panca indera yang digunakan khususnya buah dan sayur baik jumlah maupun

14 Copyright
Copyright © 2017;
© 2017; Jurnal
Jurnal GiziGizi Indonesia
Indonesia, (The2017;
6 (1), Indonesian
e-ISSNJournal of Nutrition),
: 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
(1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi …

mutunya dipengaruhi oleh faktor pendapatan orang 10. Khairunnisa IO, Ab Karim MS, Karim R, Adzhan
tua.27 N, Halim NA, Osman S. Factors Influencing Fruits
and Vegetables Consumption Behaviour Among
SIMPULAN Adults in Malaysia. Journal of Agribusiness
Marketing. 2012; 5:29-46.
Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap, 11. Mandira F, Indrawani YM. Konsumsi Buah dan
pengetahuan gizi, ketersediaan makanan, keterpaparan Sayur menurut Karakteristik Responden, Pengaruh
media, dan pendapatan orang tua dengan perilaku Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan
konsumsi buah dan sayur pada remaja, sedangkan Media Massa pada Siswa di SMA Negeri 115
preferensi makanan tidak berhubungan dengan Jakarta tahun 2013. [Skripsi]. Depok: Program
perilaku konsumsi buah dan sayur. Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia; 2013.
DAFTAR PUSTAKA 12. Di Noia J, Cullen KW. Fruit and Vegetable
Attitudes, Norms, and Intakes in Low Income
1. Almatsier, S., Soetardjo, S. & Soekatri, M. Gizi Youth. Health Educ Behav. 2015; 42(6): 775-782.
Seimbang Dalam Daur Kehidupan. 1 ed. Jakarta: 13. Banwat ME, Lar LA, Daboer J, Audu S, Lassa S.
Gramedia Pustaka; 2011. Knowledge and Intake of Fruit and Vegetables
2. WHO. Nutrition in Adolescence Issue and Consumption among Adults in an Urban
Challeges for The Health Sector: Geneva : WHO Community in North Central Nigeria. The Nigerian
Press; 2005. Health Journal. 2012; 12(1): 12-15
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 14. Sartika RAD. Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Serat pada
Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013. Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2011; 17(4): 322-
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 330.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan 15. Hussein RAEH. Can Knowledge alone predict
Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2007. vegetable and fruit consumption among
5. Gustiara I. Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa adolescents? A transtheoretical model perspective.
SMA Negeri 1 Pekanbaru. Jurnal Precure. 2012; Egyption Public Health Association. 2011; 86:95-
1(1):50-55. 103.
6. Irfan, Bahar B, Hendrayati. Pola Konsumsi Sayur, 16. Khatima H, Jafar N, Salam A. Hubungan Perilaku
Buah, dan Aktivitas Sedentari Mahasiswa Obesitas dan Preferensi dengan Konsumsi Sayut dan Buah
di Universitas Hasanuddin. [Skripsi]. Makassar: Pada Remaja SMPN 1 Kesu di Kabupaten Toraja
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Utara. [Skripsi]. Makassar: Program Studi Ilmu
Masyarakat Universitas Hasanuddin; 2012. Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
7. Farisa S. Hubungan Sikap, Pengetahuan, Hasanuddin; 2015.
Ketersediaan, dan Keterpaparan Media Massa 17. Melinda K. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa di
SMPN 8 Depok. [Skripsi]. Depok: Program Studi SMP Negeri 28 Jakarta dan SMP Negeri 1 Jakarta
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tahun 2013. [Skripsi]. Depok: Program Studi Gizi
Indonesia; 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
8. Lestari AD. Faktor-faktor yang Behubungan Indonesia; 2013.
dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada 18. Mohammad, A. Konsumsi Buah dan Sayur Anak
Siswa SMP Negei 226 Jakarta Selatan. [Skripsi]. Usia Sekolah Dasar di Bogor. J. Gizi Pangan. 2015;
Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat 10(1):71-76.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 19. Bourdeaudhuji ID, Velde S, Brug J, Due P, Wind
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; M, Sandvik C, Maes K, Wolf A, Rodrigo CP,
2012. Yngve A, Thorsdottir I, Rasmussen M, Elmadfa I,
9. Nurlidyawati. Faktor-faktor yang Franchini B, Klepp KI. Personal, social, and
Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah environmental predictors, of daily fruit and
dan Sayur pada Siswa Kelas VIII dan IX SMP vegetable intake in 11 years old children in nine
Negeri 127 Jakarta Barat Tahun 2015. European countries. Eur J Clin Nutr. 2008; 62:
[Skripsi]. Jakarta: Program Studi Kesehatan 834-841.
20. Khurilin ML. Faktor-faktor yang Berhubungan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
dengan Konsumsi Ikan, Sayur, dan Buah pada
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Anak Usia Pra Sekolah di TK LPII, Desa
Hidayatullah; 2015.

Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia


Indonesia,(The
6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 15
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Bella Nadya Rachman, I Gede Mustika, I. G. A Wita Kusumawati

Sawotratap, Kecamatan Gendangan, Kabupaten 25. Saputra MD, Wahyuni Y, Nuzrina M. Pengaruh
sidoarjo. e-journal boga. 2015;4(2):41-46. Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Video dan
21. Di Noia J, Contento IR. Fruit and Vegetable Leaflet Terhadap Perubahan Konsumsi Buah dan
Availability Enables Adolescent Consumption that Sayur pada Siswa SMP Al Chasanah Tahun 2016.
Exceeds National Average. 2010;30(6):396-402. [Skripsi]. Jakarta: Program Studi Ilmu Gizi
22. Chandrawati E, Wiarsih W, Sukihananto S. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa
Ketersediaan Buah dan Sayur Dalam Keluarga Unggul; 2016.
Sebagai Strategi Intervensi Peningkatan Konsumsi 26. Rahman N, Dewi NU, Armawaty F. Faktor-Faktor
Buah dan Sayur Anak Usia Prasekolah. Jurnal yang berhubungan dengan Perilaku Makan pada
Care. 2014;2(3):31-40. Remaja SMA Negeri 1 Palu. Jurnal Preventif.
23. Layade AI. Fruit and Vegetable Consumption 2016. 7(1):1-64.
Among Students of Tertiary Institutions in Oyo 27. Suryani N, Anwar R, Wardani HK. Hubungan
State. Rjoas. 2014;6(30):3-8. Status Ekonomi dengan Konsumsi Buah, Sayur
24. Amin M, Indriasari R, Arundhana I. Pengaruh dan Pengetahuan Terhadap Status Gizi pada Siswa
Edukasi Gizi Melalui Media Gizi Booklet SMP di Perkotaan dan Pedesaan di Kotamadya
Terhadap Perubahan Konsumsi Sayur dan Buah. Banjar Baru Tahun 2014. Jurnal Kesehatan
[Skripsi]. Makassar: Program Studi Ilmu Gizi Indonesia. 2015; 5(3):6-15.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin; 2016.

16 Copyright
Copyright © 2017;
© 2017; Jurnal
Jurnal GiziGizi Indonesia
Indonesia, (The2017;
6 (1), Indonesian
e-ISSNJournal of Nutrition),
: 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
(1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942

Вам также может понравиться