Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

TAFSIR TARBAWI

Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Metode Pendidikan

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pembimbing: Dian Rahmawati, S.Th.I, MA

Disusun Oleh Kelompok III:


Ahmad Nurkholis (16.0571) Ida Aryani (16.0599)
Dwi Cahyaningsih (16.0633) M. Ahlul Nazar (16.0568)
Edi Riansyah (16.0603) Nurhalimah Subaer (16.0612)
Fitri Miftahul Nuraisiah (16.0608) Wulandari (16.0636)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN
ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
T.A. 2017 – 2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala atas segala nikmat
dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasullullah
Shallalahu’alaihi wasallam junjungan dan panutan umat Islam.
Makalah ini berjudul “Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Metode
Pendidikan”, yang disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir
Tarbawi.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Dian Rahmawati, S.Th.I, MA
sebagai dosen pembimbing mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberi
pemahaman pada mata kuliah ini. Sehingga sangat membantu kami dalam proses
penyelesaian makalah ini untuk menjadi suatu hasil kerja yang baik.
Penyusun sudah sangat berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik
dalam menyusun makalah ini. Terlepas dari itu semua, penulis menyadari
sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bintan, 25 September 2017

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai sebagai kitab suci umat Islam di dalamnya memuat


berbagai informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan
manusia.Karena memang Al-Qur’an diturunkan untuk umat manusia, sebagai
sumber pedoman dan sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah hal
yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang
menentukan kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia bisa
meningkatkan kualitas hidupnya.
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan. Apabila proses pendidikan tidak
menggunakan metode yang tepat maka akan sulit untuk mendapatkan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Metode Pendidikan dalam Islam tidak terlepas
dari sumber pokokajaran yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai tuntunan dan
pedoman bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan
terutama tentang metode pengajaran.
Namun penggunaan metode mengajar ini banyak menemukan
kendala.Kendala tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana, kondisi
lingkungan pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang belum
menguntungkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang variatif. Ini
berarti faktor guru juga ikut menentukan dalam keberhasilan proses kegiatan
belajar mengajar.
Metode yang baik tidak akan mencapai tujuan bila guru tidak lihai
menyampaikannya. Begitu juga sebaliknya metode yang kurang baik dan
konvensional akan berhasil dengan sukses, bila disampaikan oleh guru yang
kharismatik dan berkepribadian, sehingga peserta didik mampu mengamalkan
apa yang disampaikannya tersebut.Oleh karena itu,dalam makalah ini akan
dijelaskan sedikit tentang beberapa metode pengajaran dalam perspektif Al-
Qur’an.

2
3

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang metode pendidikan?
2. Apa saja ayat-ayat Al-Qur’an mengenai metode pendidikan?
3. Bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an mengenai metode pendidikan?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
2. Untuk mengetahui pengertian tentang metode pendidikan.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an mengenai metode pendidikan.
4. Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an mengenai metode
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pendidikan

Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan


cara). Secara umum istilah “metode” adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David dalam
Teaching Strategies for College Class Room menyebutkan bahwa method ia a
way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Sudjana
berpendapat bahwa"metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung
pembelajaran".
Dengan kata lain metode ini digunakan dalam pendekatan secara
personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai materi
yang diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias
siswanya berkurang. Oleh karena itu, metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu
pendidikan.karenametode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran. Sebaik apapun
strategi yang dirancang namun metode yang dipakai kurang tepat maka
hasilnya pun akan kurang maksimal. Tetapi apabila metode yang dipakai itu
tepat maka hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. sebagai petunjuk dan pedoman bagi seluruh manusia dalam
menjalani kehidupan. Di dalamnya terdapat aturan-aturan yang akan
membawa kebaikan bagi siapa yang mengikuti dan berpegang teguh
kepadanya. Yang mencangkup seluruh aktivitas ibadah, mu’amalah, dakwah,
dan juga pendidikan. Petunjuk yang ada di dalam Al-Qur'an meliputi berbagai
bidang kehidupan termasuk pendidikan.Banyak petunjuk dalam al-Qur'an

4
5

tentang komponen-komponen pendidikan yang salah satunya adalah metode


pendidikan.
Al-Qur’an telah berhasil mendidik nabi Muhammad beserta para
sahabatnya.Menjadikan mereka generasi terbaik.Serta mampu membangun
peradaban.Peradaban baru yang menggantikan peradaban lama (Arab sebelum
Islam) yang penuh dengan kejahiliahan, kemusyrikan, dan ketidakadilan.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut, sudah menjadi hal yang sangat
urgen untuk kembali mengkaji al-Qur’an. Menerapkannya dalam kehidupan
sebagai pedoman yang tidak akan menyesatkan. Maka, mendidik generasi
baru dengan metode yang terdapat dalam al-Qur’an menjadi sebuah
keharusan. Karena pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia akanmampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Kemampuan yang dimiliki
manusia mampu berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik,
maupun lingkungan sosial, menempatkan peranan, posisi, tugas dan tanggung
jawab sebagai makhluk sosial.

B. Ayat-Ayat Al-Qur’an Mengenai Metode Pendidikan

Metode pembelajaran dan mengajar dalam Islam tidak terlepas dari


sumber pokok ajaran yaitu Al-Qur’an.Al-Qur’an sebagai tuntunan dan
pedoman bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan
terutama tentang metode pembelajaran dan metode mengajar. Di bawah ini
dikemukakan beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan metode
pembelajaran dan mengajar dalam presfektif Al-Qur’an:

1. QS. Al-Maidah/5: 67
 
   
    
  
  
6

   


   
 

Artinya : “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan
itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.(QS: Al-Maidah Ayat:
67).

2. QS. Al-Nahl/16: 125


   


  
   
   
    
 

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanm, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yangsesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk”.(QS: An-Nahl Ayat: 125).

3. QS. Al-A’raf/7: 177


  
 
7

 
  
Artinya : “Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang
mendustakanayat-ayat Kami; mereka mendzalimi diri sendiri”.(QS: Al-
A'raf Ayat: 177).

4. QS. Ibrahim/14: 24-25.


    
  
 
 
  
   
   
  
 
 
Artinya : “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah
membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik,
akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit. (Pohon) itu
menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia, agar mereka selalu
ingat.”(QS: Ibrahim Ayat: 24-25).
8

C. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an tentang metode pendidikan

Banyak dalam Al-Qur’an metode pendidikan yang efektif. Salahsatunya


terdapat dalam surat Ibrahim/14: 24-25.
    
  
 
  
   
   
   
 
  
Artinya : “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah membuat
perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan
cabangnya menjulang ke langit. (Pohon) itu menghasilkan buahnya pada
setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu
untuk manusia, agar mereka selalu ingat.”(QS: Ibrahim Ayat: 24-25).
Kalimat yang baik adalah laksana pohon kayu yang baik; berurat
tunggang yang teguh terhunjam ke bumi dan bercabang, berdahan yang kuat
menengadah langit. Apakah kalimat yang baik itu? Itulah dia kalimat Islam.
Dari sana dimulai Islam, dari sana pokok dan sumbernya, yaitu kalimat
Lailaha Illallah,” Tidak ada Tuhan, melainkan Allah”. Kalimat inilah yang
diumpamakan dengan pohon yang baik, berurat teguh ke bumi, berdahan kuat
ke langit.1
Oleh karena subur tumbuhnya dan teguh uratnya mengambil dari tanah,
dengan sendirinya pohonnya pun subur. Dan apabila pohon subur, dahan
berjerampah dan daun pun rindang, maka dahan-dahan dan daun-daun pun

1
Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas), Juz XIII-XIV, hlm.140
9

dapat pula menghisap cahaya matahari, dan itulah yang menambah subur
seluruhnya. Karena kesuburan suatu pohon sangat bertali diantara
penghisapan sari bumi dari urat dan penghisapan sari udara dari cahaya
matahari dari daun-daun.
Kalau kalimat Syahadat ini sudah tertanam dalam jiwa, berarti kita
telah menahankan Syajaratul Hayah,atau Pohon Hidup/Pohon Terang. Maka
seluruh gerak gerik kehidupan Muslim dimulai dengan kalimat ini, dan
disudahi dengan kalimat ini juga. Mulai dia bertumbuh lalu dipupuk baik-baik,
disiram, dikenakan udara dan cahaya matahari, dengan demikian
berjerampahlah cabang, dahan dan rantingnya dan daun-daunnya. Itulah hidup
yang subur, atau itulah yang sebenarnya hidup. Kalau tidak ada itu sama
dengan mati.
Apabila diselidiki secara mendalam, maka pada jiwa setiap orang yang
berakal sudah ada bibit kalimat itu. Tetapi bisa mati sebelum berkembang,
atau merana karena kurang dipupuk, atau ditanamkan pula tanaman lain di
sampingnya, atau tidak disiangi rumput yang mengelilingnya, sehingga ia
kerdil dan kurus, sebab lebih tinggi rumput yang mengelilingi itu daripada
pohon asli yang mesti dipelihara itu sendiri. Karena sari tanah yang sedianya
akan dihisapnya sendiri telah disekutui pula menghisapnya oleh tanaman atau
rumput yang lain itu.2
Kalimat yang baik itu berarti juga iman; maka pupuknya ialah Ibadat
dan Zikir (ingat) yang tidak berhenti-henti kepada Allah dan buahnya ialah
amal.
Maka, oleh karena baik pupuknya, baik pemeliharaannya, subur tanah
tempatnya tumbuh dan selalu dapat menghisap udara dan tidak ada yang
menghambat buat mengambil cahaya matahari, dengan sendirinya dia terus
menghasilkan buah, tidak menghitung musim; di musim panas, di musim
hujan, di musim rontok atau di musim semi, dia tetap menghasilkan buah.
Allahu Akbar.

2
Ibid, hlm.140
10

Itulah yang dinamai Kalimat Tauhid! Sebab, hanya satu Dia,tidak dua.
Itulah yang dinamai Kalimat Ikhlas! Yakni jujur hati, jujur jiwa, hanya
dihadapkan kepada-Nya saja. Itulah yang dinamai Kalimat Islam! Menyerah
sepenuh hati dengan ridha, hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain.
Maka dengan sendirinya inilah yang menghasilkan buah yang lebat,
selalu berbuah, dengan tiada mengenal musim betapapun hebatnya angin
ribut, taufan halimbubu, yang tadi telah menghembuskan segala debu dan
menumbangkan sekalian bangunan yang tidak berdasar, namun pohon yang
baik ini tetap tegak dengan jayanya. Dan walaupun datang kemarau panjang,
sehingga banyak tumbuh-tumbuhan yang mati karena tidak mendapat siraman
air hujan apalah lagi sumur-sumur pun telah kering, namun pohon ini tetap
tegak dengan daunnya yang menghijau, dan berbuah, sebab uratnya jauh
terhujam ke petala bumi, tempat yang ada air. “Dan Allah membuat
perumpamaan itu untuk manusia, agar mereka selalu ingat”.(ujung ayat 25).3
Diberi perumpamaan yang indah ini supaya manusia tetap ingat, agar
bibit pohon itu yang telah ada dalam jiwa dan akal kita sejak kita dilahirkan ke
dunia, jangan sampai layu. Biar dia tumbuh dengan suburnya, kewajiban suatu
rumah tangga memelihara pohon Al-Hayah ini pada seisi rumah tangga,
kewajiban ayah bunda memupuknya pada anak. Dia mesti dipelihara terus.
Pemeliharaan itulah yang di dalam bahasa arab di sebut taqwa, berasal dari
kalimat wiqayah; pemeliharaan. Jangan ada yng menghambatnya dari cahaya
matahari. Cahaya matahari itu diambil dengan mengerjakan sembahyang,
sehingga sampailah dahan dan cabang kayu itu ke langit.
Segala amal yang shalih, budi yang mulia, cinta dan kasih kepada
sesama manusia, tangan yang murah memberi, dan lain-lain, itulah buahnya.
Dan ini tidaklah dapat ditumbangkan: InsyaAllah!4
Kemudian juga terdapat penjelasan mengenai penafsiran ayat-ayat Al-
Qur’an tentang metode pendidikan dalam surat Al- Maidah: 67.

3
Ibid, hlm.141
4
Ibid, hlm.141
11

  


   
    
   
  
     
  
Artinya : “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti
engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari
(gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang kafir”.(QS: Al-Maidah Ayat: 67).
Telah disebutkan bahwa ini adalah perintah yang pasti kepada
Rasulullah saw. untuk menyampaikan apa yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya secara utuh. Jangan sampai beliau memperhitungkan apapun di
dalam menyampaikan kalimat kebenaran ini. Apabila beliau tidak
menyampaikannya, berarti beliau tidak menunaikan tugas risalah. Allah akan
senantiasa memelihara dan melindungi beliau dari segala gangguan manusia.
Barang siapa yang dilindungi oleh Allah, maka apakah yang dapat dilakukan
oleh manusia-manusia yang kecil ini terhadapnya?5
Kalimat kebenaran mengenai akidah tidak perlu disembunyikan. Ia
harus disampaikan secara lengkap dan jelas. Biarkan apa yang dikatakan oleh
orang-orang yang menentangnya, dan apa yang dilakukan oleh orang-orang
yang memusuhinya. Karena kalimat kebenaran mengenai akidah tidak perlu
membujuk-bujuk hawa nafsu dan mencari-cari simpati. Adapun yang penting
ialah ia disampaikan hingga sampai ke dalam hati dengan kuat dan mantap.
Ketika kalimat kebenaran tentang akidah diterangkan atau
disembunyikan, maka ia sampai ke relung hati yang di sana tersimpan potensi

5
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilail Qur’an Dibawah Naungan Al-Qur’an Surah Al-A’Raaf 138 - Al-
Anfaal 40 (Ciamis: Gema Insani Press, 2005), hlm.282
12

untuk menerima petunjuk. Namun, tidaklah luluh hati, yang tidak ada potensi
untuk beriman. Yaitu, hati yang kadang-kadang pelaku dakwah berkeinginan
keras agar hati itu menerima dakwahnya. “ ... Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al- Maidah: 67).
Kalau begitu kalimat kebenaran haruslah tegas, jelas, sempurna, dan
menyeluruh. Sedangkan, petunjuk dan kesesatan itu kaitannya adalah dengan
kesiapan dan keterbukaan hati. Jadi, bukan karena bermanis muka dan
berlunak-lunak di dalam membuat perhitungan mengenai kalimat kebenaran
ini. Sesungguhnya ketegasan dan kepastian di dalam menyampaikan
kebenaran tentang akidah ini, bukan berarti kasar dan keras. Karena, Allah
telah memerintahkan Rasul-Nya saw. untuk menyeru manusia ke jalan Rabb-
Nya dengan cara yang bijaksana dan pengajaran yang baik. Tidak ada
pertentangan antara arahan Al-Qur’an yang bermacam-macam.
Kebijaksanaan dan pengajaran yang baik tidaklah memisahkan
ketegasan dan kejelasan di dalam menerangkan kalimat kebenaran. Yang
dituntut kepada pelaku dakwah ialah jangan bersikap tidak tegas di dalam
menyampaikan kalimat kebenaran secara utuh mengenai masalah akidah. Dan
jangan berkompromi di tengah jalan mengenai hakikat masalah. Karena
hakikat akidah tidak dapat dikompromikan dengan kepercayaan lain.6
Sejak hari-hari pertama dakwah, Rasulullah saw. selalu mengajak
manusia dengan cara yang bijaksana dan pengajaran atau nasihat yang baik di
dalam melakukan tablig, dan menarik garis tegas dalam masalah akidah. Oleh
karena itu, beliau diperintahkan untuk mengatakan “ Hai orang-orang kafir!
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah...”.
Beliau menyifati mereka dengan identitas yang ada pada mereka (yakni
kafir), dan bersikap tegas kepada mereka dalam urusan ini. Beliau tidak mau
menerima kompromi yang mereka tawarkan, dan tidak mau berlunak-lunak
agar mereka juga bersikap lunak sebagaimana yang mereka inginkan. Beliau
tidak pernah mengatakan kepada mereka bahwa beliau hanya meminta revisi-
revisi kecil menegnai akidah mereka. Tetapi, beliau mengatakan bahwa

6
Ibid, hlm.283
13

mereka berada di atas kebatilan tulen, sedang beliau berada di atas kebenaran
yang sempurna.
Maka, disampaikanlah kalimat kebenaran ini dengan nilainya yang
tinggi, sempurna, dan jelas dengan menggunakan metode yang tidak keras dan
tidak kasar.7
Seruan dan penugasan ini dimuat dalam surah ini sendiri, yang artinya:
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika
tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir”.(QS: Al-Maidah Ayat: 67).

7
Ibid, hlm.283
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul memiliki tujuan,


sasaran dan target. Peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah
Swt. dalam menciptakannya sehingga seoarang pendidik harus mampu
mengikuti syariat agama Allah Swt. Metode merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak
menggunakan metode yang tepat maka harapan tercapainya tujuan pendidikan
akan sulit untuk diraih. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan
metode pembelajaran dan mengajar dalam presfektif Al-Qur’an, yaitu:
1. QS. Al-Maidah/5: 67.
2. QS. Al-Nahl/16: 125.
3. QS. Al-A’raf/7: 176-177.
4. QS. Ibrahim/14: 24-25.

B. Saran

Alangkah baiknya kalau kita sebagai ummat Islam benar benar dalam
menggunakan metode-metode pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan
didalam Al-Qur’an. Dengan menggunakan metode yang benar, Insyaallah
pendidikan Islam maupun pendidikan yang lainnya akan menjadi lebih efektif
dan dapat menggapai tujuan daripada pendidikan tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an

Hamka, 2008. Tafsir Al Azhar.Juz XIII-XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas

Quthb, Sayyid. 2002 M.Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani: Darusy
Syurug, Beirut 1412 H/1992 M.

https://ahsanirodat.wordpress.com/2012/05/25/metode-pendidikan-dalam-kajian-
tafsir-tarbawi/

http://grabalong.blogspot.co.id/2015/03/ayat-ayat-tentang-metode
pendidikan.html?m=1

https://ibrohimnaw.wordpress.com/2009/04/27/metode-pembelajaran-kajian-
tafsir-tarbawi/

http://muhamadiqbalmalik.blogspot.co.id/2012/04/metode-pendidikan-dalam-
perspektif-al.html?m=1

Вам также может понравиться